Anda di halaman 1dari 10

“TOWER CRANE”

LAPORAN PENELITIAN
Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Pemindahan Tanah Mekanis

SRI MILASARI
( TPT201025 )

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CORDOVA
SUMBAWA BARAT
2022
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Perkembangan pembangunan belakangan ini sangat pesat sekali,
sehingga hal tersebut menimbulkan masalah bagi para pekerja dibidang
kontruksi. Karena bangunan yang akan didirikan atau dikerjakan bukan
bangunan yang kecil melainkan bangunan tinggi sehingga tidak akan
mungkin dilaksanakan dengan hanya mengandalkan tenaga manusia saja,
menurut jadwal yang sudah direncanakan dalam proses pelaksanaan
pembangunan. Dalam hal ini dibutuhkan strategi penanggulangannya
sehingga pembangunan dapat dilaksanakan dengan cepat dan efisien. Oleh
karena itu dibutuhkan alat untuk membantu seluruh pekerja (Operator) yang
bekerja dalam bidang konstruksi, dengan catatan alat tersebut harus sebanding
dengan hasil yang didapat sehingga tidak mengalami kerugian.
Alat berat yang sering digunakan pada proyek pembangunan gedung
bertingkat adalah Tower Crane (TC). Alat ini digunakan sebagai alat
pengangkut material (materialhandling equiptment) dari satu tempat ke
tempat yang lain baik secara vertical maupun horizontal. Tower Crane
banyak digunakan karena ketinggian Tower Crane dapat disesuaikan dengan
tinggi bangunan dan juga memiliki jangkauan yang luas.
Pengadaan Tower Crane dalam pembangunan gedung bertingkat
merupakan hal yang sangat penting dilakukan, mengingat Tower Crane
dapat disesuaikan dengan ketinggian gedung yang diinginkan sehingga
sangat menunjang pekerjaan yang sedang berlangsung. Alat berat Tower
Crane merupakan alat multifungsi karena dapat melakukan beberapa
pekerjaan dalam menunjang kelancaran aktivitas konstruksi.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Spesifikasi Alat Berat Tower Crane


Tower crane (CT) merupakan alat berat yang dimanfaatkan pada
pengerjaan proyek bangunan bertingkat. Fungsi alat ini adalah sebagai alat
pemindah material atau material handling equipment. Alat berat ini dipilih
sebagai alat konstruksi karena memiliki jangkauan yang luas serta ketinggiannya
bisa disesuaikan dengan tinggi bangunan. Tower Crane bisa mengangkat aneka
jenis material. Material konstruksi yang dapat dipindahkan dalam proyek
pekerjaan bangunan bertingkat contohnya adalah besi beton dan multiplex.
Puncak tiang dari alat ini terdiri dari winch dan rotation boom yang fungsinya
untuk menarik material atau muatan ke bawah atau ke atas.
Kapasitas tower crane tergantung dari beberapa faktor.Yang perlu
diperhatikan adalah bahwa jika material yang diangkut oleh crane melebihi
kapasitasnya maka akan terjadi jungkir. Oleh karena itu,berat material yang
diangkut sebaiknya sebagai berikut :
 Untuk mesin beroda crawler adalah 75% dari kapasitas alat.
 Untuk mesin beroda karet adalah 85% dari kapasitas alat.
 Untuk mesin yang memiliki kaki ( outrigger ) adalah 85% dari kapasitas.
II.2 Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Alat Berat Tower Crane
1. Persyaratan Prosedur Pengangkatan Crane
Sebelum melakukan pengangkatan benda-benda berat dengan crane, ada
baiknya untuk memperhatikan hal-hal dan syarat prosedur pengangkatan
crane berikut ini:
a. Working Permit dan Rigging Plan
Sebagai rangkaian pertama dari prosedur pengangkatan crane, working
permit dan rigging/lifting plan adalah dokumen yang paling esensial. Kedua
dokumen ini sifatnya wajib untuk disetujui oleh pihak-pihak berkompeten
yang terlibat dalam pembangunan konstruksi.Pada dokumen rigging/lifting
plan, terdapat analisa beberapa hal yang harus dilakukan pengecekan sebelum
pengangkatan untuk memudahkan proses pengangkatan barang di lapangan.
Dengan mengisi dokumen ini, pekerja juga mampu lebih berkoordinasi lebih
baik dan meminimalisir terjadinya kecelakaan.Pembuatan dokumen
rigging/lifting plan dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data seperti
kapasitas dan kondisi crane, load chart, aksesoris lifting, kondisi lokasi, serta
berat barang yang akan diangkut. Jika data-data tersebut sudah terisi dan
diinspeksi oleh pihak yang berwenang disertai Surat Izin Operator, maka
akan dinyatakan layak untuk beroperasi (Layak Operasi).
b. Syarat Pekerja Operator Crane
Pekerja operator crane haruslah pekerja yang memiliki kompetensi yang
sudah sesuai standar yang ditetapkan. Berikut adalah persyaratan
operator:
 Memiliki Surat Ijin Operasi operator yang dikeluarkan oleh
Kemenakertrans, sertifikasi rigger, sertifikasi pengawas, dan lainnya.
 Memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, setidaknya saat
melakukan proses pengangkatan crane.
 Memiliki kompetensi, kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan
mengenai crane dan potensi resikonya.
c. Syarat Kelayakan Crane dan Kondisi Lapangan
Sebagaimana standar yang sudah ditetapkan oleh Kemenakertrans, crane
yang digunakan harus memenuhi kelayakan dan memiliki dokumen
pengesahan pemakaian. Selain itu, crane dan komponen pendukung harus
berfungsi dan bekerja dengan baik. Untuk menjaga keawetan dan kualitas
crane, pemilik usaha harus melakukan perawatan dan inspeksi crane
secara berkala sesuai dengan petunjuk yang telah dikeluarkan oleh pabrik
pembuat.
Selain inspeksi crane, beberapa aspek lapangan harus ditinjau untuk
mengetahui kondisi sekitar medan pekerjaan. Aspek tersebut meliputi:
 Kondisi sekitar dan permukaan tanah.
 Potensi bahaya yang mungkin terjadi seperti pengeboran,
pemasangan pipa bertekanan, instalasi kabel listrik, dan
sebagainya.
 Pembangunan ruang kerja yang aman baik untuk pekerja dan
lingkungan sekitar.
d. Penempatan Beban Crane
Penempatan beban crane harus memperhatikan beberapa hal-hal berikut
agar meminimalisir gagalnya pengangkatan dan pemindahan barang.
 Fondasi atau landasan lokasi crane harus mampu menahan berat beban
crane dan barang.
 Lokasi penempatan barang harus minim gangguan dari rintangan dan
masyarakat sekitar. Selain itu, harus bebas dari potensi-potensi bahaya.
 Landasan harus memiliki permukaan yang rata.
2. Prosedur Pengangkatan Crane
Pada prosedur pengangkatan crane, ada dua hal yang perlu atensi dari
pekerja dan perusahaan yaitu pada saat sebelum pengoperasian dan saat
pengoperasian crane. Berikut adalah penjelasan singkatnya.
a. Pemeriksaan Crane Pra-Operasi
Sebelum pengoperasian dengan menggunakan crane, beberapa aspek yang
harus diperiksa adalah:
 Safety device harus berfungsi dengan baik
 Stir roda, rem, dan sistem operasi
 Tekanan udara ban
 Kebersihan luar dan dalam kabin
 Bahan bakar. Hindari mengisi bahan bakar saat proses pengangkatan
 Air pendingin mesin
 Daftar beban barang yang sesuai dengan dokumen asli
 Alat pemadam api ringan yang bisa digunakan ketika ada kebakaran.
b. Pengoperasian Crane
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan pada saat mengoperasikan
crane:
 Mengetahui letak dan fungsi dari semua kontrol di dalam kabin crane.
 Memasang penumpu dan sepatu crane pada permukaan yang rata.
 Menentukan beban bersih berat barang.
 Kondisi kecepatan angin tidak melebihi 20 mph.
 Tidak mengoperasikan crane jika radius dan panjang boom tidak
tertera pada daftar beban.
 Memperhatikan jarak peralatan pengangkatan seperti pancing blok,
dan lainnya dari ujung boom ketika proses penurunan agar pancing
blok tidak menyentuh ujung boom.
 Memastikan berat beban yang diangkat sesuai dengan panjang boom
dan radius operasi.
 Memperhatikan banyak naik dan turun boom agar tidak terlalu sering.
 Menggunakan outriggers, atau jika tidak pastikan memakai kunci
ayunan as roda belakang.
II.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pengangkatan
a. Faktor Kondisi Alat
Produktivitas tower crane sangat dipengaruhi oleh umur alatnya. Apabila
umur alat tower crane tersebut telah melebihi umurnya, maka
produktivitasnya akan lebih rendah dari tower crane yang umurnya lebih baru.
Agar tower crane tetap dalam kondisi yang baik, maka perlu dilakukan
perawatan/pemeriksaan yaitu minimal sebulan sekali.
b. Faktor Kondisi Lapangan
Kondisi lapangan juga merupakan salah satu yang sangat mempengaruhi
produktivitas tower crane. Kondisi lapangan yang tidak baik akan
menurunkan produktivitas suatu tower crane.

c. Faktor Kondisi Manajemen


Kondisi manajemen juga akan sangat berpengaruh pada produktivitas
tower crane. Apabila kondisi dalam suatu proyek berjalan dengan baik dan
teratur sesuai dengan perencanaan yang baik maka akan meningkatkan
produktivitas tower crane selama proyek berlangsung. Namun apabila kondisi
manajemen dalam suatu proyek tidak berjalan dengan baik dan teratur sesuai
dengan perencanaan yang baik, maka akan menurunkan produktivitas tower
crane selama proyek berlangsung.
d. Faktor Kemampuan Operator
Kemampuan operator merupakan hal yang sangat penting terhadap
pengoperasian tower crane agar pengoperasian tower crane berjalan dengan
aman dan ekonomis, maka operator tower crane harus memiliki keahlian
dalam mengoperasikan dan mengetahui mekanisme kerja tower crane.
Pemilihan operator tower crane juga dipilih berdasarkan
persyaratanpersyaratan yang berlaku dan operator tower crane juga haus
memiliki Surat Izin Operator atau yang biasa lebih dikenal dengan sebutan
SIO. Operator yang telah memiliki Surat Izin Operator (SIO) merupakan
operator yang telah memiliki kemampuan yang teruji berdasarkan persyaratn-
persyaratan yang telah ditentukan. Selama pengoperasian tower crane
berlangsung, operator tidak diperbolehkan merokok, makan, membaca
ataupun hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi operator selama
pengoperasian tower crane berlangsung, sebab operator harus konsentrasi
dengan baik agar dapat berkomunikasi dengan baik dengan mandor pengarah
yang berada dilapangan.
e. Faktor Lingkungan
Lingkungan dan faktor cuaca dapat mempengaruhi kegiatan pengangkatan.
Perlunya memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, seperti cukupnya
pencahayaan,kecepatan angin, dan landasan tempat berpijak crane.

II.4 Gambar Komponen-komponen Tower Crane

Gambar. 2.1. Tower Crane


Keterangan Gambar :
a. Pondasi
Sebagai bantalan tiang penyanggah agar tidak roboh.
b. Standard Section
Bagian tower crane sebagai tiang crane, dibagian tengah tiang terdapat
tangga untuk naik operator. Ketika dipasang selalu menggunakan bantuan
alat hidrolik sehingga bisa disusun dengan sistem vertical.
c. Climbing Frame
Bagian yang berfungsi sebagai bagian penambahan section atau mast
menggunakan batuan tekanan hidrolik.
d. Alat yang berupa beton untuk pemberat dan menciptakan keseimbangan
pada horizontal jib.
e. Machinery Jib
Untuk menyeimbangkan lengan crane (Jib) ketika mengangkat beban.

f. Operator Cab (Join Pint)


Tempat pengendali/kontrol tower crane yang dikendalikan oleh seorang
operator.
g. Horizontal Jib
Yaitu lengan panjang yang dapat berputar 360⸰ secaran horizontal dan
untuk mengangkut material atau beberapa jenis bantu menggunakan alat
dari kabel baja (Sling).
h. Trolley, yaitu sebagai bagian penggerak hook. sedangkan
i. Hook , yaitu bagian pengait untuk mengangkut beban ( Lifting ).
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah alat berat Tower Crane banyak
digunakan pada aktivitas konstruksi pada sebuah perusahaan karena ketinggian
Tower Crane dapat disesuaikan dengan tinggi bangunan dan juga memiliki
jangkauan yang luas. Dan apabila muatan Tower Crane melebihi kapasitas,
kemungkinan besar akan terjadinya jungkir yang akan menyebabkan kerugian
serta kecelakaan lainnya pada aktivitas konstruksi tersebut.
III.2 Saran
Saran yang bisa saya sampaikan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat menjadi referensi bagi adek adek angkatan agar lebih mudah
kedepannya dalam melakukan sebuah syarat kelulusan atau dalam mengerjakan
tugas lainnya.

Anda mungkin juga menyukai