Anda di halaman 1dari 11

Pendahuluan

Pengakuan dan perlindungan Hak Asasi Manusia merupakan salah satu ciri dari negara
hukum. Negara Indonesia adalah negara yang berlandaskan atas hukum sesuai dengan
bunyi pasal 1 ayat 3 UUD 1945 “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Hak Asasi
Manusia (HAM) adalah seperangkat hak dasar yang melekat pada setiap orang.
Padahal kemunculan HAM merupakan respon terhadap berbagai tindakan intimidasi
kehidupan manusia, bukan berarti mengingkari adanya hak ketika manusia ada di muka
bumi dan diakui secara universal1 oleh manusia itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan
jaminan konstitusional sebagai bentuk pengakuan negara atas HAM.

HAM merupakan Hak-hak yang diturunkan manusia dari penciptanya yaitu Tuhan Yang
Maha Esa adalah hak pribadi tidak dapat diabaikan sebagai manusia, ia adalah makhluk
Tuhan yang memiliki Tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia,
sehingga bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan kepada siapa saja dan
tidak dapat dilakukan oleh siapa pun. Hak ini diperlukan bagi manusia selain untuk
melindungi diri dan martabatnya. Kemanusiaan-Nya juga digunakan sebagai landasan
moral untuk sosialisasi atau interaksi sosial berhubungan dengan manusia lain.

Di Indonesia, hak asasi manusia dijamin oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 tepatnya Pasal 28A-28J, dan beberapa Pasal lainnya yang
tersebar di seluruh Undang-Undang Dasar, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999. Hak
Asasi Manusia secara khusus diatur dalam. Hak (selanjutnya disebut hukum hak asasi
manusia). Pasal 1 Undang-Undang Hak Asasi Manusia Nomor 1 mendefinisikan hak
asasi manusia sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Demi kehormatan dan perlindungan
harkat dan martabat pemerintah dan semua.

1
Majda El-Muhtaj, Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2017, Hal. 6.
Selanjutnya, Pasal 28I Ayat 4, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menyatakan bahwa perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pelaksanaan hak
asasi manusia merupakan tanggung jawab negara, khususnya pemerintah. Oleh karena
itu, dalam hal ini, sebagai negara hukum, kita dapat melihat bahwa Indonesia memiliki
kewajiban dan tanggung jawab atas perlindungan, pemajuan, penegakan, dan
pelaksanaan hak asasi manusia, khususnya hak asasi manusia yang dijamin oleh
Konstitusi dan peraturan perundang-undangan.

Dalam pembahasan perlindungan hak asasi manusia (HAM), negara memiliki peran
penting, yaitu dalam melindungi hak hidup masyarakat, dalam hal ini adalah rakyat. Hal
ini tentu menunjukkan kepada kita semua bahwa hukum Islam pada dasarnya jauh
lebih awal dalam penerapan perlindungan hak asasi manusia (HAM)2, dan pada
akhirnya perluasan makna mengenai pengakuan hak-hak ini sudah diterima dalam
kerangka hukum. Oleh sebab itu dapat mendorong negara-negara Barat untuk membuat
konsep serupa tentang hak asasi manusia.

Kewajiban negara untuk melindungi warga negaranya tidak terlepas dari kebijakan
kepala pemerintahan yang memegang kekuasaan dan terikat untuk menegakkan
keberadaan hak-hak tersebut. Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW memberikan
wawasan tentang bagaimana menjalankan negara dalam pemerintahan yang adil.3

Seperti telah uraikan di atas, Indonesia merupakan negara yang berlandaskan atas
hukum. Sehingga Negara Indonesia wajib memberi perlidungan Hak Asasi Manusia
kepada setiap masyarakatnya, hal itu merupakan konsekuensi dari negara hukum.

2
Ahmad Sukardja, Piagam Madinah dan UUD 1945 (Jakarta: Penerbit UI Press, 1995) Cet. Ke 1, h. 36.

3
Ahmad Sukardja, Piagam Madinah dan UUD 1945 (Jakarta: Penerbit UI Press, 1995) Cet. Ke lh. 81,
Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:

Bagaimana mahasiswa dan mahasiswi yang belum mengetahui dan paham tentang
Hak Asasi Manusia (HAM) sehingga menjadi tahu terkait adanya Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang diantaranya membahas tentang Peran Negara dalam
Perlindungan dan Penegakan HAM di Indonesia.

PEMBAHASAN
Pengertian Negara Hukum

Negara merupakan suatu organisasi dalam suatu daerah, mempunyai kekuasaan


hukum tertinggi dan ditaati oleh rakyat. Kata "Negara" memiliki dua arti. Pertama,
negara adalah masyarakat atau wilayah yang membentuk satu kesatuan politik. Dalam
pengertian ini, India, Korea atau Brasil adalah sebuah negara. Kedua, negara adalah
lembaga pusat yang menjamin kesatuan politik ini, dengan demikian mengatur dan
menguasai wilayah. Sedangkan dalam ilmu politik, istilah "Negara" adalah badan
(instrumen) dari orang yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan.
Hubungan manusia dalam masyarakat dan gejala kekuasaan yang dipublikasikan
dalam masyarakat.4 Sedangkan, Negara hukum adalah negara yang berdasarkan
hukum dan keadilan bagi warganya. Artinya adalah semua kewenangan dan tindakan
alat perlengkapan negara atau dengan kata lain ditentukan oleh hukum. Hal Ini akan
mencerminkan keadilan bagi pergaulan sosial warganya.5

Istilah negara hukum adalah terjemahan langsung dari rechsstaat, istilah ini telah
populer di Eropa sejak abad ke-19 meskipun Pemikirannya telah ada sejak lama.
Sedangkan istilah negara hukum menjadi populer pada tahun 1885 terbit sebuah buku
oleh Albert Venn Dicey dengan judul Introduction to the study of the constitution. Di
antara asal-usul dan sistem hukum yang mendukungnya, terdapat perbedaan di antara
keduanya. Pada dasarnya, kedua konsep tersebut ditujukan pada satu tujuan utama,
yaitu pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia. Meski memiliki tujuan yang
sama, keduanya tetap berjalan dengan sistem mereka sendiri, yaitu sistem hukum
sendiri. 6

4
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar ilmu politik,,,.,,, h. 38

5
Abdul Aziz hakim, Negara Hukum dan Demokrasi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), h. 8

6
Jumiati, "Materi Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah", Jurnal DEMOKRASI Vol. V No.
2 Th. 2006, hlm. 178.
Ciri-ciri Negara Hukum

Sudargo Gautama. mengemukakan 3 ciri-ciri atau unsur-unsur dari negara hukum,


yakni7:

a. Terdapat pembatasan kekuasaan negara terhadap perorangan, maksudnya


negara tidak dapat bertindak sewenang-wenang. Tindakan negara dibatasi oleh
hukum, individual mempunyai hak terhadap negara atau rakyat mempunyai hak
terhadap penguasa.
b. Azas Legalitas Setiap tindakan negara harus berdasarkan hukum yang telah
diadakan terlebih dahulu yang harus ditaati juga oleh pemerintah atau
aparaturnya.
c. Pemisahan Kekuasaan Agar hak-hak azasi itu betul-betul terlindung adalah
dengan pemisahan kekuasaan yaitu badan yang membuat peraturan perundang
undangan, melaksanakan dan mengadili harus terpisah satu sama lain tidak
berada dalam satu tangan.

Tujuan Negara Hukum

Van Apeldoorn mengungkapkan bahwa tujuan hukum adalah untuk mengatur ketertiban
masyarakat sosial secara damai dan secara adil. Perdamaian diantara manusia
dipertahankan oleh hukum dengan melindungi kepentingan manusia tertentu,
kehormatan, kemerdekaan, jiwa, harta, dan sebagainya terhadap yang merugikannya.
Kepentingan individu dan kepentingan kolektif selalu bertentangan satu sama lain.

Montesqueu mengatakan bahwa, negara yang paling baik ialah negara hukum, sebab di
dalam konstitusi di banyak negara mempunyai tiga inti pokok yaitu:

7
Fadjar A Mukhtie, Tipe Negara Hukum, Malang : Banyumedia Intrans,2004, h 34.
a. Perlindungan HAM

b. Ditetapkannya ketatanegaraan suatu negara

c. Membatasi kekuasaan dan wewenang organ-organ negara.

Selain itu salah satu tujuan hukum adalah untuk memperoleh kepastian hukum
(rechtzeker heid). Kepastian hukum menjadi dan semakin dianggap penting ketika
dikaitkan pada doktrin negara berdasarkan atas hukum. Sudah menjadi pengetahuan
umum dalam ilmu hukum bahwa hukum tertulis dianggap lebih memberikan kepastian
hukum daripada hukum tidak tertulis.

Konsep Negara Hukum

Konsep negara hukum adalah negara yang berdasarkan pada kedaulatan hukum.
Negara adalah subjek hukum, dalam arti rechtstaat (badan hukum republik). Karena
negara dianggap sebagai subjek hukum, maka jika dia bersalah dapat dituntut di
pengadilan karena melanggar hukum. Pada akhirnya segala langkah yang diambil
pemerintah harus berdasarkan atas hukum. Tidak ada suatu kebijakan yang dilandasi
oleh kekuasaan.8

Hubungan antara Hak Asasi Manusia dan Negara Hukum.

8
Pengertian HAM

Hak Asasi Manusia (selanjutnya disingkat HAM) adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
sebagai anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan semua orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan
martabat manusia.

Menurut Syarbaini Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang melekat pada
diri manusia. Tanpa hak-hak itu, manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia.9

Menurut Teaching Human Right yang diterbitkan oleh perserikatan Bangsa-Bangsa


(PBB), Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia,
yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.10

Menurut John Locke HAM merupakan suatu hak yang diberikan langsung oleh Tuhan
yang bersifat kodrati. Artinya adalah hak yang dimiliki oleh setiap manusia menurut
kodratnya dan tidak dapat dipisahkan hakikatnya, sehingga sifatnya adalah suci.11

Atau pengertian lainnya, Hak Asasi Manusia (HAM) adalah anugerah Tuhan kepada
makhluk-Nya, hak asasi manusia tidak boleh dikesampingkan atau dipisahkan dari
individu atau keberadaan manusia. Hak asasi manusia tidak dapat dibebaskan dengan

9
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn di SD/MI Kelas Rendah, (Bandung: Manggu Makmur Tanjung Lestari, 2019), hlm. 78

10
A. Ubaedillah, Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Kencana,2012), hlm. 148

11
Sarinah, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017), hlm. 78
kekuasaan atau hal-hal lain, jika hal ini terjadi, akan berdampak pada manusia, yaitu
manusia akan kehilangan harkat dan martabatnya, yang sesungguhnya merupakan
pusat nilai-nilai kemanusiaan. Namun demikian, bukan berarti realisasi hak asasi
manusia dapat dicapai secara mutlak karena dapat melanggar hak asasi orang lain.
Memperjuangkan hak sendiri sambil mengabaikan kepentingan orang lain adalah
tindakan yang tidak manusiawi. Kita harus menyadari bahwa hak asasi kita selalu dekat
dengan hak orang lain, itulah mengapa penting untuk menghormati aturan.12

Hak Asasi Manusia (HAM) dipercayai memiliki nilai universal. Nilai universal berarti
tidak mengenal batas ruang dan waktu, nilai universal ini yang kemudian diterjemahkan
dalam berbagai produk hukum nasional diberbagai negara untuk dapat melindungi dan
menegakkan nilai-nilai kemanusiaan. Bahkan nilai universal ini ditegaskan dalam
instrumen internasional, termasuk perjanjian internasional dibidang HAM. Namun
kenyataan menunjukan bahwa nilai-nilai HAM yang universal ternyata dalam
penerapannya tidak memiliki kesamaan yang seragam. Hak asasi manusia mempunyai
kedudukan atau derajat utama dan pertama dalam hidup bermasyarakat karena
keberadaan hak asasi hakikatnya telah dimiliki, disandang dan melekat dalam pribadi
manusia sejak saat kelahirannya. Pada saat yang sama, kewajiban manusia lain muncul
untuk menghormatinya.13

Ciri-ciri Khusus Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia atau HAM mempunyai beberapa cirri-ciri khusus jika dibandingkan
dengan hak-hak yang lainnya. Berikut cirri-ciri khusus hak asasi manusia.

a. Tidak dapat dicabut, HAM tidak dapat dihilangkan atau diserahkan

b. Tidak dapat dibagi, semua orang berhak untuk mendapatkan semua hak, baik itu
12
http://umum-pengertian.blogspot.com/2016/01/pengertian-hak-asasi-manusia-ham-umum.html?m=1 diakses pada 10 Mei 2022
pukul 10.40

13
A. Masyhur Effendi, Perkembangan Dimensi Hak asasi Manusia (HAM) & proses dinamika penyusunan hukum hak asasi manusia
(HAKHAM), Ghalia utama, bogor, 2005, hal.8.
hak sipil, politik, hak ekonomi, sosial, dan budaya.

c. Hakiki, HAM merupakan hak asasi semua manusia yang sudah pada saat

manusia itu lahir.

d. Universal, HAM berlaku bagi semua orang tanpa memandang status, suku, jenis

kelamin, atau perbedaan yang lainnya. Persamaan merupakan salah satu dari

berbagai ide hak asasi yang mendasar.14

Perlindungan dan Penegakan HAM di Indonesia.

Penegakan HAM di Indonesia, terjadi ketika muncul Keputusan Presiden (Keppres) RI


Nomor 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-hak Asasi Manusia
Indonesia 1998-200315 dalam rangka menegakkan HAM dengan dasar segala ketentuan
aturan hukum.16 Hal ini didasari bahwa negara memiliki kewajiban-kewajiban untuk
menghargai hak asasi orang lain di setiap tempat serta untuk melindungi dan
menegakkan hak asasi warga Negara di wilayah mereka.17

Hal-hal yang dapat dilihat secara jelas seperti adanya lembaga-lembaga negara seperti
yang dikhususkan untuk melidungi Hak Asasi Manusia seseorang. Seperti Komisi

14
Sarinah, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017), hlm. 80

15
Ditandatangani oleh Presiden B.J. Habibie dan dilakukan secara bertahap danberkesinambungan dalam suatu program 5 (lima)
tahunan yang akan ditinjau dandisempurnakan setiap 5 (lima) tahun, lihat Pasal 1 ayat (3).

16
Lihat klausul Menimbang

a.bahwa bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional menghormati menghargai dan menjunjung tinggi prinsip-
prinsip dan tujuan-tujuan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa serta Deklarasi Universal mengenai Hak-hak Asasi Manusia

b.bahwa Deklarasi dan Program Aksi di bidang Hak-hak Asasi Manusia (Vienna Declaration and Programme of Action of the World
Conference on Human Rights) telah diterima pada Konferensi Dunia kedua mengenai Hak-hak Asasi Manusia di Wina, Austria pada
tanggal 25 Juni 1993;

17
James W. Nickel, Hak Asasi Manusia, Making Sense of Human Rights, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), hlm. 61.
Perlindungan Hak Asasi Manusia, Komisi Perlindungan Perempuan, Komisi
Perlindungan Anak, Komisi perlindungan saksi dan korban. Selain itu, pemerintah
Indonesia mulai melakukan reformasi hukum. Dengan adanya Undang-undang yang
mengatur tentang perlindungan HAM seperti Undang ndang No. 39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia, Undang undang No. 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM
membuat warga negara Indonesia lebih terlidungi hak asasinya. Namun disamping
kemajuan-kemajuan itu, tetap masih terdapat banyak kekurangan yang harus diperbaiki
oleh pemerintah Indonesia. Kekurangan tersebut banyaknya terdapat pada proses
implementasinya. banyak peraturan-peraturan yang tidak diterapkan secara tepat oleh
aparat penegak hukum. Selain itu lembaga-lembaga yang telah dibuat demi melindungi
Hak Asasi Manusia seseorang difungsikan secara benar. Agar lembaga-lembaga
tersebut tidak dibuat sia-sia dan tidak hanya sebagai pelengkap sistem ketatanegaraan
semata . Tetapi berfungsi demi kepentingan rakyat Indonesia. 18

Peran Negara dalam Perlindungan dan Penegakan HAM di Indonesia

Kedudukan dan peran negara sebagai pemangku kepentingan Hak asasi manusia telah
menjelaskan bahwa semua aspek penghormatan, perlindungan, pemenuhan dan
memajukan HAM merupakan tanggung jawab negara. Jika negara tidak dapat
melaksanakan kewajibannya sebagai pihak terkait HAM maka negara akan dicap
sebagai pelaku pelanggaran HAM. Kondisi ini mengakibatkan prinsip tanggung jawab
negara (State Responsibility) di mana negara dapat dimintai pertanggungjawaban atas
pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada kelompok atau individu. Secara garis
besar, tanggung jawab Negara akan timbul jika Negara telah mengambil tindakan yang
dianggap salah secara internasional.

Pertanggungjawaban negara akan timbul apabila suatu negara melakukan


pelanggaran terhadap peraturan Hukum Internasional atau perbuatan sebuah negara
yang merugikan negara berdaulat lainnya. Adapun dalam hukum nasional,
pertanggungjawaban negara timbul karena negara merupakan suatu entitas yang
berdaulat dan memiliki power untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
terhadap warga yang berada dibawah yurisdiksinya (Philip, 2016).

18
Eko Hidayat, ERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA DALAM NEGARA HUKUM INDONESIA, Makalah IAIN Raden Intan Lampung Jl
Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai