Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM

GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 20 Oktober 2021

Problema Tiga Titik

Nira La Bauce1, Muhammad Ikhlasul Amar Nur2, Ryan Saputra Djaya, S.T.3

1. Praktikan Laboratorium Geologi Struktur


2. Asisten Laboratorium Geologi Struktur
3. Koordinator Laboratorium Geologi Struktur

*Email: niralabauce@gmail.com

SARI
Problema tiga titik merupakan metode yang digunakan untuk memperhitungkan dan
menentukan kedudukan bidang pada sebuah singkapan, bisa di permukaan ( surface) maupun
bwah permukaan (underground). Problema tiga titik ini sendiri merupakan metode yang
digunakan untuk memperhitungkan serta menentukan kedudukan suatu bidang, baik pada
permukaan topografi maupun pada bawah permukaan. Pada praktikum ini hal-hal yang
dipersiapkan adalah pensil, mistar 30 cm, busur derajat, dan kertas grafik A3. Kedudukan
suatu singkapan umumnya terdapat di bawah permukaan bumi. Sehingga untuk mengetahui
kedudukan dari suatu singkapan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metoda
pengukuran tiga titik. Pada penggambaran pertama didapatkan hasil yaitu kedudukan N 98°
E dengan dip 9°. Pada penggambaran kedua didapatkan hasil yaitu kedudukan 103° dengan
dip 9°. Pada penggambaran ketiga didapatkan hasil yaitu kedudukan N 96° E dengan dip 26°.
Pada penggambaran keempat didapatkan hasil yaitu kedudukan sebesar N 89° E dengan dip
39°. Tujuan penelitian yaitu dapat memahami mengenai problema tiga titik ( three-point
problem), dapat menentukan kedudukaan dari tiga titik yang diketahui posisi dan
ketinggiannya yang terletak pada bidang rata yang sama serta dapat menentukan penyebaran
dari singkapan yang telah diketahui kedudukannya dari suatu titik.

Kata Kunci: Arah; Singkapan; Kontur.

PENDAHULUAN

Geologi struktur adalah suatu ilmu yang memepelajari perihal bentuk arsitektur
kerak bumi beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan
bentuk (deformasi) pada batuan. Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari struktur-
struktur individual (kerak bumi) seperti antiklin-antiklin, sesar sungkup (thrust), sesar-sesar,
liniasi dan lainnya dalam suatu unit tektonik. Geologi struktur adalah meliputi struktur primer
dan sekunder. Struktur primer adalah struktur yang terbentuk saat pembentukkan batuan,
misalnya struktur sedimen pada batuan sedimen, struktur aliran pada batuan beku dan
struktur foliasi pada batuan metamorf. Geologi Stuktur membahas mengenai dasar proses
deformasi pada batuan, pengertian strain, stress dan force dalam deformasi tektonik,
mengenal unsur-unsur struktur geologi seperti rekahan, sesar, lipatan, foliasi, belahan dan
lineasi serta hubungannya satu sama lain dalam proses tektonik.
Problema tiga titik merupakan metode yang digunakan untuk memperhitungkan dan
menentukan kedudukan bidang pada sebuah singkapan, bisa di permukaan ( surface) maupun
bawah permukaan (underground). Problema tiga titik merupakan salah satu cara memetakan
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 20 Oktober 2021

suatu singkapan menjadi sebaran berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah
kontur yang searah bidang lapisan atau mengikuti kontur searah dengan dipnya. Kedudukan
suatu singkapan umumnya terdapat di bawah permukaan bumi. Sehingga untuk mengetahui
kedudukan dari suatu singkapan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metoda
pengukuran tiga titik.
Seringkali singkapan yang ada di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi
tertutupi soil yang tebal dan vegetasi yang lebat sehingga sangat sulit untuk mendapatkan
singkapan yang segar. Namun dari minimal tiga singkapan perlapisan batuan yang berbeda
lokasi dan ketinggian dapat dicari kedudukan perlapisan batuan sesungguhnya. Metode ini
dikenal dengan metode problema tiga titik. Analisa singkapan batuan mampu menjelaskan
keadaan geologi suatu daerah serta dari fungsi itu dapat dibuat peta yang menggambarkan
keadaan geologi daerah tersebut, baik berupa penyebaran batuan ( litologi), penyebaran
struktur serta bentuk morfologinya (Dzulkafli, 2019).

TINJAUAN PUSTAKA

Metode pemetaan geologi biasanya menggunakan metode satu titik untuk singkapan
(outcrop) yang diketahui kedudukannya serta metode dua titik untuk singkapan ( outcrop)
yang tidak diketahui kedudukannya sehingga dicari titik singkapan yang memiliki elevasi
yang sama sehingga dapat tergambarkan arah sebaran serta batas sebaran dari batuan.
Terdapat juga metode untuk pemetaan geologi yakni metode tiga titik atau sering disebut
dengan problema tiga titik. Problema tiga titik ini sendiri merupakan metode yang digunakan
untuk memperhitungkan serta menentukan kedudukan suatu bidang, baik pada permukaan
topografi maupun pada bawah permukaan, seperti data titik bor, sumur uji, maupun parit uji.
Kalkulasi tersebut berdasarkan data koordinat peta pada elevasi dari tiga titik bidang
tersebut.
Penggunaan metode tiga titik dalam pemetaan geologi biasanya digunakan untuk data
endapan bahan galian yang berada pada ketinggian atau elevasi yang berbeda, baik dari data
singkapan maupun dari data hasil pengeboran. Pemetaan geologi dengan metode tiga titik ini
jika dilihat dari segi kegunaan untuk memetakan sebaran bahan galian. Maka pemetaan
sebaran bahan galian yang bisa dan sesuai dengan metoda ini adalah untuk bahan galian yang
memiliki kemenerusan yang bagus, serta bahan galian tersebut tersebar secara merata. Pada
pengerjaan metode tiga titik ini hampir menyerupai metode tiga titik (triangulasi) untuk
membuat peta topografi. Dalam pemetaan geologi dengan metode tiga titik ini dikenal
beberapa istilah seperti kontur struktur, yakni garis yang menghubungkan suatu titik
ketinnggian yang sama. Kontur struktur ini hamper menyerupai kontur yang terdapat pada
peta topografi. Perbedaanya adalah adanya penggambaran-penggambaran bentuk sebaran
bawah permukaan.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 20 Oktober 2021

Pengerjaan metode tiga titik ini dibagi menjadi beberapa tahap, diantaranya adalah:
1. Lakukan perhitungan jarak titik koordinat kemudian plot titik koordinat singkapan
pada peta topografi.
2. Pembuatan triangulasi dengan menghubungkan tiap titik yang di plot berdasarkan
ketinggian yang berbeda, hubungkan titik koordinat hingga membentuk segitiga.
3. Lakukan perhitungan jarak elevasi tiap kontur.
4. Hubungkan titik yang memiliki ketinggian yang sama dengan menarik garis lurus.
5. Beri tanda garis strike (garis equipotensial) yang berpotongan dengan garis kontur.
6. Hubungkan perpotongan antara garis strike (garis equipotensial) dengan garis kontur
sehingga akan membentuk crop line.
7. Menentukan arah sebaran dengan menggunakan kemiringan (dip).
Penyebaran singkapan batuan dapat diperkirakan dari hubungan antara kedudukan
lapisan batuan tersebut dengan kontur topografinya. Aturan-aturan yang mengatur mengenai
hubungan tersebut disebut dengan Hukum ”V”. Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai
dasar dalam menentukan penyebaran suatu singkapan batuan:
a. Lapisan yang memiliki kedudukan horisontal akan mempunyai kontak yang konstan
terhadap ketinggian. Kontak akan tepat dengan atau parallel terhadap kontur
topografi
b. Tetapi ketika lapisan memiliki kedudukan vertikal, kontak akan memotong topografi
secara tegas dan lurus tanpa mengikuti kontur topografi
c. Lapisan dengan kemiringan yang kecil akan membentuk kontak batuan yang agak
mengikuti kontur topografi, sedangkan lapisan dengan kemiringan yang besar akan
kurang mengikuti kontur topografi.
Analisa singkapan batuan mampu menjelaskan keadaan geologi suatu daerah serta
dari fungsi itu dapat dibuat peta yang menggambarkan keadaan geologi daerah tersebut, baik
berupa penyebaran batuan (litologi), penyebaran suatu struktur dan serta bentuk
morfologinya. Bentuk penyebaran batuan tersebut dikenal dengan pola singkapan.
Geomorfologi sangat terkait dalam mempelajari geologi struktur. Bentukan-bentukan
morfologi yang merupakan hasil gaya yang bekerja baik itu berasal dari dalam maupun dari
luar bumi. Permukaan bumi merupakan salah satu bagian yang harus dipelajari dalam
penguasaan ilmu geologi, karena ekspresi topografi terkadang dapat menunjukkan keadaan
geologi baik struktur maupun geologinya.
Untuk membuat pola penyebaran singkapan, dilakukan kombinasi antara data
kedudukan lapisan batuan dan data topografi untuk dapat mengetahui penyebaran singkapan
batuan tersebut. Pola penyebaran singkapan tergantung pada:
1. Tebal lapisan;
2. Topografi;
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 20 Oktober 2021

3. Besar kemiringan lapisan batuan;


4. Bentuk struktur lipatan.
Sedangkan topografi dikontrol oleh batuan penyusun, struktur geologi, dan proses
geomorfik. Bila setiap singkapan batuan yang sama dihubungkan satu sama lain dan batas
satuan batuan tersebut digambarkan pada peta topografi, maka akan tampak suatu pola
penyebaran singkapan. Hubungan antara kedudukan lapisan, penyebaran singkapan, dan
topografi dirumuskan ke dalam suatu aturan tertentu yang disebut dengan Hukum V.
Problema tiga titik dapat digunakan apabila data-data memenuhi syarat:
a. Ketiga titik singkapan yang telah diketahui lokasi dan ketinggiannya terletak pada
satu bidang dan merupakan satu perlapisan.
b. Bidang perlapisan tersebut belum terganggu oleh struktur (terpatahkan atau
terlipatkan).
c. Letak titik singkapan pada peta topografi diketahui.
d. Strike dan kemiringan lapisan batuan diketahui.
e. Terdapat garis ketinggian pada peta topografi.
Geomorfologi sangat terkait dalam mempelajari geologi struktur. Bentukan-
bentukan morfologi yang merupakan hasil gaya yang bekerja baik itu berasal dari dalam
maupun dari luar bumi. Permukaan bumi merupakan salah satu bagian yang harus
dipelajari dalam penguasaan ilmu geologi, karena ekspresi topografi terkadang dapat
menunjukkan keadaan geologi baik struktur maupun geologinya.
Pada sisi lain litologi juga berperan dalam mengekpresikan topografi. Nilai
resisten dan tidaknya litologi akan memberikan relief yang berbeda-beda di permukaan,
seperti contoh-contoh sebagai berikut:
1. Litologi yang keras(resistent) cenderung membentuk relief yang lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah dengan lithologi yang lebih lunak atau kurang
resisten.
2. Litologi batu gamping akan membentuk suatu pola bentang alam “karst topograhpy”
sebagai pola yang sangat khas.
Pola singkapan merupakan bentukan yang berbeda dari kedudukan lithologi
dan bentuk morfologi yang mengakibatkan terbentuknya pola penyebaran lithologi
dipermukaan dan perpotongan antara bidang litologi dan bidang permukaan bumi. Dari pola
singkapan tersebut akan diketahui keadaan geologi suatu daerah dan dapat digambarkan
keadaan geologi meliputi penyebaran litologi, struktur dan morfologi.
Dari adanya singkapan batuan inilah dapat diketahui keadaan geologi suatu
daerah dan juga dapat dibuat suatu peta singkapan batuan geologi yang menggambarkan
tentang keadaan suatu daerah tersebut, meliputi suatu penyebaran batuan atau
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 20 Oktober 2021

litologi, penyebaran tersebut di atas disebut juga dengan peta dasar geologi.(Dzulkafli,
Sulaiman and Harun, 2019)
Seperti yang kita ketahui bumi terdiri diri berbagai bentuk, bagian yang paling
luar adalah kerak bumi yang tersusun oleh berbagai lapisan batuan. Kekuatan
tektonik selalu mempengaruhi kedudukan setiap tempat. Akibat adanya kedudukan yang
tidak sama pada berbagai batuan serta adanya suatu relief pada permukaan bumi
menyebabkan bentuk penyebaran batuan dengan struktur yang digambarkan dalam peta
geologi akan membentuk suatu pola tertentu dan bentuk penyebaran dengan istilah dari pola
singkapan. Besar dan bentuk dari pola peyebaran atau singkapan tergantung pada beberapa
hal berikut ini:
a. Tebal lapisan, suatu singkapan dengan tebal yang berbeda walaupun pada
kemiringan yang sama, tetapi keadaan topografinya akan besar dan lebar dan peta
singkapan akan berbeda.
b. Topografi, tebal kemiringan suatu lapisan pada suatu peta topografi
menggambarkan suatu peta singkapan batuan yang relatif besar.
c. Morfologi, merupakan kenampakan pada pemukaan kulit bumi yang relative
memperlihatkan bentuk ketidakselarasan secara vertikal baik dalam ukuran
besar maupun ukuran yang sangat kecil dari permukaan litosfer.
d. Besar kemiringan lapisan, lapisan yang tebalnya sama dengan topografi,tetapi bila
suatu kemiringan yang tebalnya berbeda dimana arah kemiringan suatu lapisan
batuan yang sangat berbeda pula.
e. Bentuk struktur lipatan, pola singkapannya akan membentuk pola yang sangat
berlainan, untuk lipatan yang menunjam terdiri dari sinklin dan antiklin
akan membentuk pola zig-zag serta mempunyai ekspresi topografi punggung.
Kontur adalah garis garis pada suatu peta yang menghubungkan titik-titik atau suatu
yang mempunyai ketinggian sama. Garis kontur adalah suatu garis yang menghubungkan
tempat–tempat yang sangat tinggi dan suatu permukaan tanah di dalam peta. Garis kontur
ini dapat kita bayangkan sebagai tepi dari suatu danau atau laut. Kerapatan jarak kontur
pada suatupeta dengan lainnya menunjukkan keadaan wilayah yang curam. Sebaliknya
semakin jarang jarak antara garis kontur pada suatu peta menunjukan bahwa daerah yang
disebut termasuk dalam kategori landai.
Di dalam pembuatan kontur, terdapat beberapa sifat-sifat garis kontur yaitu: Jarak
horizontal dua buah garis kontur akan semakin rapat dengan kontur interval. Pada tanah
dengan lereng seragam maka garis kontur akan semakin sejajar dan berjarak satu sama lain.
Garis–garis kontur tidak akan berpotongan satu sama lain kecuali dalam keadaan khusus.
Penghubungan titik-titik ini selanjutnya menjadi garis yang saling melingkari satu sama lain,
tidak pernah putus dan tidak berpotongan.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 20 Oktober 2021

Pembacaan garis kontur dilakukan dengan melihat kerapatan garis kontur dan arah
lengkung garis kontur. Kerapatan garis kontur menunjukkan beda ketinggian yang semakin
sering. Keberadaan garis kontur pada peta topografi merupakan sebuah hal yang penting. Hal
ini dikarenakan garis kontur yang tergambar pada peta menunjukkan ketinggian dan
kemiringan suatu daerah sehingga topografi daerah tersebut dapat direpresentasikan dengan
baik sehingga menjadi dasar pengembangan informasi medan.
Garis-garis kontur memberikan informasi yang maksimum tentang daerah peta, dan
tidak menyembunyikan rincian peta lainnya yang penting. Garis kontur juga memperlihatkan
elevasi dan konfigurasi permukaan tanah. Elevasi titik–titik yang tidak terletak diatas garis
kontur bisa dicari dengan interpolasi antara dua garis kontur yang terletak dikedua sisi titik
tersebut. Adapun bidang acuan umum yang sering dipakai adalah bidang permukaan laut
rata-rata. Informasi relief secara absolut memperlihatkan dengan cara menuliskan nilai
kontur yang merupakan garis ketinggian tersebut di atas di suatu bidang
tertentu.(Pembangunan et al., 2017)
Kontur struktur adalah kontur suatu endapan dalam bentuk garis kontur atau peta
yang memperlihatkan posisi dari suatu bidang perlapisan terhadap suatu datum sedangkan
kontur (garis sama tinggi) adalah garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan
titik-titik yang sama tingginya dari atas permukaan laut yang terdapat di peta topografi.
Garis-garis ini biasanya tidak lurus tetapi berbelok-belok dan tertutup, digambarkan dengan
warna cokelat (brown) di atas peta. Peta kontur adalah peta yang menggambarkan sebagian
bentuk-bentuk permukaan bumi yang bersifat alami dengan menggunakan garis-garis
kontur. Garis kontur pada peta topografi diperoleh dengan melakukan pengolahan interpolasi
linier antara titik-titik ketinggian yang berdekatan. Garis kontur menggunakan data dari
pemetaan terestris memiliki akurasi yang tinggi tetapi pengukuran terestris memiliki
beberapa kelemahan diantaranya membutuhkan biaya, dan tenaga yang besar karena
semakin banyak area yang dipetakan semakin banyak pula titik yang harus diukur. Semakin
rapat titik yang diambil, maka semakin akurat pula kontur yang dihasilkan, begitu pula
sebaliknya. Titik ketinggian (spotheight) yang diambil dalam pengukuran terestris harus
memiliki kerapatan dan kesebaran yang baik untuk mengurangi kesalahan pada interpolasi
kontur.
Salah satu solusi untuk memperoleh data ketinggian adalah dengan menggunakan
data foto udara yang dihasilkan dari pemetaan menggunakan Unmanned Aeral Vehicle
(UAV). Data foto udara akan menghasilkan data Digital Surface Model (DSM) yang kemudian
dilakukan filterisasi untuk membentuk Digital Terrain Model (DTM). Data DTM tersebut
digunakan untuk mengekstrak ketinggian titik untuk mengoptimalisasi kerapatan titik ukur
yang kurang. Pembuatan peta topografi menggunakan metode ini memiliki tingkat ketelitian
yang dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satunya yaitu metode pengolahan, sehingga
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 20 Oktober 2021

sering kali kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan optimalisasi pengolahan yang
dilakukan. Kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dengan metode lain dapat
dilakukan dengan menggunakan metode eksterestrial menggunakan receiver GPS yang
mempunyai ketelitian tinggi dengan waktu yang relatif singkat. Pengukuran ketinggian
menggunakan rata-rata permukaan air laut (MSL/Mean Sea Level). Pengukuran permukaan
yang dianggap memiliki ketinggian 0 meter dan dipakai rujukan untuk mengukur ketinggian
(elevation) yang disebut sebagai Datum Vertikal ( Vertical Datum). Kemudian
menyederhanakan dengan mendefinisikan MSL adalah 0 meter.
Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan
objek lain seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian
yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi
juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan
bahkan kebudayaan lokal(Ilmu Pengetahuan Sosial). Topografi umumnya
menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Penggunaan
kata topografi dimulai sejak zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai
detail dari suatu tempat. Kata itu datang dari kata Yunani, topos yang berarti tempat,
dan graphia yang berarti tulisan. Objek dari topografi adalah mengenai posisi suatu bagian
dan secara umum menunjuk pada koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis
bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk bagian
dari objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya perenc
anaan militer dan eksplo asi geologi. Untuk kebutuhkan konstruksi sipil, pekerjaan umum,
dan proyek reklamasi membutuhkan studi topografi yang lebih detail.
Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain, meliputi planet,
satelit alami (bulan dan sejenisnya), serta asteroid. Pengertian ilmiah lebih luas juga
memasukkan vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, serta kebudayaan lokal
ke dalam ruang lingkup topografi. Namun umumnya topografi mempelajari relief permukaan,
model 3 dimensi dan identifikasi jenis lahan.
Istilah topografi berasal dari zaman Yunani kuno hingga Romawi kuno yang berarti
“detail dari suatu tempat”. Asal katanya adalah topos yang berarti tempat dan graphia yang
berarti tulisan. Obyek dalam topografi berkaitan dengan posisi bagian dan menunjuk pada
koordinat horizontal, seperti garis lintang dan garis bujur, serta garis vertikal, yaitu
ketinggian. Studi topografi dapat dilakukan untuk berbagai tujuan, yaitu perencanaan militer,
eksplorasi geologi, konstruksi sipil, pekerjaan umum dan reklamasi.
Dalam menyusun informasi topografi wilayah, ada dua cara yang dapat dilakukan,
yaitu:
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 20 Oktober 2021

1. Survei Langsung
Survei atau pengamatan secara langsung akan menjadikan studi lebih akurat, baik
secara tiga dimensi, jarak, ketinggian, dan sudut dengan memanfaatkan berbagai alat
atau instrumen. Meski sistem penginderaan jarak jauh telah berkembang, namun
pengamatan secara langsung masih diperlukan untuk menghadirkan informasi lebih
lengkap dan akuran mengenai keadaan suatu lahan.
2. Penginderaan Jarak Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu pengumpulan data permukaan bumi dari jarak jauh
menggunakan sistem yang disebut inderaja, meliputi sensor, wahana satelit, dan
sebagainya.
Peta topografi adalah salah satu jenis peta khusus yang menggambarkan bentuk relief
permukaan bumi, meliputi tinggi renadhnya kawasan dengan gambaran garis-garis. Garis yang
dimaksud adalah garis kontur, yaitu garis yang menghubungkan daerah dengan ketinggian
yang sama. Dengan adanya garis tersebut, maka akan memudahkan pengguna peta memahami
ketinggian suatu tempat sehingga dapat memperkirakan kecuraman atau kemiringan lereng.
Penggunaan garis kontur tidak dapat dilepaskan dari peta topografi. Garis-garis ini
mengubungkan dua segmen garis satu sama lain dan tidak saling berpotongan. Indonesia
memiliki badan pemetaan yang disebut BIG atau Badan Informasi Geospasial yang membuat
peta topografi dengan tata guna lahan. Peta ini disebut sebagai peta RBI atau Rupa Bumi
Indonesia dan menjadi salah satu peta dasar dalam perencanaan, ekspedisi, serta aktivitas
navigasi lainnya.
Kegiatan pengeboran dalam ekplorasi batubara ini secara umum bertujuan untuk
mengetahui data geologi bawah permukaan ( subsurface) nya, diantaranya urutan stratigrafi
batuan, posisi kedalaman batubara, ketebalan batubara, untuk mendapatkan sampel batubara
untuk kemudian dianalisis kualitasnya, termasuk untuk kajian tertentu seperti geologi teknik
ataupun geohidrologi yang bertujuan untuk mendapatkan data geologi teknik dan muka air
tanah. Tujuan lain dari kegiatan pengeboran ini adalah untuk menambah titik informasi yang
berguna untuk meningkatkan kelas sumberdaya dan cadangan serta menambah keyakinan
geologi.(Azhari, Maryanto and Rachmansyah, 2016)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini membahas mencari Kedudukan dengan metode problema tiga titik
pada suatu wilayah dan mengerjakannya dalam kertas grafik A3, berikut soal-soal yang dikaji:
1. Hasil dari suatu singkapan batugamping yang tersingkap pada tiga titik pengamatan.
Pada lokasi B yang berjarak 600 m dari titik A dengan arah N 250° E dan lokasi C yang berjarak
850 m dari lokasi A dengan arah N 150° E. Ketinggian titik A = 350 m, titik B = 309 m, dan titik
C = 249 m, dengan skala 1 : 10.000 (Interval Kontur = 20).
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 20 Oktober 2021

Gambar 1. Hasil Problem Set 1


Dari percobaan diketahui data jarak dari lokasi B ke A berjarak 600 m yang kemudian
diubah satuannya menjadi 6 cm dengan arah N 250° E. Jarak dari lokasi C ke A berjarak 850
m yang kemudian satuannya diubah menjadi 8,5 cm dengan arah N 150° E. Ketinggian
masing-masing titik A=350 m, titik B=309 m, dan titik C=249 m. Maka hasil dari kedudukan
yaitu N 97˚ E dengan dip 9°.
2. Pada suatu daerah ditemukan suatu lapisan batupasir yang tersingkap pada tiga titik
pengamatan. Pada lokasi B yang berjarak 800 m dari titik A dengan arah N 40° E dan lokasi
C yang berjarak 700 m dari lokasi A dengan arah N 130° E. Ketinggian titik A = 299 m, titik
B = 400m, dan titik C = 250 m, dengan skala 1 : 10.000 (Interval Kontur = 20).
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 20 Oktober 2021

Gambar 2. Hasil Problem Set 2


Dari percobaan yang ada, diketahui bahwa data jarak dari lokasi B ke A berjarak 800
m yang kemudian diubah satuannya menjadi 8 cm dengan arah N 40° E. Jarak dari lokasi C
ke A berjarak 700 m yang kemudian satuannya diubah menjadi 7 cm dengan arah N 130° E.
Ketinggian masing-masing titik A=299 m, titik B=400 m, dan titik C=250 m. Maka hasil dari
kedudukan yaitu N 103˚ E dengan dip 9°.
3. Hasil dari sebuah lapisan batubara yang tersingkap pada tiga titik pengamatan
dengan lokasi B yang berjarak 500 m dari titik A dengan arah N 120° E dan lokasi C yang
berjarak 670 m dari lokasi A dengan arah N 250° E. Ketinggian titik A = 350 m, titik B = 259
m, dan titik C = 220 m, dengan skala 1 : 10.000 (Interval Kontur = 20).
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 20 Oktober 2021

Gambar 3. Hasil Problem Set 3


Dari percobaan diketahui data jarak dari lokasi B ke A berjarak 500 m yang kemudian
diubah satuannya menjadi 5 cm dengan arah N 120° E. Jarak dari lokasi C ke A berjarak 670
m yang kemudian satuannya diubah menjadi 6,7 cm dengan arah N 250° E. Ketinggian
masing-masing titik A=350 m, titik B=259 m, dan titik C=220 m. Maka hasil dari kedudukan
yaitu N 96˚ E dengan dip 20°.
4. Pada sebuah daerah penelitian ditemukan laminasi batupasir yang tersingkap di tiga
titik pengamatan, yaitu pada lokasi B yang berjarak 520 m dari titik A dengan arah N 200° E
dan lokasi C yang berjarak 400 m dari lokasi A dengan arah N 170° E. Ketinggian titik A =
299 m, titik B = 399 m, dan titik C = 249 m, dengan skala 1 : 10.000 (Interval Kontur = 20).
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 20 Oktober 2021

Gambar 4. Hasil Problem Set 4


Dari percobaan diketahui data jarak dari lokasi B ke A berjarak 520 m yang kemudian
diubah satuannya menjadi 5,2 cm dengan arah N 200° E. Jarak dari lokasi C ke A berjarak
400 m yang kemudian satuannya diubah menjadi 4 cm dengan arah N 170° E. Ketinggian
masing-masing titik A=299 m, titik B=399 m, dan titik C=249 m. Maka hasil dari kedudukan
yaitu N 178˚ E dengan dip 29°.

KESIMPULAN

Singkapan yang pada umumnya berada di bawah permukaan bumi memerlukan


beberapa metoda bersama aspek pelengkapnya dalam menentukan letak atau kedudukan
singkapannya. Salah satu metoda yang digunakan dalam pencarian dan penentuannya adalah
dengan menggunakan metoda problema tiga titik. Pola singkapan merupakan bentukan yang
berbeda dari kedudukan litologi dan bentuk morfologi yang mengakibatkan terbentuknya pola
penyebaran litologi dipermukaan dan perpotongan antara bidang litologi dan bidang
permukaan bumi. Sehingga dalam penggeambarannya digunakan peta geologi yang
merupakan suatu sarana yang menggambarkan tubuh batuan, penyebaran batuan,
kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar satuan batuan serta merangkum
berbagai data lainnya. Peta geologi juga merupakan gambaran teknis dari permukaan bumi
dan sebagian bawah permukaan yang mempunyai arah, unsur-unsurnya yang merupakan
gambaran geologi, dinyatakan sebagai garis yang mempunyai kedudukan yang pasti.
Penggunaan metode tiga titik dalam pemetaan geologi biasanya digunakan untuk data
endapan bahan galian yang berada pada ketinggian atau elevasi yang berbeda, baik dari data
singkapan maupun dari data hasil pengeboran. Pemetaan geologi dengan metode tiga titik ini
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 20 Oktober 2021

jika dilihat dari segi kegunaan untuk memetakan sebaran bahan galian. Maka pemetaan
sebaran bahan galian yang bisa dan sesuai dengan metoda ini adalah untuk bahan galian yang
memiliki kemenerusan yang bagus, serta bahan galian tersebut tersebar secara merata.

SARAN UNTUK PRAKTUKUM


Sebaiknya selalu mengaja hal-hal yang menghambat berjalanya prakikum dan
sebaiknya video yang di yutube itu lebih di perjelas lagi.

REFERENSI

Azhari, A. P., Maryanto, S. and Rachmansyah, A. (2016) ‘Terhadap Suhu Permukaan Tanah
Berdasarkan Data Landsat 8 Di Lapangan Panasbumi Blawan ( Identification Of
Geological Structure And Its Impact To Land Surface Temperature Based On Landsat 8
Data On Blawan Geothermal Field )’, Pp. 1–12.
Bernard, M. et al. (2018) ‘Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Kelas IX Pada Materi Bangun Datar’, SJME (Supremum Journal of Mathematics
Education), 2(2), pp. 77–83. doi: 10.35706/sjme.v2i2.1317.
Dzulkafli, M. A., Sulaiman, N. and Harun, Z. (2019) ‘Geologi Struktur Formasi Kubang Pasu
di Kawasan Hutan Aji, Perlis, Semenanjung Malaysia’, Sains Malaysiana, 48(1), pp. 23–
31. doi: 10.17576/jsm-2019-4801-04.
Pembangunan, R. et al. (2017) ‘X Bab X’, (1), pp. 2020–2022.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 20 Oktober 2021

LAMPIRAN

1. Hasil scan problem set yaitu menentukan kedudukan dan dip dari suatu daerah.

2 Hasil scan problem set lapisan batupasir yang tersingkap pada tiga titik pengamatan
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 20 Oktober 2021

3 Hasil dari sebuah lapisan batubara yang tersingkap pada tiga titik pengamatan

4 Pada sebuah daerah penelitian ditemukan laminasi batupasir yang tersingkap di tiga
titik pengamatan

Anda mungkin juga menyukai