Anda di halaman 1dari 5

Home About Daftar Isi contact

Inilah catatanku, cerita antara aku dan


kamu... Sekedar sharing pengalaman
dan informasi antar teman...

Text to Search...

Home Catatan Lapor SPT npwp Untung rugi istri memilih punya NPWP sendiri

Catatan , Lapor SPT , npwp

Faktur Pajak Online


(e-faktur)
SSP Online (e-billing)
Daftar NPWP Online
(e-registration)

NPWP Istri

Direktorat Jenderal Sebagaimana diketahui, bahwa istri yang tidak mempunyai perjanjian pisah harta (PH), bebas memilih
Pajak apakah mau punya NPWP sendiri atau tidak. Namun kalau memiliki perjanjian pisah harta, maka wanita
TPT Online kawin harus daftar NPWP sendiri. (Baca: NPWP Istri : Apakah ikut suami ataukah harus punya
Pradirwan sendiri?)
PERSEDIAAN
(INVENTORY)
Pada prinsipnya sistem administrasi perpajakan di Indonesia menempatkan keluarga sebagai satu kesatuan
ekonomis, bahwa penghasilan dan kerugian istrinya juga nanti digabungkan dengan penghasilan suaminya,
sehingga dalam satu keluarga hanya terdapat satu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yaitu NPWP suami,
dalam arti istri ikut NPWP suami (nebeng NPWP suami). Namun demikian, istri dapat memiliki NPWP
sendiri bila hidup berpisah (HB) atau melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan (PH). Istri juga
dapat ber-NPWP sendiri bila memang berkehendak demikian (MT).

Berdasarkan pasal 8 ayat (3) UU PPh, diatur bahwa apabila isteri yang tidak pisah harta memilih punya
NPWP sendiri (memilih untuk melaksanakan hak dan kewajibannya secara terpisah (MT)), maka
penghitungan pajaknya dilakukan berdasarkan penjumlahan penghasilan neto suami-isteri dan masing-
masing memikul beban pajak sebanding dengan besarnya penghasilan neto.

Dengan kata lain, penghasilan neto suami isteri digabung dan PPh orang pribadi yang
harus ditanggung oleh suami dan istri bergantung pada proporsi penghasilannya
masing-masing.

Nah, apabila baik istri maupun suami sama-sama hanya kerja di satu pemberi kerja, dan istri memilih tidak
mau nebeng NPWP suami alias punya NPWP sendiri, menguntungkan atau malah merugikan?

Mari kita lihat contoh kasus kondisi tersebut diatas.

Sepasang suami istri yang baru menikah dan belum memiliki keturunan, keduanya masing-masing memiliki
NPWP. Suami bekerja di PT. ABC dengan penghasilan netto setahun Rp. 75.000.000,- sedangkan istrinya
bekerja di PT.XYZ dengan penghasilan netto setahun Rp. 60.000.000,-. Atas penghasilan mereka sudah di
potong oleh perusahaan mereka masing-masing dengan perhitungan sebagai berikut:

Suami
Penghasilan Netto 75.000.000
PTKP (K/0) 26.325.000
Penghasilan Kena Pajak 48.675.000
PPh terutang setahun 2.433.750

Istri
Penghasilan Netto 60.000.000
PTKP (TK/0) 24.300.000
Penghasilan Kena Pajak 35.700.000
PPh terutang setahun 1.785.000

Karena NPWP istri berbeda dengan NPWP suami, maka penghitungan PPh terutangnya digabung.

Penghasilan suami istri digabung


Penghasilan netto suami 75.000.000
Penghasilan netto istri 60.000.000
Total penghasilan netto 135.000.000
PTKP (K/I/0) 50.625.000
Total Penghasilan Kena Pajak 84.375.000

PPh terutang setahun


5% x 50.000.000 2.500.000
15% x 34.375.000 5.156.250
Total PPh terutang setahun 7.656.250

Perhitungan untuk di SPT tahunan PPh suami


PPh terutang
(75.000.000/135.000.000)x 7.656.250 4.253.472
Kredit pajak PPh 21 2.433.750
PPh kurang bayar 1.819.722

angsuran PPh pasal 25 tahun pajak berikutnya 151.644

Perhitungan untuk di SPT tahunan PPh istri


PPh terutang
(60.000.000/135.000.000)x 7.656.250 3.402.778
Kredit pajak PPh 21 1.785.000
PPh kurang bayar 1.617.778

angsuran PPh pasal 25 tahun pajak berikutnya 134.815

Munculnya Kurang Bayar di perhitungan SPT Tahunan ini adalah konsekuensi karena
istri memilih punya NPWP sendiri.

Gara-gara istri memilih punya NPWP sendiri padahal tidak ada perjanjian pisah harta, maka tambahan
pajak yang harus dibayar total Rp. 3.437.500,-. Belum lagi nantinya tiap bulan harus sisihkan sebagian
penghasilan untuk bayar angsuran PPh Pasal 25 total sebesar Rp. 286.458,-.

Lalu bagaimana kalau istri memilih nebeng NPWP suami?

Pilihan ini jelas lebih menguntungkan karena kewajiban bayar pajak di akhir tahun tidak akan ada jika suami
istri sama-sama hanya menerima penghasilan dari satu pemberi kerja (NPWP nebeng suami).

Jadi, penghasilan istri cukup dilaporkan di bagian lampiran SPT 1770 S, tanpa harus menggabungkan
penghasilan neto suaminya. Dengan kata lain, SPT Tahunan PPh suami akan NIHIL, dan juga tidak perlu
bayar angsuran PPh Pasal 25 tiap bulan.
Dilihat dari contoh diatas, apa untungnya istri punya NPWP sendiri? Sama sekali tidak ada. Namun kalau
Anda sebagai istri tetap memilih tidak mau nebeng NPWP suami padahal tidak ada perjanjian pisah harta
karena ada pertimbangan atau kepentingan tertentu (mengajukan kredit ke bank, misalnya), tentunya Anda
sudah harus siap dengan segala konsekuensi yang akan timbul.

Lalu bagaimana kalau sebelum menikah, wanita sudah punya NPWP sendiri dan setelah menikah dia
memilih nebeng NPWP suami? Ajukan saja permohonan penghapusan NPWP tersebut ke KPP tempatnya
terdaftar sepanjang suami sudah punya NPWP.

Pikir-pikir dahulu sebelum putuskan mau punya NPWP sendiri atau nebeng suami, apalagi alasan pengen
punya NPWP hanya karena sekedar memenuhi persyaratan....

Semoga artikel untung rugi istri memilih punya NPWP sendiri ini bermanfaat...

sumber: ortax.org; pajakpribadi.com

Share on Facebook Share on Twitter Share on Google Plus

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in
the "Biographical Info" field in the user admin panel.

RELATED POSTS

BLOGGER COMMENT FACEBOOK COMMENT

0 komentar:
Setiap komentar akan ditinjau terlebih dahulu. Pemilik blog berhak untuk memuat, tidak memuat, mengedit,
dan/atau menghapus comment yang disampaikan oleh pembaca. Anda disarankan untuk memahami
persyaratan yang ditetapkan pemilik blog ini. Jika tidak menyetujuinya, Anda disarankan untuk tidak
menggunakan situs ini. Cek "disclaimer" untuk selengkapnya

Comment as:

Publish Notify me

Newer Post Home Older Post

Popular Post Video Category

Ini PTKP terbaru tahun 2015 sesuai


PMK 122/PMK.010/2015
TATA CARA PENDAFTARAN NPWP
ONLINE DENGAN SISTEM
e-REGISTRATION

Batas Waktu Pembayaran dan


Penyampaian SPT Masa/Tahunan

Sistem Pembayaran Pajak Secara


Elektronik (Billing System)

PPh pasal 23 dan Contoh Soalnya

Tweets by @kpp_cibeunying

KPP Bdg Cibeunying


@kpp_cibeunying

Suasana pelayanan SPT Tahunan pagi ini di


#kpp_cibeunying. 21/03/2016 instagram.com/p
/BDMmHMrPsNz/

19s

KPP Bdg Cibeunying Retweeted

ridwan kamil
@ridwankamil

@WartawanPensiun semester ini target


penertiban mafia dan premanisme sektor
pajak. semoga membuahkan hasil.
Embed View on Twitter

Catatan Ekstens commented on Tata Cara


Pendaftaran Npwp Online: “Jika dokumennya di
upload dan dianggap lengkap,”

Catatan Ekstens commented on Faktur Pajak


Dan E Faktur Pajak: “ada update versi terbaru.
silakan hubungi AR anda”

Catatan Ekstens commented on Perubahan


Update Data Wajib Pajak: “Tidak bisa.”

SUBMIT

Terima kasih atas kunjungannya di Catatan Ekstens. Catatan Ekstens


about Bayar Berita Kantor
Silakan untuk meninggalkan komentar untuk
bersilaturahmi atau sekedar memberikan kritik dan
Catatan Disclaimer Lapor SPT
masukan bagi blog Catatan Ekstens ini.

Anda dapat menyebarluaskan isi blog ini seluruhnya meterai npwp Opini
(Copy Paste, Copas) atau cuma sebagian terus dijual
ataupun dipakai bungkus kacang, dijadikan pesawat Penagihan Pengumuman
terbang kertas atau didaur ulang dan seterusnya, asalkan
tidak menghapus "catatan hak cipta". Boleh copas, PKP dan Faktur Pajak Slider
tetapi mohon agar cantumkan sumbernya dari
Catatan Ekstens, karena banyak karya orang lain yang
tersadur dalam dokumen blog ini. Trims. 116 have me in circles View all

2246986

Copyright © 2015 Catatan Ekstens Powered By Blogger | Published By Gooyaabi Templates | Developed By Pradirwan

Created By Sora Templates and My Blogger Themes

Anda mungkin juga menyukai