Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Obat sesak napas pencegah gejala asma, atau yang disebut juga dengan obat asma jangka panjang, perlu
digunakan secara rutin setiap hari.
Pemakaian obat asma ini bertujuan untuk mengurangi frekuensi munculnya serangan asma serta tingkat
keparahan gejala yang menyertainya. Berikut ini adalah beberapa jenis obat asma jangka panjang:
1. Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah obat asma jangka panjang yang dianggap paling efektif untuk mengontrol gejala
dan mengurangi frekuensi munculnya serangan asma. Obat asma ini bekerja dengan cara mengurangi
peradangan di saluran pernapasan.
Tergantung kondisi penderita asma, obat kortikosteroid dapat digunakan dalam hitungan minggu atau
bahkan selama beberapa bulan hingga asma dapat terkendali dengan baik.
Agonis beta kerja lambat adalah obat bronkodilator yang dapat mencegah munculnya gejala asma
dengan cara menjaga saluran pernapas tetap terbuka, setidaknya selama 12 jam.
Meski dapat membantu mencegah terjadinya serangan asma, agonis beta kerja lambat tidak dapat
meredakan peradangan pada saluran pernapasan layaknya obat kortikosteroid.
Oleh karena itu, obat asma ini biasanya digunakan sebagai pendamping atau pelengkap obat
kortikosteroid agar dapat bekerja dengan lebih baik.
Obat asma ini mampu mengurangi frekuensi munculnya gejala asma dengan cara menghambat kinerja
leukotrien, yaitu senyawa kimia di dalam sistem imun tubuh yang dapat menimbulkan peradangan dan
penyempitan saluran pernapasan.
Pengubah leukotrien dapat mencegah terjadinya serangan asma dengan baik dan bahkan efeknya bisa
bertahan selama 24 jam. Tak hanya itu, obat ini juga tersedia dalam bentuk tablet telan dan kunyah.
Meski demikian, pengubah leukotrien harus digunakan dengan hati-hati karena berisiko menimbulkan
efek samping pada penderitanya, mulai dari perasaan gelisah, halusinasi, hingga bahkan munculnya
pikiran untuk bunuh diri.
Obat sesak napas reaksi cepat, atau yang dikenal juga dengan obat asma jangka pendek, digunakan
untuk melegakan pernapasan saat asma sedang kambuh. Berikut ini adalah beberapa jenis obat asma
reaksi cepat:
Seperti agonis beta yang digunakan dalam jangka panjang, agonis beta kerja cepat juga termasuk ke
dalam golongan obat bronkodilator.
Namun, agonis beta jenis ini dapat melegakan saluran pernapasan dengan sangat cepat, sehingga
berbagai keluhan saat serangan asma terjadi pun dapat reda dalam waktu yang lebih cepat pula.
2. Ipratropium
Ipratropium mampu melemaskan otot-otot di sekitar saluran pernapasan yang mengencang saat asma
kambuh, sehingga penderita asma pun dapat kembali bernapas dengan lancar.
3. Kortikosteroid
Selain mengurangi frekuensi munculnya serangan asma, obat kortikosteroid juga dapat digunakan untuk
mengobati asma yang sedang kambuh dengan cepat. Perbedaan di antara keduanya terletak pada
bentuk obat kortikosteroid dan dosis yang diberikan.
Kortikosteroid yang digunakan untuk meredakan gejala asma tak hanya tersedia dalam bentuk obat
hirup, melainkan juga tablet, kapsul, dan sirop. Dosis yang digunakan juga akan lebih tinggi dibandingkan
dosis kortikosteroid untuk penggunaan jangka panjang.
Meski dapat mencegah kekambuhan asma dan mengatasi gejala yang menyertainya, berbagai obat
sesak napas di atas tetap harus digunakan di bawah pengawasan dokter agar tetap aman dan sesuai
dengan kondisi asma yang Anda derita.
Selain itu, agar asma tetap terkendali dengan baik, Anda juga perlu menjalani pola hidup sehat, seperti
mengonsumsi makanan bergizi, berhenti merokok, menghindari paparan polusi udara, dan mengelola
stres.
Namun, jika kondisi asma memburuk dan obat sesak napas yang digunakan sudah tidak mampu lagi
mengatasi gejala asma yang muncul, Anda perlu segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan
pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.
Golongan obat diabetes merupakan yang paling sering diresepkan untuk pasien kencing manis. Obat
golongan sulfonilurea bekerja dengan cara membantu pankreas untuk memproduksi insulin lebih
banyak.
Diabetes juga bisa terjadi akibat resistensi insulin, artinya tubuh tak lagi menanggapi kehadiran insulin
yang membantu mengatur kadar gula darah. Nah, obat golongan sulfonilurea juga membantu tubuh
untuk dapat merespons insulin dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Golongan obat sulfonilurea hanya diperuntukkan untuk pasien diabetes tipe 2. Orang dengan diabetes
tipe 1 tidak menggunakan obat ini, karena pada dasarnya, tubuh mereka tidak memproduksi insulin
sama sekali.
Beberapa obat diabetes yang termasuk ke dalam golongan sulfonilurea, antara lain:
Chlorpropamide
Glipizide
Glyburide
Glimepiride
Gliclazide
Tolbutamide
Tolazamide
Obat diabetes golongan thiazolidinediones memiliki nama lain glitazone. Golongan obat ini bekerja
dengan cara menurunkan jumlah glukosa yang diproduksi oleh hati Anda. Obat ini juga meningkatkan
kemampuan sel tubuh Anda dalam merespons insulin.
Golongan obat ini bisa memengaruhi siklus menstruasi dan memicu terjadinya ovulasi sehingga dapat
meningkatkan peluang kehamilan.
Obat diabetes golongan ini juga diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Dokter Anda
mungkin akan memantau fungsi jantung dan juga hati Anda ketika mengonsumsi obat ini.
ADVERTISEMENT
Sama seperti obat diabetes golongan glitazone, biguanid juga bekerja dengan cara menurunkan jumlah
gula yang diproduksi oleh hati. Selain itu, golongan obat ini juga bekerja dengan cara menurunkan
jumlah glukosa yang diserap oleh usus selama proses pencernaan. Dengan begitu, kadar gula di dalam
tubuh tetap stabil.
Obat golongan biguanid juga dapat membuat tubuh Anda menjadi lebih sensitif dalam merespons
insulin. Obat yang termasuk ke dalam golongan obat ini adalah metformin.
Obat diabetes yang masuk dalam kelompok ini bekerja dengan cara memecah makanan yang
mengandung zat tepung (pati) dan memperlambat pencernaan sehingga penyerapan karbohidrat pun
menjadi lebih lama.
ADVERTISEMENT
Saat penyerapan karbohidrat melambat, perubahan zat pati (tepung) dalam karbohidrat juga menjadi
lebih lambat. Hal ini memungkinkan proses perubahan pati menjadi glukosa berjalan perlahan-lahan.
Hasilnya, kadar gula darah menjadi lebih stabil.
Obat golongan ini akan memiliki efek terbaik jika diminum sebelum makan.
Golongan obat diabetes ini dikenal juga dengan golongan pengobatan reseptor antagonis peptida mirip
glucagon (GLP-1 — Glucagon like Peptide). Cara kerjanya adalah dengan merangsang sekresi
(pengeluaran) hormon alami yang diproduksi oleh tubuh, yaitu inkretin. Itu sebabnya golongan obat ini
disebut dengan golongan pengobatan inkretin mimetik.
ADVERTISEMENT
Hormon inkretin adalah hormon yang dikeluarkan oleh usus pada saat makan. Hal ini meningkatkan
produksi insulin dan menurunkan glukagon yang diproduksi oleh hati.
Obat ini juga bekerja dengan cara menurunkan selera makan dengan memperlambat pencernaan dalam
lambung sehingga Anda merasa kenyang lebih lama.
Pengobatan dengan obat golongan inkretin mimetik bisa memicu masalah kanker tiroid. Informasikan
kepada dokter jika Anda atau keluarga memiliki riwayat kanker tiroid.
ADVERTISEMENT
Albiglutide
Dulaglutide
Exenatide
Liraglutide
Golongan obat diabetes ini bekerja dengan cara menghambat penyerapan kembali glukosa yang
dilakukan oleh ginjal. Akibatnya, glukosa akan dikeluarkan bersamaan dengan urine untuk menurunkan
kadar gula darah.
Itu sebabnya, jika Anda hendak menjalankan tes urine tapi sedang minum obat golongan ini, infor