Anda di halaman 1dari 2

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

OBAT ANTI MANIA

Dosen Pengampu :

PRIMASARI MAHARDHIKA RAHMAWATI S.Kep., Ners., M.Kep.

Disusun oleh:

KELOMPOK 3

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

TAHUN 2022
A. Definisi Obat Anti Mania

Obat anti-mania merupakan sinonim dari mood modulators, mood stabilizers,


antimanics. Sediaan obat anti-mania di Indonesia adalah litium carbonate, haloperidol,
carbamazepine.

Mania merupakan gangguan mood atau perasaan ditandai dengan aktivitas fisik yang
berlebihan dan perasaan gembira yang luar biasa yang secara keseluruhan tidak
sebanding dengan peristiwa positif yang terjadi. Hal ini terjadi dalam jangka waktu
paling sedikit satu minggu, hampir setiap hari terdapat keadaan afek (mood, suasana
perasaan) yang meningkat ekspresif atau iritabel. Sindroma mania disebabkan oleh
tingginya kadar serotonin dalam celah sinaps neuron, khususnya pada sistem limbik,
yang berdampak terhadap “dopamine receptor supersensitivity”
Mania merupakan gangguan mood atau perasaan ditandai dengan aktivitas
fisik yang berlebihan dan perasaan gembira yang luar biasa yang secara
keseluruhan tidak sebanding dengan peristiwa positif yang terjadi. Hal ini terjadi
dalam jangka waktu paling sedikit satu minggu, hampir setiap hari terdapat keadaan
afek (mood, suasana perasaan) yang meningkat ekspresif atau iritabel. Sindroma
mania disebabkan oleh tingginya kadar serotonin dalam celah sinaps neuron,
khususnya pada sistem limbik, yang berdampak terhadap “dopamine receptor
supersensitivity”.

B. Indikasi Obat Anti Mania


Indikasi penggunaan obat ini adalah sindrom mania ditandai adanya keadaan
afek yang meningkat hampir setiap hari selama paling sedikit satu minggu. Keadaan
tersebut disertai paling sedikit 4 gejala berikut:
1. Peningkatan aktivitas, lebih banyak berbicara dari lazimnya
2. rasa harga diri yang melambung
3. berkurangnya kebutuhan tidur
4. mudah teralih perhatian
5. keterlibatan berlebih dalam aktivitas.
C. Efek Samping Obat Anti Mania
Efek samping penggunaan lithium erat hubungan dengan dosis dan kondisi
fisik klien. Gejala efek samping yang dini pada pengobatan jangka lama seperti mulut
kering, haus, gastrointestinal distress (mual, muntah, diare, feses lunak), kelemahan
otot, poli uria, tremor halus. Efek samping lain hipotiroidisme, peningkatan berat
badan, perubahan fungsi tiroid (penurunan kadar tiroksin dan peningkatan kadar
TSH/thyroid stimulating hormone), odem pada tungkai, seperti mengecap besi,
lekositosis, gangguan daya ingat dan konsentrasi pikiran menurun.

Anda mungkin juga menyukai