Anda di halaman 1dari 40

Masuk

Pendaftaran

Pencarian...

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pemantapan Profesional (PDGK4501) Program Studi S I FKIP
Universitas Terbuka. Oleh

SHARE

HTML

DOWNLOAD

Save this PDF as:

Ade Setiabudi 4 tahun lalu Tontonan: 5

Transkripsi

1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI LATIHAN SOAL TERBIMBING UNTUK
POKOK BAHASAN KELIPATAN DAN FAKTOR BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I SD NEGERI
MOKAHA 01 KECAMATAN JATINEGARA KABUPATEN TEGAL Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pemantapan Profesional (PDGK4501) Program Studi S I FKIP Universitas Terbuka Oleh Nama : ZAENUDIN
TAMIR KOTO NIM : Program Studi : S1 PGSD Masa Registrasi : UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
SEMARANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA 2012

2 LEMBAR PENGESAHAN Nama Mahasiswa : ZAENUDIN TAMIR KOTO NIM : Program Studi : S- 1 PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri Mokaha 01 Jumlah Pembelajaran : 1 Mata Pelajaran 3 (Tiga) Siklus Mata
Pelajaran Matematika Tempat dan tanggal pelaksanaan Tempat : SD Negeri Mokaha 01 Tanggal
Pelaksanaan : Siklus I Matematika : 22 September 2012 Siklus II Matematika : 29 September 2012 Siklus
III Matematika : 06 Oktober 2012 Masalah yang merupakan fokus perbaikan : 1. Untuk Mata Pelajaran
Matematika Upaya meningkatkan cara berhitung siswa menggunakan metode latihan soal terbimbing
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap materi pokok kelipatan dan faktor
bilangan? Tegal, November 2012 Supervisor 1 Mahasiswa Drs. SALIMUDIN, M. PdPd. M. Si ZAENUDIN
TAMIR KOTO NIP P NIM

3 SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata
kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT) seluruh hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil karya orang lain
telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya
ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau laporan PKP ini bukan hasil karya saya sendiri
atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk
pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Jatinegara, November 2012 Yang membuat pernyataan ZAENUDIN TAMIR KOTO NIM

4 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila
kamu telah selesai (dari urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain ( QS. Al-Insyah)
Berkatalah yang baik atau diamlah (Al Hadist). Tak ada sesuatu hal yang sangat sulit kecuali memperoleh
kepercayaan yang telah hilang. Laporan ini penulis persembahkan kepada : Ayahanda Wage Harapan
Ibunda tercinta Kakak dan Adiku tersayang

5 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan PKP
ini. Pembuatan laporan ini guna untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP). Demi terlaksananya laporan ini penulis telah banyak menerima masukan dan saran
dari berbagai pihak yang telah membantunya. sehingga menjadi sebuah laporan yang dapat disajikan
secara utuh. Tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak dapat menyelesaikan laporan ini. Dengan
ini maka penulis mngucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak H. Akhmad Was ari, S.Pd..,MM.
Selaku Kepala UPTD Dikpora Kec. Jatinegara, Kab. Tegal yang telah memberikan ijin mengadakan
pendidikan S1 PGSD di wilayah Jatinegara. 2. Bapak Drs. Salimudin,M.Pd. Selaku dosen yang telah
banyak membantu, membina, dan membimbing dalam pemnyusunan laporan PKP ini. 3. Bpk Susetio,
S.Pd. SD. Selaku Kepala SD N Mokaha 01 yang telah memberikan ijin mengikuti pendidikan S1 PGSD. 4.
Bpk. Susetio, S. Pd. SD Selaku teman sejawat dan teman-teman sejawat SD Negeri Mokaha 01 yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan Laporan PKP ini. Laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
dan pada umumnya bagi para pembaca atau para guru yang sedang melakukan suatu penelitian. dimana
dapat menciptakan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan pembelajaran pada siswa melalui
sebuah penelitian yang dilakukan
6 didalam kelas yaitu pada Penelitian Tindakan Kelas. Dapat menemukan permasalahan-permasalahan
yang dihadapinya dan dapat mencari sebuah solusi untuk mengatasinya. Semoga Allah SWT
memberikan rahmat-nya kepada mereka yang telah memberikan bantuan kepada penulis, penulis
menyadari dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki sehingga dalam penyusunan
laporan PKP ini masih banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan
demi tercapainya kesempurnaan laporan PKP ini. Jatinegara, November 2012 Penulis

7 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN. LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT MOTTO
DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI.... DAFTAR LAMPIRAN..... i ii iii iv v vii viii BAB I
PENDAHULUAN.. 1 A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Perbaikan D. Manfaat
Perbaikan BAB II KAJIAN PUSTAKA. 6 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian.. 20 B.
Deskripsi Per siklus.. 21 BAB IV HASIL PERBAIKAN DAN PEMBAHASAN 30 A. Deskripsi Data Persiklus B.
Pembahasan Per siklus BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.. 38 A. Kesimpulan B. Saran.. 41 DAFTAR
PUSTAKA

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Identifikasi Masalah Proses belajar yang ideal akan
tercapai apabila terjadi komunikasi yang baik antara guru dengan siswa, dan siswa dengan sesama
siswa. Guru yang berperan sebagai pengajar sekaligus fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar
memiliki peran sentral yang sangat penting dalam tujuan pembelajaran. Karena itu dalam proses belajar
mengajar keberhasilan dalam pencapaian pengajaran tergantung dari guru, bagaimana ia mampu
membawa peserta didik untuk memahami materi yang di ajarkan, namun demikian hal ini bukanlah
faktor yang mutlak, masih terdapat faktor lain yang timbul di luar dari metode pengajaran guru,
misalnya faktor minat, bakat, dan faktor lainnya. 2. Analisis Masalah Untuk menguasai matematika perlu
adanya perhatian khusus dan latihan yang berulang-ulang secara rutin dan relatif lama, sehingga terjadi
suatu kebiasaan dalam belajar (Kadilah, 1995). Senada dengan pendapat di atas Gil (1994) menyatakan
bahwa kebiasaan bukanlah bakat alamiah atau pembawaan dari lahir, tetapi setiap orang dapat
membentuk kebiasaan dari lahir, tetapi setiap orang dapat membentuk kebiasaan, kebiasaan belajar
merupakan perilaku yang di lakukan secara sengaja atau secara sadar selama waktu-waktu tertentu,
karena selalu di ulang-ulang sepanjang waktu.

9 Kebiasaan belajar yang baik merupakan faktor yang penting bagi keberhasilan siswa untuk
memperoleh prestasi belajar yang baik. 3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah Untuk
meningkatkan pemahaman materi yang telah di sampaikan, maka perlu di adakan latihan-latihan soal
yang pemecahannya perlu di bimbing dengan melibatkan siswa, karena dengan intensitas latihan soal
yang berfrekuesi tinggi di harapkan siswa terampil dalam mengerjakan soal serta dapat
mengembangkannya pada materi yang relevan. Berdasarkan data dari guru mata pelajaran matematika
di SDN Mokaha 01, nilai hasil ulangan matematika selama dua tahun terakhir pada materi kelipatan dan
faktor bilangan, siswa yang memperoleh nilai diatas 60 tidak mencapai 60%, sehingga nilai siswa
tergolong rendah, Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mencoba melakukan penelitian
tindakan kelas sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui
latihan soal terbimbing pada materi kelipatan dan faktor bilangan di kelas IV semester 1 SDN Mokaha
01. B. Rumusan Masalah Setelah memahami latar belakang tersebut, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut Apakah dengan menggunakan latihan soal terbimbing dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap materi pokok kelipatan dan faktor bilangan?

10 C. Tujuan Perbaikan Dikaji dari latar belakang penelitian yang memusatkan pada proses perbaikan
pembelajaran mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri Mokaha 01, mempunyai tujuan : 1.
Meningkatkan proses pembelajaran matematika khususnya pada materi pokok kelipatan dan faktor
bilangan. 2. Manganalisa metode latihan soal terbimbing serta dampaknya terhadap hasil belajar siswa.
3. Memberikan motivasi pada siswa agar menyukai mata pelajaran matematika. 4. Sebagai syarat
kelulusan mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) PGSD 4501 dan untuk mencapai
gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar ( S.Pd.SD ). D. Manfaat Perbaikan Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbang sih bagi dunia pendidikan dalam upaya meningkatkan aktifitas,
keterampilan dan kemampuan siswa serta prestasi siswa dalam melakukan kegiatan untuk menunjukan
hasil hasil belajar matematika siswa melalui latihan soal terbimbing pada materi kelipatan dan faktor
bilangan. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Siswa a. Dapat
meningkatkan pemahaman konsep kelipatan dan faktor bilangan dengan menggunakan metode latihan
soal terbimbing.

11 b. Dapat meningkatkan kemampuan membuktikan hasil kelipatan dan faktor bilangan. c. Dapat
meningkatkan keaktifan, keterampilan dan prestasi belajar siswa tentang operasi kelipatan dan faktor
bilangan. 2. Bagi guru Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas guru mendapatkan pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman tentang Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) khususnya penggunaan media
serta metode yang tepat untuk mengajarkan konsep kelipatan dan faktor bilangan. Guru juga
merefleksikan proses kegiatan belajar mengajar untuk mendapatkan solusi perbaikan pembelajaran dan
juga dapat mengkembangkan inovasi pembelajaran dalam dunia pendidikan. 3. Bagi Institusi / Lembaga
a. Bagi guru SD yang mengajar di kelas tinggi, sebagai masukan dalam melaksanakan pembelajaran
matematika agar dapat menggunakan metode dan media pembelajaran yang efektif. b. Bagi sekolah
merupakan sumbang sih pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada peningkatan hasil belajar
siswa. c. Bagi kelompok kerja guru, penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dalam meningkatkan
kemampuan professional guru.

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran 1. Hakikat Belajar a. Menurut Skinner
pengertian belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.
Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun. b. Sedangkan menurut pendapat Bruner
(1985) menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda
di dalam lingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa atau benda tersebut
dalam pikirannya. Menurut Bruner proses belajar dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu : 1). Tahap Enaktif
atau Tahap Kegiatan Tahap anak belajar konsep adalah berhubungan dengan bendabenda real atau
mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini anak masih dalam tahap gerak reflek dan coba-
coba, belum harmonis. Ia memanipulasikan, menjejerkan, menyusun, mengutak-atik, dan bentuk-
bentuk gerak lainnya ( serupa dengan tahapan sensori motor dari peaget ) 2). Tahap Ikonik atau Tahap
Gambar Bayangan Pada tahap ini, anak telah mengubah, menandai dan menyimpan peristiwa atau
benda dalam bentuk bayangan mental. Dengan kata lain anak dapat membayangkan kembali atau
memberikan

13 gambaran dalam pikirannya tentang benda atau peristiwa atau dikenalnya pada tahapan enaktif. 3).
Tahapan Simbolik Pada tahap terakhir ini anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam
bentuk simbol dan bahasa. Pada tahap ini anak sudah memahami tahap simbol-simbol dan menjelaskan
dengan bahasanya (serupa dengan operasi konkret dan formal dari peaget). Jadi menurut pendapat para
ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yaitu peribahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kehidupannya. Perubahan-
perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. 2. Hakikat Pembelajaran a. Menurut
Hilda Taba dan pandangan Tyler (1985) yang dimaksud pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru dan siswa untuk menjalankan kurikulum yang berisikan tujuan, isi, pola
pembelajaran dan evaluasi. Jadi menurut pandanga Tyler pembelajaran tidak terbatas hanya proses
pembelajaran terhadap satu bahan saja, melainkan pula diterapkan dalam pembelajaran untuk satu
mata pelajaran atau pembelajaran di suatu sekolah. Agar pembelajaran dapat berhasil dengan
memuaskan maka guru dituntut untuk dapat menguraikan secara luas dengan memperhatikan langkah-
langkah cara

14 mengembangan kurikulum. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1). Menentukan Tujuan


Rumusan tujuan dibuat berdasarkan analisis terhadap berbagai tuntutan, kebutuhan dan harapan.
Tujuan dibuat dengan memperhatikan faktor-faktor kebutuhan siswa dan masyarakat. 2) Menentukan
Isi Isi kurikulum merupakan proses pembelajaran yang berisi materi atau masalah-masalah yang
berhubungan dengan kehidupan yang perlu dipelajari untuk mencapai tujuan. 3). Merumuskan Kegiatan
Pembelajaran Merumuskan kegiatan pembelajaran mencangkup metode dan keseluruhan proses
pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 4). Mengadakan Evaluasi Evaluasi digunakan
tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Kegiatan ini sangat penting dalam rangka menghasilkan
balikan ( Feed Back ) untuk mengadakan perbaikan. b. Sedangkan menurut Briggs menjelaskan bahwa
pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si pebelajar sedemikian rupa sehingga
si pebelajar itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungannya ( Tim
Pengembangan MKDK, 1990 : 10 ).
15 c. Menurut pandangan Gagne (1985) bahwa pembelajaran merupakan suatu kumplan proses yang
bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang
selanjutnya dapat menyebabkan hasil belajar. Jadi menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan
bahwa Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses transaksional yang bersifat timbal balik
antara guru dengan siswa, maupun antar siswa, maupun siswa dengan lingkungan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan atau diharapkan. B. Latihan Soal Terbimbing 1. Pengertian Metode
Pembelajaran Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam
pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara atau tekhnik yang dilakukan guru dalam melakukan
interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Ada Beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan metode pembelajaran. Prinsip tersebut terutama berkaitan erat
dengan faktor perkembangan, kemampuan siswa diantaranya : a. Metode pembelajaran harus
memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran. b.
Metode pembelajaran harus memungkinkan dapat memberikan peluang kepada siswa untuk
berekspresi secara kreatif.

16 c. Metode pembelajaran harus memungkinkan siswa dapat belajar melalui pemecahan masalah. d.
Metode pembelajaran harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan ( berinkuiri ) terhadap
suatu topik permasalahan. Adapun fungsi metode pembelajaran adalah : a. Sebagai alat atau cara
mencapai tujuan pembelajaran, b. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru
dalam kegiatan pembelajaran, c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian
pembelajaran. 2. Metode Latihan Soal Terbimbing a. Pengertian Latihan Menurut Ruseffendi (1980),
dalam matematika ada 2 macam latihan yaitu latihan hafal (Driil) dan latihan praktek. Keduanya berupa
latihan yang tujuannya memperoleh jawaban yangata benar. Latihan hafal adalah kegiatan yang pada
umumnya lisan dan hasilnya berkenaan dengan kemampuan seseoramg memberikan jawaban yang
cepat tentang fakta. Latihan praktek adalah latihan sejumlah kegiatan, langkah dalam suatu kegiatan
untuk sampai kepada jawaban yang benar. Di dalam mengingat sejumlah kegiatan langkah dalam
mencari jawaban yang benar atas soal yang di berikan, maka perlu bimbingan atau bantuan guru.
Bimbingan atau bantuan akan di berikan, jika melihat kesalahan-kesalahan yang di lakukan oleh siswa
dalam mengerjakan soal-soal. Pada saat itu pula guru membantu memperbaikinya

17 sampai tuntas bahkan jika perlu guru memberikan bantuan sepenuhnya hingga siswa dapat
menyelesaikannya dengan benar dalam mengerjakan latihan soal-soal yang di berikan. Bantuan atau
bimbingan di sini bukan berarti guru yang menyelesaikan soal, tetapi guru hanya berperan sebagai
motivator untuk memberikan langkah-langkah penyelesaiannya, sedangkan prosedur soal sepenuhnya
di lakukan oleh siswa. b. Pengertian Bimbingan Bimbingan menurut sukardi (1993), adalah proses
pemberian bantuan yang di berikan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus-menerus
dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri.
Bimbingan di sini tidak hanya di tujukan untuk satu orang saja, melainkan untuk banyak orang yang
sedang mengalami kesulitan atau masalah. Masalah yang di hadapi oleh individu di sini boleh jadi
merupakan masalah pula bagi orang lain. Oleh sebab itu perlu di adekan suatu bimbingan sehingga
dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Bimbingan menurut Winkel (1987), adalah
sebagai pemberian bantuan kepada sesorang atau sekelompok orang dalam membuat pilihanpilihan
secara bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutanmhidup. Unsur-
unsur yang terdapat dalam rumusan seperti adanya proses bantuan, adanya masalah dan adanya tujuan
yaitu untuk mencapai kebahagiaan hidup. Berdasarkan beberapa pengertian bimbingan tersebut di atas,
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa, bimbingan adalah

18 proses pemberian bantuan secara psikis (kejiwaan) dari seseorang pembimbing kepada individu atau
beberapa individu dalam mengatasi masalah yang di hadapi agar dapat mengenal dan memahami
dirinya, dapat menyesuaikan dirinya, dapat bertanggung jawab atas keputusannya dan akhirnya dapat
merasakanbkebahagiaanbhidupnya... c. Pengertian Latihan Soal Terbimbing Latihan soal terbimbing
menurut Syarifuddin (1995), adalah soal latihan yang di berikan kepada siswa, dalam pelaksanaannya
untuk menentukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut siswa mendapat bimbingan oleh
guru. Dalam penelitian ini bimbingan ini mencakup dua dimensi, yang pertama yaitu soal-soal di berikan
tahapan-tahapan penyelesaiannya, dan yang kedua yaitu guru memberikan bimbingan kepada siswa
baik secara klasikal maupun individual dalam menjawab soal-soal latihan yang di berikan. C. Konsep
Pembelajaran Matematika 1. Konsep Matematika Secara Umum Matematika adalah pengetahuan
struktur yang terorganisasikan teori-teori yang dibuat secara deduktif berdasarkan pada unsur yang
tidak di definisikan, seperti aksioma-aksioma, sifat-sifat atau teori-teori yang telah dibuktikan
kebenarannya. Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan bilangan dan symbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat

19 membantu untuk memperjelas dan menyelesaikan permaslahan dalam kehidupan sehari-hari. 2.


Konsep Matematika di Sekolah Dasar Matematika sekolah dasar adalah unsur, dan matematika yang di
pilih antara lain dengan pertimbangan atau berorientasi pada pendidikan. Dengan demikian dalam
kegiatan pembelajaran matematika perlu diusahakan sesuai dengan perkembangan kognitif siswa,
mengkonkretkan objek-objek matematika yang abstrak agar menjadi mudah dan dapat dipahami oleh
anak. Menurut teori perkembangan intelektual dari Jean Peaget menyatakan bahwa kemampuan
intelektual anak berkembang secara bertingkat atau bertahap, yaitu : a. Sensori motor ( 0 2 tehun ) b.
Pra operasional ( 2 7 tahun ) c. Operasional konkret ( 7 11 tahun ) d. Operasional ( 11 tahun ) Sesuai
dengan kebutuhan kurikulum, maka operasi hitung yang akan dibahas oleh penulis adalah operasi
hitung kelipatan dan faktor bilangan. Operasi hitung kelipatan dan faktor bilangan baru diperkenalkan di
sekolah dasar kelas IV ( pada siswa yang masih dalam taraf berfikir konkret ). Berarti pendekatan yang
harus dilakukan harus sesuai dengan perkembangan mental anak di usia 7 sampai 11 tahun yaitu dengan
menggunakan operasional konkret.
20 E. Hasil Belajar Menurut Catharina Tri Anni (2004 : 4), Hasil belajar merupakan perubahan perilaku
yang diperoleh seseorang setelah melakukan aktifitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan
perilaku tersebut tergantung pada apa yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar adalah hasil yang
dicapai seseorang berupa tingkah laku baru setelah orang itu melakukan kegiatan belajar (GBPP
Kurikulum 1994). Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya hasil belajar
menggambarkan tingkat penguasaan siswa tentang materi pelajaran disekolah yang biasanya disebut
dengan nilai hasil belajar. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut : 1.
Faktor intern ( Dalam diri Siswa ) terdiri dari : a. Faktor Jasmaniah, misalnya : faktor kesehatan dan cacat
tubuh. b. Faktor Psikologis, seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kelelahan. 2. Faktor Ekstren ( Dari Luar ) terdiri dari : a. Faktor keluarga, misalnya : cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua dan latar
belakang kebudayaan. b. Faktor sekolah, misalnya : metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, dan metode belajar. c. Faktor masyarakat,
misalnya : kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
bermasyarakat.

21 Agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara maksimal, maka dalam kegiatan pembelajaran harus
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. D. Pemberian penguatan dan bimbingan
khusus (motivasi) (Mulyani Sumantri, Johar Permana; Strategi Belajar Mengajar: 2001 ; Hal ) Memberi
penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang
dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut disaat yang lain. Memberi
penguatan merupakan tindakan guru dalam memberikan tanggapan secara positif terhadap perilaku
siswa dalam pembelajaran. Menggunakan keterampilan member penguatan dalam pembelajaran, guru
bertujuan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, merangsang siswa berfikir yang baik,
menimbulkan perhatian siswa, menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi, mengendalikan
dan mengubah sikap negatif siswa dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar. Guru-guru
dapat menggunakan jenis-jenis penguatan sebagai berikut: (a) Penguatan verbal, yaitu penguatan yang
diberikan guru berupa katakata /kalimat ( contohnya bagus, baik, hebat, mengagumkan, kamu cerdas,
kamu pintar, setuju, ya, betul, tepat, dan sebagainya), (b) penguatan gestural, yaitu penguatan berupa
gerak tubuh atau mimik muka yang

22 member arti/kesan baik kepada siswa (contohnya tepuk tangan, acungan jempol, anggukan,
tersenyum, dan sebagainya), (c) penguatan dengan cara mendekati (dilakukan pada saat siswa
menjawab pertanyaan,bertanya, diskusi), (d) penguatan dengan cara sambutan (menepuk pundak siswa,
menjabat tangan, mengusap rambut, mengangkat tangan siswa), (e) memberikan kegiatan
/penghargaan menyenagkan (sebagai tutor sebaya, kesempatan melatih temannya), (f) berupa tanda
atau benda (komentar tertulis, hadiah, piagam, lencana) Adapun prinsip-prinsip penguatan, antara lain:
(a) dilakukan dengan hangat dan semangat, (b) memberikan kesan positif kepada siswa, (c) berdampak
pada periaku positif, (d) dapat bersifat pribadi atau kelompok, (e) hindari penggunaan respon negative.
Pemberian motivasi belajar dalam proses perbaikan pembelajaran dijelaskan oleh Hull (1943) sebagai
dorongan untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan agar tetap hidup. Dalam konteks pembelajaran,
maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar. Terori behaviorisme
menjelaskan motivasi sebagai fungsi rangsangan (stimulus) dan respon, sedangkan apabila dikaji
mengguanakan teori kognisi, motivasi merupakan fungsi dinamika psikologi yang lebih rumit, melibatkan
kerangka berfikir siswa terhadap berbagai aspek perilaku. Hubungan antara motivasi siswa dengan
pembelajaran, yaitu : pertama, tedapat hubungan antara tingkat motivasi belajar dan hasil belajar,
terhadap hasil belajar selanjutnya (Mece & Blumentfeld, 1987). Tingkat motivasi belajar cenderung
berkorelasi positif dengan hasil

23 belajar, seamakin kuat/tinggi motivasi belajar, semakin baik hasil belajar siswa; kedua, terdapat
interaksi anatara cara mengajar guru dengan pola motivasi belajar siswa, yang selanjutnya berpengaruh
pula pada hasil belajar (Mece & Blumenfeld, 1987). Cara guru mengajar yang menarik, menantang siswa
berpikir dan berperan aktif akan mempenngaruhi motivasi belajar siswa secara positif; ketiga, guru
dapat mengubah (meningkatkan) motivasi belajar siswa (Ames & Archer, 1987), dengan pengertian guru
dapat melakukan tindakan tertentu di dalam kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan
merujuk teori-teori di atas, penulis mempunyai alasan untuk melaksankan perbaikan pembelajaran pada
mata pelajaran Matematika penulis menggunakan metode demonstrasi dan diskusi, menggunakan alat
peraga yang tepat serta memberikan bimbingan khusus pada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Dimana tidak semua siswa mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran, maka siswa yang belum
tuntas perlu bimbingan khusus dan pemberian penguatan oleh guru untuk memotivasi belajar siswa
menuju hasil yang optimal. E. Materi Kelipatan dan Faktor Bilangan Dalam konsep kelipatan dan faktor
dipelajari pengertian dan menentukan kelipatan dan faktor suatu bilangan. a. Kelipatan dan faktor suatu
bilangan 1) Kelipatan suatu bilangan Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang merupakan
hasil perkalian suatu bilangan dengan bilangan asli (1, 2, 3,.)

24 Contoh 1 Kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8, Contoh 2 Kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12, 2) Faktor suatu bilangan Faktor


suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang membagi habis bilangan tersebut, termasuk bilangan itu
sendiri atau unsur dari suatu hasil perkalian. Contoh : Faktor dari 6 adalah = 1, 2, 3, dan 6 b. Kelipatan
dan Faktor persekutuan bilangan 1) Kelipatan persekutuan Bilangan yang merupakan kelipatan dua
bilangan atau lebih disebut kelipatan persekutuan dari bilangan tersebut. Contoh 1 Kelipatan
persekutuan dari 2 dan 3 Kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26, Kelipatan 3 = 3, 6, 9,
12, 15, 18, 21, 24, 27,. Kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah 6, 12, 18, 24, Contoh 2 Kelipatan
persekutuan dari 4, 6, dan 8 Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 52, 56, Kelipatan 6 =
6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, Kelipatan 8 = 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64,. Kelipatan persekutuan dari
4, 6 dan 8 adalah 24, 48,.
25 2) Faktor persekutuan Bilangan yang merupakan faktor dari dua bilangan atau lebih disebut faktor
persekutuan. Contoh: 12 buah jeruk dan 18 buah apel akan dimasukan kedalam keranjang dengan
banyak setiap jenis buah tersebut adalah sama. Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi yaitu:
Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12 Faktor dari 18 = 1, 2, 3, 6, 9 dan 18 Faktor persekutuan dari 12 dan
18 adalah 1, 2, 3, dan 6. c. Bilangan Prima 1) Mengenal Bilangan Prima Bilangan adalah suatu ide,
sifatnya abstrak. Bilangan bukan simbol atau lambang, bilangan memberikan keterangan mengenai
benyaknya anggota suatu himpunan. Untuk membedakan bilangan satu dengan yang lainnya diperlukan
nama. Perhatikan bilangan-bilangan berikut ini : 2 = 2 x 1 3 = 3 x 1 5 = 5 x 1 7 = 7 x 1 11 = 11 x 1 Dari
perkalian-perkalian diatas terlihat bahwa bilangan 2, 3, 5, 7, dan 11 hanya memiliki dua faktor yaitu 1
dan bilangan itu sendiri. Bilangan yang hanya mempunyai dua faktor yaitu 1 dan bilangan itu sendiri
disebut bilangan prima. Bilangan 1 tidak termasuk bilangan prima, karena hanya memiliki satu faktor,
yaitu satu.

26 2) Menentukan faktor prima suatu bilangan dengan mengunakan pohon faktor. Untuk menentukan
faktor prima suatu bilangan dapat menggunakan pohon faktor yaitu dengan cara : a. Bilangan yang akan
dicari faktornya dibagi dengan bilangan prima. b. Bila hasil pembagian tersebut masih bisa dibagi dengan
bilangan prima, maka harus dibagi lagi sampai akhirnya berupa bilangan prima. Contoh: Gambar Pohon
Faktor Bilangan Prima 30 = 2 x 3 x 5 d. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK). 1) Menentukan FPB dan KPK dari dua bilangan. Untuk menentukan FPB dan KPK dari dua
bilangan langkah-langkahnya yaitu: a) Mencari faktor dan kelipatan dari masing-masing bilangan b)
Mencari faktor persekutuan dan kelipatan persekutuan dari kedua bilangan, maka bilangan paling besar
diantara faktor persekutuan merupakan FPB sedangkan bilangan yang paling kecil dari kelipatan
persekutuan merupakan KPK dari dua bilangan tersebut.

27 Contoh: Menentukan FPB 8 dan 12 dengan membagi benda pada suatu tempat yang jumlahnya
sama. Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12 Faktor dari 8 = 1, 2, 4, dan 8 Faktor persekutuan dari 12 dan 8
adalah 1, 2, dan 4. Jadi FPB dari 8 dan 12 adalah 4 Contoh menentukan KPK dari 8 dan 12 Kelipatan 8 =
8, 16, 24, 32, 40, 48,. Kelipatan 12 = 12, 24, 36, 48,.. Kelipatan persekutuan dari 8 dan 12 adalah 24, 48,.
Jadi KPK dari 8 dan 12 adalah 24 3) Menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan faktor prima Untuk
menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan faktor prima menggunakan langkah-langkah: a) Setiap
bilangan diuraikan menjadi perkalian faktor-faktor primanya. b) KPK dapat ditentukan dari perkalian
semua faktor yang ada. Jika ada faktor yang sama pilihlah pangkatnya yang terbesar sedangkan FPB
dapat ditentukan dari perkalian semua faktor yang ada. Jika ada faktor yang sama pilihlah yang
pangkatnya terkecil.

28 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Mokaha 01 kecamatan Jatinegara
Kabupaten Tegal. Kelas tersebut sebagai subjek penelitian karena penulis adalah guru kelas IV SD Negeri
Mokaha 01 sesuai dengan makna PTK, yaitu PTK merupakan perbaikan pembelajaran di lingkungan
sendiri guna meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Pelaksanaan penelitian Pada pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas akan diadakan dalam tiga tahap atau tiga siklus. Yaitu pelaksanaan akan diadakan pada:
Siklus I Hari Sabtu, 22 September 2012 Siklus II Hari Sabtu, 29 September 2012 Siklus III Hari Sabtu, 06
Oktober Waktu penelitian Waktu yang digunakan pada Penelitian Tindakan kelas pelaksanaan Hari
Waktu Siklus I Sabtu Siklus II Sabtu Siklus III Sabtu

29 4. Karakteristik Siswa Siswa kelas IV SD Negeri Mokaha 01, Kecamatan Jatinegara, kabupaten Tegal
berjumlah 39 siswa, terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Sebagian orang tua siswa
bekerja sebagai buruh, sebagian pedagang di Jakarta( merantau ) karyawan, dan petani. Tempat tinggal
mereka berada di tengah-tengah perkampungan. Kemampuan siswa kebanyakan sedang-sedang saja,
ada 4 siswa yang menonjol, 4 siswa yang mengalami keterlambatan kecerdasan.siswa yang mengalami
keterlambatan kecerdasan tetap mendapat pelayanan pendidikan dan diberikan bimbingan khusus.
Siswa kelas IV selalu menjunjung kerukunan dan kebersamaan dengan teman-temannya, sehingga
kondisi kelas sangat kondusif baik di dalam maupun di luar kelas. B. Deskripsi Per Siklus Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Siklus I Siklus I
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan tahapan sebagai berikut : a. Perencanaan Perbaikan
Pembelajaran Perencanaan merupakan refleksi awal berdasarkan studi awal pendahuluan. Adapun
perencanaannya sebagai berikut :

30 1). Membuat rencana perbaikan pembelajaran matematika tentang operasi hitung kelipatan dan
faktor bilangan dengan menggunakan metode latihan soal terbimbing untuk meningkatkan aktifitas,
keterampilan serta kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran. Adapun langkah-langkah
perbaikan pembelajaran sebagai berikut : a). Secara klasikal siswa dan guru melakukan tanya jawab
tentang kelipatan dan faktor bilangan. b). Guru menjelaskan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan
di papan tulis. c). Siswa mengamati penjelasan yang dilakukan oleh guru tentang cara mencari kelipatan
dan faktor bilangan, kemudian dilakukan tanya jawab. d). Siswa memperagakan cara mencari kelipatan
dan faktor bilangan. e). Melalui bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
f). Dengan bimbingan guru, secara individu siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru
tentang kelipatan dan faktor bilangan. b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Pada pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus I peneliti menggunakan strategi pembelajaran dengan cara memberikan
latihan

31 soal terbimbing untuk memahami konsep operasi hitung kelipatan dan faktor bilangan. 1). Secara
klasikal siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang kelipatan dan faktor bilangan. 2). Guru
mendemonstrasikan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan dengan menggunakan media kelereng.
3). Siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru tentang cara mencari kelipatan dan faktor
bilangan dengan menggunakan kelereng, kemudian dilakukan tanya jawab. 4). Siswa memperagakan
cara mencari kelipatan dan faktor bilangan dengan menggunakan media kelereng 5). Melalui bimbingan
guru siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 6). Secara individu siswa mengerjakan
soal-soal latihan yang diberikan oleh guru tentang kelipatan dan faktor bilangan. c. Pengamatan
Perbaikan Pembelajaran Tahap pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan perbaikan.dalam
tahap ini juga dilakukan pengumpulan data-data tentang aktifitas siswa dan kegiatan yang dilakukan
oleh guru.pengamatan dilakukan oleh guru.pengamatan dilakukan oleh teman sejawat, untuk
membantu pengamatan dalam pelaksanaan dengan mengamati dan menganalisa lembar pengamatan
yang dibuat bersama-sama antara peneliti dan pengamat.

32 Pada siklus I aktifitas pembelajaran yang mengalami peningkatan dan penggunaan alat peraga.
Metode ceramah dan tanya jawab masih monoton karena siswa masih terlihat pasif, tidak terlihat
langsung dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran siklus I belum ada kemajuan pada
materi kelipatan dan faktor bilangan, sehingga siswa kurang antusias dan termotivasi dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan data pengamatan hasil tes formatif pada siklus I mengalami adanya
kekurangan. Dari data 23 siswa yang mendapat nilai tuntas ada 14 siswa atau 61 %, sedangkan yang
belum tuntas ada 39 % dengan nilai rata-rata 65,65. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40 dan
nilai tertinggi adalah 90. d. Refleksi Refleksi bertujuan melakukan perubahan atau penyempurnaan
terhadap data yang diperoleh atau upaya untuk mengkaji apa yang terjadi dari upaya sebelumnya. Hasil
refleksi dijadikan acuan untuk tindakan perbaikan pembelajaran selanjutnya bila dalam pelaksanaan
tindakan itu dirasakan tidak memuaskan atau belum memenuhi harapan semula. Pada perbaikan
pembelajaran siklus I, terdapat kelebihan dan kelemahan, diantaranya Kelebihan perbaikan
pembelajaran siklus I :

33 1). Dengan menggunakan alat peraga gambar pada materi pokok kelipatan dan faktor bilangan
sebagian siswa sudah memahami materi pelajaran dan aktifitas belajar meningkat. 2). Dengan
pemberian motivasi kepada siswa, dimana siswa bersemangat dalam belajar. 3). Prestasi belajar siswa
meningkat. Hal ini terbukti dari ketuntasan belajar sebelum perbaikan pembelajaran yang sudah tuntas
ada 12 siswa atau 48 % dengan nilai rata-rata 62,06, setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I
meningkat menjadi 14 siswa atau 61 % dengan nilai rata-rata 65,65. Kelemahan perbaikan pembelajaran
siklus I : 1). Masih ada 9 siswa atau 39 % belum tuntas karena belum mamahami konsep pada materi
kelipatan dan faktor bilangan. 2). Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal evaluasi. 3).
Aktifitas pembelajaran masih didominasi oleh guru. 4). Sebagian siswa masih terlalu pasif, karena kurang
berani bertanya. Melihat hasil pembelajaran yang diperoleh pada siklus I belum mencapai ketuntasan
hasil belajar yang diharapkan, maka perlu di lanjutkan pada siklus II. 2. Pelaksanaan Siklus II a.
Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Setelah perbaikan pembelajaran siklus I ditemukan beberapa
masalah yang timbul dalam kegiatan pembelajaran. Masalah ini

34 diantaranya hasil siswa yang belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu 85 % memperoleh
nilai KKM yaitu 65. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat untuk merencanakan perbaikan
pembelajaran siklus II yang megacu pada siklus I, adapun perbedaannya adalah pada siklus II peneliti
lebih menekankan pada metode demonstrasi alat peraga kelereng dan metode latihan / drill soal-soal
untuk menambah pemahaman siswa tentang konsep media kelereng pada kelipatan dan faktor
bilangan. b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Pada dasarnya pelaksanaan perbaikan pada siklus I
melaksanakan rencana perbaikan pembelajaran (RPP), hanya pada siklus II ini penulis atas saran dasil
diskusi dengan teman sejawat peneliti lebih menekankan pada metode demonstrasi alat peraga
kelereng dan metode latihan / drill soal-soal Pada siklus ini, peneliti melakukan tahap-tahap sebagai
berikut : a). Secara klasikal siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang kelipatan dan faktor
bilangan. b). Guru menjelaskan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan di papan tulis. c). Siswa
mengamati penjelasan yang dilakukan oleh guru tentang cara mencari kelipatan dan faktor bilangan,
kemudian dilakukan tanya jawab. d). Siswa memperagakan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan.

35 e). Melalui bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari. f). Dengan
bimbingan guru, secara individu siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru tentang
kelipatan dan faktor bilangan. c. Pengamatan Perbaikan Pembelajaran Berdasarkan hasil pengamatan
dengan teman sejawat pada siklus II ditemukan perbaikan-perbaikan pembelajaran masih
mengoptimalkan aktifitas-aktifitas pembelajaran yang belum tercapai pada siklus, diantaranya
pembahasan materi pembelajaran dan pengaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Guru juga sudah
menerapkan metode yang bervariasi sehingga terjadi interaksi antara guru dan siswa atau siswa dengan
siswa, sehingga suasana kelas semakin hidup dan antusias dalam menerima materi pelajaran. Motivasi
belajar siswa semakin meningkat dikarenakan guru dalam menyampaikan materi dengan jelas dan
runtut disertai penggunaan media pembelajaran yang menarik, dan bimbingan guru terhadap siswa
yang mengalami kesulitan dilakukan dengan sabar dan telaten.dengan demikian adanya aktifitas-
aktifitas pembelajaran membawa dampak yang baik didalam pencapaian hasil belajar siswa.hal ini dapat
dilihat pada hasil tes formatif pada siklus II. Siswa yang sudah mendapat nilai tuntas sesuai dengan KKM
yaitu 65 ada 20 siswa atau 87 % dan siswa yang belum tuntas ada 3 siswa atau 13 %,

36 nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 50. d. Refleksi
Refleksi bertujuan melakukan perubahan atau penyempurnaan terhadap data yang diperoleh atau
upaya untuk mengkaji apa yang terjadi dari upaya sebelumnya. Hasil refleksi dijadikan acuan untuk
tindakan perbaikan pembelajaran selanjutnya bila dalam pelaksanaan tindakan itu dirasakan sudah
sangat memuaskan. Pada perbaikan pembelajaran siklus II, terdapat kelebihan dan kelemahan,
diantaranya Kelebihan perbaikan pembelajaran siklus II : 1). Dengan menggunakan alat peraga gambar
pada materi pokok kelipatan dan faktor bilangan sebagian siswa sudah memahami materi pelajaran dan
aktifitas belajar meningkat. 2). Dengan pemberian motivasi kepada siswa, dimana siswa bersemangat
dalam belajar. 3). Prestasi belajar siswa meningkat. Hal ini terbukti dari ketuntasan belajar sebelum
perbaikan pembelajaran yang sudah tuntas ada 12 siswa atau 48 % dengan nilai rata-rata 62,06, setelah
diadakan perbaikan pembelajaran siklus II meningkat menjadi 14 siswa atau 61 % dengan nilai rata-rata
65,65. Kelemahan perbaikan pembelajaran siklus II : 1). Masih ada 9 siswa atau 39 % belum tuntas
karena belum mamahami konsep pada materi kelipatan dan faktor bilangan.

37 2). Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal evaluasi. 3). Aktifitas pembelajaran
masih didominasi oleh guru. 4). Sebagian siswa masih terlalu pasif, karena kurang berani bertanya.
Melihat hasil pembelajaran yang diperoleh pada siklus I belum mencapai ketuntasan hasil belajar yang
diharapkan, maka perlu di lanjutkan pada siklus II. 3. Pelaksanaan Siklus III a. Perencanaan Perbaikan
Pembelajaran Setelah perbaikan pembelajaran siklus II ditemukan beberapa masalah yang timbul dalam
kegiatan pembelajaran. Masalah ini diantaranya hasil siswa yang belum mencapai target yang telah
ditentukan yaitu 85 % memperoleh nilai KKM yaitu 65. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat
untuk merencanakan perbaikan pembelajaran siklus III yang mengacu pada siklus II, adapun
perbedaannya adalah pada siklus III peneliti lebih menekankan pada metode latihan / drill soal-soal
untuk menambah pemahaman siswa tentang konsep kelipatan dan faktor bilangan. b. Pelaksanaan
Perbaikan Pembelajaran Pada dasarnya pelaksanaan perbaikan pada siklus III melaksanakan rencana
perbaikan pembelajaran (RPP), hanya pada siklus III ini penulis atas saran hasil diskusi dengan teman
sejawat peneliti lebih menekankan pada metode latihan / drill soal-soal. Pada siklus ini, peneliti
melakukan tahap-tahap sebagai berikut :

38 a). Secara klasikal siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang kelipatan dan faktor bilangan. b).
Guru menjelaskan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan di papan tulis. c). Siswa mengamati
penjelasan yang dilakukan oleh guru tentang cara mencari kelipatan dan faktor bilangan, kemudian
dilakukan tanya jawab. d). Siswa memperagakan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan. e). Melalui
bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari. f). Dengan bimbingan guru,
secara individu siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru tentang kelipatan dan
faktor bilangan. c. Pengamatan Perbaikan Pembelajaran Berdasarkan hasil pengamatan dengan teman
sejawat pada siklus III ditemukan perbaikan-perbaikan pembelajaran masih mengoptimalkan aktifitas-
aktifitas pembelajaran yang belum tercapai pada siklus, diantaranya pembahasan materi pembelajaran
dan pengaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Guru juga sudah menerapkan metode yang
bervariasi sehingga terjadi interaksi antara guru dan siswa atau siswa dengan siswa, sehingga suasana
kelas semakin hidup dan antusias dalam menerima materi pelajaran.

39 Motivasi belajar siswa semakin meningkat dikarenakan guru dalam menyampaikan materi dengan
jelas dan runtut disertai penggunaan media pembelajaran yang menarik, dan bimbingan guru terhadap
siswa yang mengalami kesulitan dilakukan dengan sabar dan telaten.dengan demikian adanya aktifitas-
aktifitas pembelajaran membawa dampak yang baik didalam pencapaian hasil belajar siswa.hal ini dapat
dilihat pada hasil tes formatif pada siklus III. Siswa yang sudah mendapat nilai tuntas sesuai dengan KKM
yaitu 65 ada 20 siswa atau 87 % dan siswa yang belum tuntas ada 3 siswa atau 13 %, nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 50. d. Refleksi Refleksi bertujuan
melakukan perubahan atau penyempurnaan terhadap data yang diperoleh atau upaya untuk mengkaji
apa yang terjadi dari upaya sebelumnya. Hasil refleksi dijadikan acuan untuk tindakan perbaikan
pembelajaran selanjutnya bila dalam pelaksanaan tindakan itu dirasakan sudah sangat memuaskan.
Pada perbaikan pembelajaran siklus III, terdapat kelebihan dan kelemahan, diantaranya Kelebihan
perbaikan pembelajaran siklus III : 1). Dengan menggunakan alat peraga gambar pada materi pokok
kelipatan dan faktor bilangan sebagian siswa sudah memahami materi pelajaran dan aktifitas belajar
meningkat.

40 2). Dengan pemberian motivasi kepada siswa, dimana siswa bersemangat dalam belajar. 3). Prestasi
belajar siswa semakin meningkat. Hal ini terbukti dari ketuntasan belajar sebelum perbaikan
pembelajaran yang sudah tuntas ada 12 siswa atau 48 % dengan nilai rata-rata 62,06, setelah diadakan
perbaikan pembelajaran siklus I meningkat menjadi 14 siswa atau 61 % dengan nilai rata-rata 65,65.
Sedang pada siklus II meningkat lagi menjadi 20 siswa atau 87 % dengan nilai rata-rata 72,17 dan pada
siklus III meningkat lagi menjadi. Kelemahan perbaikan pembelajaran siklus III : 1). Masih ada 3 siswa
atau 13 % sehingga perlu dilakukan bimbingan khusus. Melihat hasil pembelajaran yang diperoleh pada
siklus III sudah memuaskan, dengan demikian perbaikan pembelajaran siklus III dianggap berhasil dan
tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya, namun perlu dilakukan bimbingan khusus atau tersendiri
terhadap siswa yang belum berhasil dalam pembelajaran.

41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus Setelah penulis merencanakan
dan melaksanakan Penelitian Tindakan kelas (PTK). Ternyata setelah dilaksanakan perbaikan
pembelajaran melalui tiag siklus ada peningkatan nilai prestasi siswa. Peningkatan tersebut disebabkan
penggunaan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Berikut ini kami sajikan hasil perbaikan
pembelajaran dalam setiap siklusnya, yaitu sebagai berikut : 1. Siklus I Hasil tes formatif pada siklus I
penulis sajikan dari hasil tes ulangan harian data awal sebelum perbaikan, sebagai berikut : a. Siswa yang
sudah tuntas sebanyak 16 siswa atau 41 % dari 39 siswa, b. Siswa yang belum tuntas sebanyak 23 siswa
atau 59 % dari 27 siswa, c. Nilai tertinggi 80, sedangkan nilai terendah 40 d. Nilai rata-rata mencapai 60
Berdasarkan data di atas, berikut ini penulis sajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang hasil
ulangan formatif siklus I.

42 TABEL HASIL ULANGAN AKHIR PEMBELAJARAN MATEMATIKA SIKLUS I No Nilai ( X ) Banyak Siswa ( Y )
Jumlah ( X. Y ) Jumlah Rata rata 60 Dari table di atas dapat penulis sajikan dalam bentuk diagram batang,
sebagai berikut : DIAGRAM BATANG NILAI ULANGAN FORMATIF MATA PELAJARAN MATEMATIKA SIKLUS
I Nilai 40 NilI 50 Nilai 60 Nilai 70 Nilai 80

43 2. Siklus II Penelitian tindakan kelas untuk siklus II. Kegiatan yang dilaksanakan adalah membahas
tentang kelipatan dan faktor bilangan. Hal ini siswa dilatih secara mandiri untuk menemukan hasil
kelipatan dan faktor suatu bilangan. Dari hasil tes formatif siklus II diperoleh data sebagai berikut : a.
Siswa yang sudah tuntas pada perbaikan pembelajaran siklus II sebanyak 23 siswa atau 59 % dari 39
siswa, b. Siswa yang belum tuntas pada perbaikan pembelajaran siklus II sebanyak 16 siswa atau 41 %
dari 39 siswa, c. Nilai tertinggi 90, sedangkan nilai terendah 40, d. Nilai rata-rata mencapai Berdasarkan
data di atas, berikut ini penulis sajikan dalam bentuk table dan diagram batang hasil perbaikan
pembelajaran siklus II : TABEL HASIL ULANGAN AKHIR PEMBELAJARAN MATEMATIKA SIKLUS II No Nilai
( X ) Banyak Siswa ( Y ) Jumlah ( X. Y ) Jumlah Rata rata 66,66

44 Dari table di atas dapat penulis sajikan dalam bentuk diagram batang, sebagai berikut : DIAGRAM
BATANG NILAI ULANGAN FORMATIF MATA PELAJARAN MATEMATIKA SIKLUS II Nilai 40 Nilai 50 Nilai 60
Nilai 70 Nilai 80 Nilai Siklus III Penelitian tindakan kelas untuk siklus III. Kegiatan yang dilaksanakan
adalah membahas tentang kelipatan dan faktor bilangan dengan menggunakan media kelereng. Hal ini
siswa dilatih secara mandiri untuk menemukan hasil kelipatan dan faktor bilangan. Dari hasil tes formatif
siklus I diperoleh data sebagai berikut : a. Siswa yang sudah tuntas pada perbaikan pembelajaran siklus II
sebanyak 35 siswa atau 89 % dari 39 siswa, b. Siswa yang belum tuntas pada perbaikan pembelajaran
siklus II sebanyak 4 siswa atau 10 % dari 39 siswa,

45 c. Nilai tertinggi 100, sedangkan nilai terendah 50, d. Nilai rata-rata mencapai 74,87. Berdasarkan
data di atas, berikut ini penulis sajikan dalam bentuk table dan diagram batang hasil perbaikan
pembelajaran siklus III. TABEL HASIL ULANGAN AKHIR PEMBELAJARAN MATEMATIKA SIKLUS III No Nilai (
X ) Banyak Siswa ( Y ) Jumlah ( X. Y ) Jumlah Rata rata 74,87 Dari table di atas dapat penulis sajikan dalam
bentuk diagram batang, sebagai berikut :

46 DIAGRAM BATANG NILAI ULANGAN FORMATIF MATA PELAJARAN MATEMATIKA SIKLUS III Nilai 50
Nilai 60 Nilai 70 Nilai 80 Nilai 90 Nilai 100 B. Pembahasan Hasil Dari Setiap Siklus Untuk memperjelas
pembahasan hasil perbaikan pembelajaran setiap siklusnya penulis sajikan tabel dalam bentuk komulatif
yaitu siklus I, siklus II dan siklus III sebagai berikut : Siklus I Siklus II Siklus III No Nilai (X) Banyak (Y)
Jumlah (X.Y) Banyak (Y) Jumlah (X.Y) Banyak (Y) Jumlah (X.Y) Jumlah Rata-Rata 60 66,66 74,87

47 1. Siklus I Pada siklus I penulis menggunakan data awal yaitu nilai ulangan formatif harian, dari data
39 siswa, 16 siswa sudah tuntas dan ada 23 siswa belum tuntas, dengan rata-rata hanya 60, nilai
tertinggi 80 dan nilai terendah 40. Dengan kondisi seperti ini pembelajaran matematika khususnya
materi kelipatan dan faktor bilangan hasilnya kurang memuaskan, karena guru dalam pembelajaran
hanya menggunakan metode ceramah saja atau penjelasan tidak menggunakan alat peraga, sehingga
siswa tidak memahami konsep kelipatan dan faktor bilangan 2. Siklus II Pada kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus II dilihat dari perolehan hasil ulangan tes formatif dari 39 siswa, 23 siswa sudah
tuntas dan ada 16 siswa yang belum tuntas belajar, dengan rata-rata mencapai 66,66, nilai tertinggi 90
dan nilai terendah 40. Dengan modus ini berarti merupakan hasil yang sudah cukup baik, maka dalam
perbaikan pembelajaran siklus I yang perlu ditekankan dalam proses pembelajaran menggunakan
metode dan alat peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran. Contohnya pada pembelajaran
matematika dengan materi pokok kelipatan dan faktor bilangan, dengan menerapkan metode latihan
soal terbimbing sangat nampak pada akhir pembelajaran terjadi peningkatan dibandingkan dengan
mengajar hanya menggunakan ceramah saja tanpa menggunakan media pembelajaran. Tentunya dalam
proses

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA DAN ALAT
PERAGA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA DAN ALAT
PERAGA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURANDinamika ol. 3, No. 1, Juli 212 ISSN 854-2172
PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA DAN ALAT
PERAGA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN SD Negeri Suniarsih Kecamatan Bojong

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi
Awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas III SDN Ngablak 02 semester I Tahun
Pelajaran 2011/2012, terlihat bahwa prestasi peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kegiatan menjadi
kurang berarti apabila tujuan yang telah direncanakan sebelumnya tidak terlaksana. Terlaksananya
sebuah tujuan tentu memerlukan upaya yang sungguh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diriBAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata
pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4
B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4
B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBERPENERAPAN TEKNIK KUPANG
LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08
KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Suprapto 27 Abstrak. Matematika merupakan ilmu
terstruktur yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.
Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi,
rata-rata hasil belajar IPA semester I kelas III SD Negeri Karangwotan
Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan
kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan
Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN
MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI

Lebih terperinci

Ketentuan pelaksanaan PKP PGSD

Ketentuan pelaksanaan PKP PGSDKetentuan pelaksanaan PKP PGSD 2013.1 1. Supervisor I (ditetapkan
oleh UPBJJ) adalah tutor yang membimbing mahasiswa ditempat tutorial sebanyak 8 kali pertemuan. 2.
Mahasiswa menentukan supervisor 2 sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakter Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V semester I SD Negeri 1 Tlogorejo Kecamatan
Tegowanu Kabupaten Grobogan dengan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di
Kelas V SD Negeri 2 Tatura
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di
Kelas V SD Negeri 2 TaturaMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu,
Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran
Discovery Learning

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran
Discovery LearningMeningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model
Pembelajaran Discovery Learning Rachmad Lasaka Guru Matematika SMP Negeri 2 Luwuk, Kabupaten
Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA


DAKON BILANGAN DI SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA


DAKON BILANGAN DI SDPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MENGGUNAKAN MEDIA DAKON BILANGAN DI SD Diah Lesthary, Budiman Tampubolon, Asmayani Salimi
Program Studi PGSD FKIP Universitas Tanjungpura Email:

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung
01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar,
Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar
Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar,
Pembelajaran Matematika, Sekolah DasarPENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT )
DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36
% 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36
% 2 Belum Tuntas % Jumlah %BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada Hari Senin, 15 Oktober 2012 di kelas IV SDN Rejoagung 01
tentang materi penghitungan FPB dan KPK, yang

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi
TengahPenerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli,
Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada
waktu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada
waktu5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa
setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya,
menemukan kembali

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas
IV SDN 14 Ampana
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas
IV SDN 14 AmpanaJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Hadijah
S. Pago, I Nengah Kundera,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA
BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA
BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARIUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI 1 Oleh: Sri
Mulyati SDN Kalisari 1 Kecamatan Sayung Kabuapaten Demak ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKABAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1
Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

Samsul Fahrozi NIM

Samsul Fahrozi NIMMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 21 AMPENAN MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA KARTU ANGKA PADA KONSEP KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Samsul Fahrozi NIM. 823827275

Lebih terperinci

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI


HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
DENGAN MEDIA SIKATUBIL PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 1 GEMAWANG
Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode
Demonstrasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode
DemonstrasiMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui
Metode Demonstrasi Putu Ayu Puspayanti, Lilies, Bustamin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses

I. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu prosesI.
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan perubahan perilaku individu dalam
merespon suatu kondisi dan peristiwa yang terjadi di lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gagne
yang

Lebih terperinci

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STADPrint ISSN: 2541-3163 - Online ISSN: 2541-3317 Mariani, S.Pd. 1
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Article

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA DAN METODE YANG BERVARIASI DI KELAS VI SD NEGERI PURWARAJA 3


KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG

PENGGUNAAN MEDIA DAN METODE YANG BERVARIASI DI KELAS VI SD NEGERI PURWARAJA 3


KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANGUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
SISWA TENTANG PEMILU PADA MATA PELAJARAN PKn DENGAN PENGGUNAAN MEDIA DAN METODE
YANG BERVARIASI DI KELAS VI SD NEGERI PURWARAJA 3 KECAMATAN MENES KABUPATEN
PANDEGLANG
Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Oleh. Purnawanti NIM

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Oleh. Purnawanti NIMPENGGUNAAN TEKNIK TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
MENENTUKAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR DAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL BAGI SISWA
KELAS V SD N ADINUSO 03 KECAMATAN REBAN TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar BelakangBAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada dasarnya


pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru, dalam
menyampaikan suatu materi untuk diajarkan kepada siswa dalam suatu

Lebih terperinci

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tadulako ABSTRAK

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tadulako ABSTRAKPenerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Berbantuan Gambar
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 5 Basi Kecamatan
Basidondo Tolitoli Elistina Mahasiswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN


TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN


TUTOR SEBAYAJurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN 2541-
0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN
FPB MELALUI SD Negeri 01 Kebonsari,

Lebih terperinci
SKRIPSI. Oleh: RENI RESIANA NIM

SKRIPSI. Oleh: RENI RESIANA NIMPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN TEORI BRUNER
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS III SDN
GLUNDENGAN O3 KECAMATAN WULUHAN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Cicik Indrayati NIM

SKRIPSI. Oleh Cicik Indrayati NIMP E N I N G K A T A N A K T I V I T A S D A N H A S I L B E L A J A R IPA


POKOK BAHASAN GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD
NEGERI 2 KALIREJO KECAMATAN SUMBERMALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari
di sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam perkembangan ilmu dan
teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Diskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dimulai dari tahap pra siklus dilakukan dari Sabtu, 1 September 2012
pukul 07.00-08.10 mata pelajaran MATEMATIKA dengan

Lebih terperinci

Lilik Endang Wardiningsih Guru SDN Gajah I Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro

Lilik Endang Wardiningsih Guru SDN Gajah I Kecamatan Baureno Kabupaten BojonegoroMENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP KPK, FPB DAN FAKTORISASI PRIMA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISME BAGI SISWA KELAS IV SDN GAJAH I BAURENO BOJONEGORO Lilik Endang
Wardiningsih Guru SDN Gajah I
Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian konsep dasar belajar dalam teori Behaviorisme didasarkan pada
pemikiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian konsep dasar belajar dalam teori Behaviorisme didasarkan pada
pemikiran7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-teori Belajar 1. Teori Belajar Behaviorisme Kajian
konsep dasar belajar dalam teori Behaviorisme didasarkan pada pemikiran bahwa belajar merupakan
salah satu jenis prilaku

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Media Gambar Di Kelas
III SDN Santigi Pada Meteri Makhluk Hidup

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Media Gambar Di Kelas
III SDN Santigi Pada Meteri Makhluk HidupJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 5 ISSN 2354-614X
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Media Gambar Di Kelas
III SDN Santigi Pada Meteri Makhluk Hidup Yunita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 3 Kalirejo Kudus kurang efektif. Guru memulai
pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian23 BAB III METODE
PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Tempat
penelitian adalah SD 6 Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus yang terletak

Lebih terperinci
Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten SemarangSatya Widya, Vol. 32, No.2. Desember
2016: 138-143 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH BAGI SISWA KELAS VIIIG SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN
SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional
konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional
konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalahBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut
Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIMPENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA RELISTIK UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN JARAK, WAKTU DAN KECEPATAN
SISWA KELAS VB SDN TEGALGEDE 01 JEMBER SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar Pada Universitas Kristen Satya
Wacana. Oleh BUDI SANTOSO NIM.

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar Pada Universitas Kristen Satya
Wacana. Oleh BUDI SANTOSO NIM.DISKUSI KELOMPOK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG BAGI SISWA KELAS V SDN GRINGSING 01
KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG SEMESTER II TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.
Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah
Dasar.PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 ALAS TENGAH SITUBONDO Oleh Ahmad Zubaidi (1) Reki
Lidyawati (2) ABSTRAK Guru seharusnya lebih

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: M FUADI FARHAN NIM

SKRIPSI. Oleh: M FUADI FARHAN NIMPENERAPAN TEORI GAGNE DENGAN PENDEKATAN SAVI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN SEGI EMPAT PADA KELAS VII SMP NEGERI 3
BALUNG JEMBER TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: M FUADI FARHAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN
NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN
NKRI. Tri PurwatiDinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol.
7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA
MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi
Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Dalam
pembelajaran awal pada mata pelajaran PKn tentang globalisasi

Lebih terperinci

selanjutnya dapat dibuat diagram di bawah ini.

selanjutnya dapat dibuat diagram di bawah ini.BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Pelaksanaan Tindakan Untuk Melihat hasil belajar siswa, pada akhir proses pembelajaran penulis
melakukan tes formatif. Pada Pra siklus, siklus I dan II proses
Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek
Penelitian Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas 6 semester I SD Negeri Pungangan
02 Kecamatan Limpung Kabupaten Batang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh IRKHAM

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh IRKHAMi PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT MELALUI IMPLEMENTASI METODE DISKUSI
BERBANTUAN ALAT PERAGA MISTAR RANGKAP DI SDN KETANGGAN 01 GRINGSING BATANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkanBAB
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap
keberhasilan pendidikan. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan
perubahan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah


Retnowati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah


RetnowatiDinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-
2172 TK Cempaka Indah Ketitangkidul, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN14 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Gambaran Objek Penelitian Sekolah dasar Ngurensiti 02 terletak di Desa Ngurensiti Kecamatan
Wedarijaksa Kabupetan Pati yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun
Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun
Ruang Melalui Penggunaan Media PeragaMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung
Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga Sarni, I Nyoman
Murdiana, dan Dasa Ismaimuza Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas
Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan
perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan
perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran BahasaBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Masalah Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat,
sehingga peajaran Bahasa Indonesia sangat penting bagi kehidupan siswa sekarang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Miyas Septi Adi Asri NIM

SKRIPSI. Oleh Miyas Septi Adi Asri NIMPENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PENGOLAHAN DATA SISWA KELAS VI
B SDN BANGSALSARI 03 SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI
Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head
Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head
Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 TambunUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN
6 Tambun Hildayanti Anwar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Metode Demontrasi, Hasil belajar, Siswa Kelas V.

ABSTRAK. Kata Kunci : Metode Demontrasi, Hasil belajar, Siswa Kelas V.UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA TENTANG MENGHITUNG VOLUME BANGUN RUANG MELALUI METODE
DEMONTRASI MENGGUNAKAN BENDA KONGKRIT SISWA KELAS V SD NEGERI TEGALOMBO 05
DUKUHSETI PATI SKRIPSI untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah Secara geografis SD Negeri 2 Plosoharjo terletak di Desa
Plosoharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Berada di

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPSPENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM)
DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS (Pokok Bahasan Kegiatan
Ekonomi di Indonesia Pada Siswa Kelas V Semester Ganjil SDN Rambipuji

Lebih terperinci
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE


LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL1 MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN
NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL OLEH FATHUR NIM GJA12D113072 FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat


sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik.
Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

S K R I P S I. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga. Oleh SITI SUNDARI

S K R I P S I. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga. Oleh SITI SUNDARIUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI PLELEN 04 KECAMATAN
GRINGSING KABUPATEN BATANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem
Pernapasan Pada Manusia

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem
Pernapasan Pada ManusiaMeningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar
Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia Abdul Rachim Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci
INOVASI ALAT PERAGA KONKRET DALAM MATERI AJAR OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN.
Sri Haryati

INOVASI ALAT PERAGA KONKRET DALAM MATERI AJAR OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN.
Sri HaryatiDinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No.
5, Oktober 2016 ISSN 0854-2172 INOVASI ALAT PERAGA KONKRET DALAM MATERI AJAR OPERASI
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE DISKUSI DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
DI KELAS

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE DISKUSI DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
DI KELASMENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE DISKUSI DAN PENGGUNAAN MEDIA
GAMBAR DI KELAS Cholifatut Diniyah (11130036 ST) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran
Semarang Abstrak Latar belakang pelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PUZZLES PICTURE GAME PADA MATERI AJAR FUNGSI ALAT TUBUH MANUSIA UDIN
ZAENUDIN SDN SUKARESMI ABSTRAK

PENGGUNAAN PUZZLES PICTURE GAME PADA MATERI AJAR FUNGSI ALAT TUBUH MANUSIA UDIN
ZAENUDIN SDN SUKARESMI ABSTRAKPENGGUNAAN PUZZLES PICTURE GAME PADA MATERI AJAR
FUNGSI ALAT TUBUH MANUSIA UDIN ZAENUDIN 19680117 199203 1 007 SDN SUKARESMI ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya minat dan hasil

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATABAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Pra
Siklus Pada tahapan ini peneliti mengambil data hasil belajar pada materi sebelumnya. Peneliti
mengambil data hasil belajar secara murni. Artinya

Lebih terperinci
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPOSITORI PADA
SISWA KELAS IV

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPOSITORI PADA
SISWA KELAS IVDinamika Vol. 3, No. 1, Juli 2012 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS IV SD Negeri
Karanganyar 01 Kec. Kedungbanteng Kab. Tegal

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING
PADA SISWA KELAS IV SDN KAYEN 01 PATI TAHUN 2013

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING
PADA SISWA KELAS IV SDN KAYEN 01 PATI TAHUN 2013PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA
INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SDN KAYEN 01 PATI
TAHUN 2013 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DENGAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DENGAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER


HEREPENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DENGAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA OPERASI HITUNG
CAMPURAN BILANGAN BULAT SISWA KELAS VA SDN PATRANG

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA


SISWA TUNAGRAHITA. Sufiana

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA


SISWA TUNAGRAHITA. SufianaJurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 17 ISSN
2477-22 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN
BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA

Lebih terperinci
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan
upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF
SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONSTRASI IRAMA PADA BIDANG STUDI SENI MUSIK DI
KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel

Lebih terperinci

Deskripsi Siklus 1

Deskripsi Siklus 117 Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan, dengan Standar Kompetensi: 5.
Memahami Hubungan Sesama Makhluk Hidup dan Antara Makhluk Hidup dengan Lingkungannya, dan
Kompetensi Dasar: 5.1. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM


PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN MLOKOREJO 04 PUGER SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM


PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN MLOKOREJO 04 PUGER SKRIPSIPENINGKATAN
KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN MLOKOREJO 04 PUGER SKRIPSI Oleh HESTY FEBRIAN WIDYANA
NIM 080210204319 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Wlahar dengan
subjek penelitian seluruh siswa kelas 4 sebanyak 27
Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.
Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN
Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek
Penelitian 3.1.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 6 Tanjungrejo Jekulo
Kudus tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MIBAB II
KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam
dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SIH PAMBUDI NIM

SKRIPSI. Oleh : SIH PAMBUDI NIMMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN PECAHAN
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DUA DIMENSI (KERTAS ARISTON) SISWA KELAS IIISDN TEGAL GEDE 01
JEMBER TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMURUPAYA MENINGKATKAN
MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA
KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( CLASSROOM
ACTION RESEARCH

Lebih terperinci

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan
Bumi di Kelas IV SDN No.

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan
Bumi di Kelas IV SDN No.Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada
Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No. 2 Pangalasiang Mersilia Busoso, Haeruddin, dan Andi
Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilakukan. Berdasarkan
hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 2 SD

Lebih terperinci

Oleh: Ramikayani, S.Pd Guru SDN Mantaren 1 Kabupaten Pulang Pisau ABSTRAK

Oleh: Ramikayani, S.Pd Guru SDN Mantaren 1 Kabupaten Pulang Pisau ABSTRAKMENINGKATKAN
KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MELALUI METODE BERMAIN KARTU BAGI SISWA KELAS VI SDN MANTAREN 1 Oleh: Ramikayani, S.Pd
Guru SDN Mantaren 1 Kabupaten

Lebih terperinci

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber
Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi
Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber
Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan BahodopiJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No.1 ISSN
2354-614X Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan12
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Dalam keseluruhan proses pendidikan
di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakter Subyek Penelitian
3.1.1 Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat atau lokasi penelitian di kelas III SD Negeri 2
Bandungsari Kabupaten Grobogan.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS
VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS
VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI
BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN
PELAJARAN 2008/2009 Kusnaeni SMP Negeri 3 Purworejo Jl. Mardihusodo 3 Kutoarjo, Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan bahwa pemerintah dalam hal ini diwakili lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan bahwa pemerintah dalam hal ini diwakili lembaga yang1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan diri
dalam peranannya dimasa akan datang. Pendidikan dilakukan tanpa ada batasan usia, ruang dan waktu
Lebih terperinci

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARANPENINGKATAN


AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KEGIATAN
EKONOMI DALAM MEMANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Pakem Siswa Kelas V SDN 21
Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Pakem Siswa Kelas V SDN 21
AmpanaMeningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Pakem Siswa Kelas V
SDN 21 Ampana Selvi T. Usman, Amran Rede, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru Dalam
Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan


teknologiBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang
mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir

Lebih terperinci

SKRIPSI HILMAN ADHI FADHLULLAH

SKRIPSI HILMAN ADHI FADHLULLAHPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM


PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE
EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SDN SEKARPUTIH 01 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPEPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NHT DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG
BILANGAN YANG MELIBATKAN UANG SISWA KELAS

Lebih terperinci

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud
Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud
Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 AmpanaPenerapan Metode Penugasan untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas
IV SDN 21 Ampana Masyita, Amram Rede, dan Mohammad Jamhari Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKABAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran kooperatif Tipe NHT
Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam
menelaah bahan yang tercakup dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA


SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA


SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1
PERCUT SEI TUAN T.A.2014/2015 Martogi Bangun Sianturi Guru Mata Pelajaran Fisika SMA

Lebih terperinci

2022 © DocPlayer.info Pengaturan dan alat privasi | Ketentuan | Tanggapan

Anda mungkin juga menyukai