Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKONOMI SYARI’AH

(KEBIJAKAN MONETR DALAM EKONOMI ISLAM)


DOSEN PENGAMPUH : Dr. ISKANDAR, M.Sy

OLEH :
CITA SARI PEDANG (2011211028)
NURAHMI NAHDYAH LANGODAY (2011211027)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI AHWAL AL-SYAKHSIYAH
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-
NYAsehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebijakan Moneter
Dalam Ekonomi Islam“. Sholawat serta salam tak lupa kami junjungkan kepada pimpinan
agung kita baginda Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikansyafaatnya di akhirat
nanti.
Selain itu kami juga berterima kasih kepada Bapak Agus Arwani, M.Ag.selaku
Dosen mata kuliah Ekonomi Islam yang telah memberikan tugas ini kepadakami serta
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambahwawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan dan jauh dari katasempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingattidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yangmembacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kamisendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabilaterdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dansaran yang membangun dari Anda
demi perbaikan makalah ini di waktu yangakan datang.

Kupang, 18 Maret 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebijakan Moneter ................................................................. 6
B. Prinsip-Prinsip Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam ..................... 8
C. Instrumen Moneter Islami ........................................................................ 9
D. Kebijakan Moneter Pada Masa Nabi, Sahabat atau
Khulafaurrasyidindan ..........................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenaidampak kebijakan
pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidangekonomi. Pertumbuhan ekonomi
merupakam laju pertumbuhan yangdibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang
secara tidak langsungmenggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Kuznets dan Sirojuzilam mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai
“Kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin
banyak barang kepada penduduknya, kemampuanini bertambah sesuai dengan kemajuan
teknologi dan penyesuaiankelembagaan dan ideologis yang di perlukan”.
Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapistabil tidaklah pekerjaan
yang mudah untuk dilaksanakan, ini ibaratnyamata uang 2 sisi, kadang dicapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapitidak stabil. Untuk mencapai inilah diperlukan
kebijakan moneter.
Kebijakan moneter bertujuan mengarahkan perekonomian makroke kondisi yang
lebih baik dan atau diinginkan. Kondisi-kondisi tersebutdiukur dengan menggunakan
indikator-indikator makro utama sepertiterpeliharanya pertumbuhan ekonomi yang baik,
stabilitas harga umumyang terkendali, dan menurunnya tingkat pengangguran.
Sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat Indonesia yangkegiatannya
bertumpu pada aset keuangan kredit perbankan, maka pemerintah perlu melaksanakan
kebijakan moneter melalui pengelolaanatau pengaturan sistem perkreditan secara
dinamis, sesuai dengankebutuhan dan kondisi struktur potensi ekonomi masyarakat
daerah(resource base) yang akan digerakkan.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Kebijakan Moneter?
2. Bagaimana Prinsip-prinsip Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Islam?
3. Apa saja Instrumen Moneter Islam?
4. Bagaimana Kebijakan Moneter pada Masa Nabi, Sahabat atauKhulafaurasyidin ?

C. TUJUAN
1. Mendeskripsi Pengertian Kebijakan Moneter.
2. Mendeskripsi Prinsip-prinsip Kebijakan Moneter dalam EkonomiIslam.
3. Mendeskripsi Instrumen Moneter Islam.
4. Mendeskripsi Kebijakan Moneter pada Masa Nabi, Sahabat atauKhulafaurasyidin

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER DALAM ISLAM


Jumlah uang beredar tidak boleh terlalu berlebihan atau kurang, pengendalian
jumlah uang beredar perlu dilakukan untuk menciptakaniklim yang baik bagi
stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi, serta pengendalian terhadap kegiatan
kredit. Kebijakan yang digunakan oleh pemerintah untuk mengatur jumlah uang
beredar inilah yang dinamakandengan kebijakan moneter. Kontribusi kebijakan
moneter terhadapstabilitas harga sangat penting artinya untuk menekan tingkat
inflasi.Pertumbuhan jumlah uang beredar sebaiknya mengikuti pertumbuhanekonomi,
sehingga secara tidak langsung dapat menekan tingkat pengangguran. Bank sentral
selaku pelaksana kebijakan moneter dapatmenjalankan kebijakan baik yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif.Kebijakan moneter dianggap lebih baik sebagai alat
stabilitasikegiatan ekonomi oleh negara, karena:
1. Tidak menimbulkan masalah crowding out;
2. Decision lag-nya tidak terlalu lama sehingga waktu pelaksanaankebijakan dapat
disesuaikan dengan masalah ekonomi yang dihadapi;
3. Tidak menimbulkan beban kepada generasi yang akan datang dalam bentuk
keperluan untuk membayar bunga dan mencicil utang pemerintah.
Dari paparan diatas definisi yang dimaksud dengan kebijakan moneter adalah
upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomianmakro ke kondisi yang
diinginkan dengan mengatur jumlah uang beredar.Kondisi lebih baik disini adalah
dengan meningkatnya output keseimbangan dan atau terpeliharanya stabilitas harga.
Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat mempertahankan, menambah, atau
mengurangi jumlah uang beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan
ekonomiuntuk terus tumbuh sekaligus mengendalikan inflasi.
Jika yang dilakukanadalah menambah jumlah uang beredar, maka pemerintah
dikatakanmenempuh kebijakan moneter ekspansif. Sebaliknya jika jumlah uang
beredar dikurangi, pemerintah menempuh kebijakan kontraktif atau biasa pula dikenal
sebagai kebijakan uang ketat.Selain itu kebijakan moneter dapat pula berarti sebagai
peraturandan ketentuan yang dikeluarkan dalam mengatur penawaran uang dantingkat
bunga, kebijakan ini dilakukan oleh Bank Sentral. Agar ekonomitumbuh lebih cepat,
bank sentral bisa memberikan lebih banyak kreditkepada sistem perbankan melalui
operasi pasar terbuka, atau bank sentralmenurunkan persyaratan cadangan dari bank-
bank atau menurunkantingkat diskonto, yang harus dibayar oleh bank jika hendak
meminjam dari bank sentral. Akan tetapi, apabila ekonomi tumbuh terlalu cepat dan
inflasimenjadi masalah yang semakin besar, maka bank sentral dapat
melakukanoperasi pasar terbuka (Open market operations), menarik uang dari sistem
perbankan, menaikkan persyaratan cadangan minimum (reserverequirement), atau
menaikkan tingkat diskonto (interest or discount rate), sehingga dengan demikian

6
akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.Instrumen kebijakan moneter lain
berkisar dari kebijakan kredit selektifsampai moral suasion, suatu kebijakan yang
sederhana, tetapi seringsangat efektif. Kebijakan moeneter dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif, yaitu kebijakan umum yang
bertujuan untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam
perekonomian.
 Operasi pasar terbuka
 Mengubah persyaratan cadangan minimum (reserve requirement)
 Mengubah tingkat suku bunga ( Discount rate)

2. Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif:


 Pengawasan pinjaman secara selektif, yaitu menentukan jenis- jenis
pinjaman mana yang harus dikurangi atau digalakkan.
 Pembujukan moral, yaitu bank sentral menghimbau sertamembujuk
kepada bank-bank untuk melakukan suatu hal yangdiarahkan, misalnya
pada saat terlalu banyak jumlah uang beredar, bank sentral bisa
membujuk kepada bank untukmengurangi penyaluran kreditnya.
Banyak faktor yang mempengaruhi pemerintah dan sistem bankdalam
menentukan jumlah penawaran uang pada suatu waktu tertentu.Tingkat bunga tidak
mempunyai peranan dalam menentukan jumlah uangyang ditawarkan pada suatu waktu
tertentu. Perubahan tingkat bungadalam analisis parsial saat ada pergeseran baik
permintaan dan penawaranuang.Kebijakan moneter dijalankan dalam rangkaian
perubahan dalam perekonomian yang akhirnya menyebabkan perubahan
pendapatannasional dan penggunaan tenaga kerja.
Adapun faktor-faktor yang menentukan efektivitas kebijakanmoneter yakni :
1. Perbedaan tingkat elastisitas permintaan uang
2. Perbedaan elastisitas efisiensi modal marginal (MEI)
3. Perubahan dalam marginal Propensity to Consume (MPC)

7
B. PRINSIP-PRINSIP KEBIJAKAN MONETER DALAM EKONOMI ISLAM
Secara khusus kebijakan moneter mempunyai pengertian sebagaitindakan makro
pemerintah melalui bank sentral dengan caramempengaruhi penciptaan uang. Dengan
mempengaruhi proses penciptaanuang, pemerintah bisa mempengaruhi jumlah uang
beredar, yangselanjutnya pemerintah bisa mempengaruhi pengeluaran
investasi,kemudian mempengaruhi permintaan agregat dan akhirnya tingkat
hargasehingga tercipta kondisi ekonomi sebagaimana yang dikehendaki.
Kebijakan moneter dalam islam berpijak pada prinsip-prinsip dasarekonomi
islam sebagai berikut :

1. Kekuasaan tertinggi adalah milik Allah dan Allah lah pemilik yangabsolut.
2. Manusia merupakan pemimpin (kholifah) di bumi, tetapi bukan pemilik yang
sebenarnya.
3. Semua yang dimiliki dan didapatkan oleh manusia adalah karenaseizin Allah,dan
oleh karena itu saudara-saudaranya yang kurang beruntung memiliki hak atas
sebagian kekayaan yang dimilikisaudara-saudaranya yang lebih beruntung.
4. Kekayaan tidak boleh ditumpuk terus atau ditimbun.
5. Kekayaan harus diputar.
6. Menghilangkan jurang perbedaan antara individu dalam perekonomian, dapat
menghapus konflik antar golongan.
7. Menetapkan kewajiban yang sifatnya wajib dan sukarela bagi semuaindividu,
termasuk bagi anggota masyarakat yang miskin.
Dalam aspek teknis, kebijakan moneter islam harus bebas dariunsur riba dan
bunga bank. Dalam islam riba yang termasuk didalamnya bunga bank diharamkan
secara tegas. Dengan adanya pengharam ini maka bunga bank yang dalam ekonomi
kapitalis menjadi instrument utamamanajemen moneter menjadi tidak berlaku lagi.
Manajemen moneterdalam islam didasarkan pasa prinsip bagi hasil.

8
C. INSTRUMEN MONETER ISLAMI
1. Mazhab Pertama ( Iqtishaduna)
Menurut mazhab iqtishaduna tidak diperlukan suatu kebijakan moneter
dikarenakan hampir tidak adanya sistem perbankan danminimnya penggunaan
uang. Jadi tidak ada alasan yang memadai untuk melakukan perubahan-perubahan
dalam penawaran uang (Ms).Selain itu kredit tidak mempunyai peran dalam
penciptaan uang,karena kredit hanya digunakan di antara para pedagang saja serta
peraturan pemerintah tentang surat peminjaman dan instrument negosiasi yang
dirancang sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan sistem kredit dapat
menciptakan uang. Sistem yangditerapkan oleh pemerintah yang berhubungan
dengan konsumsi,tabungan dan investasi telah menciptakan instrumen otomatis
untuk pelaksanaan kebijakan moneter.

2. Mazhab Kedua (Mainstream)


Instrumen yang digunakan mazhab kedua untuk mempengaruhi
Permintaan Agregat adalah dengan dikenakannya biaya atau pajak atas dana atau
aset produktif yang menganggur (duesof idle fund ). Peningkatan dues of idle
fund akan mengalihkan permintaan uang yang sedianya ditujukan untuk
penimbunan uang/aset yang produktif kepada tujuan uang yang akan
meningkatkan produktifitas uang tersebut di sektor riil sehingga investasi
meningkat.Peningkatan investasi berdampak pada peningkatan Permintaan
Agregat, sehingga keseimbangan umum yang baru akan berada padatingkat
pendapatan nasional yang lebih tinggi. Masyarakat diarahkan untuk
mengalokasikan dananya kepada sektor produktif agar dapat memacu
pertumbuhan ekonomi semakin tinggi apabila dana/aset produktif tersebut hanya
dibiarkan menganggur.

3. Mazhab Ketiga (Alternatif)


Sistem kebijakan moneter yang dianjurkan oleh mazhabalternatif adalah
syuratiq process yaitu dimana suatu kebijakan yangdiambil oleh otoritas moneter
berdasarkan musyawarah sebelumnyadengan otoritas sektor riil. Jadi keputusan-
keputusan kebijakanmoneter yang dituang daLam bentuk instrumen moneter
biasanyaadalah harmonisasi dengan kebijakan-kebijakan di sektor riil.Kebijakan
di sektor moneter adalah derivasi dari sektor riil danharmonisasi dengan sektor
riil. Secara umum manajemen moneterIslam yang diajukan oleh mazhab ketiga
adalah besarnya jumlah penawaran uang mengikuti permintaan uang dari
masyarakat. Hal iniagar tidak ada kesenjangan antara sektor riil dan sektor
moneter.Harmonisasi antar sektor riil dan moneter akan menghasilkansuatu kurva
jangka panjang dari penawaran uang (Ms) dan permintaanuang (Md) yang
berbentuk seperti jalinan tambang yang harmonisdengan pertumbuhan pendapatan
nasional (Y). Jika terjadi peningkatan Permintaan Agregat sebagai akibat dari
peningkatan- peningkatan pada konsumsi, atau ekspor bersih (net export),
atutingkat investasi atau tingkat belanja pemerintah, maka akan terjadikenaikan

9
permintaan uang (Md 1 ke Md 2) di pasar uang. Responnyaotoritas moneter akan
meningkatkan penawaran uang dari Ms 1 ke Ms2 (kebijakan yang harmonis
dengan sektor riil). Jika kemudian terjadilagi peningkatan permintaan uang (Md),
maka otoritas moneter akanmerespon hal yang sama yang meningkatkan lagi
penawaran uang (Ms).

D. KEBIJAKAN MONETER PADA MASA NABI.SAHABAT ATAU


KHULAFAURASYIDIN.

1. Masa Nabi Muhammad Saw


Perekonomian jazirah Arabia ketika jaman Rasulullahmerupakan ekonomi dagang,
bukan ekonomi yang berbasis sumberdaya alam. Minyak bumi belum dittemukan dan
sumber daya lainnyamasih terbatas. Lalu lintas perdagangan amtara Romawi dan
Indiayang melalui Arab dikenal sebagai jalur dagang selatan. Sedangkanantara
Romawi dan Persia disebut sebagai jalur dagang utara. AntaraSyam dan Yaman
disebut sebagai jalur dagang utara selatan.
Perekonomian Arab di jaman Rasulullah SAW, bukanlahekonomi terbelakang yang
mengenai barter, bahkan jauh darigambaran seperti itu. Pada masa itu telah terjadi:

a. Valuta asing dari persia dan Romawi yang dikenal oleh seluruhlapisan
masyarakat Arab, bahkan menjadi alat bayar resminyaadalah Dinar dan Dirham.
b. Sistem devisa bebas ditetapkan, tidak ada halangan sedikitpununtuk mengimpor
dinar atau dirham.
c. Transaksi tidak tunai diterima luas dikalangan pedagang.
d. Cek dan promissory note lazim digunakan, misalnya Umar binKhattab r.a.
menggunakan instrumen ini ketika melakuan impor barang-barang yang baru dari
Mesir ke Madinah.
e. Instrumen factory (anjak piutang) yang baru populer pada tahun1980-an telah
dikenal dengan nama al-hiwalah, tetapi tentunya bebas dari unsur bunga.
Pada masa itu, bila penerimaan akan uang meningkat, makadinar dan dirham
diimpor. Sebaliknya, bila permintaan uang turun, barang impor nilai emas dan perak
yang terkandung dalam dinar dandirham sama dengan nilai nominalnya. Sehingga
dapat dikatakan penawaran uang elastis. Kelebihan penawaran uang dapat
diubahmenjadi perhiasan emas atau perak. Tidak terjadi kelebihan atau permintaan
akan uang, sehingga nilai uang stabil.
Permintaan uang hanya untuk keperluan transaksi dan berjaga- jaga. Permintaan
uang yang riil dilarang. Penimbunan mata uangdilarang-larang sebagaimana
penimbunana barang juga dilarang.Trasaksi talaqqi rukban dilarang, yaitu mencegat
penjual darikampung di luar kota untuk mendapat keuntungan dari ketidaktahuan
harga. Hal demikian merupakan tindakan distorsi harga. Distorsi harga merupakan
cikal bakal spekulasi. Transaksi kali bi kali dilarang, yaitu bukan transaksi dan

10
bukan pula transaksi tunai.Keistimewaan dalam Islam dalam hal transaksi adalah
bahwa transaksi tunai boleh, transaksi tidak tunai boleh namun melarang transaksi
future tanpa ada barangnya. Transaksi maya satu unsur riba. Sagala bentuk riba
dilarang. Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus stabilitas, Islam
tidak menggunakan instrumen bunga atau penawaran uang baru melalui percetakan
defisit anggaran. Di dalam Islam, yang dilakukan adalah mempecepat perputaran
uang dan pembangunan infrastruktur sektorriil. Faktor pendorong percepatan
perputaran uang adalah disebabkan oleh kelebhan likuiditas. Uang tidak boleh
ditimbul dan dipinjamkan dengan bunga. Sedangkan faktor penarikan uang adalah
dianjurkan dengan jalan Qardh (pinjaman kebajikan), sedekah dan kerja sama bisnis
berbentuk syirkah atau mudharabah. Keuntungan utama darikerja sama bisnis adalah
pelaku dan penandang dana bersama-samamendapat pengalaman, informasi, metode
supervisi, manajemen dan pengetahuan akan risiko suatu bisnis. Akujmulasi dari
informasi iniakan menurunkan tingkat resiko investasi.
Jelaslah kebijakan moneter Rasulullah SAW selalu terkaitdengan sektor riil
perekonomian. Hasilnya adalah pertumbuhansekaligus stabilitas.

2. Masa Sahabat atau Khulafaurasyidin


a. Abu Bakar Ash-Shiddiq
Dalam masalah perekonomian Abu Bakar tidak banyakmelakukan perubahan, Ia
meneruskan sistem perekonomian yangtelah di bangun Nabi Muhammad seperti
membangun kembaliBaitul Maal, melaksanakan kebijakan pembagian tanah
hasiltaklukan serta mengambil alih tanah orang murtad demikepentingan umat
Islam.Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq melaksanakan kebijakanmoneternya
sebagai berikut:
 Perkembangan pembangunan baitul maal dan penanggungjawaban baitul
maal.
 Menerapkan konsep balance budget policy pada baitul maalatau prinsip
kesamarataan yakni memberikan jumlah yangsama kepada semua sahabat
dan tidak membeda-bedakanantara sahabat, budak dan orang merdeka,
bahkan antara priadan wanita. Dengan begitu harta di Baitul Maal tidak
pernahmenumpuk dalam jangka waktu lamakarena
langsungdidistribusikan kepada kaum muslimin.

b. Umar bin Khattab


Kebijakan moneter Umar diantaranya seperti gagasanspektakulernya tentang
pembuatan uang dari kulit unta agar lebihefisien. Stabilitas nilai tukar emas dan
perak terhadap mata uangdinar dan dirham. Penetapan nilai dirham, instrumen
moneter,contoh harga barang dipasar dan lain sebagainya.

11
Mengenai pencetakan uang dalam Islam menjadi perbedaan pendapat. Namun
riwayat yang terbanyak dan masyhur menjelaskan bahwa Malik bin Marwan-lah
yang pertama mencetak dirham dan dinar dalam Islam.
Sedangkan dalam riwayat lain menyebutkan Umar yang pertama kali mencetak
dirham pada masanya. Tentang hal ini Al-Maqrizi mengatakan “ketika Umar bin
Khattab menjabat sebagaikhalifah dia menetapkan ung dalam kondisinya semula
dan tidakterjadi perubahan satupun pada masanya hingga tahun 18 H.Dalam tahun
ke-6 kekhalifahannya ai mencetak dirham ala ukiran kisra dan dengan bentuk
yang serupa. Hanya saja ia menambahkan kata alhamdulillah dan dalam bagian
yang lain dengan kata Rasulullah dan pada bagian lain lagi dengan kata
lailahaillallah, sedangkan gambarnya adalah gambar kisra bukangambarnya
Umar. Namun dalam riwayat Al-Bukhari diriwayatkan, ketikaUmar melihat
perbedaan antara dirham big dengan nilai delapan daniq, dan ada dirham thabari
senilai empat daniq, dirham Yamani dengan nilai sau daniq. Ketika ia melihat
kerancuan itu, kemudian ia menggabungkan dirham Islam yang nilainya enam
daniq. Dan masih banyak riwayat yang lain menerangkan bahwa Umar telah
mencetak.
Dapat disimpulkan kebijakan moneter Umar bin Khattab yaitu:
 Reorganisasi baitul maal , dengan mendirikan Diwan Islamyang pertama
yang disebut dengan al-Divan (sebuah kantor yang ditujukan untuk
membayar tunjangan-tunjangan angkatan perang dan pensiunan dan
tunjangan-tunjangan lainnya).
 Adanya gagasan spektakulernya tentang pembuatan uang darikulit unta
agar lebih efisien.
 Stabilitas nilai tukar emas dan perak terhadap mata uangdinar dan dirham.
 Penetapan nilai dirham, instrumen moneter, kontrol harga barang dipasar
dan lain sebagainya.

c. Usman bin Affan


Pada masa pemerintahannya Usman banyak mengikuti kebijaknekonomi Umar
bin Khattab. Di bawah ini beberapa kebijakanUsman bin Affan yaitu :
 Pembangunan pengairan
 Pembentukan organisasi kepolisian untuk menjaga keamanan perdagangan
 Pembangunan gedung pengadilan, guna penegakan hukum
 Kebijakan pembagian lahan luas milik raja Persia kepadaindividu dan
hasilnya mengalami peningkatan biladibandingkan pada masa umar dari 9 juta
menjadi 50 juta dirham

d. Ali bin Abi Thalib


Dalam mengelola perekonomian Ali bin Abi Thalib sangat berhati-hati terlebih
dalam membelanjakan keuangan negara. Ali menarik diri dari daftar penerima

12
gaji dan bahkan menyumbangsebesar 5000 dirham setiap tahunnya.
Perekonomian pada masaAli bin Abi Thalib mengambil tindakan sperti membuka
lahan perkebunan yang telah diberikan kepada orang-orang kesayangan Usman,
dan mendistribusikan pendapatan pajak tahunan sesuai dengan ketentuan yang
dotetapkan Umar bin Khattab.
Kebijakan moneter Ali bin Abi Thalib diantaranya:
 Pendistribusian yang ada padabaitul maal, Ali mengeluarkansemua tanpa
ada cadangan dengan prinsip pemerataandistribusi uang rakyat. Berbeda
dengan Umar yangmenyisihkan untuk cadangan.
 Pengeluaran angkatan laut dihilangkan
 Adanya kebijakan pengetatan anggaran
 Mencetak mata uang sendiri atas nama pemerintahan Islam,dimana
sebelumnya menggunakan mata uang Romawi danPersia.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ekonomi moneter merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yangmembahas
tentang peranan uang dalam mempengaruhi tingkat harga dantingkat kegiatan
ekonomi dalam suatu negara.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetapmempertahankan
kestabilan harga. Untuk mencapai yujuan tersebut BankSentral atau Otoritas
Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar inflasi dapat terkkendali,tercapai kesempatan kerja penuh
dan kelancaran dallam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan
antara lain dengan salah satu namuntidak terbatas pda instrumen sebagai berikut
yaitu suku bunga, giro wajibminimum, intervensi di pasar valuta asing dan
sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami
kesulitan likuiditas.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan
untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomiyang tinggi,
stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbnaganeksternal
(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuanmakro, yakni
menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengankesempatan kerja,
kestabilan harga serta neraca pembayaran Internasionalyang seimbang. Apabila
kestabilan dalam kegiatan perekonomianterganggu, maka kebijakan moneter
dapat dipakai untuk memulihkan(tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan
moneter pertama kali akandirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian
ditransfer pada sector riil.

B. SARAN
Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada para
pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa, kami menyadari
bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan yan gmembangun untuk perbaikan di masa
yang akan datang. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat
bagi siapa saja yang membacanya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad. 2002 . Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam.


Jakarta . Salemba Emban Patria.
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi.
Jakarta: LPFE UI.
Rianto, M. Nur. 2010.Teori Makroekonomi Islam.
Bandung: Alfabeta.
Zainuddin, Moh. Anwar. 2013. Kebijakan Ekonomi di Masa Khulafaur Rasyidin
.Jakarta: UIN Syafif Hidayatullah.
Arwani, A. (2014). HANDOUT: EKONOMI ISLAM.

15

Anda mungkin juga menyukai