I. Tujuan
Perhatikan reaksi
A + B Produk
dC A dC
-ra = CAO = - B = kCACB
dt dt
Jumklah A dan B yang bereaksi pada waktu t akan sama yaitu C AOXA = CBOXB
Sehingga persamaan diatas ditulis ulang menjadi
dX A
-rA = CAO = K(CAO - CAOXA)(CBO – CAOXA)
dt
d XA
-rA = CAO = KC 2AO(1 – XA)(MB – XA)
dt
Diselesaikan menjadi
1− X B M B −X A C B C AO CB
ln 1−X = ln M (1− X ) = ln C C = ln MC
A B A BO A A
Reaksi Penyabunan
Pada eksperimen kinetika reaksi bimolekuler irreversible ini akan diuji sebuah
reaksi penyabunan antara minyak dan NaOH
Sabun adalaj produk yang digunakan sebagai pembersih dengan media air.
Secara umum berbentuk padatan (batang) da nada juga yang cair. Masing – masing
bentuk tentunya mempunyai keuntungan tersendiri di berbagai sacara public. Jika
diterapkan pada suatu permukaan, air ber sabun secara efektif dapat mengikat partikel
dalam suspense yang mudah dibawa oleh air bersih. Di era milineal ini, deterjen
sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu untuk mencuci atau
membersihkan.
Sabun merupakan campuran minyak atau lemak (nabati, seperti minyak zaitun
atau hewani, seperti lemak kambing) dengan alkali atau basa (seperti natrium atau
kalium hidroksida) melalui proses yang disebut dengan saponifikasi lemak yang
terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional,
alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan
seperti arang kayu.
Minyak Goreng
Minyak goreng adalah minyak atau lemak yang berasal dari pemurnian bagian
tumbuhan, hewan, atau dibuat secara sintetik yang dimurnikan dan biasanya
digunakan untuk menggoreng. Minyak goring kebanyakan diproleh dari tumbuhan,
seperti kelapa, kacang, jagung, kedelai dan kanola
NaOH
Natrium Hidroksida merupakan bahan basa dan alkali yang sangat kaustik, mampu
menguraikan protein pada suhu lingkungan biasa dan dapat menyebabkan luka bakar
bila terpapar. Senyawa ini sangat larut dalam air. Dan dengan mudah menyerap
kelembapan dari karbon dioksida dari udara. Senyawa ini membentuk hidrat dengan
rumus NaOH.nH2O. Senyawa monohidratnya NaOH.H2O mengkristal dari larutan
berair pada rentang suhu antara 12,3 hingga 61,8oC yang tersedia secara komersial
seringkali merupakan senyawa monohidrat.
III. Alat dan Bahan
1. Erlenmeyer
2. Statif
3. Labu leher tiga
4. Termometer
5. Timbangan
6. Hotplate
7. Pipet volume
8. Pipet tetes
9. Stirrer
1. Minyak
2. NaOH
Volume Trigleserida = 10 mL
Volume NaOH = 15 mL
Molaritas NaOH =5M
M NaOH x V NaOH
Molaritas Trigleserida = V Trigleserida
5 M x 15 mL
= 10 mL
= 7,5 M (a = CAO)
2. Analisis Sampel
Tabel data percobaan titrasi sampel dengan larutan HCl 0,1 M (Volume
sampel = 3 mL)
VI. Perhitugan
20 gram NaOH
20 % =
100 mL Aquadest
a). 5 Menit
0,1 x 2,18
M2 =
3
= 0,0727
b). 10 Menit
0,1 x 1,94
M2 =
3
= 0,0647
c). 15 Menit
0,1 x 1,7
M2 =
3
= 0,0567
d). 20 Menit
0,1 x 1,67
M2 =
3
= 0,05567
e). 25 Menit
= 0,05167
f). 30 Menit
0,1 x 1,20
M2 =
3
= 0,04
A + B Produk
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
M B −X A C BO
ln = k (CBO – CAO) t dimana MB =
M B (1− X A ) C AO
M B −X A
Menghitung nilai ln tiap waktu
M B (1− X A )
a). 5 Menit
5
−0,0727
7,5
ln = - 0,04
5
−(1−0,0727)
7,5
b). 10 Menit
5
−0,0647
7,5
ln = - 0,0035
5
−(1−0,0647)
7,5
c). 15 Menit
5
−0,0567
7,5
ln = - 0,0305
5
−(1−0,0567)
7,5
d). 20 Menit
5
−0,05567
7,5
ln = - 0,03
5
−(1−0,05567)
7,5
e). 25 Menit
5
−0,05167
7,5
ln = - 0,0276
5
−(1−0,05167)
7,5
f). 30 Menit
5
−0,04
7,5
ln = - 0,021
5
−(1−0,04)
7,5
M B −X A
Tabel grafik ln vs t (Waktu)
M B (1− X A )
0
0 5 10 15 20 25 30 35
-0.005
-0.01
-0.015
-0.02 Series2
-0.025 Linear (Series2)
f(x) = 0.000672571428571429 x − 0.0424533333333333
R² = 0.94596682504908
-0.03
-0.035
-0.04
-0.045
a). 5 Menit
5
−0,0727
7,5
ln = k(5 – 7,5) x 5
5
−(1−0,0727)
7,5
K = 0,0032
b). 10 Menit
5
−0,0647
7,5
ln = k(2 – 7,5) x 10
5
−(1−0,0647)
7,5
K = 0,0014
c). 15 Menit
5
−0,0567
7,5
ln = k(2 – 7,5) x 15
5
−(1−0,0567)
7,5
K = 0,00081
d). 20 Menit
5
−0,05567
7,5
ln = k(5 – 7,5) x 20
5
−(1−0,05567)
7,5
K = 0,0006
e). 25 Menit
5
−0,05167
7,5
ln = k(5 – 7,5) x 25
5
−(1−0,05167)
7,5
K = 0,00044
f). 30 Menit
5
−0,04
7,5
ln = k(5 – 7,5) x 30
5
−(1−0,04)
7,5
K = 0,00028
dc A dc
-rA = - = - B = K.CA.CB
dt dt
a). 5 Menit
= 0,12
b). 10 Menit
= 0,0525
c). 15 Menit
= 0,030375
d). 20 Menit
e). 25 Menit
= 0,0165
f). 30 Menit
= 0,0105
VIII. Kesimpulan
Mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan reaksi bimolekuler irreversible
dan juga dapat mengetahui cara menghitung nya.
Gambar Alat