Anda di halaman 1dari 9

Abstrak

Adapun berdasarkan UU No.23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, desentralisasi didefinisikan
sebagai penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat, kepada daerah otonom berdasarkan
asas otonomi.Setiap daerah tentunya memiliki permasalahan yang tidak sama berbeda-beda. Oleh
karena itu, dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan
sistem sesuai dengan permasalahannya masing-masing. Gambaran tersebutlah yang melahirkan
otonomi daerah.Secara umum, desentralisasi dapat diartikan sebagai penyerahan wewenang
pemerintahan oleh pemerintahan, kepada daerah otonom untuk mengatur urusan pemerintahan dalam
sistem negara kesatuan. Fungsi sistem desentralisasi adalah untuk meringankan beban pekerjaan yang
ada di pemerintah pusat, sehingga pekerjaan dapat dialihkan kepada pemerintah daerah. Supaya dalam
penyelenggaraan suatu pemerintahan, tidak terjadi penumpukan kekuasaan pada salah satu pihak saja.

Abstract

Meanwhile, based on Law No. 23 of 2014 concerning regional government, decentralization is defined
as the handover of government affairs by the central government to autonomous regions based on the
principle of autonomy. Each region certainly has different problems. Therefore, in the administration of
government and the implementation of regional development, a system is needed according to their
respective problems. In general, decentralization can be interpreted as the transfer of government
authority by the government to autonomous regions to regulate government affairs in a unitary state
system. The function of the decentralized system is to ease the workload on the central government, so
that work can be transferred to local governments. So that in the administration of a government, there
is no accumulation of power in only one party.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Desentralisasi kewenangan Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah

memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam

pengelolaan keuangan daerah untuk menyusun dan mengatasi masalah ekonomi

masing-masing daerah yang ditujukan kepada masyarakat untuk meningkatkan

perekonomian dan partisipasi masyarakat sendiri dalam pembangunan

daerahnya. Menurut Suparmoko (2003:16), tujuan kebijakan desentralisasi

adalah:

1. Mewujudkan keadilan antara kemampuan dan hak daerah.

2. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pengurangan subsidi dari

pemerintah pusat.

3. Mendorong pembangunan daerah sesuai dengan aspirasi masing-masing

daerah.

Peranan pemerintah sendiri diantaranya adalah menyusun usulan program,

kegiatan dan anggaran berdasarkan prinsip-prinsip anggaran kinerja dan

dituangkan dalam rencana anggaran satuan kerja dengan mempertimbangkan

kondisi ekonomi dan keuangan daerah.

Dalam UU No. 22 tahun 1999 diganti dengan UU No. 32 tahun 2004

tentang Pemeritahan Daerah disebutkan secara eksplisit bahwa unit

pemerintahan yang melaksanakan otonomi di daerah adalah di tingkat

kabupaten atau kota. Secara umum, beberapa prinsip dasar yang harus dipegang

oleh semua pihak dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah:

1. Otonomi daerah harus dilaksanakan dalam konteks negara kesatuan.

2. Pelaksanaan otonomi daerah menggunakan tata cara desentralisasi,

dekonsentrasi dan tugas pembantuan dengan demikian peran daerah sangat


menentukan.

3. Pelaksanaan otonomi daerah harus berdasarkan pada hubungan wewenang,

keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber

daya lainnya yang dilaksanakan secara adil dan selaras.

4. Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

adalah suatu pembagian sistem keuangan yang adil, proporsional,

demokratis, transparan dan bertanggungjawab.

5. Fungsi pemerintah pusat masih sangat vital, baik dalam kewenangan

strategis (moneter, pertahanan, luar negeri dan hukum) maupun untuk

mengatasi ketimpangan antar daerah.

Berdasarkan UU No. 25 tahun 1999 yang diganti dengan UU No. 33 tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah berisi kebijakan perimbangan keuangan diantaranya:

1. Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah

merupakan subsistem keuangan negara sebagai konsekuensi pembagian

tugas antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

2. Pemberian sumber keuangan negara kepada Pemerintah Daerah dalam

rangka pelaksanaan desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh

Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan stabilitas dan

keseimbangan fiskal.

3. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah

merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan

penyelenggaraan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Dengan adanya otonomi daerah, kewenangan yang dimiliki oleh

Pemerintah Daerah akan semakin besar sehingga tanggung jawab yang diemban
juga akan bertambah banyak. Adanya kewenangan dalam rangka otonomi

daerah tersebut menuntut kesiapan Pemerintah Daerah sendiri dalam

pelaksanaannya karena semakin bertambah pula urusan yang ditanganinya. Oleh

karena itu ada beberapa aspek yang harus dipersiapkan antara lain sumber daya

manusia, sumber daya keuangan, sarana dan prasarana daerah. Aspek keuangan

merupakan salah satu dasar kriteria untuk dapat mengetahui secara nyata

kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri. Kemampuan

daerah yang dimaksud adalah sampai sejauh mana daerah dapat menggali

sumber-sumber keuangan sendiri guna membiayai kebutuhan keuangan daerah

tanpa harus selalu menggantungkan diri pada bantuan dan subsidi dari

Pemerintah Pusat (Winarti, 2006:14).

Anggaran merupakan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama

periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial untuk

mengarahkan pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan

masyarakat. Kemampuan Pemerintah Daerah dalam mengelola keuangan

termuat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang

menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam membiayai kegiatan

pelaksanaan pembangunan.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja yang termasuk dalam asas desentralisasi

2. Bagaimanakah pengaturan hukum dalam upaya pemerataan pembangunan daerah di Indonesia


dikaitkan dengan penerapan asas desentralisasi?

PEMBAHASAN
A. Apa saja yang termasuk dalam asas

Desentralisasi di Pemerintahan Daerah

Desentralisasi adalah peneyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah atau daerah tingkat atasnya
kepada daerah.

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, desentralisasi adalah penyerahan


wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
pemerintahan dalam sistem negara Kesatuan Republik Indonesia.

Asas Desentralisasi

Asas desentralisasi selanjutnya diklasifikasikan menjadi empat hal, yaitu:

Desentralisasi sebagai penyerahan kewenangan dan kekuasaan.

Desentralisasi sebagai pelimpahan kekuasaan dan kewenangan.

desentralisasi sebagai pembagian, penyebaran, perencanaan, pemberian kekuasaan dan wewenang.

Desentralisasi sebagai sarana dalam pembagian dan pembentukan daerah pemerintahan. Pendelegasian
wewenang dalam desentralisasi berlangsung antara lembaga-lembaga otonom di pusat dengan
lembaga-lembaga otonom di daerah.

Desentralisasi memberikan ruang terhadap penyerahan wewenang atau urusan dari pemerintah daerah
tingkat atas kepada daerah tingkat bawahnya.

Tujuan Desentralisasi

Tujuan desentralisasi adalah meningkatkan kesejahteraan dan menjadi salah satu upaya mengurangi
angka kemiskinan di daerah. Salah satu fokus desentralisasi adalah pembangunan-pembangunan daerah
tertinggal.

Wujud Demokrasi Pemerintahan Daerah.

Desentralisasi menjadi salah satu peruwjudan dari demokrasi negara, khususnya di tingkat pemerintah
daerah.

Dengan pemberlakuan desentralisasi, diharapkan akan membuka peluang dan wadah yang semakin luas
bagi partisipasi masyarakat.

Merealisasikan Potensi dan Kesetaraan Daerah. Salah satu dampak negatif terpusatnya pemerintahan
adalah pemusatan keuangan. Desentralisasi memungkinkan pelimpahan pengelolaan keuangan
sehingga memperkecil peluang eksploitasi keuangan.

Salah satu jenis desentralisasi adalah desentralisasi fiskal, yaitu pelimpahan wewenang pengelolaan
keuangan kepada daerah otonom. Gubernur Jawa Timur pada periode 2009 sampai 2014 memiliki
program APBD untuk rakyat. Anggaran ini dialokasikan pada beberapa isu kerakyatan yang sifatnya
sangat strategis, yaitu rendahnya akses masyarakat terhadap pendidikan dan pelayanan kesehatan,
peluang terbukanya kesempatan kerja yang terbatas, ketimpangan kemajuan antara daerah di Jawa
Timur, daya beli masyarakat yang rendah, dan pertumbuhan ekonomi daerah yang belum asas-asas
Pemerintahan daerah mencerminkan pertumbuhan ekonomi di sektor yang lebih kecil.

B. Pengaturan Hukum dalam Upaya Pemerataan Pembangunan Daerah dikaitkan dengan Penerapan
Asas Desentralisasi di Indonesia

Ketika suatu masyarakat bangsa memproklamasikan berdirinya suatu Negara, langkah yang kemudian
dilakukan adalah membentuk pemerintahan untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah sehari-hari.
Pemerintahan yang dibentuk ini merupakan personifikasi dari Negara. Agar di dalam pelaksanaan tugas-
tugas itu tidak terjadi penyalahgunaan, maka disusunlah rambu-rambu penyelenggaraan Negara dalam
bentuk UUD. UUD tersebut mengatur bentuk Negara, sistem pemerintahan Negara, hubungan
Negaradengan warga Negara, penduduk, warga masyarakat, dan sebagainya.Bagi Indonesia, bentuk
Negara yang telah disepakati adalah NKRI. Dalam rangka pembagian kekuasaan Negara (secara vertikal)
dibentuklah daerah-daerah yang bersifat otonom dengan bentuk dan susunan pemerintahannya yang
diatur kemudian dalam undang-undang. Dengan demikian, terdapat pemerintah pusat dari satu sisi, dan
pemerintah daerah di sisi lain. Hubungan di antara keduanya dibingkai dalam sistem Negara kesatuan.
Pemerintah pusat menyelenggarakan pemerintahan nasional, dan pemerintah daerah
menyelenggarakan pemerintahan daerah. Dalam hubungan inilah pemerintah pusat perlu melaksanakan
pembagian kekuasaan kepada pemerintah daerah yang dikenal dengan istilah desentralisasi, yang
bentuk dan kadarnya tampak dari ketentuan-ketentuan di dalam undang-undangPasal 1 ayat (1) dan
Pasal 18 UUD 1945adalah hubungan antara terbentuknya negara kesatuan dengan mengedepankan
otonomi daerah. Dari sinilah diawali penerapan politik

hukum pemerintah terhadap pelaksanaan pemerintahan di daerah. Hal ini kemudian dijabarkan lebih
lanjut dalam muatan undang-undang yang mengatur tentang pemerintahan daerah. Tentunya, politik
hukum pemerintah dalam undang-undang ini merupakan

penjabaran amanat konstitusi, memuat tujuan utama yang dikehendaki oleh pemerintah

dalam penerbitannya. Hal ini disesuaikan dengan visi, misi, dan mekanisme kebijakan

pemerintah dalam mengatur pelaksanaan pemerintahan nasional secara menyeluruh.1

Politik hukum pemerintah dalam penerbitan undang-undang pemerintahan di daerah

menampilkan format yang berbeda sesuai dengan kondisi dan situasi pada saat undang-

undang tersebut diterbitkan dan diberlakukan. Hal itu seperti tampak dalam analisis yang
menyatakan bahwa UUD atau konstitusi sebagai jiwa pelaksanaan pemerintahan di
daerah memberikan indikasi bahwa kaidah
pasal 18 UUD 1945 memuat anasir politik desentralisasi, dan kaidah penjelasan pasal 18

UUD 1945 memperluas indikasi adanya daerah (pemerintahan) administratif.

Dengan adanya penerapan sistem otonomi daerah oleh pemerintah maka ketentuan Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota


menyatakan urusan pemerintahan terdiri urusan pemerintahan yang sepenuhnya

menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar

tingkatan dan/atau susunan pemerintahan. Urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan Pemerintah dalam hal ini pemerintah pusat meliputi politik luar negeri,

pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama. Urusan

pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan

dalam hal ini Pemerintah Daerah tersebut adalah semua urusan pemerintahan di luar

urusan Pemerintah Pusat. Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar


tingkatan dan/atau susunan pemerintahan tersebut meliputi: Pendidikan; kesehatan,

pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang,perencanaan pembangunan,perhubungan,

lingkungan hidup, pertanahan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan

dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenagakerjaan

dan ketransmigrasian, koperasi dan usaha kecil dan menengah, penanaman modal,

kebudayaan dan pariwisata, kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam
negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian, dan persandian,pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik,

kearsipan, perpustakaan, komunikasi dan informatika,pertanian dan ketahanan pangan,

kehutanan, energi dan sumber daya mineral,kelautan dan perikanan, perdagangan; dan

perindustrian.Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dimulai

sejak penyusunan standar pelayanan sarnpai dengan evaluasi dan pemberian penghargaan.
Peran serta masyarakat diwujudkan dalam bentuk kerja sama, pemenuhan hak dan

kewajiban masyarakat, serta peran aktif dalam penyusunan kebijakan pelayanan publik.
Masyarakat dapat membentuk lembaga pengawasan pelayanan publik. Tata cara

pengikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik diatur

lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.

KESIMPULAN

Penerapan dari asas desentralisasi ini sangat lah penting, karena tidak mungkin semua urusan
pemerintahan diatur oleh pemerintah pusat saja, jika hal ini terjadi maka akan menyebabkan
penumpukan wewenang di pemerintah pusat dan juga mengakibatkan tidak meratanya pembangunan
di daerah khususnya daerah terpencil. Terlebih lagi pemerintah daerah seharusnya lebih mengenal
potensi di daerah nya juga permasalahan apa saja yang ada di daerah tersebut, oleh karena itu
seharusnya pemerintah daerah lebih bertanggung jawab terhadap daerah yang di pimpin nya masing-
masing.

DAFTAR PUSTAKA

Silow, Hendro Christian.(2015).Kajian Hukum Penerapan Asas Desentralisasi Terhadap Pemerataan


Pembangunan Daerah di Indonesia.Lex Administratum.82,83.

Isabela, Monica Ayu Caesar.Artikel.(2022). Desentralisasi: Asas, Tujuan, dan Penerapannya.kompas.com.


Nurudin, Muh Enda Tris.Analisis Kinerja Anggaran Keuangan Pemerintah Daerah dalam Penyelenggaran
Otonomi Daerah di Kabupaten Sukoharjo. Skripsi, Fakultas ekonomi akuntansi, Universitas
Muhamadiyah Surakarta.Surakata.

Anda mungkin juga menyukai