Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM

GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 4 November 2021

Problema Tiga Titik

Nira La Bauce1, Muhammad Ikhlasul Amar Nur2, Ryan Saputra Djaya, S.T.3

1. Praktikan Laboratorium Geologi Struktur


2. Asisten Laboratorium Geologi Struktur
3. Koordinator Laboratorium Geologi Struktur

*Email: niralabauce@gmail.com

SARI
Problema tiga titik merupakan metode yang digunakan untuk memperhitungkan dan menentukan
kedudukan bidang pada sebuah singkapan, bisa di permukaan ( surface) maupun bwah permukaan
(underground). Problema tiga titik ini sendiri merupakan metode yang digunakan untuk
memperhitungkan serta menentukan kedudukan suatu bidang, baik pada permukaan topografi
maupun pada bawah permukaan. Pada praktikum ini hal-hal yang dipersiapkan adalah pensil,
mistar 30 cm, busur derajat, dan kertas grafik A3. Kedudukan suatu singkapan umumnya terdapat
di bawah permukaan bumi. Sehingga untuk mengetahui kedudukan dari suatu singkapan tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan metoda pengukuran tiga titik. Pada penggambaran pertama
didapatkan hasil yaitu kedudukan N 98° E dengan dip 9°. Pada penggambaran kedua didapatkan
hasil yaitu kedudukan 103° dengan dip 9°. Pada penggambaran ketiga didapatkan hasil yaitu
kedudukan N 96° E dengan dip 26°. Pada penggambaran keempat didapatkan hasil yaitu kedudukan
sebesar N 89° E dengan dip 39°. Tujuan penelitian yaitu dapat memahami mengenai problema tiga
titik (three-point problem), dapat menentukan kedudukaan dari tiga titik yang diketahui posisi dan
ketinggiannya yang terletak pada bidang rata yang sama serta dapat menentukan penyebaran dari
singkapan yang telah diketahui kedudukannya dari suatu titik.

Kata Kunci: Arah; Singkapan; Kontur.

PENDAHULUAN

Geologi struktur adalah suatu ilmu yang memepelajari perihal bentuk arsitektur kerak bumi
beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi)
pada batuan. Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari struktur-struktur individual (kerak
bumi) seperti antiklin-antiklin, sesar sungkup (thrust), sesar-sesar, liniasi dan lainnya dalam suatu unit
tektonik. Geologi struktur adalah meliputi struktur primer dan sekunder. Struktur primer adalah
struktur yang terbentuk saat pembentukkan batuan, misalnya struktur sedimen pada batuan
sedimen, struktur aliran pada batuan beku dan struktur foliasi pada batuan metamorf. Geologi
Stuktur membahas mengenai dasar proses deformasi pada batuan, pengertian strain, stress dan force
dalam deformasi tektonik, mengenal unsur-unsur struktur geologi seperti rekahan, sesar, lipatan,
foliasi, belahan dan lineasi serta hubungannya satu sama lain dalam proses tektonik.
Problema tiga titik merupakan metode yang digunakan untuk memperhitungkan dan
menentukan kedudukan bidang pada sebuah singkapan, bisa di permukaan ( surface) maupun bawah
permukaan (underground). Problema tiga titik merupakan salah satu cara memetakan suatu
singkapan menjadi sebaran berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang searah
bidang lapisan atau mengikuti kontur searah dengan dipnya. Kedudukan suatu singkapan umumnya
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 4 November 2021

terdapat di bawah permukaan bumi. Sehingga untuk mengetahui kedudukan dari suatu singkapan
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metoda pengukuran tiga titik.
Seringkali singkapan yang ada di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi tertutupi soil
yang tebal dan vegetasi yang lebat sehingga sangat sulit untuk mendapatkan singkapan yang segar.
Namun dari minimal tiga singkapan perlapisan batuan yang berbeda lokasi dan ketinggian dapat
dicari kedudukan perlapisan batuan sesungguhnya. Metode ini dikenal dengan metode problema tiga
titik. Analisa singkapan batuan mampu menjelaskan keadaan geologi suatu daerah serta dari fungsi
itu dapat dibuat peta yang menggambarkan keadaan geologi daerah tersebut, baik berupa penyebaran
batuan (litologi), penyebaran struktur serta bentuk morfologinya (Dzulkafli, 2019).

TINJAUAN PUSTAKA

Metode pemetaan geologi biasanya menggunakan metode satu titik untuk singkapan ( outcrop)
yang diketahui kedudukannya serta metode dua titik untuk singkapan ( outcrop) yang tidak diketahui
kedudukannya sehingga dicari titik singkapan yang memiliki elevasi yang sama sehingga dapat
tergambarkan arah sebaran serta batas sebaran dari batuan. Terdapat juga metode untuk pemetaan
geologi yakni metode tiga titik atau sering disebut dengan problema tiga titik. Problema tiga titik ini
sendiri merupakan metode yang digunakan untuk memperhitungkan serta menentukan kedudukan
suatu bidang, baik pada permukaan topografi maupun pada bawah permukaan, seperti data titik bor,
sumur uji, maupun parit uji. Kalkulasi tersebut berdasarkan data koordinat peta pada elevasi dari
tiga titik bidang tersebut.
Penggunaan metode tiga titik dalam pemetaan geologi biasanya digunakan untuk data
endapan bahan galian yang berada pada ketinggian atau elevasi yang berbeda, baik dari data
singkapan maupun dari data hasil pengeboran. Pemetaan geologi dengan metode tiga titik ini jika
dilihat dari segi kegunaan untuk memetakan sebaran bahan galian. Maka pemetaan sebaran bahan
galian yang bisa dan sesuai dengan metoda ini adalah untuk bahan galian yang memiliki
kemenerusan yang bagus, serta bahan galian tersebut tersebar secara merata. Pada pengerjaan
metode tiga titik ini hampir menyerupai metode tiga titik (triangulasi) untuk membuat peta topografi.
Dalam pemetaan geologi dengan metode tiga titik ini dikenal beberapa istilah seperti kontur struktur,
yakni garis yang menghubungkan suatu titik ketinnggian yang sama. Kontur struktur ini hamper
menyerupai kontur yang terdapat pada peta topografi. Perbedaanya adalah adanya penggambaran-
penggambaran bentuk sebaran bawah permukaan.
Pengerjaan metode tiga titik ini dibagi menjadi beberapa tahap, diantaranya adalah:
1. Lakukan perhitungan jarak titik koordinat kemudian plot titik koordinat singkapan pada peta
topografi.
2. Pembuatan triangulasi dengan menghubungkan tiap titik yang di plot berdasarkan
ketinggian yang berbeda, hubungkan titik koordinat hingga membentuk segitiga.
3. Lakukan perhitungan jarak elevasi tiap kontur.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 4 November 2021

4. Hubungkan titik yang memiliki ketinggian yang sama dengan menarik garis lurus.
5. Beri tanda garis strike (garis equipotensial) yang berpotongan dengan garis kontur.
6. Hubungkan perpotongan antara garis strike (garis equipotensial) dengan garis kontur
sehingga akan membentuk crop line.
7. Menentukan arah sebaran dengan menggunakan kemiringan (dip).
Penyebaran singkapan batuan dapat diperkirakan dari hubungan antara kedudukan lapisan
batuan tersebut dengan kontur topografinya. Aturan-aturan yang mengatur mengenai hubungan
tersebut disebut dengan Hukum ”V”. Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
menentukan penyebaran suatu singkapan batuan:
a. Lapisan yang memiliki kedudukan horisontal akan mempunyai kontak yang konstan
terhadap ketinggian. Kontak akan tepat dengan atau parallel terhadap kontur topografi
b. Tetapi ketika lapisan memiliki kedudukan vertikal, kontak akan memotong topografi secara
tegas dan lurus tanpa mengikuti kontur topografi
c. Lapisan dengan kemiringan yang kecil akan membentuk kontak batuan yang agak mengikuti
kontur topografi, sedangkan lapisan dengan kemiringan yang besar akan kurang mengikuti
kontur topografi.
Analisa singkapan batuan mampu menjelaskan keadaan geologi suatu daerah serta dari
fungsi itu dapat dibuat peta yang menggambarkan keadaan geologi daerah tersebut, baik
berupa penyebaran batuan (litologi), penyebaran suatu struktur dan serta bentuk morfologinya.
Bentuk penyebaran batuan tersebut dikenal dengan pola singkapan. Geomorfologi sangat terkait
dalam mempelajari geologi struktur. Bentukan-bentukan morfologi yang merupakan hasil gaya yang
bekerja baik itu berasal dari dalam maupun dari luar bumi. Permukaan bumi merupakan salah satu
bagian yang harus dipelajari dalam penguasaan ilmu geologi, karena ekspresi topografi terkadang
dapat menunjukkan keadaan geologi baik struktur maupun geologinya.
Untuk membuat pola penyebaran singkapan, dilakukan kombinasi antara data kedudukan
lapisan batuan dan data topografi untuk dapat mengetahui penyebaran singkapan batuan tersebut.
Pola penyebaran singkapan tergantung pada:
1. Tebal lapisan;
2. Topografi;
3. Besar kemiringan lapisan batuan;
4. Bentuk struktur lipatan.
Sedangkan topografi dikontrol oleh batuan penyusun, struktur geologi, dan proses geomorfik.
Bila setiap singkapan batuan yang sama dihubungkan satu sama lain dan batas satuan batuan
tersebut digambarkan pada peta topografi, maka akan tampak suatu pola penyebaran singkapan.
Hubungan antara kedudukan lapisan, penyebaran singkapan, dan topografi dirumuskan ke dalam
suatu aturan tertentu yang disebut dengan Hukum V.
Problema tiga titik dapat digunakan apabila data-data memenuhi syarat:
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 4 November 2021

a. Ketiga titik singkapan yang telah diketahui lokasi dan ketinggiannya terletak pada satu
bidang dan merupakan satu perlapisan.
b. Bidang perlapisan tersebut belum terganggu oleh struktur (terpatahkan atau terlipatkan).
c. Letak titik singkapan pada peta topografi diketahui.
d. Strike dan kemiringan lapisan batuan diketahui.
e. Terdapat garis ketinggian pada peta topografi.
Geomorfologi sangat terkait dalam mempelajari geologi struktur. Bentukan-bentukan
morfologi yang merupakan hasil gaya yang bekerja baik itu berasal dari dalam maupun dari luar
bumi. Permukaan bumi merupakan salah satu bagian yang harus dipelajari dalam penguasaan
ilmu geologi, karena ekspresi topografi terkadang dapat menunjukkan keadaan geologi baik struktur
maupun geologinya.
Pada sisi lain litologi juga berperan dalam mengekpresikan topografi. Nilai resisten
dan tidaknya litologi akan memberikan relief yang berbeda-beda di permukaan, seperti contoh-contoh
sebagai berikut:
1. Litologi yang keras(resistent) cenderung membentuk relief yang lebih tinggi dibandingkan
dengan daerah dengan lithologi yang lebih lunak atau kurang resisten.
2. Litologi batu gamping akan membentuk suatu pola bentang alam “karst topograhpy” sebagai
pola yang sangat khas.
Pola singkapan merupakan bentukan yang berbeda dari kedudukan lithologi dan
bentuk morfologi yang mengakibatkan terbentuknya pola penyebaran lithologi dipermukaan
dan perpotongan antara bidang litologi dan bidang permukaan bumi. Dari pola singkapan tersebut
akan diketahui keadaan geologi suatu daerah dan dapat digambarkan keadaan geologi
meliputi penyebaran litologi, struktur dan morfologi.
Dari adanya singkapan batuan inilah dapat diketahui keadaan geologi suatu daerah
dan juga dapat dibuat suatu peta singkapan batuan geologi yang menggambarkan tentang keadaan
suatu daerah tersebut, meliputi suatu penyebaran batuan atau litologi, penyebaran tersebut
di atas disebut juga dengan peta dasar geologi.(Dzulkafli, Sulaiman and Harun, 2019)
Seperti yang kita ketahui bumi terdiri diri berbagai bentuk, bagian yang paling luar
adalah kerak bumi yang tersusun oleh berbagai lapisan batuan. Kekuatan tektonik selalu
mempengaruhi kedudukan setiap tempat. Akibat adanya kedudukan yang tidak sama pada berbagai
batuan serta adanya suatu relief pada permukaan bumi menyebabkan bentuk penyebaran
batuan dengan struktur yang digambarkan dalam peta geologi akan membentuk suatu pola tertentu
dan bentuk penyebaran dengan istilah dari pola singkapan. Besar dan bentuk dari pola peyebaran
atau singkapan tergantung pada beberapa hal berikut ini:
a. Tebal lapisan, suatu singkapan dengan tebal yang berbeda walaupun pada kemiringan
yang sama, tetapi keadaan topografinya akan besar dan lebar dan peta singkapan akan
berbeda.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 4 November 2021

b. Topografi, tebal kemiringan suatu lapisan pada suatu peta topografi menggambarkan
suatu peta singkapan batuan yang relatif besar.
c. Morfologi, merupakan kenampakan pada pemukaan kulit bumi yang relative memperlihatkan
bentuk ketidakselarasan secara vertikal baik dalam ukuran besar maupun ukuran yang
sangat kecil dari permukaan litosfer.
d. Besar kemiringan lapisan, lapisan yang tebalnya sama dengan topografi,tetapi bila suatu
kemiringan yang tebalnya berbeda dimana arah kemiringan suatu lapisan batuan yang
sangat berbeda pula.
e. Bentuk struktur lipatan, pola singkapannya akan membentuk pola yang sangat
berlainan, untuk lipatan yang menunjam terdiri dari sinklin dan antiklin akan
membentuk pola zig-zag serta mempunyai ekspresi topografi punggung.
Kontur adalah garis garis pada suatu peta yang menghubungkan titik-titik atau suatu yang
mempunyai ketinggian sama. Garis kontur adalah suatu garis yang menghubungkan tempat–tempat
yang sangat tinggi dan suatu permukaan tanah di dalam peta. Garis kontur ini dapat kita bayangkan
sebagai tepi dari suatu danau atau laut. Kerapatan jarak kontur pada suatupeta dengan lainnya
menunjukkan keadaan wilayah yang curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara garis kontur
pada suatu peta menunjukan bahwa daerah yang disebut termasuk dalam kategori landai.
Di dalam pembuatan kontur, terdapat beberapa sifat-sifat garis kontur yaitu: Jarak horizontal
dua buah garis kontur akan semakin rapat dengan kontur interval. Pada tanah dengan lereng
seragam maka garis kontur akan semakin sejajar dan berjarak satu sama lain. Garis–garis kontur
tidak akan berpotongan satu sama lain kecuali dalam keadaan khusus. Penghubungan titik-titik ini
selanjutnya menjadi garis yang saling melingkari satu sama lain, tidak pernah putus dan tidak
berpotongan.
Pembacaan garis kontur dilakukan dengan melihat kerapatan garis kontur dan arah
lengkung garis kontur. Kerapatan garis kontur menunjukkan beda ketinggian yang semakin sering.
Keberadaan garis kontur pada peta topografi merupakan sebuah hal yang penting. Hal ini
dikarenakan garis kontur yang tergambar pada peta menunjukkan ketinggian dan kemiringan suatu
daerah sehingga topografi daerah tersebut dapat direpresentasikan dengan baik sehingga menjadi
dasar pengembangan informasi medan.
Garis-garis kontur memberikan informasi yang maksimum tentang daerah peta, dan tidak
menyembunyikan rincian peta lainnya yang penting. Garis kontur juga memperlihatkan elevasi dan
konfigurasi permukaan tanah. Elevasi titik–titik yang tidak terletak diatas garis kontur bisa dicari
dengan interpolasi antara dua garis kontur yang terletak dikedua sisi titik tersebut. Adapun bidang
acuan umum yang sering dipakai adalah bidang permukaan laut rata-rata. Informasi relief secara
absolut memperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur yang merupakan garis ketinggian
tersebut di atas di suatu bidang tertentu.(Pembangunan et al., 2017)
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 4 November 2021

Kontur struktur adalah kontur suatu endapan dalam bentuk garis kontur atau peta yang
memperlihatkan posisi dari suatu bidang perlapisan terhadap suatu datum sedangkan kontur (garis
sama tinggi) adalah garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang sama
tingginya dari atas permukaan laut yang terdapat di peta topografi. Garis-garis ini biasanya tidak
lurus tetapi berbelok-belok dan tertutup, digambarkan dengan warna cokelat (brown) di atas peta.
Peta kontur adalah peta yang menggambarkan sebagian bentuk-bentuk permukaan bumi yang
bersifat alami dengan menggunakan garis-garis kontur. Garis kontur pada peta topografi diperoleh
dengan melakukan pengolahan interpolasi linier antara titik-titik ketinggian yang berdekatan. Garis
kontur menggunakan data dari pemetaan terestris memiliki akurasi yang tinggi tetapi pengukuran
terestris memiliki beberapa kelemahan diantaranya membutuhkan biaya, dan tenaga yang besar
karena semakin banyak area yang dipetakan semakin banyak pula titik yang harus diukur. Semakin
rapat titik yang diambil, maka semakin akurat pula kontur yang dihasilkan, begitu pula
sebaliknya. Titik ketinggian (spotheight) yang diambil dalam pengukuran terestris harus memiliki
kerapatan dan kesebaran yang baik untuk mengurangi kesalahan pada interpolasi kontur.
Salah satu solusi untuk memperoleh data ketinggian adalah dengan menggunakan data foto
udara yang dihasilkan dari pemetaan menggunakan Unmanned Aeral Vehicle (UAV). Data foto udara
akan menghasilkan data Digital Surface Model (DSM) yang kemudian dilakukan filterisasi untuk
membentuk Digital Terrain Model (DTM). Data DTM tersebut digunakan untuk mengekstrak
ketinggian titik untuk mengoptimalisasi kerapatan titik ukur yang kurang. Pembuatan peta topografi
menggunakan metode ini memiliki tingkat ketelitian yang dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah
satunya yaitu metode pengolahan, sehingga sering kali kajian mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan optimalisasi pengolahan yang dilakukan. Kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah
dengan metode lain dapat dilakukan dengan menggunakan metode eksterestrial menggunakan
receiver GPS yang mempunyai ketelitian tinggi dengan waktu yang relatif singkat. Pengukuran
ketinggian menggunakan rata-rata permukaan air laut (MSL/Mean Sea Level). Pengukuran
permukaan yang dianggap memiliki ketinggian 0 meter dan dipakai rujukan untuk mengukur
ketinggian (elevation) yang disebut sebagai Datum Vertikal ( Vertical Datum). Kemudian
menyederhanakan dengan mendefinisikan MSL adalah 0 meter.
Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain
seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas,
topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia
terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal(Ilmu Pengetahuan Sosial). Topografi umumnya
menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Penggunaan kata
topografi dimulai sejak zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari
suatu tempat. Kata itu datang dari kata Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti
tulisan. Objek dari topografi adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk pada
koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 4 November 2021

yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk bagian dari objek studi ini. Studi
topografi dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya perencanaan militer dan eksplorasi
geologi. Untuk kebutuhkan konstruksi sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi membutuhkan
studi topografi yang lebih detail.
Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain, meliputi planet, satelit
alami (bulan dan sejenisnya), serta asteroid. Pengertian ilmiah lebih luas juga memasukkan vegetasi
dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, serta kebudayaan lokal ke dalam ruang lingkup
topografi. Namun umumnya topografi mempelajari relief permukaan, model 3 dimensi dan
identifikasi jenis lahan.
Istilah topografi berasal dari zaman Yunani kuno hingga Romawi kuno yang berarti “detail
dari suatu tempat”. Asal katanya adalah topos yang berarti tempat dan graphia yang berarti tulisan.
Obyek dalam topografi berkaitan dengan posisi bagian dan menunjuk pada koordinat horizontal,
seperti garis lintang dan garis bujur, serta garis vertikal, yaitu ketinggian. Studi topografi dapat
dilakukan untuk berbagai tujuan, yaitu perencanaan militer, eksplorasi geologi, konstruksi sipil,
pekerjaan umum dan reklamasi.
Dalam menyusun informasi topografi wilayah, ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Survei Langsung
Survei atau pengamatan secara langsung akan menjadikan studi lebih akurat, baik secara tiga
dimensi, jarak, ketinggian, dan sudut dengan memanfaatkan berbagai alat atau instrumen.
Meski sistem penginderaan jarak jauh telah berkembang, namun pengamatan secara langsung
masih diperlukan untuk menghadirkan informasi lebih lengkap dan akuran mengenai keadaan
suatu lahan.
2. Penginderaan Jarak Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu pengumpulan data permukaan bumi dari jarak jauh
menggunakan sistem yang disebut inderaja, meliputi sensor, wahana satelit, dan sebagainya.
Peta topografi adalah salah satu jenis peta khusus yang menggambarkan bentuk relief
permukaan bumi, meliputi tinggi renadhnya kawasan dengan gambaran garis-garis. Garis yang
dimaksud adalah garis kontur, yaitu garis yang menghubungkan daerah dengan ketinggian yang
sama. Dengan adanya garis tersebut, maka akan memudahkan pengguna peta memahami ketinggian
suatu tempat sehingga dapat memperkirakan kecuraman atau kemiringan lereng.
Penggunaan garis kontur tidak dapat dilepaskan dari peta topografi. Garis-garis ini
mengubungkan dua segmen garis satu sama lain dan tidak saling berpotongan. Indonesia memiliki
badan pemetaan yang disebut BIG atau Badan Informasi Geospasial yang membuat peta topografi
dengan tata guna lahan. Peta ini disebut sebagai peta RBI atau Rupa Bumi Indonesia dan menjadi
salah satu peta dasar dalam perencanaan, ekspedisi, serta aktivitas navigasi lainnya.
Kegiatan pengeboran dalam ekplorasi batubara ini secara umum bertujuan untuk mengetahui
data geologi bawah permukaan ( subsurface) nya, diantaranya urutan stratigrafi batuan, posisi
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 4 November 2021

kedalaman batubara, ketebalan batubara, untuk mendapatkan sampel batubara untuk kemudian
dianalisis kualitasnya, termasuk untuk kajian tertentu seperti geologi teknik ataupun geohidrologi
yang bertujuan untuk mendapatkan data geologi teknik dan muka air tanah. Tujuan lain dari
kegiatan pengeboran ini adalah untuk menambah titik informasi yang berguna untuk meningkatkan
kelas sumberdaya dan cadangan serta menambah keyakinan geologi.(Azhari, Maryanto and
Rachmansyah, 2016)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini membahas mencari Kedudukan dengan metode problema tiga titik pada
suatu wilayah dan mengerjakannya dalam kertas grafik A3, berikut soal-soal yang dikaji:
1. Hasil dari suatu singkapan batugamping yang tersingkap pada tiga titik pengamatan. Pada
lokasi B yang berjarak 600 m dari titik A dengan arah N 250° E dan lokasi C yang berjarak 850 m
dari lokasi A dengan arah N 150° E. Ketinggian titik A = 350 m, titik B = 309 m, dan titik C = 249 m,
dengan skala 1 : 10.000 (Interval Kontur = 20).

Gambar 1. Hasil Problem Set 1


Dari percobaan diketahui data jarak dari lokasi B ke A berjarak 600 m yang kemudian diubah
satuannya menjadi 6 cm dengan arah N 250° E. Jarak dari lokasi C ke A berjarak 850 m yang
kemudian satuannya diubah menjadi 8,5 cm dengan arah N 150° E. Ketinggian masing-masing titik
A=350 m, titik B=309 m, dan titik C=249 m. Maka hasil dari kedudukan yaitu N 97˚ E dengan dip
9°.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 4 November 2021

2. Pada suatu daerah ditemukan suatu lapisan batupasir yang tersingkap pada tiga titik
pengamatan. Pada lokasi B yang berjarak 800 m dari titik A dengan arah N 40° E dan lokasi C yang
berjarak 700 m dari lokasi A dengan arah N 130° E. Ketinggian titik A = 299 m, titik B = 400m, dan
titik C = 250 m, dengan skala 1 : 10.000 (Interval Kontur = 20).

Gambar 2. Hasil Problem Set 2


Dari percobaan yang ada, diketahui bahwa data jarak dari lokasi B ke A berjarak 800 m yang
kemudian diubah satuannya menjadi 8 cm dengan arah N 40° E. Jarak dari lokasi C ke A berjarak
700 m yang kemudian satuannya diubah menjadi 7 cm dengan arah N 130° E. Ketinggian masing-
masing titik A=299 m, titik B=400 m, dan titik C=250 m. Maka hasil dari kedudukan yaitu N 103˚ E
dengan dip 9°.
3. Hasil dari sebuah lapisan batubara yang tersingkap pada tiga titik pengamatan dengan lokasi
B yang berjarak 500 m dari titik A dengan arah N 120° E dan lokasi C yang berjarak 670 m dari lokasi
A dengan arah N 250° E. Ketinggian titik A = 350 m, titik B = 259 m, dan titik C = 220 m, dengan
skala 1 : 10.000 (Interval Kontur = 20).

Gambar 3. Hasil Problem Set 3


LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 4 November 2021

Dari percobaan diketahui data jarak dari lokasi B ke A berjarak 500 m yang kemudian diubah
satuannya menjadi 5 cm dengan arah N 120° E. Jarak dari lokasi C ke A berjarak 670 m yang
kemudian satuannya diubah menjadi 6,7 cm dengan arah N 250° E. Ketinggian masing-masing titik
A=350 m, titik B=259 m, dan titik C=220 m. Maka hasil dari kedudukan yaitu N 96˚ E dengan dip
20°.
4. Pada sebuah daerah penelitian ditemukan laminasi batupasir yang tersingkap di tiga titik
pengamatan, yaitu pada lokasi B yang berjarak 520 m dari titik A dengan arah N 200° E dan lokasi
C yang berjarak 400 m dari lokasi A dengan arah N 170° E. Ketinggian titik A = 299 m, titik B = 399
m, dan titik C = 249 m, dengan skala 1 : 10.000 (Interval Kontur = 20).

Gambar 4. Hasil Problem Set 4


Dari percobaan diketahui data jarak dari lokasi B ke A berjarak 520 m yang kemudian diubah
satuannya menjadi 5,2 cm dengan arah N 200° E. Jarak dari lokasi C ke A berjarak 400 m yang
kemudian satuannya diubah menjadi 4 cm dengan arah N 170° E. Ketinggian masing-masing titik
A=299 m, titik B=399 m, dan titik C=249 m. Maka hasil dari kedudukan yaitu N 178˚ E dengan dip
29°.

KESIMPULAN

Singkapan yang pada umumnya berada di bawah permukaan bumi memerlukan beberapa
metoda bersama aspek pelengkapnya dalam menentukan letak atau kedudukan singkapannya. Salah
satu metoda yang digunakan dalam pencarian dan penentuannya adalah dengan menggunakan
metoda problema tiga titik. Pola singkapan merupakan bentukan yang berbeda dari kedudukan
litologi dan bentuk morfologi yang mengakibatkan terbentuknya pola penyebaran litologi
dipermukaan dan perpotongan antara bidang litologi dan bidang permukaan bumi. Sehingga dalam
penggeambarannya digunakan peta geologi yang merupakan suatu sarana yang menggambarkan
tubuh batuan, penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar satuan
batuan serta merangkum berbagai data lainnya. Peta geologi juga merupakan gambaran teknis dari
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 4 November 2021

permukaan bumi dan sebagian bawah permukaan yang mempunyai arah, unsur-unsurnya yang
merupakan gambaran geologi, dinyatakan sebagai garis yang mempunyai kedudukan yang pasti.
Penggunaan metode tiga titik dalam pemetaan geologi biasanya digunakan untuk data
endapan bahan galian yang berada pada ketinggian atau elevasi yang berbeda, baik dari data
singkapan maupun dari data hasil pengeboran. Pemetaan geologi dengan metode tiga titik ini jika
dilihat dari segi kegunaan untuk memetakan sebaran bahan galian. Maka pemetaan sebaran bahan
galian yang bisa dan sesuai dengan metoda ini adalah untuk bahan galian yang memiliki
kemenerusan yang bagus, serta bahan galian tersebut tersebar secara merata.

REFERENSI

Azhari, A. P., Maryanto, S. and Rachmansyah, A. (2016) ‘TERHADAP SUHU PERMUKAAN TANAH
BERDASARKAN DATA LANDSAT 8 DI LAPANGAN PANASBUMI BLAWAN (
IDENTIFICATION OF GEOLOGICAL STRUCTURE AND ITS IMPACT TO LAND SURFACE
TEMPERATURE BASED ON LANDSAT 8 DATA ON BLAWAN GEOTHERMAL FIELD )’, pp.
1–12.
Bernard, M. et al. (2018) ‘Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Kelas IX
Pada Materi Bangun Datar’, SJME (Supremum Journal of Mathematics Education), 2(2), pp.
77–83. doi: 10.35706/sjme.v2i2.1317.
Dzulkafli, M. A., Sulaiman, N. and Harun, Z. (2019) ‘Geologi Struktur Formasi Kubang Pasu di
Kawasan Hutan Aji, Perlis, Semenanjung Malaysia’, Sains Malaysiana, 48(1), pp. 23–31. doi:
10.17576/jsm-2019-4801-04.
Pembangunan, R. et al. (2017) ‘X Bab X’, (1), pp. 2020–2022.

LAMPIRAN

1. Hasil scan problem set yaitu menentukan kedudukan dan dip dari suatu daerah.

Anda mungkin juga menyukai