Anda di halaman 1dari 2

Madzhab Baqir al-Shadr. Tokoh madzhab ini yaitu M.

Baqir al-Shadr, Baqir al-Hasani,


Kadim al-Sadhr, dengan bukunya yang fenomenal "Iqtishaduna" (Our Economics). Mazhab
ini berpendapat ilmu ekonomi tidak pernah bisa sejalan dengan Islam. Ekonomi tetap
ekonomi dan Islam tetap Islam. Keduanya tidak pernah dapat disatukan karena keduanya
berasal dari fislosofi yang kontradiktif. Yang satu anti-Islam, yang lainnya Islam. Menolak
sudut pandang ekonomi konvensional, mikro konvensional. Menurut pandangan mereka,
perbedaan filosofis ini berdampak pada perbedaan cara pandang keduanya dalam melihat
masalah ekonomi. Menurut ilmu ekonomi yang sudah kita kenal, masalah ekonomi muncul
karena adanya keinginan manusia yang tidak terbatas, sementara sumber daya yang tersedia
untuk memuaskan keinginan manusia jumlahnya terbatas. Mazhab Baqir menolak pernyataan
ini, karena menurut mereka Islam tidak mengenal adanya sumber daya yang terbatas. Dalil
yang dipakai adalah al-Quran. "Sesungguhnya telah kami ciptakan segala sesuatu dalam
ukuran yang setepat-tepanya" (QS Al-Qomar [54]: 49).

Madzhab Mainstream: Tokoh madzhab ini yaitu M. Umer Chapra, M. Nejatullah As-
Shiddiqi, M. Abdul Mannan. Madzhab ini berbeda pendapat dengan madzhab Baqir. Justru
dalam madzhab ini setuju dan diakui bahwa dalam Islam adanya sumber daya yang terbatas
(QS. 2:155), Dan keinginan manusia yang tidak terbatas (QS. At-Takaathur: 1-5).
Perbedaannya adalah dari segi pemenuhan prioritas (skala prioritas). Jika di konven,
pemenuhannya pada masing-masing individu. Dalam Islam skala prioritas kebutuhan diatur,
agar tidak jatuh ke dalam hawa nafsu.

Madzhab Alternatif-Kritis: Tokoh madzhab ini yaitu Timur Kuran, Muhammad Arif, Jomo.
Madzhab ini mengkritik kedua madzhab sebelumnya. Madzhab Baqir al-Shadr dianggap
madzhab baru karena menghilangkan teori lama Madzhab Mainstream dinilai menjiplak
teori. Madzhab alternatif berpandangan secara kritis. Islam pasti benar, namun ekonomi Islam
belum tentu benar. Sehingga ekonomi Islam harus diuji dahulu kebenarannya seperti yang
dilakukan terhadap ekonomi konvensional.

Saya pilih madzhab Mainstream, karena menurut saya memang masalah ekonomi muncul
karena sumber daya yang terbatas yang dihadapkan pada keinginan manusia yang tidak
terbatas. Keterbatasan manusia memang ada bahkan diakui pula oleh Islam. Sedangkan
keinginan manusia yang tidak terbatas adalah hal yang alamiah.
Dharuriyat (primer) adalah kebutuhan paling utama dan paling penting. Kebutuhan ini
meliputi, khifdu din (menjaga agama), khifdu nafs (menjaga kehidupan), khifdu 'aql
(menjaga akal), khifdu nasl (menjaga keturunan), dan khifdu mal (menjaga harta).

Hajiyat (sekunder) adalah kebutuhan sekunder atau  kebutuhan setelah kebutuhan dharuriyat.


Apabila kebutuhan hajiyat tidak terpenuhi tidak akan mengancam keselamatan kehidupan
umat manusia, namun manusia tersebut akan mengalami kesulitan dalam melakukan suatu
kegiatan.

Tahsiniyat (tersier) adalah kebutuhan yang tidak mengancam kelima hal pokok yaitu khifdu
din (menjaga agama), khifdu nafs (menjaga kehidupan), khifdu aql (menjaga akal), khifdu
nasl (menjaga keturunan), serta khifdu maal (menjaga harta) serta tidak menimbulkan
kesulitan umat manusia. 

Teori Invisible Hand merupakan teori yang dicetuskan oleh Adam Smith, salah satu pakar
ekonomika terkenal di dunia. Prinsip dasar dari teori tangan tak terlihat atau dikenal juga
dengan teori “tangan tuhan” (the invisible hand) adalah adanya sebuah keyakinan bahwa
keseimbangan pasar terbentuk secara natural dengan adanya pertemuan supply (penawaran)
dan demand (permintaan).

Jizyah adalah pajak yang dibayarkan akan menjaga jiwa para orang-orang non-
muslim. Sedangkan Kharaj adalah pajak terhadap tanah yang kita kenal sebagai Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB). 

Ghanimah adalah harta rampasan perang yang diperoleh dari suatu negeri/ wilayah yang
didahului dengan peperangan/ ditaklukkan dengan terjadinya peperangan antara para pihak
yang terlibat di dalam peperangan dimaksud.

Fa'i adalah harta rampasan perang yang diperoleh dari suatu negeri/ wilayah tanpa terjadi
peperangan artinya penduduknya kabur, tidak mengadakan perlawanan, atau terjadinya
kesepakatan damai.

Anda mungkin juga menyukai