Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui Oleh:
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan ProfesiApoteker
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
(PKPA) di Apotek Cahaya Farma untuk memenuhi salah satu persyaratan guna
Megaresky Makassar .
Dalam penulisan laporan ini, kami tidak terlepas dari bimbingan, arahan,
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, kami
dan saran kepada penulis selama menjalani PKPA dan penyusunan laporan ini.
1. Bapak Dr. apt. Jangga, S.Si., M.Si., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Megarezky Makassar.
Studi.
3. Ibu Prof. Dr. Dra. apt. Hj. Asna Marzuki, M.Si. selaku pembimbing PKPA
4. Selurh pegawai Apotek Cahaya Farma Kendari atas bimbingan dan kerja
samanya.
5. Orang tua dan Keluarga yang telah memberikan dukungan kepada kami sampai
iii
terselesainya Praktek Kerja Profesi Apoteker beserta Laporan Praktek Kerja
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan Laporan Praktek Kerja Profesi
Apoteker ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pihak yang
membaca. Akhir kata, kami berharap semoga pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh selama menjalani PKPA yang dituangkan dalam laporan ini dapat
Kelompok VI
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan PKPA................................................................................................3
C. Manfaat PKPA..............................................................................................3
BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK.................................................................5
A. Pengertian Apotek.........................................................................................5
B. Persyaratan Apotek.......................................................................................5
C. Perizinan Pendirian Apotek..........................................................................9
D. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Tenaga Kefarmasian di Apotek............12
E. Obat Wajib Apotek.....................................................................................17
F. Obat Narkotika............................................................................................20
G. Lemari Obat narkotikan dan Psikotropika...............................................31
H. Pelayanan Farmasi Klinik.......................................................................31
BAB III KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN..........................................42
A. Profil Apotek Cahaya Farma......................................................................42
B. Kegiatan PKPA...........................................................................................45
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................57
B. Kesimpulan.................................................................................................57
C. Saran............................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................60
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan
obat dan obat tradisional (Fallo, 2019). Pekerjaan kefarmasian tersebut harus
1
keterampilan, dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan
pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah pemberian informasi obat
& Ludin, 2020). Dalam melakukan praktik tersebut, Apoteker juga dituntut
2020).
2
monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir, serta
Apotek, sehingga dapat memberikan informasi yang tepat kepada pasien dan
B. Tujuan PKPA.
C. Manfaat PKPA.
mengelola apotek.
apotek.
3
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang
professional
4
BAB II
A. Pengertian Apotek.
tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas apoteker dan
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (Nuryanto, 2012),
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
B. Persyaratan Apotek.
5
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, pada pasal 6
baik yang bekerjasama dengan pemilik sarana atau tidak, harus siap dengan
perbekalan farmasi lainnya yang merupakan milik sendiri atau milik pihak
lain.
b. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan
jarak minimal dari apotek lain dan sarana apotek dapat didirikan pada
lainnya.
6
SIPA dapat diperoleh jika seorang apoteker memenuhi persyaratan sebagai
Rahman, 2019) :
b. Apoteker Pendamping
c. Apoteker Pengganti
d. Asisten Apoteker
keuangan apotek.
7
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
a. Atap dari genteng atau bahan lain yang tidak boleh bocor
b. Dinding harus kuat dan tahan air, dan permukaan dalam harus rata, tidak
c. Langit-langit terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan berwarna
terang
d. Lantai dari ubin atau semen atau bahan lain dan tidak boleh lembab
c. Ruang administrasi
8
b. Penerangan yang cukup sehingga dapat menjamin pelaksanaan tugas dan
fungsi apotek.
dengan baik.
d. Papan nama apotek, yang memuat nama apotek, nama APA, nomor Surat
Izin Apotek (SIA), alamat apotek dan nomor telpon apotek (Desniar,
2020).
4. Perlengkapan apotek
Perlengkapan yang harus dimiliki oleh apotek (Yusuf & Sukma, 2021) :
tentang Apotek, Apotek dapat didirikan oleh Apoteker dengan modal sendiri
9
dan/atau modal dari pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan
bekerja sama dengan pemilik modal. Sebelum suatu Apotek dapat beroperasi,
seorang Apoteker harus memiliki Surat Izin Apotek (SIA). SIA berlaku selama
dilakukan diluar wilayah DKI Jakarta atau PTSP Kecamatan apabila perizinan
10
h. Daftar Asisten Apoteker dilampiri Fotokopi Ijasah dan SIPTTK;
i. Surat izin Atasan untuk APA yang bekerja sebagai PNS/BUMN; dan
atas tenaga kefarmasian dan tenaga lainnya yang menangani bidang sarana dan
prasarana. Paling lama dalam waktu 6 hari kerja sejak tim pemeriksa
11
mengeluarkan Surat Penolakan. Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam menerbitkan SIA melebihi jangka waktu (12 hari kerja), Apoteker
penerbitan SIPA untuk Apoteker pemegang SIA. Oleh sebab itu, masa berlaku
SIA mengikuti masa berlaku SIPA. Setiap perubahan alamat di lokasi yang
sama atau perubahan alamat dan pindah lokasi, perubahan Apoteker pemegang
SIA, atau nama Apotek harus dilakukan perubahan izin mengikuti ketentuan
seperti pengajuan SIA untuk pertama kalinya. Namun, untuk Apotek yang
melakukan perubahan alamat di lokasi yang sama atau perubahan nama Apotek
Lesmana, 2016).
1) Perencanaan
2) Pengadaan
12
Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan
perundang-undangan.
3) Penerimaan
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
4) Penyimpanan
a) Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
d) Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
5) Pemusnahan
13
disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan Obat
cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita
6) Pengendalian
sisa persediaan.
14
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan
Apoteker berlaku selama lima tahun dan dapat dilakukan sertifikasi ulang
setelah habis masa berlakunya. Calon Apoteker yang baru lulus pendidikan
Indonesia, 2016).
Apoteker wajib memiliki surat izin praktek sesuai dengan ketentuan peraturan
15
Menteri Kesehatan RI Nomor 31 tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Nomor 889 tahun 2011 tentang Registrasi, Izin Praktek, dan Izin Kerja
Komite Farmasi Nasional (KFN). Masa berlaku STRA selama 5 tahun dan
4) Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki
profesi.
2 (dua) lembar.
16
Apoteker yang bekerja di fasilitas pelayanan kefarmasian dapat
sementara Apoteker yang memiliki SIA (Surat Izin Apotek), boleh memiliki
2020).
obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan pada pasien tanpa
resep dokter dengan mengikuti peraturan dari Menteri Kesehatan. Obat yang
dapat diserahkan tanpa resep dokter harus memenuhi kriteria (Putu Suci
Damayanti, 2019):
kelanjutan penyakit.
3) Penggunaan tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
Indonesia.
17
Tabel 1. Daftar Obat Wajib Apotek (OWA) No.1 (Dharmawan, 2014),
(Mufarrohah, 2020)
18
Mebhydrolin Maks 20 tab
Metampiron Maks 20 tab
Sirup 1 botol
19
Polymyxin B sulfate 1 tube
Prednisolone 1 tube
Scopolamine 10 tab
Silver sulfadiazine 1 tube
Sucralfate 20 tab
Sulfasalazine 20 tablet
Tioconazole 1 tube
Urea 1 tube
20
Cetirizine Maks 10 tab
Siproheptadin Maks 10 tab
Toisiklat Maks 1 tube 5g
Tolnaftate Maks 1 tube
Tretinoin Maks 1 tube 5g
F. Obat Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
yang digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi
Fentanil, Alfametadol.
21
3) Narkotik Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan
teknologi (16).
b) Pemesanan Narkotika
bentuk obat jadi hanya dapat diedarkan setelah mendapatkan izin edar dari
PT. Kimia Farma. Surat Pesanan Narkotika harus ditandatangani oleh APA
dengan mencantumkan nama jelas, nomor SIPA, SIA, dan stempel Apotek.
Narkotika dan surat pesanan harus terpisah dari pesanan barang lain. Satu
surat pesanan terdiri dari rangkap empat dan hanya dapat untuk memesan
c) Penyimpanan Narkotika
22
Apotek harus memiliki lemari khusus untuk menyimpan narkotika.
(17)
d) Penyerahan Narkotika
dengan ketentuan antara lain: Resep yang diterima wajib dilakukan skrining,
resep yang dilayani harus asli tidak boleh salinan resep. Apoteker dilarang
walaupun resep tersebut baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama
sekali. Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum
dilayani sama sekali, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan
resep tersebut hanya boleh dilayani oleh apoteker menyimpan resep aslinya.
Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh dilayani
sama sekali. Oleh karena itu dokter tidak boleh menambah tulisan iter pada
23
2) Dokter menjalankan tugas atau praktik di daerah terpencil yang tidak ada
e) Pemusnahan Narkotika
2) Telah kadaluwarsa;
24
4) Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dalam bentuk bahan baku,
pemusnahan.
Jika pemusnahan dilakukan oleh pihak ketiga, wajib disaksikan oleh pemilik
dan saksi.
2) Tempat pemusnahan;
4) Nama petugas kesehatan yang menjadi saksi dan saksi lain badan / sarana
tersebut;
dimusnahkan;
25
f) Pencatatan dan Pelaporan Narkotika
narkotika
2) Jumlah persediaan;
penyerahan;
26
Pelaporan sebagaimana dimaksud tersebut paling sedikit terdiri atas :
a. Psikotropika
a) Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
2017 (18) :
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
digunakan dalam terapi, dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
dan banyak digunakan dalam terapi, dan atau untuk tujuan ilmu
27
ketergantungan. Contoh: Amobarbital, Pentobarbital dan Pentazonia.
dan sangat luas digunakan dalam terapi, dan atau untuk tujuan ilmu
b) Pemesanan Psikotropika
apotek
c) Penyimpanan Psikotropika
berikut : (17)
kunci.
28
3) satu kunci lainnya dipegang oleh pegawai lain yang dikuasakan. Apabila
d) Penyerahan Psikotropika
oleh apotek hanya dapat dilakukan kepada apotek lainnya, rumah sakit,
Penyerahan
e) Pemusnahan Psikotropika
3) Kadaluwarsa;
29
4) Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan
2) Jumlah persediaan;
dan
30
psikotropika wajib disimpan secara terpisah paling singkat 3 (tiga) tahun.
dan akhir bulan; Jumlah yang diterima; dan Jumlah yang diserahkan
sebagai berikut:
2. Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai dua (2) kunci yang berbeda
3. Harus diletakkan didalam ruangan yang khusus, aman, dan tidak terlihat
oleh umum.
31
maka lemari tersebut harus dibuat atau ditanam pada tembok, kecuali lemari
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup
a) Pengkajian Resep
pertimbangan klinis.
2) Nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan
paraf; dan
2) Stabilitas; dan
32
3) Kompatibilitas (ketercampuran Obat).
6) Interaksi.
b) Dispensing
informasi Obat.
Obat.
33
Warna biru untuk Obat luar dan suntik;
atau emulsi.
4) Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat
yang salah.
dengan Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang
dan lain-lain;
keluarganya;
34
h) Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh
Formulir.
pasien yang memerlukan Obat non Resep untuk penyakit ringan dengan
memilihkan Obat bebas atau bebas terbatas yang sesuai (Triani Dewi,
2019).
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal.
alternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek
samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari
35
6. Membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan
masyarakat (penyuluhan);
Informasi Obat :
a) Topik Pertanyaan;
d) Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti
laboratorium);
e) Uraian pertanyaan;
f) Jawaban pertanyaan;
g) Referensi;
36
d) Konseling
AIDS, epilepsi).
fenitoin, teofilin).
pemberian lebih dari satu Obat untuk penyakit yang diketahui dapat
37
Tahap kegiatan konseling :
Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat Anda?
penggunaan Obat
2019).
38
Jenis Pelayanan Kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan oleh
Apoteker, meliputi :
pengobatan
Kriteria pasien :
3) Adanya multidiagnosis.
39
6) Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang
merugikan.
Kegiatan :
lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian Obat tanpa
indikasi, pemilihan Obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis
f. Hasil identifikasi masalah terkait Obat dan rekomendasi yang telah dibuat
40
g) Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
Kegiatan :
et al., 2021).
I. Perpajakan Apotek
apotek juga menjalani fungsi sebagai tempat usaha. Oleh karenanya harus
membayar pajak.
41
berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan
nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,
jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam
negeri;
BAB III
Apotek Cahaya Farma adalah salah satu apotek yang didirikan pada
memiliki satu orang karyawan yang memiliki tugas sebagai asisten dan juga
kasir.
strategis mudah diakses karena berada di tepi jalan raya, cukup ramai,
yang tidak hanya berasal dari dalam kota saja tetapi juga pelanggan dari luar
42
pelanggan tidak enggan untuk datang ke apotek dan dapat meningkatkan
jumlah penjualan di apotek. Lokasi Apotek Cahaya Farma ini sesuai dengan
keputusan menteri ini disebutkan bahwa apotek berlokasi pada daerah yang
a. Visi
b. Misi
edar.
kepada masyarakat.
c. Kasir : 1 orang
43
kefarmasian seperti melayani penjualan bebas, keuangan, administrasi,
kesehatan setiap hari termasuk hari libur. Pelayanan dibagi menjadi 2 jam
kerja/shift, yaitu:
b. Shift Siang, dimulai mulai pukul 14.00 hingga pukul 22.00 WITA
(Aping)
menggunakan obat
44
Tenaga Teknis Kefarmasian bertanggung jawab langsung kepada
B. Kegiatan PKPA
45
kesalahan pencantuman informasi, penulisan resep yang buruk dan
penulisan resep yang tidak tepat. Dampak dari kesalahan tersebut sangat
beragam, mulai yang tidak memberi resiko sama sekali hingga terjadinya
a. Penyerahan Obat
ruang konseling.
berikut :
46
2) Guna memperkecil kesalahan dalam pelayanan resep maka dilakukan
penyerahan obat.
obat agar penggunaan obat oleh pasien digunakan secara benar sesuai
b. Konseling
a. Pelayanan OWA
47
Wajib Apotek yang terdapat di Apotek Cahaya Farma antara lain
Obat Wajib Apotek no.2 yang terdapat di Apotek Cahaya Farma antara
b. Pelayanan OTC
Obat bebas dikenal juga dengan sebutan obat OTC (Over The Counter),
terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas. Ini merupakan tanda obat
yang paling "aman". Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di
hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini digunakan untuk mengobati
48
Tonikum Bayer, Elkana, Ever E, CDR, Neurobion, Neurodex, Vitalong
Hitam Bima, Madu Hitam Assyifa dan berbagai jenis madu lain, Kapsul
pembeli atau rekomendasi dari Sales Promotion Girls (SPG) produk Obat
d. Pelayanan Alkes
ml dan 10 ml, Glucometer, strip kolesterol, strip glukosa, strip asam urat,
49
infuset dewasa dan anak, Infus Set, pispot untuk anak dan dewasa
(Andini, 2019).
pasien dalam konsumsi obatnya serta pola hidup pasien telah sesuai atau
ini dilakukan agar pasien mengetahui resiko efek samping dari obat yang
50
Dalam pelayanan resep di Apotek Cahaya Farma, dilakukan pemberian
untuk gejala tertentu, digunakan saat gejalanya muncul, jika tidak maka
a. Pembelian
keseimbangan yang tepat antara mutu dan harga. Apabila ada dua atau
51
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang
peraturan perundang-undangan.
memiliki izin.
4) Sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang dipesan datang tepat
waktu.
ditelusuri
perencanaan.
perbekalan kesehatan).
52
c) Waktu tunggu.
jumlah produk yang terjual. Barang konsinyasi ini apabila tidak laku,
maka dapat direturn dan yang difakturkan untuk dibayar adalah barang
harga yang bersaing serta potongan harga yang diberikan, serta pemasok
b. Penyimpanan
yaitu FEFO (First expired first out), Bentuk sediaan, Abjad dan FIFO
(First In First Out) dimana barang yang kadaluarsanya lebih dahulu maka
53
disimpan pada bagian paling depan agar digunakan lebih dahulu, dan jika
masa atau tanggal kadaluarsanya sama maka barang yang lebih dulu
masuk disimpan pada bagian depan dan yang baru masuk pada bagian
cream, injeksi, generik, syrup dan drop, Over the counter (OTC).
seperti sediaan padat (tablet dan kapsul), sediaan setengah padat (salep,
krim dan gel), sediaan cair (sirup, larutan, suspensi), sediaan tetes
Tiap kotak obat diberi identitas berupa nama obat dan dosis. Setiap
komputer.
berdasarkan kelompok tertentu misalnya hair care, skin care, baby care
54
efek farmakologi dan bentuk sediaan, dimana sudah sesuai dengan
c. Pengendalian Inventori
2) Stok opname
dengan kartu stok dan stok data di komputer kemudian dihitung nilai
55
narkotika dan psikotropika sehingga tidak diperlukan pembuatan laporan
berupa nama, alamat lengkap, nomor telepon, nama dokter, alamat dokter,
data pemantauan terapi obat pasien, efek samping yang mungkin timbul
56
BAB IV
B. Kesimpulan
dan keuangan serta personalia. Selain itu, APA juga bertanggung jawab
57
praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek salah satunya
kefarmasian di apotek.
barang di komputer dan kartu stok dan stok fisik. Hal tersebut dapat
Makassar, masih kurang dalam hal pelayanan klinik dan sarana dan
prasarana nya.
C. Saran
58
2. Tempat penyimpanan obat – obat tablet sebaiknya di berikan tempat
penyimpanan,
error.
5. Ketersediaan obat perlu ditingkatkan agar tidak terjadi penolakan resep yang
berulang.
59
DAFTAR PUSTAKA
Andri, G. Y., & Djuariah, D. (2021). Bentuk Badan Usaha Apotek Ditinja U Dari
Hukum Perusahaan. Hukum Responsif, 12(2).
Http://Jurnal.Ugj.Ac.Id/Index.Php/Responsif/Article/View/5876
60
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Jakarta:
DepartemenKesehatan Republik Indonesia.
Latifah, E., Pribadi, P., & Yuliastuti, F. (2016). Penerapan Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek Kota Magelang. Jurnal Farmasi Sains Dan Praktis,
2(1), 11–17. Https://Doi.Org/10.31603/Pharmacy.V2i1.182
Marzuki, M. (2020). Tinjauan Yuridis Terhadap Peran Balai Besar Pengawas
Obat Dan Makanan Dalam Menanggulangi Peredaran Obat Tidak Berizin
Di Kabupaten Bone.
61
Apotek Mida Farma Gresik.
62
2017 Tentang Apotek.
Yusuf, D., & Sukma, A. D. (2021). Analisis Swot Sebagai Strategi Meningkatkan
Daya Saing Di Apotek Ben Do Sehat Pahonjean. Respati, 16(1), 24–31.
Https://Doi.Org/10.35842/Jtir.V16i1.385
63
LAMPIRAN
64
2. Contoh Etiket Putih Apotek Cahaya Farma
65
3. Contoh Kartu Stok Obat/Alkes Apotek Cahaya Farma
66
5. Foto Proses Penerimaan PKPA di Apotek Cahaya Farma
67
6. Foto Proses Pelepasan PKPA di Apotek Cahaya Farma
68
7. Ruangan Konseling Apotek Cahaya Farma
69
70