Anda di halaman 1dari 74

Civil Engineering

Vocational School

ANALISA STRUKTUR
RANGKA PORTAL (FRAME) 2 DIMENSI ANALISIS STATIK
Moh Nur Sholeh
RANGKA PORTAL (FRAME) 2 DIMENSI ANALISIS STATIK
Info Model
Dimensi struktur gedung

Notasi dimensi elemen struktur balok dan kolom


Pelimpahan beban dari pelat lantai ke balok-balok untuk masing-masing
portal diuraikan sebagai berikut:

Pelimpahan beban pelat ke balok (denah)


Pelimpahan beban pelat ke balok
Beban untuk laintai 1 dan 2

Pelimpahan beban balok portal tegak lurus (beban titik)


Input Model

A. Menggambar Model

1. Jalankan program SAP2000 versi 15 ultimate


2. Pilih menu File → New model…
3. Pilih satuan KN, m, C dan pilih template 2D Frames

Kotak dialog New model


4. Pilih Portal pada 2D Frame Type
Number of Stories = 3 (jumlah tingkat / lantai)
Number of Bays = 3 (jumlah bentang / ruang portal)
Story Height = 4 (tinggi antar lantai)
Bay Width = 4 (jarak ruang portal)

Keterangan notasi input model Portal 2D


Kotak dialog 2D Frames

a) Pilih OK
5. Setelah tahapan di atas pada layar SAP2000

Tampilan awal model struktur


Kotak dialog Define Grid System Data
Note: Jika ingin memeriksa tinggi antar lantai yang baru, dapat dilakukan dengan
memeriksa tinggi kolom. (Klik kanan pada salah satu batang kolom > pilih tab
Location dan perhatikan isian Length yang berisi tinggi kolom ‘3,5 satuan meter’)

Cek data frame


B. Menetapkan Material

1. Pilih menu Define → Materials…


2. Pilih Add New Material… (untuk menambahkan tipe bahan yang baru)

Kotak dialog Define Material


a. Pada Material Name isikan
nama bahan (misal : Beton)
b. Material Type pilih Concrete
c. Pada satuan ubah ke kN, m, C
d. Pada Weight per unit Volume
isikan 24 (dalam kN/m3, berat
jenis beton)
e. Pada isian Modulus of Elasticity
isikan 25742960,202 (kN/m3, E =
4700. √f’c MPa); lalu Poisson’s
Ratio isikan 0.2 ; dan coeff of
Thermal Expansion isikan nol
(tidak ada analisis beban
temperatur)
Input data material
Note:
• Untuk memudahkan dalam perhitungan Modulus of Elasticity kita bisa
menggunakan kalkulator pada SAP2000. (Tekan SHIFT + doble klik pada kotak isian
Modulus of Elasticity). Ketika akan memasukkan rumus modulus elastisitas
[4700*sqr(30) atau 4700*(30^0.5)] rubah satuan menjadi N, mm, C.
• 1 Mpa = 1 N/mm2

Kotak dialog SAP2000 Calculator

f. Pada isian f’c isikan 30 MPa (SAP2000 akan secara otomatis melakukan konversi
ke satuan yang kita gunakan yaitu kN, m, C)
g. Klik OK, lalu klik OK sekali lagi untuk kembali ke layar SAP2000

Note: dalam penyelesaian soal ini, material tulangan meggunakan default dari SAP2000
C. Menetapkan Penampang

1. Pilih menu Define → Section Properties → Frame Sections…


2. Pilih Add New Property… (untuk menambahkan tipe penampang
yang baru)

Kotak dialog Frame Properties


Kotak dialog Add Frame
Section Property

3. Pada Frame Section Property Type pilih Concrete


4. Klik pada Rectangular untuk mendefinisikan penampang balok persegi
5. Masukkan data untuk balok.
a. Pada Section Name isikan nama framenya, misal : BALOK
b. Pilih material “Beton” pada pilihan Material
c. Pada isian Dimensions isikan Depth (t3) = 0,4 (m, tinggi = 40cm) dan Width (t2) =
0,3 (m, lebar = 30 cm)
d. Klik pada Concrete Reiforcement untuk membuka kotak dialog Reinforcement Data.

Kotak dialog
Rectangular Section
a. Ketika kita menggunakan material
concrete secara otomatis SAP2000
akan menyediakan material rebar
(tulangan) A615Gr60.
b. Pilih Beam pada Design Type
c. Isikan 0.05 pada Concrete Cover to
Longitudional Rebar Center (tebal
selimut beton) → Klik OK
d. Klik OK lagi.

Kotak dialog Reinforcement Data (BALOK)


6. Pada kotak dialog Frame Properties yang muncul kembali, pilih pada Section
BALOK lalu klik Add Copy of Property…

Note: Cara ini akan mempercepat pemasukan data apabila ada beberapa penampang
dengan tipe sama (dalam hal ini elemen balok dan kolom sama-sama dengan material
beton dengan bentuk persegi / kotak)

Kotak dialog Frame Properties


a. Beri nama penampang pada Section Name untuk elemen kolom, misal: KOLOM
b. Pilih material “Beton” pada pilihan Material
c. Pada isian Dimensions isikan t3 = 0.4 (m, hc = 40 cm) dan t2 = 0.4 (m, bc = 40 cm)
d. Klik tombol Concrete Renforment

Kotak dialog Rectangular Section (KOLOM)


e. Pilih Coloumn pada Design Type
f. Isikan 0.05 pada Clear Cover for Confinement Bars (tebal selimut beton)
g. Pada bagian Check / Design pastikan terpilih Reinforcement to be
Designed → klik OK
h. Klik OK
i. Klik OK

Note:
• Khusus pada penampang beton bertulang, jika SAP2000 hanya akan
dimanfaatkan untuk menghitung gaya-gaya dalam saja maka isian-isian
untuk tulangan (pada kotak dialog Reinforcement Data) tidak banyak
berpengaruh, hanya pada isian yang diubah pada langkah-langkah di
atas saja.
• Jika akan dilanjutkan sampai perencanaan tulangan memakai fasilitas
SAP2000 maka isian-isian tersebut harus diperhatikan dan diisi semua
karena berpengaruh pada hasil desain tulangan.
Kotak dialog Reinforcement
Data (Kolom)
7. Mengganti penampang elemen struktur yang sudah dibuat:
Sebelum mengganti penampang elemen struktur yang sudah ada,
terlebih dahulu pilih semua elemen balok. Bisa dengan cara klik pada
batang yang dimaksud atau cara windowing, dan lakukan untuk semua
lantai. Perhatikan bahwa bila memilih dengan cara windowing maka
joint atau nodal pertemuan balok-kolom akan ikut terpilih, namun
karena hanya akan dilakukan perubahan pada elemen frame (batang)
saja maka hal ini tidak berpengaruh.
a. Pilih menu Asign → Frame → Frame Sections… → pilih “BALOK”
pada kotak pilihan → OK

Penggantian Section
elemen balok
b. Klik/pilih semua elemen kolom dengan cara seperti pada pemilihan
elemen balok sebelumnya.
c. Pilih menu Asign → Frame → Frame Sections… → pilih “KOLOM” pada
kotak pilihan → OK

Penggantian Section elemen kolom


Tampilan hasil penggantian Section elemen
D. Mengganti Tipe Tumpuan

Pilih semua joint bawah (tumpuan), baik secara langsung pada joint atau
windowing di sekitar joint.

Alternatif seleksi joint bawah


Pilih menu Assign → Joint → Restrain…

Penggantian tipe tumpuan


E. Menetapkan Beban
1. Pilih menu Define → Load Patterns… →

Input tipe pembebanan

a. Isikan nama beban pada Load Pattern Name misal : LIVE


b. Pilih LIVE pada type untuk mendefinisikan beban hidup
c. Klik tombol Add New Load Pattern → klik OK

Note: Pada tahap ini hanya ditambahkan tipe beban hidup saja (LIVE). Untuk beban
mati secara default sudah disediakan oleh SAP2000 pada Load Pattern DEAD.
Perhatikan pula faktor Self Weight Multiplier (pengali berat sendiri) = 1 berarti bahwa
berat sendiri elemen struktur (balok, kolom ,pelat) sudah dihitung otomatis oleh
SAP2000, dalam beban DEAD.
F. Mendefinisikan Kombinasi Pembebanan
1. Pilih menu Define → Load Combinations…

Kotak dialog Define Load Combination


2) Pilih Add New Combo…

a. Beri nama kombinasi pada Load


Combination Name, misal: 1.4 D
b. Pilih DEAD pada drop down menu
Load Case Name
c. Isikan 1.4 pada Scale Factor
d. Klik Add → Klik OK

Seting kombinasi 1.4 D


3) Klik lagi tombol Add New Combo…
a. Beri nama kombinasi pada Load Combination Name, misal: 1.2 D + 1.6 L
b. Pilih DEAD pada drop down menu Load Case Name
c. Isikan 1.2 pada Scale Factor
d. Klik Add
e. Pilih LIVE pada drop down menu Load Case Name
f. Isikan 1.6 pada Scale Factor
g. Klik Add → Klik OK → Klik OK

Setting kombinasi
1.2 D + 1.6 L
4) Mengaplikasikan pembebanan pada struktur (pelat lantai):
Pada model struktur 2 dimensi ini ada dua macam beban yang akan
diberikan pada model, yaitu beban merata dari pelat lantai dan beban titik
berupa limpahan dari balok pada portal yang tegak lurus terhadapnya.
Untuk pembebanan merata pelat lantai:
a) Pilih semua balok lantai 2 dan 3

Seleksi balok lantai 2 dan 3


b) Pilih menu Assign → Frame Loads →
Distributed… Note: Tips (kita bisa mengisi data
c) Pada drop down menu Load Pattern Name pilih perhitungan secara langsung),
DEAD (beban mati merata segitiga pada portal misal pada isian Load kita
tengah = 2.WD) masukkan data perhitungan
d) Pastikan satuan dalam KN, m, C 8.44*2 lalu tekan enter maka
e) Pada Trapezoidal Loads isikan (urut dari kotak secara otomatis SAP2000 akan
input kiri ke kanan atau 1 ke 4): melakukan perhitungan dan
Distance = 0 ; Load = 0 menghasilkan nilai 16.88.
Distance = 0.5 ; Load = 16.88 (= 2 x 8.44 kN/m)
Distance = 1 ; Load = 0
Distance = 1 ; Load = 0
f) Klik OK

Input beban mati merata


f) Pilih kembali semua balok lantai 2 dan 3, dengan cara yang sama dengan sebelumnya.
g) Pilih menu Assign → Frame Loads → Distributed…
h) Pada drop down menu Load Pattern Name pilih LIVE (beban hidup merata segitiga pada
portal tengah = 2.WL)
i) Pastikan satuan dalam KN, m, C
j) Pada Trapezoidal Loads ganti
Distance = 0 ; Load = 0
Distance = 0.5 ; Load = 10
Distance = 1 ; Load = 0
Distance = 1 ; Load = 0
k) Klik OK

Input beban hidup merata


5) Mengaplikasikan pembebanan pada struktur (pelat
atap):
Selanjutnya akan diberikan pembebanan pada balok atap
yang merupakan limpahan dari pelat atap.
a. Pilih semua balok atap (paling atas)
b. Pilih menu Assign -- Frame Loads -- Distributed…
c. Pada drop down menu Load Pattern Name pilih DEAD
(beban mati merata segitiga pada portal tengah = 2.WD)
d. Pastikan satuan dalam KN, m, C
e. Pada Trapezoidal Loads ganti nilai pada kotak input no.2
menjadi Distance = 0.5 Load = 10.48
f. Klik OK
g. Pilih kembali semua balok atap, dengan cara yang sama
dengan sebelumnya.
h. Pilih menu Assign -- Frame Loads -- Distributed…
i. Pada drop down menu Load Pattern Name pilih LIVE
(beban hidup merata segitiga pada portal tengah = 2.WL)
j. Pastikan satuan dalam KN, m, C Seleksi balok atap
k. Pada Trapezoidal Loads ganti nilai pada kotak input no.2
menjadi Distance = 0.5 Load = 4
l. Klik OK
Tampilan beban merata balok (beban hidup dan mati)
6) Mengaplikasikan beban titik limpahan dari balok yang tegak lurus (portal C dan D),
lantai 2 dan 3:
a) Pilih joint pertemuan balok-kolom lantai 2 dan 3.
b) Pilih menu Assign→Joint Loads→Forces…

Seleksi joint lantai 2 dan 3

Input beban titik limpahan dari balok yang


tegak lurus (portal C dan D), lantai 2 & 3
c) Pada drop down menu Load Pattern Name pilih DEAD (beban mati balok = PDb)
d) Pastikan satuan dalam KN, m, C
e) Pada Loads isikan nilai Force Global Z = -12.96 KN (beban arah Z vertikal ke bawah)
f) Klik OK
g) Pilih joint pertemuan balok-kolom lantai 2 dan 3, pada bagian tepi saja.

Seleksi joint tepi lantai 2 dan 3


h) Pilih menu Assign→Joint Loads→Forces…
i) Pada drop down menu Load Pattern Name pilih DEAD (beban mati pelat = PDp)
j) Pastikan satuan dalam KN, m, C
k) Pada Loads isikan nilai Force Global Z = -37.98 KN (beban arah Z vertikal ke bawah)
l) Pada Options pilih Add to Existing Loads, karena sebelumnya sudah ada tipe
beban mati (PDb), sehingga harus ditambahkan (Add) jangan Replace (mengganti).
m) Klik OK

Input beban titik tepi (beban mati pelat)


n) Pilih kembali joint pertemuan balok-kolom lantai 2 dan
3, pada bagian tepi saja. Alternatif lain dengan
memakai toolbar
o) Pilih menu Assign→Joint Loads→Forces…
p) Pada drop down menu Load Pattern Name pilih LIVE
(beban hidup pelat = PLp)
q) Pastikan satuan dalam KN, m, C
r) Pada Loads isikan nilai Force Global Z = -22.5 KN
(beban arah Z vertikal ke bawah)
s) Klik OK

Note: Pada Options, karena sebelumnya belum ada input


beban hidup, maka pilihan Add to Existing Loads maupun
Replace Existing Loads akan sama saja hasilnya.

t) Sekarang pilh pada joint pertemuan balok-kolom Seleksi joint tengah


lantai 2 dan 3, pada bagian tengah saja. lantai 2 dan 3
u) Pilih menu Assign→Joint Loads→Forces…
v) Pada drop down menu Load Pattern Name
pilih DEAD (beban mati pelat = PDp)
w) Pastikan satuan dalam KN, m, C
x) Pada Loads isikan nilai Force Global Z = -75.96
KN (beban arah Z vertikal ke bawah)
y) Pada Options pilih Add to Existing Loads,
karena sebelumnya sudah ada tipe beban mati
(PDb).
Input beban mati tengah
(beban mati pelat)

z) Klik OK
aa) Pilih kembali joint pertemuan balok-kolom
lantai 2 dan 3, pada bagian tengah saja, atau
gunakan toolbar
bb) Pilih menu Assign→Joint Loads→Forces…
cc) Pada drop down menu Load Pattern Name
pilih LIVE (beban hidup pelat = PLp)
dd) Pastikan satuan dalam KN, m, C
ee) Pada Loads isikan nilai Force Global Z = -45 KN
Input beban titik tengah (beban arah Z vertikal ke bawah)
(beban hidup pelat) ff) Klik OK
gg) Pilih joint pertemuan balok-kolom atap.
hh) Pilih menu Assign→Joint Loads→Forces…
ii) Pada drop down menu Load Pattern Name
pilih DEAD (beban PDb)
jj) Pastikan satuan dalam KN, m, C
kk) Pada Loads isikan nilai Force Global Z = -12.96
KN (beban arah Z vertikal ke bawah)
ll) Klik OK
mm)Pilih joint pertemuan balok-kolom atap, pada
bagian tepi saja. Seleksi joint atap bagian tepi
nn) Pilih menu Assign→Joint Loads→Forces…
oo) Pada drop down menu Load Pattern Name pilih DEAD (beban PDp)
pp) Pastikan satuan dalam KN, m, C
qq) Pada Loads isikan nilai Force Global Z = -23.58 KN (beban arah Z vertikal ke bawah)
rr) Pada Options pilih Add to Existing Loads, karena sebelumnya sudah ada tipe beban mati
(PDb)
ss) Klik OK
tt) Pilih kembali joint pertemuan balok-kolom atap, pada bagian tepi saja.
uu) Pilih menu Assign→Joint Loads→Forces…
vv) Pada drop down menu Load Pattern Name pilih LIVE (beban PLp)
ww)Pastikan satuan dalam KN, m, C
xx) Pada Loads isikan nilai Force Global Z = -9 KN (beban arah Z vertikal ke bawah)
yy) Klik OK
zz) Sekarang pilih joint pertemuan balok-kolom lantai atap,
pada bagian tengah saja.

aaa)Pilih menu Assign→Joint Loads→Forces…


bbb)Pada drop down menu Load Pattern Name pilih
DEAD (beban PDp)
ccc)Pastikan satuan dalam KN, m, C
ddd)Pada Loads isikan nilai Force Global Z = -47.16 KN
(beban arah Z vertikal ke bawah)
eee)Pada Options pilih Add to Existing Loads, karena
sebelumnya sudah ada tipe beban mati (PDb)
fff) Klik OK
ggg)Sekarang pilih kembali joint pertemuan balok-
kolom atap pada bagian tengah saja.
hhh)Pada drop down menu Load Pattern Name pilih
LIVE (beban PLp) Seleksi joint tengah lantai atap
iii) Pastikan satuan dalam KN, m, C
jjj) Pada Loads isikan nilai Force Global Z = -18 KN
(beban arah Z vertikal ke bawah)
kkk)Klik OK
Hasil input beban titik
g. Menampilkan Pembebanan Pada Struktur

Setelah selesai memasukkan beban pada model struktur, sebaiknya dilakukan


kembali pemeriksaan terhadap beban-beban yang telah diaplikasikan. Hal ini
dapat menghemat waktu untuk melacak kesalahan jika terjadi error saat analisis,
terutama kesalahan pada pembebanan.

1) Pilih menu Display → Show Loads Assigns → Frame/Cable/Tendon…


2) Pada drop down menu Load Pattern Name pilih tipe beban yang ingin
ditampilkan (LIVE atau DEAD)
3) Pada bagian:
a) Show Joint Loads with Span Loads akan menampilkan beban titik dan
merata secara bersamaan, jika dinon-aktifkan maka hanya akan
ditampilkan beban merata saja.
b) Show Span Loading Values akan menampilkan besar beban merata, jika di
non-aktifkan maka hanya akan ditampilkan bentuk (merata/ segitiga/
trapesium) dan lokasinya saja.
c) Klik OK
Penampilan beban merata

Tampilan beban mati dan


beban hidup (beban merata
dan beban titik)
d) Jika hanya menampilkan beban titik saja
pilih menu Display→Show Loads
Assigns→Joint…
e) Pada drop down menu Load Pattern Name
pilih tipe beban yang ingin ditampilkan
(LIVE atau DEAD)
f) Pada bagian bawah: Show Loading Values
akan menampilkan besar beban titik, jika
dinon-aktifkan maka hanya akan
ditampilkan lokasinya saja.
g) Klik OK

Kotak dialog Show joint Loads

Note:
Setelah ditampilkan salah satu tipe pembebanan, pada sudut kanan
bawah layar akan muncul tombol panah yang dapat digunakan
untuk berpindah (menampilkan) ke tipe beban yang lainnya secara
cepat.
h. Analisis
1) Menentukan tipe analisis struktur (Portal
2D)
Penentuan tipe analisis struktur
sebenarnya akan nampak pengaruhnya
pada model struktur yang besar atau
rumit. Pada tahap ini bisa ditentukan
derajat kebebasan yang akan dianalisis
(semua atau hanya sebagian saja).
Pilihan tersebut akan berdampak pada
ukuran file, besar memori komputer
yang digunakan saat analisis, dan waktu
running. Analisis sebaiknya dilakukan
secara efisien dan efektif dengan tetap
memperhatikan keakuratan hasil
analisis.

Di sini akan diberikan contoh untuk Tipe analisis struktur 2D


setting analisis 2D untuk portal bidang.
a) Pilih menu Analyze → set analize
option…
b) Pilih Plane Frame
2) Melakukan analisis

a. Pilih menu Analyze → Run Analyze…


Pada kotak dialog Set Load Cases to Run, perhatikan kolom Status dan Action.
Status menyatakan status dari tipe beban, apakah sudah dianalisis (Run) atau
belum (Not Run). Sedangkan pada kolom Action merupakan langkah yang akan
diambil dalam analisis yang sedang akan dilakukan, apakah akan dihitung (Run)
atau tidak (Do Not Run).

Untuk analisis statik disini hanya kan dianalisis beban mati dan beban hidup saja,
sehingga analisis MODAL (yang berguna untuk analisis dinamik) akan dinon-
aktifkan dahulu.

b. Pilih MODAL pada Case Name


c. Klik tombol RUN/Do Not Run Case → Klik Run Now
Penentuan running tipe beban
Note:
Jika saat membuat model belum disimpan sebelunya, maka saat akan melakukan
running analisis SAP2000 akan otomatis menanyakan alamat penyimpanan terlebih
dahulu. Save file ke folder (beri nama file) sebelum analisis dimulai, misal Analisis 2D
Statik, lokasi silakan tentukan sendiri. Ekstensi .sdb akan otomatis ditambahkan oleh
SAP2000. Mengingat SAP2000 akan secara otomatis membuat beberapa (bahkan
banyak) file saat analisis berlangsung, sebaiknya untuk satu file model disimpan
dalam satu folder tersendiri, untuk memudahkan pencarian.
d) Sesaat kemudian akan ditampilkan SAP Analysis Monitor dan analisis akan
berlangsung. Selama analisis dilakukan, kita dapat melihat progres (kemajuan)
analisis pada layar ini, sekaligus mengawasi apakah terdapat kesalahan (eror).

SAP2000 Analysis Monitor


2.3 Hasil Keluaran / Output
a. Menampilkan Bentuk Deformasi Struktur

1) Pilih menu Display → Show Deformed Shape…[F6]


2) Pada drop down menu Case/Combo Name pilih tipe beban / kombinasi yang
ingin dilihat.

Kotak dialog Deformed Shape


Tampilan deformasi struktur & nilai
lendutan/rotasi joint

a) U1, menunjukkan nilai translasi untuk arah sumbu lokal 1


b) U2, menunjukkan nilai translasi untuk arah sumbu lokal 2
c) U3, menunjukkan nilai translasi untuk arah sumbu lokal 3
d) R1, menunjukkan nilai rotasi untuk arah sumbu lokal 1
e) R2, menunjukkan nilai rotasi untuk arah sumbu lokal 2
f) R3, menunjukkan nilai rotasi untuk arah sumbu lokal 3
Sumbu lokal joint dan frame
3) Sebagai contoh pembacaan, pada Gambar Tampilan deformasi struktur & nilai
lendutan/rotasi joint, nilai deformasi untuk beban mati (DEAD) adalah sebagai
berikut (ingat bahwa orientasi sumbu lokal joint akan sama dengan sumbu Global
jika tidak dilakukan modifikasi sumbu lokal):

a) Translasi (gerakan) arah sumbu 1 = 0.000001254 m, berarti joint ini bergerak


ke arah kanan (sumbu 1 positif)
b) Translasi (gerakan) arah sumbu 3 = -0.0004 m, berarti joint ini bergerak ke
arah bawah (sumbu 3 negatif)
c) Rotasi (putaran) memutari sumbu 2 = -0.00009 rad, berarti joint berotasi
searah jarum jam (rotasi sumbu 2 positif)

Untuk menampilkan animasi pergerakan deformasai struktur klik tombol ,


dan untuk menghentikan animasi klik , Slide bar
digunakan untuk mempercepat atau memperlambat gerakan animasi deformsi.

b. Menampilkan Bentuk Awal Struktur (Tak Berdeformasi)


Untuk menampilkan bentuk struktur yang belum terdeformasi (atau juga dapat
untuk membersihkan informasi pada layar, misal beban dll), dapat dipakai cara
berikut.
Pilih menu Display → Show Undeformed Shape [F4]
c. Menampilkan Reaksi Tumpuan

Pilih menu Display → Show Forces/Stress…→ Joints… [F7]

Pilihan output reaksi / gaya batang


a) Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat.
b) Aktifkan Show as Arrows bila ingin ditampilkan dalam bentuk panah dengan arah
panah menunjukkan arah gaya reaksi (bila tidak aktif hanya akan ditampilkan dalam
notasi saja)
c) Selanjutnya klik OK
Setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan
pada joint untuk mengetahui besaran reaksi
gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut
(ubah juga satuan bila perlu).

Sebagai contoh pembacaan, nilai reaksi


tumpuan akibat kombinasi beban mati
(DEAD) adalah sebagai berikut (ingat bahwa
orientasi sumbu lokal joint akan sama dengan
sumbu Global jika tidak dilakukan modifikasi
sumbu lokal):
a) Reaksi arah sumbu 1 = 2.338 KN, arah ke
kanan (sumbu 1 positif)
b) Reaksi arah sumbu 3 = 241.833 KN, arah ke
atas (sumbu 3 positif)
c) Momen memutari sumbu 2 = 3.111 kNm,
berlawanan arah jarum jam (rotasi sumbu
2 positif) Tampilan reaksi tumpuan
& keterangan nilai
d. Menampilkan Gaya-Gaya Batang

1) Pilih menu Display → Show Force/Stress… → Frame/Cables… [F8]

a) Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin di lihat.
b) Pada component pilih tipe gaya yang akan dilihat:
Axial Force : Gaya aksial
Shear 2-2 : gaya geser arah sumbu 2 (sb kuat)
Shear 3-3 : gaya geser arah sumbu 3 (sb lemah)
Torsion : momen torsi
Moment 2-2 : momen memutari sumbu 2 (sb. lemah)
Moment 3-3 : momen memutari sumbu 3 (sb. kuat)
c) Pada Options pilih Fill Diagram untuk menampilkan diagram dalam bentuk blok
warna, atau Show Values on Diagram untuk menampilkan nilainya juga.
d) Klik OK
Kotak dialog Member Forces
Diagram for Frames
Tampilan gaya batang (Momen 3-3/Lentur)
e) Klik kanan pada salah satu batang untuk menampilkan detailnya.

Contoh tampilan detail


gaya batang
Keterangan

a) Pada Case dapat dipilih tipe beban atau kombinasi beban.


b) Pada bagian item bisa dipilih komponen gaya batang yang ingin ditampilkan
(V= Shear / gaya geser, M= Moment/momen, P= Axial Force/ gaya aksial, T=
torsi / puntir)
c) Bagian Display Options memberikan pilihan untuk dapat melihat nilai gaya
batang di setiap titik (Scroll for Values) atau langsung nilai maksimumnya
saja (Show Max)
d) Bagian Location akan ditampilkan bila pada Display Options dipilih Scroll for
Values, yang bisa kita isikan lokasi jarak tertentu dari sisi kiri batang.
e) Pada bagian ini dapat dilihat masing-masing Free Body Diagram (FBD),
Resultant Shear (diagram gaya geser), Resultant Moment (diagram momen
lentur), dan Deflections (lendutan). Pada diagram bisa langsung diklik pada
lokasi tertentu untuk mengetahui nilai gaya batang di tempat terebut. Jika
pada bagian items (b) dipillih Axial (P and T) maka akan tertampil Free Body
Diagram (FBD), Resultant Axial Force (diagram gaya aksial), dan Resultant
Torsiom (diagram momen puntir).
f) Klik Done setelah selesai.
e. Menampilkan Tabel Output
1) Pilih menu Display → Show Tables… [ CTRL + T ]

Fasilitas tabel data


2) Pilih item yang ingin ditampilkan

Pemilihan item output


yang akan ditampilkan

3) Setelah output yang akan ditampilkan


ditentukan, selanjutnya pilih tipe beban
atau kombinasi, dengan klik pada tombol
Select Load Casse… pada bagian kanan
atas.
Note: untuk memilih lebih dari satu tipe
kombinasi/beban gunakan tombol Ctrl. Pemilihan tipe/kombinasi
4) Klik OK beban output
5) Klik OK lagi untuk menampilkan tabel output

Contoh tampilan tabel


output (gaya batang)

6) Pada Gambar tsb. ditampilkan hasil utuk gaya batang (Element Force-Frames),
untuk berpindah / menampilkan output yang lain klik pada bagian kanan atas
kotak dan pilih tipe output lainnya (Joint Displacement dan Joint reactions).
7) Untuk menambah output yang lain klik pada Add Tables… (kanan bawah)
8) Untuk mengurutkan nilai output dari nilai terbesar ke terkecil atau
sebaliknya kita bisa menggunakan menu Format-Filter-Sort → pilih Sort.
Pada drop down menu Sort by kita memilih tipe output yang ingin kita
urutkan (secara default SAP2000 akan mengurutkan dari nilai terkecil
(negatif) ke nilai terbesar (positif), beri tanda check pada Descending
untuk mengurutkan dari nilai terbesar (positif) ke nilai terkecil (negatif))
→ Klik OK.

Table shorting.
Note:
Selanjutnya tabel output tersebut dapat di expor ke dalam bentuk lain misal Excel atau
Acces, ataupun dalam bentuk file teks. Caranya:
a) Pilih menu File→Export All Tables → tentukan akan diexpor ke Excel atau Acces.
b) Secara otomatis akan ditampilkan hasil export berupa file Excel atau Acces yang
berisi tabel output.

Contoh
tampilan tabel
output bentuk
excel

9) Setelah selesai pada tampilan tabel output SAP2000 klik Done.

Anda mungkin juga menyukai