Anda di halaman 1dari 11

BREAKING NEWS Danareksa Bakal Jadi Induk 16 BUMN, Peluang

IPO Terbuka Lebar GIG Indosat Tutup Layanan Hari Ini, Kominfo
Awasi Hak Pelanggan Kekayaan Crazy Rich Low Tuck Kwong Pemilik
BYAN Naik US$1,5 Miliar Jadi US$2,6 Miliar Covid-19 RI 24
November 2021: Kasus 451, Sembuh 377, Meninggal 13 Orang
LIVE : Emas Comex menguat 0,49 persen (15:08 WIB) LIVE : Rupiah
ditutup melemah 22,5 poin (15:06 WIB) LIVE : IHSG ditutup menguat
0,24 persen (15:04 WIB) Menu Login Bisnis ID Market Travel
Finansial Kabar24 Ekonomi Sport Teknologi Bola Lifestyle Infografik
Otomotif Foto Entrepreneur Indeks Bisnis Network Bisnis Regional
Jakarta Sumatra Bandung Surabaya Banten Kalimantan Semarang
Sulawesi Bali Papua MARKET HOME BURSA DAN SAHAM
OBLIGASI DAN REKSADANA EMAS KURS KOMODITAS
REKOMENDASI KORPORASI Home Market Korporasi Kondisi
Garuda Indonesia (GIAA) Terkini, Utang Rp70 Triliun, Ekuitas Minus
Rp41 Triliun Garuda Indonesia (GIAA) memiliki utang sebesar Rp70
triliun atau US$4,9 miliar dengan ekutitas minus. Lorenzo Anugrah
Mahardhika - Bisnis.com 23 Mei 2021  |  13:50 WIB rnrnDokumentasi.
Pekerja melakukan pengecekan akhir livery masker pesawat yang
terpilih sebagai pemenang, sebelum peluncuran pesawat Garuda
Indonesia Boing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan
visual masker bertema "Indonesia Pride" pada bagian moncong
pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta,
Tangerang, Banten. - ANTARA Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja
keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) tak kunjung
membaik pada 2021. Bahkan, maskapai BUMN itu mencatatkan utang
hingga Rp70 triliun. Berdasarkan laporan dari Bloomberg, Direktur
Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam pernyataannya
kepada karyawan perusahaan mengatakan emiten penerbangan pelat
merah ini dalam kondisi berat secara finansial. Irfan mengatakan
Garuda Indonesia memiliki utang sebesar Rp70 triliun atau US$4,9
miliar. Jumlah utang tersebut bertambah lebih dari Rp1 triliun per
bulannya seiring dengan penundaan pembayaran yang dilakukan
perusahaan kepada pada pemasok. Baca Juga : Garuda (GIAA)
Pangkas 50 Persen Armada, Ini Dampaknya Menurut Analis "Saat ini
arus kas GIAA berada di zona merah dan memiliki ekuitas minus
Rp41 triliun," paparnya dikutip dari Bloomberg, Minggu (23/5/2021).
Garuda Indonesia juga akan melakukan restrukturisasi bisnis yang
mencakup pengurangan jumlah armada pesawat hingga 50 persen.
Upaya tersebut perlu dilakukan guna mengatasi krisis yang
diakibatkan oleh pandemi virus corona. Salah satu bentuk
restrukturisasi tersebut adalah melalui pengurangan armada pesawat
yang operasional. Baca Juga : Setelah Pensiun Dini, Apa Langkah
Selanjutnya Garuda Indonesia? “Kami memiliki 142 pesawat dan
menurut perhitungan awal terkait dampak pemulihan saat ini, GIAA
kemungkinan akan beroperasi dengan tidak lebih dari 70 pesawat,”
ujarnya. Jumlah armada pesawat tersebut mencakup seluruh sektor
usaha GIAA kecuali untuk Citilink. Irfan menyebutkan, Garuda
Indonesia saat ini beroperasi dengan 41 pesawat dan tidak dapat
menerbangkan armada yang tersisa karena tidak dapat membayarkan
utang kepada kreditur selama berbulan-bulan. Baca Juga : Hemat
Biaya, Garuda Indonesia (GIAA) Kurangi Operasional Pesawat hingga
50 Persen Adapun, Irfan menolak memberi komentar terkait kabar ini
saat dikonfirmasi Bloomberg. Departemen Corporate Communications
perusahaan juga tidak merespons saat dimintai keterangan oleh
Bloomberg. Dampak pandemi virus corona juga terasa pada
penurunan harga sukuk Garuda Indonesia. Tercatat, selama sebulan
terakhir harga sukuk yang diterbitkan GIAA senilai US$500 juta turun
sekitar 7 sen ke 81. Level tersebut merupakan harga terendah sejak
Januari 2021 lalu. Sebelumnya, pada Juni tahun lalu, GIAA berhasil
memperoleh persetujuan dari investor untuk memperpanjang masa
jatuh tempo sukuk tersebut selama 3 tahun. Dalam pernyataan
terpisah Jumat (21/5/2021) lalu, Irfan juga mengatakan pihaknya
tengah berada dalam tahap awal penawaran program pensiun dini
yang efektif 1 Juli 2021 sebagai upaya penghematan biaya. Garuda
Indonesia saat ini memiliki 15.368 karyawan dan mengoperasikan 210
pesawat hingga September 2020 lalu. Volume penumpang seluruh
kelompok perusahaan Garuda Indonesia anjlok 66 persen pada tahun
lalu seiring dengan pembatasan perjalanan lintas batas negara dan
rendahnya permintaan domestik. Pada pertengahan 2020 lalu, GIAA
juga telah merumahkan 825 karyawannya setelah melakukan
pemotongan gaji. Simak Video Pilihan di Bawah Ini : Simak berita
lainnya seputar topik artikel ini, di sini : BUMN Garuda Indonesia
garuda Kinerja Emiten Editor : Hafiyyan Konten Premium Nikmati
Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam Masuk / Daftar
Sumber Dana Tender Offer Saham SUPR dan Arah... Putusan
Lengkap MK tentang UU Cipta Kerja Inkonstitusional... Ekspektasi
Tinggi Saham Telkom (TLKM), Data Center... Lihat lainnya≫
Subscribe Newsletter Bisnis Indonesia Bergabung dan dapatkan
analisis informasi ekonomi dan bisnis melalui email Anda. A-A+ Share
Berikan reaksi Anda! Suka 0% Terhibur 0% Bangga 33% Terinspirasi
0% Tidak Suka 0% Sedih 67% Artikel Terkait Angkasa Pura Properti
dan Adhi Karya Tandatangani…Danareksa Bakal Jadi Induk 16
BUMN, Peluang IPO Terbuka…Jadi Induk Usaha BUMN, Danareksa
Bakal Kelola BUMN…Krakatau Steel Targetkan Produksi Pagar
Pengaman 12.000…Garuda Indonesia Ingin Layani Penerbangan
Umrah Tanpa…Garuda Indonesia Fokus Buka Rute ke Negara
Tujuan…Bos Garuda (GIAA): Jumlah Penumpang Bisa Meningkat,…
Gotong Royong untuk Garuda Indonesia (GIAA), Selamatkan…
Sidang PKPU Berlanjut, Garuda Siapkan Skema Restrukturisasi…
Babak Awal Restrukturisasi Garuda Indonesia (GIAA)…5 Strategi
Garuda Indonesia Keluar dari Tekanan UtangGaruda (GIAA) Rugi
Operasional Rp10,2 Triliun per…Indomobil Multi Jasa (IMJS) Ubah
Rugi Jadi Laba per…Ekspektasi Tinggi Saham Telkom (TLKM), Data
Center…Pan Brothers (PBRX) Cetak Laba Bersih US$19 Juta per…
Berita Terkini Lainnya Sukuk Daerah, Alternatif Pendanaan Proyek
Infrastruktur di Pelosok Obligasi & Reksadana3 hours agoSukuk
daerah akan menambah penerimaan bagi daerah-daerah yang
selama ini memiliki defisit fiskal. Tanggung Jawab Sosial, Bumi
Resources (BUMI) Donasikan Tabung Oksien Korporasi3 hours
agoBUMI dan unit usaha secara aktif memberikan kontribusi yang
berarti untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
berbagai kegiatan sosial di masa pandemi ini. Lunasi Obligasi, Barito
Pacific (BRPT) Siapkan Rp167,5 Miliar Korporasi3 hours agoBarito
Pacific siap melunasi utang obligasi dari Penawaran Umum
Berkelanjutan Tahap III Seri A yang akan jatuh tempo pada 18
Desember 2021. Bersama Grab dan OVO, Bareksa Bikin Program
Investasi Sekaligus Donasi Korporasi3 hours agoDonasi akan
didistribusikan di lima provinsi, yaitu Jawa Tengah kepada 7.139
anak, Jawa Timur 7.019 anak, Jawa Barat 3.571 anak, DKI Jakarta
1.913 anak, dan Kalimantan Timur… Berita Lainnya   Terpopuler
Harga Emas 24 Karat di Pegadaian Hari Ini, Kamis 25 November
2021 Membungkus Gulungan Cuan dari Harga Saham INKP-TKIM
Cs., Sudah Punya? Desas-desus Rights Issue BRMS hingga Kabar
Pemegang Saham Baru Rekomendasi Saham & Pergerakan IHSG
Hari Ini, 25 November 2021 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS
Hari Ini, 25 November 2021 Menjelang Akhir Tahun, Jokowi Geram
APBD Masih Mengendap 10 hours ago Mitratel IPO, Layak Untuk
Dibeli? 1 day ago Libur Nataru, PHRI Minta PPKM Level 3 Lebih
Longgar 1 day ago HOT TOPIC mobil hybrid Mobil Listrik GIIAS 2021
waskita karya Formula E Championship Kereta Cepat Anies
Baswedan Jelajah BUMN Bank Digital Download Aplikasi E-Paper
sekarang dan dapatkan FREE AKSES selama 7 hari! Foto   3+ Tolak
Penetapan UMP, Buruh Gelar Aksi di Gedung Sate Bandung 5 hours
ago BisnisRegional Jakarta Banten Bandung Semarang Bali Sumatra
Surabaya Kalimantan Sulawesi Papua Copyright © 2021 - Bisnis
Indonesia. About us Privacy Policy Code of Conduct Advertise with us
Contact Us Career Page rendered in 0.1331 seconds on aws-233 To
top Ikuti terus berita terbaru dari Bisnis.com Anda dapat
menonaktifkan notifikasi kapan saja

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Kondisi Garuda


Indonesia (GIAA) Terkini, Utang Rp70 Triliun, Ekuitas Minus Rp41
Triliun", Klik selengkapnya di
sini: https://market.bisnis.com/read/20210523/192/1396982/kondisi-
garuda-indonesia-giaa-terkini-utang-rp70-triliun-ekuitas-minus-rp41-
triliun.
Author: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Editor : Hafiyyan

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan


nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS
BREAKING NEWS Danareksa Bakal Jadi Induk 16 BUMN, Peluang
IPO Terbuka Lebar GIG Indosat Tutup Layanan Hari Ini, Kominfo
Awasi Hak Pelanggan Kekayaan Crazy Rich Low Tuck Kwong Pemilik
BYAN Naik US$1,5 Miliar Jadi US$2,6 Miliar Covid-19 RI 24
November 2021: Kasus 451, Sembuh 377, Meninggal 13 Orang
LIVE : Emas Comex menguat 0,49 persen (15:08 WIB) LIVE : Rupiah
ditutup melemah 22,5 poin (15:06 WIB) LIVE : IHSG ditutup menguat
0,24 persen (15:04 WIB) Menu Login Bisnis ID Market Travel
Finansial Kabar24 Ekonomi Sport Teknologi Bola Lifestyle Infografik
Otomotif Foto Entrepreneur Indeks Bisnis Network Bisnis Regional
Jakarta Sumatra Bandung Surabaya Banten Kalimantan Semarang
Sulawesi Bali Papua MARKET HOME BURSA DAN SAHAM
OBLIGASI DAN REKSADANA EMAS KURS KOMODITAS
REKOMENDASI KORPORASI Home Market Korporasi Kondisi
Garuda Indonesia (GIAA) Terkini, Utang Rp70 Triliun, Ekuitas Minus
Rp41 Triliun Garuda Indonesia (GIAA) memiliki utang sebesar Rp70
triliun atau US$4,9 miliar dengan ekutitas minus. Lorenzo Anugrah
Mahardhika - Bisnis.com 23 Mei 2021  |  13:50 WIB rnrnDokumentasi.
Pekerja melakukan pengecekan akhir livery masker pesawat yang
terpilih sebagai pemenang, sebelum peluncuran pesawat Garuda
Indonesia Boing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan
visual masker bertema "Indonesia Pride" pada bagian moncong
pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta,
Tangerang, Banten. - ANTARA Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja
keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) tak kunjung
membaik pada 2021. Bahkan, maskapai BUMN itu mencatatkan utang
hingga Rp70 triliun. Berdasarkan laporan dari Bloomberg, Direktur
Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam pernyataannya
kepada karyawan perusahaan mengatakan emiten penerbangan pelat
merah ini dalam kondisi berat secara finansial. Irfan mengatakan
Garuda Indonesia memiliki utang sebesar Rp70 triliun atau US$4,9
miliar. Jumlah utang tersebut bertambah lebih dari Rp1 triliun per
bulannya seiring dengan penundaan pembayaran yang dilakukan
perusahaan kepada pada pemasok. Baca Juga : Garuda (GIAA)
Pangkas 50 Persen Armada, Ini Dampaknya Menurut Analis "Saat ini
arus kas GIAA berada di zona merah dan memiliki ekuitas minus
Rp41 triliun," paparnya dikutip dari Bloomberg, Minggu (23/5/2021).
Garuda Indonesia juga akan melakukan restrukturisasi bisnis yang
mencakup pengurangan jumlah armada pesawat hingga 50 persen.
Upaya tersebut perlu dilakukan guna mengatasi krisis yang
diakibatkan oleh pandemi virus corona. Salah satu bentuk
restrukturisasi tersebut adalah melalui pengurangan armada pesawat
yang operasional. Baca Juga : Setelah Pensiun Dini, Apa Langkah
Selanjutnya Garuda Indonesia? “Kami memiliki 142 pesawat dan
menurut perhitungan awal terkait dampak pemulihan saat ini, GIAA
kemungkinan akan beroperasi dengan tidak lebih dari 70 pesawat,”
ujarnya. Jumlah armada pesawat tersebut mencakup seluruh sektor
usaha GIAA kecuali untuk Citilink. Irfan menyebutkan, Garuda
Indonesia saat ini beroperasi dengan 41 pesawat dan tidak dapat
menerbangkan armada yang tersisa karena tidak dapat membayarkan
utang kepada kreditur selama berbulan-bulan. Baca Juga : Hemat
Biaya, Garuda Indonesia (GIAA) Kurangi Operasional Pesawat hingga
50 Persen Adapun, Irfan menolak memberi komentar terkait kabar ini
saat dikonfirmasi Bloomberg. Departemen Corporate Communications
perusahaan juga tidak merespons saat dimintai keterangan oleh
Bloomberg. Dampak pandemi virus corona juga terasa pada
penurunan harga sukuk Garuda Indonesia. Tercatat, selama sebulan
terakhir harga sukuk yang diterbitkan GIAA senilai US$500 juta turun
sekitar 7 sen ke 81. Level tersebut merupakan harga terendah sejak
Januari 2021 lalu. Sebelumnya, pada Juni tahun lalu, GIAA berhasil
memperoleh persetujuan dari investor untuk memperpanjang masa
jatuh tempo sukuk tersebut selama 3 tahun. Dalam pernyataan
terpisah Jumat (21/5/2021) lalu, Irfan juga mengatakan pihaknya
tengah berada dalam tahap awal penawaran program pensiun dini
yang efektif 1 Juli 2021 sebagai upaya penghematan biaya. Garuda
Indonesia saat ini memiliki 15.368 karyawan dan mengoperasikan 210
pesawat hingga September 2020 lalu. Volume penumpang seluruh
kelompok perusahaan Garuda Indonesia anjlok 66 persen pada tahun
lalu seiring dengan pembatasan perjalanan lintas batas negara dan
rendahnya permintaan domestik. Pada pertengahan 2020 lalu, GIAA
juga telah merumahkan 825 karyawannya setelah melakukan
pemotongan gaji. Simak Video Pilihan di Bawah Ini : Simak berita
lainnya seputar topik artikel ini, di sini : BUMN Garuda Indonesia
garuda Kinerja Emiten Editor : Hafiyyan Konten Premium Nikmati
Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam Masuk / Daftar
Sumber Dana Tender Offer Saham SUPR dan Arah... Putusan
Lengkap MK tentang UU Cipta Kerja Inkonstitusional... Ekspektasi
Tinggi Saham Telkom (TLKM), Data Center... Lihat lainnya≫
Subscribe Newsletter Bisnis Indonesia Bergabung dan dapatkan
analisis informasi ekonomi dan bisnis melalui email Anda. A-A+ Share
Berikan reaksi Anda! Suka 0% Terhibur 0% Bangga 33% Terinspirasi
0% Tidak Suka 0% Sedih 67% Artikel Terkait Angkasa Pura Properti
dan Adhi Karya Tandatangani…Danareksa Bakal Jadi Induk 16
BUMN, Peluang IPO Terbuka…Jadi Induk Usaha BUMN, Danareksa
Bakal Kelola BUMN…Krakatau Steel Targetkan Produksi Pagar
Pengaman 12.000…Garuda Indonesia Ingin Layani Penerbangan
Umrah Tanpa…Garuda Indonesia Fokus Buka Rute ke Negara
Tujuan…Bos Garuda (GIAA): Jumlah Penumpang Bisa Meningkat,…
Gotong Royong untuk Garuda Indonesia (GIAA), Selamatkan…
Sidang PKPU Berlanjut, Garuda Siapkan Skema Restrukturisasi…
Babak Awal Restrukturisasi Garuda Indonesia (GIAA)…5 Strategi
Garuda Indonesia Keluar dari Tekanan UtangGaruda (GIAA) Rugi
Operasional Rp10,2 Triliun per…Indomobil Multi Jasa (IMJS) Ubah
Rugi Jadi Laba per…Ekspektasi Tinggi Saham Telkom (TLKM), Data
Center…Pan Brothers (PBRX) Cetak Laba Bersih US$19 Juta per…
Berita Terkini Lainnya Sukuk Daerah, Alternatif Pendanaan Proyek
Infrastruktur di Pelosok Obligasi & Reksadana3 hours agoSukuk
daerah akan menambah penerimaan bagi daerah-daerah yang
selama ini memiliki defisit fiskal. Tanggung Jawab Sosial, Bumi
Resources (BUMI) Donasikan Tabung Oksien Korporasi3 hours
agoBUMI dan unit usaha secara aktif memberikan kontribusi yang
berarti untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
berbagai kegiatan sosial di masa pandemi ini. Lunasi Obligasi, Barito
Pacific (BRPT) Siapkan Rp167,5 Miliar Korporasi3 hours agoBarito
Pacific siap melunasi utang obligasi dari Penawaran Umum
Berkelanjutan Tahap III Seri A yang akan jatuh tempo pada 18
Desember 2021. Bersama Grab dan OVO, Bareksa Bikin Program
Investasi Sekaligus Donasi Korporasi3 hours agoDonasi akan
didistribusikan di lima provinsi, yaitu Jawa Tengah kepada 7.139
anak, Jawa Timur 7.019 anak, Jawa Barat 3.571 anak, DKI Jakarta
1.913 anak, dan Kalimantan Timur… Berita Lainnya   Terpopuler
Harga Emas 24 Karat di Pegadaian Hari Ini, Kamis 25 November
2021 Membungkus Gulungan Cuan dari Harga Saham INKP-TKIM
Cs., Sudah Punya? Desas-desus Rights Issue BRMS hingga Kabar
Pemegang Saham Baru Rekomendasi Saham & Pergerakan IHSG
Hari Ini, 25 November 2021 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS
Hari Ini, 25 November 2021 Menjelang Akhir Tahun, Jokowi Geram
APBD Masih Mengendap 10 hours ago Mitratel IPO, Layak Untuk
Dibeli? 1 day ago Libur Nataru, PHRI Minta PPKM Level 3 Lebih
Longgar 1 day ago HOT TOPIC mobil hybrid Mobil Listrik GIIAS 2021
waskita karya Formula E Championship Kereta Cepat Anies
Baswedan Jelajah BUMN Bank Digital Download Aplikasi E-Paper
sekarang dan dapatkan FREE AKSES selama 7 hari! Foto   3+ Tolak
Penetapan UMP, Buruh Gelar Aksi di Gedung Sate Bandung 5 hours
ago BisnisRegional Jakarta Banten Bandung Semarang Bali Sumatra
Surabaya Kalimantan Sulawesi Papua Copyright © 2021 - Bisnis
Indonesia. About us Privacy Policy Code of Conduct Advertise with us
Contact Us Career Page rendered in 0.1331 seconds on aws-233 To
top Ikuti terus berita terbaru dari Bisnis.com Anda dapat
menonaktifkan notifikasi kapan saja

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Kondisi Garuda


Indonesia (GIAA) Terkini, Utang Rp70 Triliun, Ekuitas Minus Rp41
Triliun", Klik selengkapnya di
sini: https://market.bisnis.com/read/20210523/192/1396982/kondisi-
garuda-indonesia-giaa-terkini-utang-rp70-triliun-ekuitas-minus-rp41-
triliun.
Author: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Editor : Hafiyyan

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan


nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

 PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatatkan total pendapatan sebesar


USD 568 juta atau sekitar Rp 8,08 triliun (kurs Rp 14.232 per USD) hingga
September 2021. Pendapatan itu turun dari periode yang sama pada 2020
sebesar USD 1,13 miliar.

Sementara biaya operasional hingga September 2021 adalah sebesar


USD 1,29 miliar atau Rp 18,36 triliun.

Dari raihan hingga kuartal III 2021, VP Corporate Secretary & Investor
Relations Garuda Indonesia, Mitra Piranti mengatakan Perseroan masih
mencatatkan rugi, tetapi relatif membaik dibandingkan posisi akhir
Desember 2020.

"Perseroan masih mencatatkan kerugian operasional yang disebabkan


oleh struktur biaya Perseroan yang sebagian besar bersifat tetap atau
fixed, yang tidak sebanding dengan penurunan signifikan atas revenue
Perseroan-imbas kondisi Pandemi Covid-19,” ungkap Mitra dalam
keterbukaan informasi Bursa, ditulis Rabu (17/11/2021).

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam rapat kerja


dengan komisi VI DPR RI memaparkan, maskapai pelat merah itu
mencatatkan rugi sebesar USD 1,33 miliar atau sekitar Rp 18,9 triliun.
Angka ini jauh lebih baik dibandingkan posisi per akhir Desember 2020
yang tercatat minus USD 2,5 miliar.

Sayangnya, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,


kerugian Garuda Indonesia bertambah dari USD 1,07 miliar pada
September 2020.

Anda mungkin juga menyukai