mJgiggijJGIIllGll ml•
Jumal Manajemen Pengembangan lndustri Kecil Menengah
Jouma{ of<DeveCopment 9.1.anagement on Smaf{Scafe Inaustry
Volume 8 No. 2. September 2013
Penanggung Jawab:
Ketua Program Studi lndustri Kecil Menengah (MPI}
Sekolah Pascasarjana, lnstitut Pertanian Bogor
Sekretariat:
Haeranto Haerul K.
Vera Nora Indra Astuti
Haris Budilaksono
Alamat Redaksi:
Sekretariat PS MPI, SPs IPB
JI. Raya Pajajaran, Boger 16144
Telp/Fax.: 0251 - 8386612; Hp: 0811119424
http:lljournal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/ •
E-mail: mpiipb@indo.net.id
•
UCAPAN TERIMA KASIH
Segenap Tim Redaksi mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada seluruh Mitra Bestari yang telah menelaah naskah untuk penerbitan Manajemen IKM
Volume 8 Tahun 2013.
l _ I- -
Manajemen IKM, September 2013 (99-114) . Vol. 8 No. 2
ISSN 2085-8418 http:/~ournal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpV
ABSTRAK
Lifesyle sehat dengan slogan "Back to Nature" telah menjadi trend baru masyarakat. Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran, Departemen Pertanian di Indonesia telah memprakarsai program "Go
Organik 201 O" untuk meningkatkan mutu kehidupan dan lingkungan alam Indonesia dan untuk
mendorong pengembangan pertanian organik dan daya saing berkelanjutan. Supply Chain Management
(SCM) telah mewakili manajemen keseluruhan kegiatan pertanian yang melibatkan pengolahan,
distribusi, pemasaran, hingga produk yang diinginkan kepada konsumen. Tujuan penelitian: (1)
Mengidentifikasi karakteristik sayuran, para pelaku rantai pasokan, dan analisis deskriptif kondisi
lingkungan di Pangalengan, (2) Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, (3) Perumusan strategi
dengan matriks Strength, Weakneses, Opportunities dan Threats (SWOT), (4) Pemilihan strategi
prioritas. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik purposive sampling yang melibatkan 1O responden
dan 3 ahli. Data yang digunakan adalah data primer dengan wawancara langsung, data sekunder dan
studi pustaka. Pemilihan altematif strategi dilakukan dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process
(AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku iqntai pasokan sayuran di Pangalengan adalah
pemasok benih, petani, pedagang/kolektor, perusahaan, penjual/eksportir, pasar luar negeri, pasar
tradisional dan ritel/supermarket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keselamatan sayuran untuk
konsumen adalah kekuatan utama dan kelemahan utamanya terbatas keuangan. Selanjutnya,
pendukung pemerintah adalah peluang besar dan ancaman utama adalah ketidakpastian iklim dan cuaca
yang mempengaruhi produksi. Berdasarkan rumusan strategis, diperoleh tujuh strategi, pertama dan
kedua strategi prioritas terkait dari pemasaran, yang memperluas pasar/distribusi dan meneliti
perkembangan di pasar sayuran organik. Ketiga altematif strategi yang mendukung pemerintah yang
berhubungan strategi pengawasan. Selain itu, keempat dan kelima altematif terkait dengan strategi
keuangan, yang memantau dan mengawasi harga maka penguatan aspek keuangan. Keenam dan
ketujuh alternatif yang berkaitan dengan strategi manajemen produksi, sedang merencanakan pertanian
yang lebih baik dan meningkatkan mutu, kuantitas dan kontinuitas produksi.
Kata kunci: sayuran organik, rantai pasok, strategi, nilai tambah, petani
ABSTRACT
Healthy lifesyle with the slogan "Back to Nature" has become a new trend of the society.
Directorate of Processing and Marketing, Ministry of Agriculture in Indonesia has initiated the program
"Go Organic 201 O" to improve the quality of life and the natural environment of Indonesia and to
encourage the development of organic farming and sustainable competitiveness. Supply Chain
Management (SCM) has represented overall management of agricultural activities which involved of
processing, distribution, marketing, until the desired product to consumer. The Objectives of study
included: (1) Identify the characteristics of the vegetables, the supply chain actors, and descriptive
analysis of the environmental conditions in Pangalengan; (2) Identify internal and external factors; (3) The
formulation of the strategy with the matrix SWOT; (4) Selection of priority strategy. The data was collected
through purposive sampling technique which involving 10 respondents and 3 experts. The data used was
primary and secondary data by direct interviews, questionnaires and literature study. Selection of
strategic alternatives conducted using AHP. The result showed that the supply chain actors of vegetables
in Pangalengan were seed suppliers, farmers, traders/collectors, the company, the seller/exporter, foreign
•) Korespondensi:
Pusdikla1 BRI JI. Harsono RM, Ragunan, Pasar Minggu. Jakarta Selatan 12550 : e-mail: kipdiyahstti@gmail.com
100 Strategi Rantai Pasek Sayuran Organik
markets, traditional market and retail/supermarket. The study showed that the safety of vegetables to
consumer (score 0.336) was the main strength and the main weakness organic farming in Pangalengan
was limited of financial (score 0.127). Futhermore, supporting of government was the major opportunity
(score 0.127) and the major threat was uncertain of climate and weather which affected in production
(score 0.144). Based on the formulation of strategic, the study obtained 7 strategy. The first and the
second priority strategic related of the marketing, were expanding market/distribution to bussines
partnerships (score 0.205) and researching of development in the organic vegetable's market (score
0.180). The third alternative strategic was supporting of government (score 0.157) which retaled to
supervision strategy. Moreover, the fourth and the fifth alternatives related to strategy of financial, were
monitoring and overseeing prices (0.156) then strengthening of financial aspects (score 0.114). The sixth
and the seventh alternatives related to production management strategy, were planning a better farming
(0.107) and improving the quality, quantity and continuity of production (score 0.081 ).
Key words: supply chain, organic vegetables; strategy, added value, farmers
permukaan. Sumber air permukaan Kecamatan Kentang merupakan sayuran yang paling
Pangalengan yaitu terpusat pada aliran Sungai banyak diproduksi, yaitu 270.199 Ton dengan
Citarum dengan beberapa anak sungai antara luas lahan 3.584 ha. Desa Margamukti
lain Sungai Cisurili, Sungai Cisangkuy, Sungai merupakan desa yang memproduksi sayuran
Cibeureum dan Sungai Cibudug. kentang paling banyak (BPS, 2011 ). Di
Penggunaan lahan paling luas di Keca- Kecamatan Pangalengan adalah Tomat (BPS,
matan Pangalengan adalah untuk perkebunan 2011) dengan total produksi 51.512 ton pada
Teh (6.761 ha), sedangkan untuk persawahan areal 1.105 ha. Sayuran Sawi juga merupakan
hanya 118 ha. Potensi kawasan Kecamatan sayuran potensial yang dikembangkan di Keca-
Pangalengan untuk pengembangan, antara lain matan Pangalengan dengan produksi 31.575 ton
untuk kawasan hutan produksi, kawasan pangan dan luas lahan 1. 643 ha. Sayuran Buncis
lahan basah, kawasan tanaman tahunan/ merupakan sayuran paling banyak diproduksi
perkebunan, kawasan petemakan, arahan untuk (7.683,9 ton) dengan luas lahan 372 ha. Brokoli
pengembangan agroindustri dan kawasan pari- juga merupakan sayuran yang potensial
wisata. Kawasan untuk perkebunan/tanaman diproduksi di Kecamatan Pangalengan yaitu
tahunan paling luas (6753 ha). 4.707 ton produksinya. Untuk sayuran Terong
Jenis mata pencaharian penduduk dan Sosin tidak diproduksi di Kecamatan
Pangalengan sangat bervariasi, mulai dari sektor Pangalengan (BPS, 2011).
agaris, perdagangan, kerajinan, pemerintahan
dan jasa. Jumlah petani di Kecamatan ldentifikasi Rantai Pasok
Pangalengan adalah 25. 756 orang (71,27%),
Rantai pasokan terdiri dari serangkaian
pengrajin 523 orang (1,44%), pedagang 5.630
kegiatan produktif yang terhubung antara
orang (15,57%), jasa 2.783 orang (7,7%) dan
aktifitas nilai yang satu dengan yang lainnya
PNS/Polri/TNI 1.446 orang (4%). Dengan
membentuk rantai nilai industri. Anggota utama
demikian sebagian besar mata pencaharian
rantai pasok sayuran di Kecamatan Pangale-
masyarakat Pangalengan adalah bertani. Hal ini
ngan terdiri dari pemasok bibit sayuran, petani
dipengaruhi oleh ketersediaan SDA, SOM dan
sayuran sebagai produsen, pedagang atau
fasilitas sosial sebagai pendukung.
pengumpul sebagai agen yang mengumpulkan/
Kondisi SOM masyarakat Pangalengan
membeli sayuran dari petani, penjual/eksportir,
berdasarkan indikator pendidikan pada masing-
perusahaan dan terakhir adalah konsumen yang
masing desa hanya tamatan sekolah dasar (SD)
terdiri dari pasar luar negeri, pasar tradisional
dan sekolah menengah pertama (SMP). Untuk
(dalam negeri) dan ritel/supermarket. Model-
tamatan sekolah menengah umum (SMU) sedikit
model struktur rantai pasokan sayuran di Keca-
dan tamatan sarjana sangat sedikit. Di desa
Pangalengan dan Margamukti paling banyak matan Pangalengan disajikan pada Gambar 1.
SOM tamatan Sarjana. Setiap anggota atau pelaku rantai
Lahan-lahan pertanian di Kecamatan pasokan sayuran di Pangalengan mempunyai
peran yang berbeda. Peran masing-masing
Pangalengan sangat subur dan produktif.
Sebagian besar lahan tersebut dimanfaatkan anggota dalam model rantai pasok dapat dilihat
dalam Tabel 1.
untuk menanam komoditas sayur-sayuran. Oleh
karena itu, Kabupaten Bandung merupakan Beberapa sayuran yang utama di
Pangalengan adalah kentang, tomat, buncis,
salah satu wilayah yang mempunyai potensi
untuk dikembangkan sebagai kawasan Agropo- kubis, dan sawi. Untuk komoditi sayuran kentang
litan. Salah satunya Kecamatan Pangalengan terdapat beberapa macam jenis yang di jual di
yang diperkirakan mempunyai potensi sentra pasar tersebut. Sebagai contoh, kentang
produksi pangan prospektif dan perlu dikem- superior dengan harga Rp4.000/kg dan kentang
bangkan dengan pendekatan yang sistemik. Atlantik Rp4.500/kg. Jenis kentang Atlantik
Pengembangan kawasan Agropolitan kebanyakan penjualannya terikat kontrak
pada prinsipnya adalah upaya peningkatan nilai langsung antara petani/kelompok tani dengan
tambah pertanian dilokalisir terjadi di dalam PT lndofood Sukses Makmur (ISM). Untuk
kawasan tersebut. Untuk itu diperlukan potret komoditi sayuran lainnya, seperti tomat
komoditas yang antara lain meliputi proses Rp800/kg-Rp2.500/kg dan Sawi Rp1. 100/kg.
produksi, proses pengolahan dan proses Pemasaran komoditi sayuran dari para
pemasaran. Komoditas di Pangalengan dibeda- pedagang, atau pengumpul tersebut kebanyak-
kan berdasarkan jenisnya, yaitu ( 1) komoditas an, yaitu Pasar Bandung, Bogor, Jakarta, Pasar
tanaman pangan dan hortikultura, (2) komoditas Tangerang, Pasar lnduk Kramajati, Pasar ·
buah-b.uahan, (3) komoditas perkebunan dan (4) Kemang Boger dan Pasar Caringin Bandung.
komod1tas petemakan. Jenis tanaman pangan U.ntuk Kentang, Kol dan Toma!, biasanya
dan hort1kultura yang terdapat di Kecamatan dtpasarkan di daerah Pontianak, sedangkan
Pangalengan adalah Cabe, Bawang putih, beberapa kelompok tani bermitra dengan
Bawang merah, Tomat, Sawi, Kentang, Kubis, perusahaan ekspor, antara lain PT ISM dan PT
Mentimun, Buncis, Brokoli, Terong dan Sosin. Alamanda.
-
...
Pasar
Tradisional
Aliran finansial pada rantai pasokan lapangan dan upaya untuk menghemat biaya.
sayuran di Pangalengan terjadi dari konsumen, Dalam setiap aliran distribusi bahan agro
pengekspor atau penjual, pengumpuVpedagang, tersebut yang berperan adalah para pelaku
perusahaan atau langsung . ke petani dan rantai pasok. Menurut Marimin dan Maghfiroh
kemudian ke pemasok bibit. Mekanisme (2010), keberhasilan kelembagaan rantai pasok
pembayaran untuk rantai pasok hilir adalah komoditas pertanian tergantung pihak-pihak
pembayaran transfer/tunai. Di rantai hulu, dari yang ter1ibat mampu menerapkan kunci sukses
pedagang/pengumpul ke petani kebanyakan (key succes factor) yang melandasi setiap
dilakukan pembayaran dua kali sebelum dan aktivitas di dalam kelembagaan tersebut. Kunci
setelah sayuran laku terjual. sukses ini teridentifikasi melalui penelusuran
Beberapa penjual besar atau seperti yang detail dari setiap aktivitas didalam rantai
perusahaan ekspor ada yang melakukan sistem pasokan. Kunci sukses tersebut adalah trust
kontrak kepada para petani, yaitu perusahaan building, koordinasi dan kerjasama, kemudahan
memberikan pinjaman modal untuk para petani. akses pembiayaan dan dukungan pemerintah.
Pinjaman modal tersebut dikembalikan setelah
petani menjual kembali sayurannya, atau ldentlfikasl pemasok bibit sayuran dan pupuk
pembayarannya dengan cara mengurangi harga Persediaan pupuk kandang di Panga-
penjualan. Pinjaman tersebut sebagai pengikat, lengan sebagian besar berasal dari daerah
agar petani tidak menjual sayuran yang telah Kecamatan Sukabumi. Operasi pengangkutan
diproduksi ke pedagang atau perusahaan pupuk kandang ber1angsung per harinya
lainnya. Didalam sistem kontrak tersebut, harga mencapai 6-20 truk yang dikirim ke Pasar
sayuran menjadi lebih murah dibandingkan Pangalengan. Masing-masing truk memuat
penjualan ke pedagang/pengumpul. kurang lebih 6 ton pupuk kandang dengan
Terdapat beberapa model struktur rantai asumsi per karung 30 Kg. Harga untuk pupuk
pasokan. Dalam setiap struktur rantai terdapat Rp7.000/karung. Harga pupuk tersebut setiap
perbedaan peran masing-masing anggota, juga harinya terjadi perubahan.
memiliki pola berbeda-beda. Pola tersebut Penjual dan petani melakukan sistem
dibangun berdasarkan kemudahan aplikasi di pembayaran secara langsung setelah terjadi
kesepakatan harga antara kedua pihak. ada di Kecamatan Pangalengan berjumlah 155
Pengangkutan, atau transportasi dilakukan petani.
dengan menggunakan kendaraan bak, atau truk, Peranan Poktan yang ada di Kecamatan
biaya transportasinya ditanggung oleh pihak Pangalengan membawa harapan besar bagi
pembeli/petani. Biaya transportasi untuk sekali para petani. Dengan adanya Poktan, para petani
perjalanan sekitar satu juta rupiah. Dalam hal ini memiliki pola tanam teratur, pengolahan lahan
terjadi efisiensi dari kendaraan yang digunakan, yang lebih baik dan kemudahan dalam
karena kendaraan yang digunakan untuk mendapatkan bibit sayuran unggulan. Kemudian
pengangkutan pupuk, dapat digunakan untuk para petani mampu membina kontrak kerjasama
mengangkut hasil komoditi sayuran untuk dengan perusahaan agribisnis, terutama dalam
dipasarkan ke pasar-pasar tradisional. memenuhi permintaan (kuota) harian, mingguan,
Para petani, atau Poktan di Kecamatan maupun bulanan.
Pangalengan melakukan kegiatan sebagai Petani di Kecamatan Pangalengan rataan
pemasok bibit sayuran untuk memasok petani berjenis kelamin pria dengan kategori dewasa,
lain di Pangalengan sendiri. Kegiatan para namun ada juga ditemukan para Poktan khusus
petani pemasok bibit dapat dikatakan sebagai wanita yang jumlahnya sangat sedikit. Status
pekerjaan utamanya. Kebanyakan para petani kepemilikan akan lahan yang dibudidayakan
melakukan budidaya bibiUbenih sayuran pemah kebanyakan adalah milik sendiri, namun
melakukan pelatihan yang berhubungan dengan beberapa Petani menyewa dari petani lainnya.
pembibitan yang biasanya diselenggarakan oleh Dalam suatu Poktan rataan terdiri minimal lima
Balai Benih lnduk dari Dinas pertanian setempat. orang Petani. Kebanyakan para petani memiliki
Dalam menjalankan usahanya, para Poktan tenaga petani lainnya yang digaji dengan sistem
untuk pembibitan beranggotakan kurang lebih upah mingguan.
tujuh petani. Jenis bibit yang dibudidayakan Pola budidaya yang paling banyak
pada umumnya bibit sayuran yang sering diterapkan di Pangalengan adalah polikultur atau
ditanam oleh petani lain, seperti bibit granula tumpangsari. Produktivitas hasil panen untuk
Kentang, Tomat, Sawi dan Buncis. Jumlah bibit masing-masing Poktan berbeda, biasanya dalam
yang dijual biasanya per empat (4) bulan sekali satu tahun sayuran dapat dipanen 3 kali panen.
atau tergantung jenis sayurannya. Sebagai Dalam hal pembibitan atau pembenihan
contoh untuk bibit kentang, sekali penjualan kebanyakan petani sudah memiliki rekanan
dapat mencapai 50 ton bibit Kentang per empat sesama petani pemasok bibit di Pangalengan.
bulan. Harga dari bibit sendiri dapat mencapai Namun, ada juga yang melakukan pembibitan
Rp18.000,00/Kg. Dalam menjalankan kegiatan sendiri untuk digunakan sendiri. Para Petani
usaha pemasokan bibit sayuran, para Poktan yang melakukan budidaya pembenihan secara
melakukan koordinasi dan kerjasama antara sendiri, dikarenakan para Petani pemasok bibit
Poktan pemasok lainnya. tidak konsisten dalam menyediakan benih, serta
Beberapa sum ber bibiUbenih berasal dari biasanya mutu bibit yang dihasilkan lidak sesuai
budidaya milik sendiri, dari sesama pemasok dengan harapan petani sayuran.
dan ada yang berasal dari alam. Rataan para Petani Pangalengan mengatasi adanya
kelompok tani memiliki lahan untuk pembibitan hama dan penyakit sayuran dengan tindakan
dengan luas berhektar-hektar. Biaya awal untuk pencegahan secara fisik maupun kimia. Akan
melakukan rataan pembibitan Rp63 juta per tetapi kebanyakan para Petani memilih bahan-
hektar. Dalam melakukan kegiatan pembibitan bahan kimia untuk memberantas hama dan
terdapat berbagai kendala. Kendala yang sering penyakit yang menyerang sayuran. Hal tersebut
dihadapi dalam melakukan pembibitan adalah yang menjadi salah satu kendala permasalahan
hama dan air (musim). Selain kendala alam juga dalam menuju pertanian organik di Pangale-
kendala pemasaran, terkadang petani tidak ngan. Dalam hal pengawasan mutu, petani
membutuhkan bibit yang berasal dari lingkungan melakukan proses sorting dan grading terhadap
sendiri, sehingga petani yang melakukan pem- produk sayurannya. Namun, kebanyakan Petani
bibitan kebanyakan juga melakukan usaha lidak melakukan pengemasan dan pelabelan
produksi pertanian sayuran sendiri. sendiri.
Pemerinlah Pangalengan setempat, yaitu
ldentifikasi petani sayuran Dinas Penyuluh Pertanian lelah melakukan
Sayuran yang diproduksi oleh petani di pembinaan dan pelatihan terhadap pengawasan
Kecamatan Pangalengan merupakan gabungan mutu sayuran. Hal tersebut dilakukan agar mutu
hasil produksi para petani secara individual sayuran di Pangalengan sesuai dengan harapan
maupun dalam suatu wadah, atau Poktan. konsumen di pasar. Dalam aspek pemasaran-
Pembentukan Poktan dimaksudkan untuk mem- nya, para petani melalukan penjualan di pasar
bantu para petani mengorganisasikan dirinya, Pangalengan. Di pasar tersebut terjadi pertemu-
terutama dalam meningkatkan produktivitas, an antara petani dengan para pedagangl
efisiensi usaha, permodalan, akses pasar, akses pengumpul, dimana kesepakatan harga sesuai
teknologi dan informasi, serta meningkatkan dengan persetujuan kedua belah pihak. Namun,
kesejahteraan para petani. Saal ini Poktan yang banyak Poktan yang menjalin kerjasama atau
berrnitra dengan perusahaan besar seperti PT nen/mengambil sayuran di kebun milik Petani.
Alamanda (perusahaan eksport sayuran) dan PT Setiap hari transaksi di pasar tersebut berlang-
ISM. Para petani di Pangalengan tidak melaku- sung, sehingga sering terjadi perubahan harga
kan kegiatan promosi dalam memasarkan sayuran. Misalnya, untuk komoditi Kentang,
produk sayurannya, sehingga hal ini dapat me- terdapat beberapa harga tergantung dari jenis
ngurangi biaya operasional petani. Akan tetapi dan kebijakan di pasar Pangalengan sendiri.
hal tersebut juga dapat berdampak merugikan Kebijakan harga sayuran di Pangalengan
petani, karena akses pasar menjadi terbatas. bergantung juga harga di pasaran dan
Wilayah pemasaran Petani kebanyakan di kesepakatan dari para Petani. Untuk sayuran
pasar-pasar dalam satu Kabupaten dan satu kentang berjenis Atlantik yang diproduksi di
Provinsi. Untuk wilayah antar provinsi dan Pangalengan tidak dipasarkan di pasar biasa,
ekspor, petani hanya menjadi produsen untuk karena untuk jenis tersebut sudah terikat kontrak
didistribusikan ke distributor lainnya. Dalam dengan PT ISM, sehingga untuk bibit kentang
melakukan pemasaran, rataan Petani tidak Atlantik sudah disediakan dari pihak ISM,
mengalami kendala. Namun, adanya pasar yang kemudian para Petani yang dipilih untuk
hanya terbatas dan peran Petani sebagai membudidayakannya secara langsung menjual
produsen mengakibatkan keuntungan Petani ke perusahaan kembali. Hal tersebut juga
menjadi cenderung kecil. Hal tersebut dikarena- berlaku untuk penjualan sayuran lainnya yang
kan juga para Petani tidak melakukan penjualan telah terikat dengan perusahaan besar lainnya
secara langsung ke konsumen, sehingga besar seperti PT Alamanda. PT Alamanda tersebut
kemungkinan harga produk untuk Petani merupakan salah satu perusahaan ekspor
menjadi rendah. sayuran yang ikut berperan dalam bantuan dana
Dalam hal perrnodalan, Petani kebanyak- dan bibit kepada para Petani di Pangalengan.
an memiliki modal sendiri, atau dibantu oleh Penjualan sayuran yang dilakukan oleh
keluarga, namun sebagian juga berasal dari pedaganglpengumpul bervariasi. Rataan setiap
pinjaman dari Bank. Dalam hal produksi, harinya para pedagang bisa mengangkut satu
Kecamatan Pangalengan sebagai salah satu kendaraan bak/truk dengan asumsi kapasitas-
sentra pertanian sayuran unggulan di Kabupaten nya dapat mencapai enam ton sayuran. Ken-
Bandung memiliki luas lahan 10.888 Ha dengan daraan bak/truk yang digunakan untuk pengang-
produksi 441.256 ton. Sayuran yang diproduksi kutan sayuran ke pasar dan juga untuk meng-
saat ini. adalah sayuran yang aman untuk angkut pupuk dari pasar untuk dijual ke para
dikonsumsi dan memenuhi standar kesehatan petani di Pangalengan. Hal tersebut untuk
(Prima Ill). Pertanian Prima Ill yang diterapkan mengefisienkan biaya transportasi, sehingga
para petani merupakan langkah awal dan secara masing-masing pihak dapat saling menguntung-
gradual menuju pertanian organik. Penggunaan kan.
pestisida dan insektisida merupakan suatu Pemasaran sayuran tersebut kebanyakan
kebutuhan untuk mempertahankan kuantitas ditujukan ke pasar-pasar di Bandung, Bogor,
produksi dan dosis yang digunakan masih dalam Jakarta, Pasar Tangerang, Pasar lnduk Kramat-
batas normal. jati, Pasar Kemang Bogor dan Pasar Caringin
Pedoman budidaya sayuran baik (GAP) Bandung. Untuk Kentang, Kol dan Toma!, biasa-
yang sesuai dengan kondisi Indonesia sebagai nya dipasarkan antar Provinsi, yaitu di daerah
panduan dalam proses produksi untuk mengha- Pontianak. Selain di pasar-pasar, pemasaran
silkan produk yang aman dikonsumsi, berrnutu juga ke swalayanlsupermarket dan perusahaan
dan diproduksi secara ramah lingkungan. (sistem kontrak). Penjualan yang dilakukan oleh
Perwujudan penerapan budidaya sayuran yang para pedaganglpengumpul skala besar di
baik dinyatakan dengan penerbitan nomor Pangalengan sudah tertata dengan baik. Sistem
registrasi yang diberikan sebagai hasil penilaian manajemennya seperti yang dilakukan oleh
kebun, atau lahan usaha. Komoditi sayuran Perusahaan Dagang (PD) Hikmah, dengan
unggulan di Kecamatan Pangalengan adalah manajemen modem menggunakan tenaga
Kentang 270.199,4 ton pada lahan 3.584 Ha, profesional yang berasal dari keluarga maupun
Kubis 52.753, 1 ton pada lahan 2.403 Ha, Sawi profesional lainnya. Dalam pengembangan
31.574,7 ton pada lahan 1.643 Ha, Tomat agribisnis, perusahaan membeli Kentang dari
51.512 ton pada lahan 2.403 Ha dan Buncis masyarakat, atau Petani dengan harga pasar
7.683,9 ton pada lahan 372 Ha. dari Poktan, sedangkan pengadaan bibit, pupuk
dan pestisida ditanggung oleh PD Hikmah
ldentifikasi pedaganglpengumpul sayuran sendiri. Dalam usahanya PD Hikmah juga telah
Sistem penjualan sayuran di Kecamatan melakukan kerjasama dan kemitraan dengan
Pangalengan beriangsung berdasarkan dari berbagai perusahaan besar.
perrnintaan pasar. Hal ini artinya para pedagangl Para Petani di Pangalengan melakukan
bandar dan petani melakukan transaksi dan ikatan kontrak kerjasama dengan perusahaan
negosiasi terhadap produk, serta harga. Setelah agribisnis, usaha olahan, perhotelan dan pelaku
terjadi kesepakatan harga dari kedua pihak, usaha lain yang membutuhkan kepastian
maka pihak pedagang dapat langsung mema- produk. Sistem kontrak sebenamya mengun-
V~- 8 Nn ?
106 Stralegi Rantai Pasek Sayuran Organik
tungkan kedua belah pihak (petani dan faktor internal, terdapat beberapa kekuatan yang
mitranya). Dengan sistem kontrak ini akan dapat dimanfaatkan untuk menuju pertanian
menjamin kuantitas, mutu dan kontinuitas organik. Poktan sebagai wadah belajar dan
produk bagi pelaku usaha. Manfaat bagi petani tempat untuk memperkuat kerjasama diantara
adalah harga yang ditetapkan di alas harga para Petani memiliki peranan penting dalam
pasar tradisional, kestabilan harga selama menghadapi tantangan, ancaman, hambatan
periode tertentu, bantuan modal, bantuan benih dan gangguan, serta meningkatkan kesejahtera-
dan prosedur budi daya sayuran. Komoditas an Petani. Hubungan baik antara ketua dan
yang dijual dengan sistem kontrak biasanya anggota Poktan dapat mencapai skala ekonomi,
akan dipasarkan di berbagai pasar modem baik kuantitas, mutu, maupun kontinuitas.
(supermarket atau swalayan), hotel dan perusa- Kekuatan lain yang dimiliki oleh Poktan
haan agribisnis untuk tujuan ekspor. Petani yang adalah sayuran yang diproduksi beraneka
belum memiliki ikatan kontrak pemasaran akan ragam, sehingga mampu memenuhi kebutuhan
menjual sayurannya kepada konsumen akhir masyarakat. Sayuran yang dihasilkan aman
ataupun pembeli dalam jumlah besar (agen, dikonsumsi (Prima Ill) dan pertanian ramah
bandar, tengkulak dan pedagang/ pengumpul). lingkungan juga menjadi modal untuk menuju
pertanian organik. Beberapa hal yang menjadi
ldentifikasi konsumen sayuran organik kelemahan menuju pertanian organik di Panga-
Kebanyakan konsumen sayuran organik lengan, antara lain kualifikasi SOM (petani, atau
adalah perempuan dengan rataan pendidikan anggota Poktan) masih rendah. Selian itu,
sarjana dan kebanyakan profesinya pegawai keinginan para Petani untuk beralih ke pertanian
negeri. Para konsumen memilih sayuran organik sebenarnya sudah ada, namun para
organik, karena konsumen menyadari akan Petani engan untuk memproduksi sayuran
pentingnya kesehatan bagi tubuh. Selain itu organik, karena harga sayuran yang diproduksi
salah satu alasan lain adalah karena konsumen secara konvensional hampir sama dengan harga
mengetahui bahwa sayuran organik memiliki sayuran yang diproduksi secara organik.
kandungan mutu dan gizi yang lebih baik Keterbatasan akses pasar juga merupa-
dibandingkan dengan sayuran biasa. Alasan kan kelemahan untuk mengembangkan pertani-
lainnya, para konsumen merupakan vegetarian, an organik. Hal ini terjadi karena belum ada
sehingga konsumen tidak rugi untuk menge- pasar dan saluran distribusi produk organik di
luarkan biaya lebih untuk mendapatkan sayuran Pangalengan. Kurangnya promosi, biaya
yang bennutu tinggi. Rataan konsumen membeli produksi sayuran organik yang tinggi (terutama
sayuran organik 3-4 kali dalam sebulan dan jenis sertifikasi), keterbatasan modal dan mahalnya
sayuran yang dibeli juga bervariasi 2-3 jenis biaya transportasi merupakan bagian dari
sayuran organik. kelemahan yang dihadapi para Petani di
Awai dari ketertarikan para konsumen Pangalengan untuk menuju pengembangan
memilih untuk mengkonsumsi sayuran organik, pertanian organik.
kebanyakan dikarenakan adanya iklan di swa-
layan yang mempromosikan sayuran organik. ldentifikasi faktor ekstemal
Dengan kata lain, konsumen lebih memilih dan ldentifikasi terhadap faktor-faktor ekster-
tertarik untuk membeli sayuran organik di nal menghasilkan rumusan mengenai peluang
Swalayan daripada di pasar tradisional. Hal dan ancaman yang dihadapi. Rumusan peluang
tersebut dikarenakan sayuran yang dijual di dan ancaman tersebut dapat dijadikan pertim-
Swalayan lebih segar daripada pedagang sayur bangan bagi pengembangan strategi produksi
keliling dan juga karena kebanyakan tempat sayuran organik di Pangalengan. Aspek-aspek
tinggalnya lebih dekat dengan Swalayan. yang ditinjau antara lain ekonomi, sosial budaya,
Menurut para konsumen sayuran organik, yang demografi, politik, pemerintah, hukum, teknologi
menjadi indikator bermutunya sayuran organik dan kompetitif (Tabel 3).
adalah mutu kesegaran dari sayurannya. Selain Selama ini sayuran yang diproduksi di
itu para konsumen berpikir bahwa sayuran Pangalengan masih berada pada tahap Prima Ill
organik yang mereka beli baik untuk kesehatan (sayuran aman dikonsumsi) dan profit yang
tubuh karena tidak menggunakan bahan didapatkan masih dapat menutupi biaya
pestisida, bersih dan segar. produksi. Pertambahan jumlah penduduk yang
semakin meningkat, perubahan pola konsumsi
Analisis Llngkungan Usaha dan gaya hidup masyarakat yang cenderung
ldentifikasi faktor internal back to nature, loyalitas konsumen organik
Lingkungan internal dianalisis mengguna- tinggi, adanya asosiasi pertanian organik,
kan pendekatan fungsional, yaitu analisis yang kebijakan pemerintah mengenai progam "Go
dilakukan pada masing-masing fungsi dalam organik", dukungan pemerintah, kuota permin-
kelompok tani dengan mengkaji manajemen, taan yang belum semua terpenuhi akan
pemasaran, keuangan, kegiatan produksi dan mendorong peningkatan permintaan sayuran
operasi (Tabel 2). Berdasarkan hasil identifikasi organik. Bila permintaan sayuran organik tinggi,
kemudian diikuti oleh biaya produksi yang
Strategi Rantai Pasok Sayuran Organik 107
efisien, serta harga jual tinggi akan memberikan 9. Dinas Pertanian Tanaman Pangan (Bidang
nilai tambah dan peningkatan kesejatiteraan Hortikultura) Jawa Baral
para petani. Menu rut Rusma et al (2011) strategi Berdasarkan penilaian terhadap faktor
harga dapat dilakukan dengan memberikan kunci internal, total skor rataan IFE 2,260 (Tabel
potongan harga untuk jumlah pembelian tertentu 4). Hal ini dapat diartikan kemampuan Poktan
Berdasarkan identifikasi faktor ekstemal, untuk memanfaatkan kekuatan yang ada dan
terdapat beberapa ancaman untuk menuju mengatasi kelemahan tergolong rataan. Hasil
pertanian organik di Pangalengan, diantaranya perhitungan matriks IFE ter1ihat bahwa sayuran
serangan hama dan penyakit perusak tanaman, yang diproduksi aman dikonsumsi (skor 0,336)
iklim dan cuaca yang tidak menentu, tarif ekspor merupakan kekuatan utama dalam strategi
sayuran tinggi, serta konsinyasi harga dari para produksi sayuran organik di Pangalengan.
agen, atau tengkulak. Dengan demikian, sistem produksi sayuran yang
aman dikonsumsi dapat menjadi langkah utama
Analisis Matriks IFE menuju pertanian organik mumi. Kelemahan
Berdasarkan hasil analisis faktor internal, utama dari sistem pertanian organik di
selanjutnya diidentifikasi beberapa hal yang Pangalengan adalah keterbatasan modal.
· menjadi kekuatan dan kelemahan Poktan.
Penetapan bobot dan rating pada kuesioner Analisis Matriks EFE
melibatkan beberapa pihak, antara lain: Matriks EFE berisi peluang dan ancaman
1. Ketua Poktan "Kalata' yang dihadapi oleh Poktan. Pemberian bobot
2. Ketua Poktan "Sari Tani" pada matriks EFE sama seperti pemberian
3. Pedagang atau pengumpul di Pangalengan bobot pada matriks IFE. Berdasarkan penilaian
4. Pemasok bibit di Pangalengan terhadap faktor kunci eksternal, total skor rataan
5. Asisten Manager"Adi Farm' EFE 2,790 (Tabel 27). Hal ini dapat diartikan
6. Farm Manager "Hikmah Farm" kemampuan · Poktan untuk memanfaatkan
7. Marketing Manager "Hikmah Farm' peluang-peluang yang ada dan mengatasi
8. lbu Kepala Desa Pangalengan (sebagai ancaman-ancaman yang dihadapi oleh Poktan
perwakilan konsumen) tergolong rataan.
Pada Tabel 5, tertihat bahwa dukungan dan ekstemal yang menghasilkan matriks IE
pemerintah merupakan peluang yang paling untuk mengetahui posisi Poktan saat ini.
besar dalam menuju pertanian organik (skor Pemetaan posisi perusahaan sangat penting
0,388). Ancaman utama yang dihadapi dalam bagi pemilihan altematif strategi dalam
produksi sayuran organik adalah iklim dan cuaca menghadapi persaingan dan perubahan yang
yang tidak menentu mempengaruhi hasil produk- te~adi. Nilai matriks IFE 2,260 dan EFE 2, 790,
si (skor 0, 144). menunjukkan posisi Poktan di Pangalengan
berada pada Kuadran V (hold and maintain),
Matriks IE yaitu memiliki kemampuan internal dan ekstemal
rataan. Poktan yang masuk ke dalam kuadran ini
Dari hasil evaluasi dan analisis yang telah
sebaiknya dikelola dengan strategi penetrasi
dilakukan, dipertajam dengan analisis internal
pasar dan pengembangan produk (Gambar 2).
z ·c
~
..
- ·-
1:
"C
Menengah
2,79
(IV) (VI)
2,0-2,99 2,0
Rendab
(VU) (VIII) (IX)
1,0-1,99 1,0
V~ A Nn?
110 Strategi Rantai Pasok Sayuran Organik
M~n::iiiemen IKM
Strategi Rantai Pasok Sayuran Organik 111
Aktorlfaktor Dukungan
SOM Modal Polensi Pasar Pemerinlah
Petani dan Pedagang 0,383 0,061 0,082 0, 113
Pemerintah 0,107 0,244 0,169 0,149
Lembaga Rise! dan 0,087 0,104 0,169 0,160
Perguruan Tinggi
Lembagan Keuangan 0,163 0,299 0,137 0,364
Konsumen 0,260 0,292 0,443 0,215
Pangalengan. Alternatif strategi dengan prioritas Beberapa Poktan saja yang memiliki kemitraan
utama adalah memperluas pasarlkemitraan dengan perusahaan besar, tetapi kelompok atau
serta mempermudah saluran distribusi dengan petani lain hanya melakukan penjualan dan
(0,205). Hal ini menunjukkan bahwa untuk distribusi yang tidak terencana dan tidak
mencapai goal dalam kajian ini, saluran konsisten. Hal tersebut juga dikarenakan pasar
distribusi dan per1uasan pasar merupakan untuk penjualan kurang luas dan adanya aliran
strategi utama yang harus diterapkan, kemudian rantai pasokan sayuran yang terlalu panjang
diurutan kedua melakukan rise! pasar sayuran telah menyebabkan penjualan tidak tertata
organik dan perencanaan pengembangan dengan baik.
pemasaran (0, 180). Hal tersebut berkaitan Kegiatan konkrit dari strategi ini memertu-
dengan mencari peluang pasar untuk kan dukungan dari pemerintah, terutama peme-
mengembangkan dan memasarkan sayuran rintah Kabupaten Bandung yang berwenang
organik di Pangalengan. dalam mengambil kebijakan dan memutuskan
Alternatif strategi ketiga adalah fasilitasi beberapa peraturan agribisnis di Pangalengan.
dan dukungan pemerintah, serta asosiasi antar Salah satu dukungan yang sangat diper1ukan
petani (0, 157). Dalam strategi ini peran saat ini adalah sertifikasi untuk lahan dan produk
pemerintah sebagai fasilitator dan pendukung organik.
sangat dibutuhkan untuk mencapai goal. ·serdasarkan rantai pasok yang sudah
Prioritas strategi keempat adalah memantau dan ada, ada beberapa aliran rantai yang panjang,
mengawasi harga dengan bobot 0, 156. Alternatif karena bertujuan untuk mempertuas jangkauan
strategi ini dapat diterapkan bersama dengan distribusi dan pasar, terlepas dari pemotongan
strategi prioritas ketiga, yaitu dengan dukungan mata rantai pasok sulitnya petani untuk
dari pemerintah. Penguatan aspek finansial mendapatkan pendapatan yang lebih baik.
(modal) merupakan alternatif prioritas kelima
(0, 114). Untuk alternatif keenam dan ketujuh
KESIMPULAN
berturut-turut, yaitu perencanaan pola tanam
yang lebih baik (0, 107) dan meningkatkan mutu,
a. Raritai pasok sayuran di Kecamatan
kuantitas dan kontinuitas produksi (0,081 ).
Pangalengan meliputi pemasok bibit, petani,
Kedua alternatif terakhir tersebut berkaitan
pedaganglpengumpul, perusahaan, penjuall
dengan produksi dari sayuran organik.
eksportir, pasar luar negeri, pasar tradisional
dan ritellsupermarket. Panjang, ataupun
Tabel 14. Bobo! alternatif strategi terhadap goal
pendeknya suatu rantai pasok sayuran
Alternatif Strategi Bo bot Prioritas tersebut tergantung dari pengelolaan
Mempertuas pasarlkemitraan 0,205 1 manajemen pemasaran dari para Poktan di
serta mempermudah saluran Pangalengan itu sendiri. Misal rantai pasok
distribusi yang panjang berarti saluran distribusi dan
Melakukan rise! pasar sayuran 0,180 2
jangkauan pasar sangat luas dan sebaliknya,
organik dan perencanaan
eengembangan eernasaran rantai pasok pendek melalui jangkauan pasar
Fasilitasi dan dukungan 0,157 3 dan distribusi terbatas, namun nilai lebih bisa
pemerintah serta asosiasi antar diperoleh dari petani (produsen).
etani b. Setiap anggota atau pelaku rantai pasokan
Memantau dan mengawasi 0,156 4 sayuran di Pangalengan mempunyai peran
har a berbeda. Pada tingkatan produsen, pelaku-
Penguatan aspek finansial 0,114 5 nya pemasok bibit dan petani (Poktan) yang
(modal) melakukan budidaya bibit dan sayuran;
Perencanaan pola tanam yang 0,107 6 ditingkat distributor, pelakunya pedagangl
lebih baik pengumpul, perusahaan dan eksportir;
Meningkatkan mutu, kuantitas 0,081 7 ditingkat konsumen, terdapat pelaku yang
dan kontinuitas eroduksi
memasarkan sayuran di pasar luar negeri,
lmplikasi Manajerial pasar tradisional, ritellsupermarket dan
masyarakat umum.
Berdasarkan hasil analisis SWOT dan c. Hasil perhitungan matriks IFE ter1ihat bahwa
pengambilan keputusan dengan AHP, maka sayuran yang diproduksi aman dikonsumsi
dapat dilihat bahwa alternatif strategi yang paling sebagai kekuatan utama dalam strategi
baik adalah memper1uas pasar dan memper- produksi sayuran organik di Pangalengan.
mudah saluran distribusi. Pengembangan pasar Kelemahan utamanya keterbatasan modal.
dilakukan dengan memper1uas saluran distribusi Dukungan pemerintah merupakan peluang
dan pemasarannya. Hal ini dapat dilakukan paling besar di Pangalengan dalam menuju
melalui peningkatan promosi, membuka gerai di pertanian organik. Ancaman utama yang
supermarket atau tempat lain dan melalui iklan, dihadapi dalam produksi sayuran organik di
atau internet. Di Kecamatan Pangalengan Pangalengan, antara lain iklim dan cuaca
saluran distribusi sayuran yang sudah ada tidak
tersusun dengan manajemen yang baik.
tidak menentu yang memengaruhi hasil [BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Seksi lnteg-
produksi. rasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
d. Berdasarkan perumusan alternatif strategi Badan Pusat Statistik Kabupaten Ban-
diperoleh 7 strategi, tetapi dengan pembatas dung. Badan Pusat Statistik Kabupaten
kontribusi kerja didapatkan alternatif strategi Bandung, Bandung.
prioritas utama dan kedua yang berkaitan Apriantono, A. 2005. 'Kebijakan Um um Pem-
dengan pemasaran, yaitu memperluas bangunan Nasional Da/am Pembangun-
pasar/kemitraan serta mempermudah saluran an /ndustri Pertanian Mendukung Keta-
distribusi; dan melakukan rise! pasar sayuran hanan Pangan Nasionar, Sambutan
organik dan merencanakan pengembangan Mentri Pertanian Dalam Simposium
pemasaran. Altematif strategi ketiga menge- Nasional Hari Pangan Dunia, Sahid
nai pembinaan/pengawasan, yaitu fasilitasi Hotel Jakarta.
dan dukungan pemerintah, serta asosiasi
antar petani. Altematif keempat merupakan David, F. R. 2010. Manajemen Strategis.
strategi dalam hal keuangan yaitu memantau (Terjemahan). Salemba Empat, Jakarta.
dan mengawasi harga. Hadiguna, R. A. dan Marimin. 2007. Alokasi
Pasokan Berdasarkan Produk Unggulan
DAFTAR PUSTAKA Untuk Rantai Pasok Sayuran Segar.
Jumal Teknik lndustri; 2(9): 34.
Admin. 2012. Registrasi Lahan Usaha Sayuran
Marimin dan Maghfiroh, N. 2010. Aplikasi Teknik
di Kabupaten Bandung Barat. Dinas
Pengambilan Keputusan dalam Mana-
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi
jemen Rantai Pasok. IPB Press, Bogor.
Jawa Barat.
http://www.diperta.jabarorov.qo.id/index. Nuryati, L. 2012. Mentan Canangkan Gerakan
php/subMenu/informasi/berita/detailberit Peningkatan Konsumsi Buah dan
a/735. [12 Juni 2012). Sayuran Nusantara. ·
www.kompas.com.[28 Juni 2012)
[AOI) Aliansi Organik Indonesia. 2009. Statistik
Pertanian Organik Indonesia 2009. Rusma, J., M. Hubeis, dan B. Suharjo. Kajian
Aliansi Organik Indonesia (AOI), Bogor. Preferensi Konsumen Rumah Tangga
Terhadap Beras Organik di Wilayah Kola
Bogor. Manajemen IKM, 6(1): 49-54.
.............. ~, .............. .
r
ff
i;~;..,
['o'"'
Manajemen IKM, September 2013 (135-143) Vol. 8 No. 2
ISSN 2085-8418 http://journal.ipb.ac.idlindex.phpljumalmpU
Adopsi Teknologi Budi Daya dari Strategi Pengembangan Perkebunan Karet Rakyat
di Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara
ABSTRAK
Indonesia memiliki luas perkebunan karet terluas di dunia, namun produktivitasnya masih sangat
rendah. Perkebunan karet di Indonesia sekitar 85% adalah milik rakyat, sebagian besar tingkat adopsi
terhadap teknologi budidayanya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
karakteristik internal dan eksternal yang sangat mempengaruhi tingkat adopsi petani terhadap teknologi
budi daya karet, serta menghasilkan rumusan strategi pengembangan pengelolaan perkebunan karet
rakyat di Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barile Utara. Pengolahan dan analisis data dilakukan
dengan analisis statistika secara deskriptif dan inferensia dengan menggunakan tabel distribusi
persentase, analisis statistik Khi-kuadrat, analisis korespondensi dan analisis logit Secara deskriptif
tingkat adopsi petani karet 54% rendah, 40% sedang dan 6% tinggi. Uji khi-kuadrat mempertihatkan
adanya keterkaitan antara tingkat adopsi dengan Jenis kelamin, umur, kursus/pelatihan, kegiatan
Mencari lnformasi teknologi budi daya, Dukungan Penyuluhan, Dukungan Kelompok Tani dan Dukungan
Pemerintah. Hasil analisis Legit Metode Stepwise mempertihatkan ada dua variabel karakteristik internal
dan eksternal yang sangat mempengaruhi tingkat adopsi teknologi budi daya karet, yaitu Dukungan
Kelompok Tani dan Kegiatan mencari lnformasi Teknologi Budi Daya. Strategi pengembangan
pengelolaan perkebunan karet sebaiknya berbasiskan pada penumbuhan, penguatan dan
pengembangan Kelompok tani (Poktan). Adanya dukungan kelompok tani dapat menumbuhkan proses
peningkatan informasi dan keterampilan bagi petani. Strategi pengembangannya meliputi Penumbuhan
dan pengembangan kelembagaan, serta Peningkatan dan pengembangan informasi bagi kelompok tani.
Kata kunci: adopsi teknologi, karet alarn, kelompok tani, regresi logit
ABSTRACT
Although Indonesia has the largest rubber plantation in the world, the productivity is still very low.
About 85% of the plantation belongs to the majority of farmers whose adoption level of cultivation
technology is still low. This study aimed to determine the internal and external characteristics that greatly
affect the level of farmers' adoption of technology in rubber cultivation to come up with the formulation of
development strategy in the management of rubber plantation in Teweh Tengah Sub-district, Barito Utara
regency. Processing and data analysis was done by analysis of descriptive and inferential statistics using
the percentage distribution tables, Chi-square statistical analysis, correspondence analysis and logit
analysis. Descriptively, the technology adoption rate of rubber farmers was categorized as 54% low, 40%
moderate and 6% high. A Chi-Square test showed a correlation between the level of adoption by gender,
age, course/training, Information Seeking activities of cultivation technology, Extension Support, Farmer
Group Support, and Government support. The analysis result of Legit Method of Stepwise showed that
there were two characteristics of internal and external variables that influenced the adoption rate of
rubber cultivation technology: Support of Farmer Groups and Activities of Seeking for Cultivation
Technology Information. A strategy for the development of rubber plantation Management should be
based on growth, strengthening and development of farmer groups. The support of farmer groups can
foster the process of increasing the information and skills for farmers. Development strategy included
establishment and institutional development. improvement and development of information for farmer
groups.
Key words: Logit Regression, Rubber Plantation, Technology Adoption, farmer group
•) Korespondensi:
JI. Yetro Sinseng No. 13 Muara Teweh, Banjarmasin; e-mail: masnurulhuda@yahoo.com
136 Adopsi Teknologi Budi Daya
Tabel 1. Hasil uji Khi-kuadrat antara peubah karakteristik internal dengan tingkat adopsi petani
No. Karakteristik internal Nilai koefisien kontingensi Signifikansi
1: Jenis kelamin 0,232 0,059-
2. Umur 0,685 0,090-
3. Pendidikan formal 0,313 0,219
4. Kursus pelatihan 0,457 0,000***
5. Pengalaman bertani karet 0,257 0,313
6. Penguasaan lahan 0,273 0,236
7. Jumlah tenaga kerja dalam keluarga 0,193 0,692
8. Kemampuan pemupukan modal 0,309 0,103
9. Pendapatan usaha 0, 188 0,454
10. Kegiatan mencari informasi teknologi 0,275 0,086·
11. Persepsi terhadap budi daya karet 0,406 0,806
12. Keberanian mengambil resiko 0,401 0,260
N 100
-Nyata pada taraf a=1%, -nyata pada taraf a= 5%, nyata pacla taraf o.=10°/o
Kursus/Pelatihan
Kursus/pelatihan memiliki hubungan ke-
terkaitan yang kuat terhadap tingkat adopsi
teknologi budi daya karet pada tingkat keper-
cayaan 95%. Hal ini terlihat dari nilai koefisien
kontingensi kursus/pelatihan = 0,457 pada taraf
nyata a=1 % (nilai p-0.000). Hasil tabulasi data,
persentase distribusi kursus/pelatihan dimuat
pada Tabel 4. Dari Tabel 4 diketahui bahwa
peningkatan jumlah kursus atau pelatihan juga
menaikan persentase adopsi pada tingkat sedang
dan tinggi. Hasil analisis korespondensi dimuat
pada Gambar 2.
~I ln.4. FT A.I
Manajemen IKM
Adopsi Teknologi Budi Daya 139
> 9 kali
1.5- 0 2.0-
0
c 0.5-
;;;
.
D
....,. N
-;;
c
0
1.0-
.6 Sedang 0 sedang
c c 0.5-
"E o.o- 1-3kali
~
c D
0
Rendah
a 0.0-
0
Angal: rencblh
-0.5- A
-0.5- Rendah Tlnggl
A
tlnggi
.. lirW 0
-1.0..L--~.---.,.--
,--"---,,----, -1.0
0 1 2 3
_, 0' '1 2 3
Dimension 1 t;)lmenslon 1
Kegiatan mencari 0 Dukungan Penyuluhan A Tingkat Adopsl Teknologi
0 informasi teknologi D Tingkat Adopsi Teknologi
Gambar 4. Korespondensi hubungan tingkat adopsi
Gambar 3. Korespondensi hubungan antara tingkat dengan dukungan penyuluhan
adopsi dengan kegiatan mencari informasi
teknologi budi daya
Dukungan Penyuluhan
Hubungan keterkaitan antara dukungan 0.8-
penyuluhan terhadap tingkat adopsi teknologi budi N 0.6- Rendah
.
daya karet yang kuat pada taraf kepercayaan g9% c
0 0.4-
0
Tloggi
Tl"""'
(a = 1%), dengan nilai koefisien kontingensi = iii 0.2- Rondah 0
c
-·
0,525 dengan p-value (0,000). Hasil analisis data A
"E o.o- 0
Sangalreodah
korespondensi menunjukkan terdapat hubungan a
keterkaitan tingkat adopsi dengan dukungan
penyuluhan. Gambar 4 menunjukkan adanya
....
-0.2-
'
0.5
.... Sedang
'
1.0 '
1.5 2.0
kecenderungan, dimana dukungan penyuluhan
Dimension 1
apabila dipersepsi rendah, maka tingkat adopsi
juga relatif rendah, jika persepsi dukungan O Dukungan kelompok tani: IJ. Tingkat adopsi teknologi
penyuiuhan sedang maka ada kecenderungan Gambar 5. Korespondensi hubungan dukungan kelom-
tingkat adopsi sedang. pok tani dengan tingkat adopsi
Tabel 5. Persentase distribusi kegiatan mencari informasi teknologi budi daya terhadap tingkat adopsi
Kegiatan mencari Tingkat ado2si Total(%)
No. informasi teknologi Rendah Sedang Tinggi F Rendah Sedang Tinggi
budi daya (kali) f % f % f %
1. 1-3 52 96,30 34 85,00 5 83,33 91 57,14 37,36 5,49
2. 4-6 2 5,00 1 16,67 3 66,67 33,33
3. 7-9
4. >9 2 3,70 4 10,00 6 33,33 66,67
Jumlah 54 100,00 40 100,00 6 100 100 54,00 40,00 6,00
Sumber: Data Primer 2011.
Tabel 6. Hasil Uji Khi-kuadrat antara peubah karakteristik ekstemal petani dengan tingkat adopsi petani
Nilai koefisien
No. Karakteristik ekstemal Taraf nyata
kontingensi
1. Dukungan Penyuluhan 0,525 0,000***
2. Dukungan Kelompok Tani 0,564 0,008-
3. Dukungan Pemerintah Daerah 0,506 0,002-
4. Dukungan Sarana Produksi 0,296 0,293
N 100
Signifikan: -= taraf alpha 1%, • = taraf alpha 10%
Dukungan Pemerintah
Keterkaitan Dukungan Pemerintah terhadap
tingkat adopsi teknologi budi daya karet cukup
kuat pada taraf kepercayaan 99% (a = 1%),
dengan nilai koefisien kontingensi = 0,506 dan p-
value = 0,002 (Tabel 9). Analisis korespondensi
menunjukkan keterkaitan Dukungan Pemerintah D. ledang
Daerah dengan Tingkat adopsi Petani (Gambar 0
6). 1.0-
N
c
Karakteristik petani yang paling 0
mempengaruhi tingkat adopsi
Analisis data diuraikan menurut model hasil
~
..
E
0.5-
D
R-
'
i5 D.SOllQOl-
0.0-
pengolahan secara inferensia dengan model 0 •
regresi logistik biner dengan peubah terikat n 0. nlnCWI
berbentuk kategorik dengan pengkategorian ' ' ' '
.0.5 0.0 0.5 1.0 '
1.5 2.0 2.5
berikut:
1. P 1 = P(Y=1) Petani karet dengan tingkat Dimension 1
adopsi tinggi Q Dukungan P. Daerah 0 TW1gkat Adopsi Teknolog;
2. P2 = P(Y=O) Petani karet dengan tingkat
adopsi teknologi rendah (referensi) Gambar 6. Korespondensi hubungan dukungan peme-
rintah dengan tingkat adopsi
Peubah bebas yang dianalisis adalah beberapa yaitu Kegiatan mencari lnformasi teknologi dan
faktor yang merupakan karakteristik internal dan Dukungan Kelompok Tani. Nilai Odds ratio =
ekstemal dari petani karet 2,034 pada kolom Exp (B) baris kegiatan mencari
Pada klasifikasi tabel dapat diketahui informasi teknologi, menunjuk,kan adanya pening-
bahwa secara keseluruhan, 75% data pengamat- katan 1 satuan dalam kegiatan mencari informasi
an dapat diprediksi secara tepat oleh model hasil teknologi maka terdapat peluang peningkatan
estimasi. Hasil uji Logit (Metode Stepwise) · adopsi 2,034 kalinya. Nilai Odds ratio = 2,341
menunjukkan peubah yang paling nyata mempe- pada kolom Exp (B) baris Dukungan Poktan,
ngaruhi tingkat adopsi petani terhadap teknologi menunjukkan peluang peningkatan tingkat adopsi
budi daya karet adalah peubah kegiatan Mencari 2,431 kalinya setiap terjadi peningkatan dukungan
lnformasi Teknologi (x 10) dan peubah Dukungan Poktan dalam satuan dukungan poktan.
Kelompok Tani (x14). Hal ini diketahui dari nilai Berdasarkan hasil analisis logit yang telah
statistik uji Wald yang mempunyai nilai nyata lebih dilakukan, maka diperoleh persamaan regresi logit
kecil dari 0,05. Nilai uji Wald untuk Kegiatan sebagai berikut:
L;=ln{i~~)=
mencari informasi teknologi adalah 4,994, dengan
nilai nyata 0,025 dan nilai statistik uji Wald peubah -2,741 +0,7IO*X10+0,888*X14
Dukungan Kelompok tani adalah 18,364 dengan Keterangan:
nilai nyata 0,000 (Tabel 10). X10 =Kegiatan mencari informasi teknologi
Dari hasil Tabel 10, menunjukan hanya ada X 14 = Dukungan Kelompok Tani
dua peubah yang paling mempengaruhi tingkat
adopsi petani terhadap teknologi budi daya karet,
Tabel 10. Peubah yang nyata pada model Log~ (Metode Stepwise)
Koefisien Derajat Nilai nyata Exp.
Parameter S.E Wald
B bebas (~value) (B)
Kegiatan mencari inf0f111asi 0,710 0,318 4,994 1 0,025 2,034
teknologi
Dukungan kelompok tani 0,888 0,207 18,364 1 0,000 2,431
Konstan -2,741 0,652 17,692 1 0,000 0,065
.••-• - .. -
•