DISUSUN OLEH :
NIM : 1965141016
2019
KATA
PENGANTAR
Assalmu’alaikum WR.WB
Puji dan syukur saya panjatknan kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Reformasi
Administrasi Publik ini. Shalawat dan salam saya panjatkan kepada junjunaan
alam semesta yaitu Nabi besar Muhammad SAW, kepada sahabat – sahabatnya
dan sampai pada kita sebagai umat-Nya
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Reformasi Administrasi Publik. Yang saya sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Dan penuh dengan kesabaran
terutama pertolongan dari Allah SWT. Akhirnya makalah ini dapat saya
selesaikan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan saya, karna
saya masih dalam tahap pembelajaran. saya sangat berharap makalah ini
bermanfaat bagi saya pribadi khususnya bagi semua pihak pada umumnya.
Apabila ada keritik dan saran yang bersifat membangun terciptanya makalah
ini saya terima dengan lapang dada.
Wassalamu’alaikum WR.WB
Makassar, 26 Maret 2022
Penyusun.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....
DAFTAR ISI………………………………………………………………….......
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG……………………………………………......
2. RUMUSAN MASALAH………………………………………..........
3. TUJUAN………………………………………………………….......
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
1. KESIMPULAN …………………………………………….……........
2. SARAN…………………………………………………………….......
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
iv
ketatalaksanaan, penataan sumber daya manusia, akuntabilitas dan pelayanan
serta kualitas pelayanan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
8) Manajemen Pelayanan Publik yang kurang maksimal dan masih banyak
praktek pungutan liar.
Berbagai langkah tertuang dalam Road Map yang akan disusun oleh tiap
instansi sesuai dengan karakteristik masing-masing. Penguatan tersebut diantaranya
dengan memelihara dan atau meningkatkan/memperkuat kondisi yang telah baik,
melanjutkan upaya perubahan, mengidentifikasi masalah dan mencari solusi serta
memperluas cakupan pelaksanaan reformasi birokrasi.
Semua usaha dan kerja keras tersebut tidak lain adalah untuk membawa
birokrasi pemerintah yang bersi dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien
serta birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.
vii
Masalah birokrasi di Indonesia akan selalu terkait dengan dua sumber
permasalahan yang sangat kompleks. Pertama, permasalahan yang muncul dari
faktor internal, dan kedua, permasalahan yang bersumber dari faktor eksternal.
Dari faktor internal misalnya, terkait dengan masalah yang meliputi hal-hal seperti
kualitas SDM yang dianggap masih rendah, sistem dan prosedur bertele-tele
(birokratis), budaya kerja yang feodalistik, kepemimpinan yang kaku dan
cenderung tidak visioner, mental dan moral rendah, struktur organisasi yang
gemuk tapi kurang jelas fungsinya, serta kesejahteraan pegawai yang rendah.
Faktor tersebut menyangkut masalah perilaku administrasi maupun perilaku
organisasi. Sedangkan dari faktor eksternal, paling tidak terkait dengan hal-hal
seperti kepercayaan masyarakat yang rendah terhadap birokrasi, tuntutan
masyarakat terhadap perlunya birokrasi yang profesional, bebas KKN, budaya
yang dianut oleh masyarakat umum kurang kondusif bagi perbaikan birokrasi,
tingkat kesadaran dan kedisiplinan masyarakat terhadap sistem kebijakan yang
berlaku masih rendah, kesenjangan sosial, serta hal-hal lain yang terkait dengan
pola, struktur, dan aktivitas publik yang dapat mempengaruhi tugas-tugas
birokrasi.
Namun demikian, bila ditelaah secara lebih jeli, yang menjadi tuntutan
dalam reformasi birokrasi di Indonesia pada dasarnya meliputi dua hal pokok,
yaitu (1) perlunya perubahan dalam kinerja birokrasi, berupa peningkatan
profesionalisme dan kualitas pelayanan publik; (2) Dihapuskannya praktik-praktik
penyelewengan birokrasi yang berupa korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN),
yang dipandang sebagai sesuatu yang sudah terlalu parah terjadi di lingkungan
viii
birokrasi. Hal tersebut bahkan dianggap telah menjadi budaya dalam lingkungan
birokrasi.
ix
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Memburuknya citra birokrasi di Indonesia memang sudah berlangsung
lama. Meskipun fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga
di negara-negara lainnya, tetapi secara global birokrasi di Indonesia dipandang
sebagai yang terburuk dan terkorup. Untuk memperbaiki citra yang sudah
terpuruk tersebut, menjelang akhir abad 20 telah berkembang tuntutan yang
semakin gencar akan perlunya reformasi (perubahan) dalam sistem birokrasi.
Berkenaan dengan tuntutan perubahan tersebut, pada umumnya telah
disepakati bahwa perubahan dalam sistem birokrasi di Indonesia sangat penting
dan cenderung mutlak diperlukan atau disebut pula dengan istilah conditio sine
qua non. Pada tahap implementasi, ternyata sampai saat ini perubahan tersebut
tidak berjalan mulus, karena disamping tidak jelasnya konsep reformasi
birokrasi yang diusung oleh para kelompok yang menuntut perubahan sistem,
juga karena tidak adanya tokoh sentral yang bisa menyatukan pandangan dalam
melakukan perubahan. Di pihak lain, hambatan yang juga sangat penting
diperhatikan adalah keberadaan kelompok-kelompok status quo yang
berkepentingan untuk menahan laju perubahan. Keadaan tersebut diperparah
manakala kelompok-kelompok status quo diindikasikan justru memegang
peranan-peranan penting dan strategis di lingkungan birokrasi.
Saran
x
DAFTAR PUSTAKA
https://pemerintah.net/hambatan-dan-tantangan-reformasi-birokrasi/
http://jia.stialanbandung.ac.id/index.php/jia/article/viewFile/384/357
xi