Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FAKTOR BIOTIS DALAM LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI


TUMBUHAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Silvika

Dosen: Mamie E. Pellendo’u, S.Hut., M.Sc

OLEH KELOMPOK I:

Abella Tambila (1904070044) DesiM. Maring (1904070073)


Orlando Calvin Apu (1904070011) Florentina N. Lengo (1904070006)
Wulan C. Anwar (1904070016) Sosimus Ado (1904070050)
Maria Y.D. Asten (1904070067) Elisabeth Y. Da Silva (1904070023)
Rikardus Nosi (1904070078) Galang R. Eluama (1904070059)
Arif Firmansyah (1904070002) Yoriana M. Seran (1904070007)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya, penyusun dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Silvika dengan baik.
Makalah ini berjudul “factor biologi (biotis) terhadap pertumbuhan pohon. Penyuusun berharap
agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada
bagian isi. Penyusun menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penyusun memohon maaf.
Demikian yang dapat penyusun sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat, terima
kasih.

Kupang, November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................................4
1.2. Tujuan...............................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
2.1. Tanaman dan Faktor Lingkungan / Ekosistem..................................................................................6
2.1.1. Faktor Biotik Penyusun Lingkungan / Ekosistem......................................................................6
2.1.2. Interaksi Antarkomponen Ekosistem.........................................................................................6
2.2. Interrelasi Antar Tumbuhan............................................................................................................12
2.3. Pengaruh Hewan Terhadap Tumbuhan...........................................................................................13
2.4. Campur Tangan Manusia Terhadap Pertumbuhan & Keseimbangan Lingkungan..........................13
BAB III......................................................................................................................................................15
PENUTUP.................................................................................................................................................15
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................................15
3.2. Saran...............................................................................................................................................15
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Organisme hidup dalam sebuah sistem yang ditopang oleh berbagai komponen yang
saling berhubungan dan saling berpengaruh, baik secarah langsung maupun tidak langsung.
Kehidupan semuah mahluk hidup yang saling memengaruhi serta berinteraksi dengan alam
membentuk sebuah kesatuan yang disebut ekosistem. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang ekosistem dan berbagai komponen penyusunnya, yaitu factor abiotic dan factor biotik.
Factor biotik adalah mahluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme.

Di alam organisme tidak hidup sendiri tetapi berdampingan dan saling berinteraksi
dengan organisme yang lainnya. Begitupun yang terjadi terhadap tumbuhan, interaksi ini bisa
terjadi antara tumbuhan yang sejenis ataupun tidak sejenis. Interaksi yang terjadi antara
organisme-organisme tersebut dapat bersifat positif-positif, positif-netral, positif-negatif, netral-
netral, dan negatif- negatif. Kompetisi tersebut dapat berbentuk perebutan sumber daya yang
terbatas (resource competition) atau saling menyakiti antar indifidu yang sejenis dengan
kekuatan fisik (interference competition). Kompetisi yang terjadi antara individu sejenis disebut
sebagai kompetisi intraspesifik sedangakan interaksi antara individu yang tidak sejenis disebut
interaksi interspesifik (Naughton, 1973).

Interaksi spesies anggota populasi merupakan suatu kejadian yang wajar di dalam suatu
komunitas, dan kejadian tersebut mudah dipelajari (Irwan,1992). Interaksi yang terjadi antar
spesies anggota populasi akan memengaruhi terhadap kondisi populasi karena tindakan individu
dapat memengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan populasi. Menurut Odum
(1971), setiap anggota populasi dapat memakan anggota-anggota populasi lainnya, bersaing
terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan
interaksi tersebut dapat searah ataupun dua arah atau timbal balik. Oleh karena itu, dari segi
pertumbuhan atau kehidupan populasi, interaksi antarspesies anggota populasi dapat berupa
interaksi yang positif, negatif dan nol.
Penyusunan makalah ditujukan agar kita dapat mengetahui faktor penentu apa saja yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon serta interaksi dan persaingan yang terjadi diantara
pohon dan lingkungannya.

1.2. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu mengevaluasi sejauh
mana terjadi kompetisi antar tanaman dan lingkungannya serta interaksi yang terjadi diantara
keduanya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tanaman dan Faktor Lingkungan / Ekosistem

Ekosistem tersusun dari bermacam-macam komponen, baik komponen hidup (biotik)


maupun komponen tak hidup (abiotik). Komponen biotik sendiri juga terdiri atas bermacam-
macam makhluk hidup yaitu monera, protista, fungi, plantae dan animalia. Sedangkan komponen
abiotik terdiri atas suhu, cahaya, udara, udara, tanah dan bebatuan, kelembapan,
serta ketinggian dan lintang . Semua komponen tersebut tidak ada yang bisa berdiri sendiri,
semua saling berintereraksi, baik antara komponen biotik dan abiotik, antar komponen biotik
maupun antar komponen abiotik. Dalam ekosistem juga terjadi hubungan timbal balik dan saling
ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik atau dengan lingkungan.  Adapun
bentuk interaksi dalam ekosistem akan menyajikan dalam artikel berikut ini. Organisme
Tumbuhan dipengaruhi oleh lingkungan (baik komponen biotik dan abiotik), akan tetapi dengan
kehadiran dan aktivitasnya, tumbuhan juga akan mengubah lingkungannya.

2.1.1. Faktor Biotik Penyusun Lingkungan / Ekosistem


Factor biotik adalah factor yang meliputi semua mahluk hidup. Di alam jarang sekali
ditemukan organisme yang hidup sendirian, tetapi selalu berada dalam asosiasi dengan
organisme lain. Antar jasad dalam satu populasi atau antar populasi jasad yang satu dengan
yang lain saling berinteraksi.
Faktor biotik meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu,
populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup
tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
2.1.2. Interaksi Antarkomponen Ekosistem
Mahluk hidup selalu bergantung pada mahluk hidup yang lain. Tiap individu akan
selalu berhubungan dengan individu lain, baik yang bersspesies sama maupun berbeda
spesies.

1. Interaksi Antarorganisme
Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Persaingan (Kompetisi)
Kompetisi adalah 2 populasi organisme yang hidup bersama disatu daerah
dengan sumber daya yang terbatas bagi keduana. Kompetisi tersebut dapat terjadi
disebabkan karena pada tiap spesies mempunyai kebutuhan yang sama
yang pada tiap spesiesnya itu bersaing didalam memperebutkan sesuatu yang
diperlukan didalam hidupnya, seperti ruang (tempat),makanan, sinar matahari, udara,
air,  serta juga pasangan kawin.
Persaingan itu berdampak pada spesies yang kalah dan akan mati, tersingkir
atau juga yang akan berpindah ke tempat lain. Kompetisi (persaingan) tersebut
dibedakan menjadi 2(dua) macam antara lain sebagai berikut :
 Kompetisi intraspesifik
Kompetisi intraspesifik adalah suatu persaingan yang terjadi diantara organisme
atau juga individu yang mempunyai spesies yang sama. Contoh dari Kompetisi
Intraspesifik ialah Ular cobra dengan Ular cobra yang lain saling berkelahi
untuk memperbutkan tempat (wilayah).

 Kompetisi interspesifik
Kompetisi interspesifik adalah suatu persaingan yang terjadi diantara organisme
atau juga individu yang berbeda spesies. Contoh dari Kompotisi Interspesifik
adalah tanaman jagung serta juga rumput yang sama tumbuh di ladangMeskipun
kompetisi intraspesifik dan interspesifik kadang-kadang diperlukan terpisah,
apabila memungkinkan kita akan menggabungkan antara keduanya.
Dapat kita simpulkan definisi kompetisi sebagai interaksi biologis negatif yang
terjadi antara dua atau banyak individu apabila : (1) suplai sumber yang diperlukan
terbatas, dalam hubungan dalam permintaan organisme atau (2) kualitas sumber
bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.
Definisi ini memperluas konsep mencakup sumber dengan kualitas terbatas ,
organisme mungkin bersaing jika masing-masing  berusaha untuk mencapai sumber
yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba
menempati  tempat yang sama secara simultas. Sumber yang digunakan dalam
pengertian umum berarti sesuatu yang digunakan oleh individu  untuk hidup dan
bereproduksi. Contoh-contohnya meliputi  makanan (energi dan nutrien), pasangan
dalam perkawinan, oksigen, tempat bersarang, daerah bebas predator, cahaya dan
sebagainya.

b. Parasitisme
Parasitisme adalah suatu interaksi atau juga hubungan diantara organisme yang
berbeda spesies yang hanya menguntungkan disalah satu pihak sedangkan pihak
yang lain akan dirugikan. Parasit tersebut memperoleh makanan dari inangnya,
apabila inang mati, maka parasit tersebut akan mati atau akan mencari inang baru.
Dengan berdasarkan letaknya parasit tersebut dibedakan menjadi 2 (dua) macam
antara lain sebagai berikut :
a. Parasit Internal (Endoparasit), sebagai  contoh Trichomonas vaginalis yang
hidupnya disaluran kelamin wanita.
b. Parasit Ekternal (Ektoparasit), sebagai contohnya tumbuhan tali putri (Custuta
sp) yang hidupnya itu menumpang pada tanaman.

Contoh Interaksi antara Tali Putri dengan Inangnya. Tali putri yang berwarna
ilmiah Cuscuta sp, warnanya yang kuning keemasan akan tampak cemerlang jika
mendapat sinar matahari. Tali putri punya sifat merugikan. Kehadirannya pada
tumbuhan melalui pola hubungan simbiosis paratisme. Tali putri memang tumbuhan
parasit yang bisa membunuh inangnya.

c. Amensalisme dan Alleopathy


Amensalisme adalah suatu interaksi antara 2(dua) spesies atau juga lebih yang
berakibat salah satu pihak akan dirugikan sedangkan pihak yang lain tidak akan
terpengaruh oleh terdapatnya asosiasi atau juga tidak berakibat apa-apa (tidak rugi
serta juga tidak untung).
Pada banyak kasus, interaksi tersebut dikarenakan oleh adanya fenomena
alelopati. Alelopati adalah suatu fenomena pada saat suatu organisme yang
menghasilkan suatu zat kimia dengan memengaruhi kelangsungan ,hidupnya
pertumbuhan, serta juga reproduksi organisme lain yang berada disekitarnya.
Zat kimia yang dihasilkan itu disebut alelokimia. Alelokimia adalah berupa
suatu metabolit sekunder yang tidak diperlukan didalam proses metabolisme
organisme alelopati. Salah satu contoh amensalisme adalah interaksi alelokemis,
yaitu penghambatan satu organisme oleh organisme lain melalui pelepasan produk
metabolit ke lingkungan. Bagian interaksi alelokemis yang melibatkan hanya
tumbuhan saja disebut  Alleolopathy.
Alleolopathy merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di
sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan
ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati
dikenal sebagai anabiosa atau antibiotisme. Contohnya adalah jamur
Penicilium yang mensekresikan penisilin dengan bakteri. Penisilin mampu
membunuh bakteri. Sehingga bakteri dirugikan, tetapi jamur Penicillium tidak
mendapatkan keuntungan maupun kerugian.
Fenomena alelopati mencakup semua tipe interaksi kimia antar tumbuhan,
antar mikroorganisme, atau antara tumbuhan dan mikroorganisme (Einhellig,
1995a). Menurut Rice (1984) interaksi tersebut meliputi penghambatan dan
pemacuan secara langsung atau tidak langsung suatu senyawa kimia yang dibentuk
oleh suatu organisme (tumbuhan, hewan atau mikrobia) terhadap pertumbuhan dan
perkembangan organisme lain. Senyawa kimia yang berperan dalam mekanisme itu
disebut alelokimia. Pengaruh alelokimia bersifat selektif, yaitu berpengaruh
terhadap jenis organisme tertentu namun tidak terhadap organisme lain (Weston,
1996).
Alelokimia pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan mencapai organisme
sasaran melalui berbagai cara yaitu :
1. Penguapan
Senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui penguapan. Beberapa genus
tumbuhan yang melepaskan senyawa alelopati melalui penguapan
adalahArtemisia, Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa kimianya termasuk ke
dalam golongan terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh tumbuhan di
sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk embun, dan dapat pula masuk ke dalam
tanah yang akan diserap akar.
2. Eksudat Akar
Banyak terdapat senyawa kimia yang dapat dilepaskan oleh akar tumbuhan
(eksudat akar), yang kebanyakan berasal dari asam-asam benzoat, sinamat,
dan fenolat. Lantana atau Saliara Akar dan tunas tanaman ini dapat
mengurangi perkecambahan gulma anggur dan gulma lainnya.
3. Pencucian
Sejumlah senyawa kimia dapat tercuci dari bagian-bagian tumbuhan yang
berada di atas permukaan tanah oleh air hujan atau tetesan embun. Hasil
cucian daun tumbuhan Crysanthemum sangat beracun, sehingga tidak ada
jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di bawah naungan tumbuhan ini.
4. Pembusukan organ tumbuhan
Setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa
kimia yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-
bagian organ yang mati akan kehilangan permeabilitas membrannya  dan
dengan mudah senyawa-senyawa kimia yang ada didalamnya dilepaskan.
Beberapa jenis mulsa dapat meracuni tanaman budidaya atau jenis-jenis
tanaman yang ditanam pada musim berikutnya.

d. Mutualisme
Mutualisme adalah suatu interaksi atau hubungan diantara 2(dua) spesies atau
juga lebih yang pada tiap pihak mendapatkan keuntungan dari adanya saling
membutuhkan yang sifatnya itu wajib. Contoh dari Mutualisme adalah Lichen yang
merupakan suatu mutualisme diantara jamur dan Cyanobacteria.
Interaksi mutualisme adalah interaksi yang berpengaruh positif pada kedua
spesies sebagai akibat  dari kebersamaan mereka. Interaksi yang saling
menguntungkan sering disebut  simbiosis, tetapi juga disebut protooperasi atau
mutualisme.
Mutualisme merupakan interaksi yang mememrlukan kedua anggota interaksi
menempati komunitas-komunitas dimana yang lain akan berada diluar niche utama
dari salah satu atau kedua anggota interaksi tersebut. Kemampuan bakteri dari genus
rhizobium mengikat nitrogen tanaman, biasanya legum, yang mana bakteri tersebut
mempunyai bentuk hubungan mutualistik dapat terjadi pada kondisi nitrogen tanah
lebih randah disbanding nitrogen tanah tinggi  begitu juga adanaya mycorrhizae,
jamur yang berhubungan erat dengan akar beberapa tanaman, khususnya di dearah
tropika, menambah persediaan nutrient-nutrien tertentu bagi tanaman.

e. Komensalisme
Komensalisme adalah suatu interaksi atau juga hubungan antara 2(dua) atau
juga lebih spesies yang mana salah satu pihak diuntungkan serta juga spesies yang
lain tidak dirugikan. Contoh dari Komensalisme adalah tumbuhan paku
serta anggrek yang hidupnya menempel di pohon.
Contoh Interaksi antara Tumbuhan Epifit dengan Inangnya Tumbuhan epifit
artinya tumbuhan yang menempel pada bagian luar tumbuhan lain. Tumbuhan yang
menempel itu tidak merugikan tumbuhan yang ditumpangi (komensalisme).
Contohnya : tumbuhan paku-pakuan dan anggrek yang tumbuh pada ranting atau
batang pohon tumbuhan berkayu.

f. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antara dua jenis makhluk hidup,dimana makhluk
hidup yang satu mendapatkan kerugian,sedangkan yang lain mendapat keuntungan.
Keuntungan yang diperoleh berupa makanan dan perlindungan sedangkan makhluk
hidup yang ditumpanginya (hospes/inang) merasa rugi karena sari makanannya
diambil,bahkan mungkin dibunuh oleh parasit itu.Misalnya,benalu yang menumpang
pada tumbuhan inang. Organisme yang mendapat keuntungan disebut parasit,
sedangkan organisme yang dirugikan disebut inang. Organisme parasit dapat hidup
pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Contoh: tali putri dengan tumbuhan inangnya

2. Interaksi Antar Populasi


Hubungan antara populasi yang satu dan populasi yang lain ini dapat terjadi secara
langsung maupun tidak langsung (saling mempengaruhi). Interaksi seperti ini membentuk
suatu komunitas. Interaksi antar populasi ini dapat bersipat menguntungkan, merugikan,
netral dan sebagainya.
1. Netralisme
Netralisme adalah hubungan antara dua populasi yang tidak saling
mempengaruhi antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak
menguntungkan dan tidak merugikan kedua pihak. Hal ini dapat terjadi pada
kepadatan populasi yang sangat rendah atau secara fisik dipisahkan dalam
mikrohabitat, serta populasi yang keluar dari habitat alamiahnya. Contoh
netralisme adalah antara tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk
mengubahnya menjadi energi kimia (bahan organik), tumbuhan membutuhkan air
untuk kesuburan tanah, tumbuhan dengan suhu,kelembapan, dan cahaya matahari,
tumbuhan tinggi dengan tumbuhan tutupan yang bertujuan untuk menjaga
kelembapan tanah. Mikoriza dan tumbuhan gandaria, mikoriza membantu untuk
mengangkut nitrogen kedalam akar tumbuhan untuk proses pertumbuhan
gandaria.
2. Simbiosis
Simbiosis adalah bentuk interaksi yang erat antara dua individu/spesies
yang berbeda jenis. Mahluk hidup yang bersimbiosis disebut simbion. Interaksi
tersebut ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Simbiosis dalam
suatu ekosistem dikelompokkan menjadi tiga, yaitu simbiosis parasitisme,
simbiosis komensalisme, dan simbiosis mutualisme.
2.2. Interrelasi Antar Tumbuhan
Untuk dapat hidup tumbuhan membutuhkan tumbuhan lain untuk dapat bertahan
dari lingkungannya. Tumbuhan memiliki akar batang dan daun dengan fungsinya masing-
masing. Pada umumnya tumbuhan yang tumbuh menjalar atau harus bertopang pada inang,
membuthkan tumbuhan lain sebagai inangnya. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk bertahan
hidup dengan cara menyesuaikan diri dengan lingkungan yaitu dengan penyesuaian bentuk luar
tubuh atau melalui daun atau akar; penyesuaian fungsi fifiologi melalui kelenjar bau;
penyesuaian tingka laku memalui refleks mengugurkan daun atau mati saat ada serangan dari
luar.
Selain itu tumbuhan saling berhubungan dalam menciptakan kesimbangan ekosistem atau
hutan, melalui tahan suksesi hingga klimaks

2.3. Pengaruh Hewan Terhadap Tumbuhan


Kelangsungan tanaman baik tumbuh kembang dan bertahan hidup dipengaruhi juga oleh
hewan. Dalam ekosistem terjadi hubungan timbal balik anatara setiap organisme yang ada
didalam baik itu hewan maupun tumbuhan. Hewan dapat berperan sebagai konsumen atau
pengurai. Hewan bersifat heterotrof atau tidak dapat membuat makanan sendiri karena itu hewan
memanfaatkan bahan organic yang terdapat pada organisme lain untuk membuat makanannya.
Tumbuhan dimanfaatkan oleh oleh hewan sebagai bahan makanan dan tempat tinggalnya.
Hewan pemakan tumbuhan seperti kambing dan sapi memakan rumput sebagai makanan
utamanya. Sementara beberapa hewan seperti berbagai jenis burung juga memanfaatkan
tumbuhan sebagai sumber bahan makanan dan tempat tinggal. Sedangkan tumbuhan
membutuhkan hewan untuk membantu ketersediaan makanan tumbuhan yang berasal dari
kotoran hewan. Tumbuhan juga membutuhkan hewan untuk perkembangbiakannya. Pada
beberapa tumbuhan ada yang penyerbukannya dibantu oleh hewan.
Hewan juga membantu menyeimbangkan ekosistem dengan mengkonsumsi tumbuhan
sehingga tidak terjadi ledakan tumbuhan yang lebih dominan.
2.4. Campur Tangan Manusia Terhadap Pertumbuhan & Keseimbangan Lingkungan
Manusia membutuhkan tumbuhan untuk dapat terus hidup. Fungsi tumbuhan sebagai
penyedia oksigen bagi manusia sudah menjadi kebutuhan yang mendasar bagi manusia sebagai
mahluk hidup. Terlepas dari manusia membutuhkan tanaman, sebaliknya tanaman juga
membutuhkan manusia sebagai pengolah dan penyeimbang ekosistem hutan.  Ekosistem dalam
keadaan homeostatis penting untuk dipertahankan, agar keseimbangan ekosistem selalu terjaga
dari menciptakan ke generasi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia jangan sampai
mengganggu keadaan homeostatis tersebut.
Campur tangan manusia terhadap ekosistem hutan dapat menimbulkan beberapa dampak
yakni dampak positif dan dampak negative. Campur tangan yang dilakukan oleh manusia dapat
berupa campur tangan terhadap sifat dan ciri-ciri tanah yang akan digunakan melalui kultivasi,
irigasi, fertilisasi dan konservasi tanah. Campur tangan dalam bentuk lain yaitu terhadap fungsi
populasi suatu tanaman dan ternak yang terdiri dari pengaturan pertumbuhan suatu tanaman,
tingkat survival, kepadatan, eisiensi dan reproduksi. Terdapat juga campur tangan guna
mengurangi faktor-faktor pembatas yang melalui suatu manipulasi genetik, penyesuaian iklim,
mengatasi kekurangan nutris yang terjadi, mengatasi serangan penyakit dan kompetisi defoliasi
oleh hewan lain.
Campur tangan manusia juga dapat membawa dampak negative terhadap lingkungan,
contohnya seperti berikut:
 Penebangan hutan secarah liar dapat mengurangi fungsi utan sebagai penahan air,
menyebabkan erosi dan banjir.
 Pengundulan hutan untuk pemukiman yang semain padat mengakibatkan suhu udarah
menjadi lebih panas dan perubahan iklim
 Kerusakan lingkungan akibat pembanguna kontruksi jalan, bendungan, konversi menjadi
lahan pertanian.
 Pencemaran lingkungan akibat limba dan polusi udara.
 Kepunahan tanaman langka akibat manusia memperdagangkan, dan lain- lainnya.
Selain itu dampak positif terhadap lingkungan karena campur tangan manusia, contohnya:
 Rekayasa genetika untuk menghasilkan bibit tanaman baru yang lebih berkualitas
 Kepengurusan hutan yang lebih tertata dalam mencega tindakan eksploitasi liar terhadap
tanaman hutan.
 Perlindungan dan penegkan lewat Undang- Undang terhadap pelangar hukum
 Daur ulang limbah, dan lainnya.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ekosistem tersusun dari bermacam-macam komponen, baik komponen hidup (biotik)
maupun komponen tak hidup (abiotik). Komponen biotik sendiri juga terdiri atas bermacam-
macam makhluk hidup yaitu monera, protista, fungi, plantae dan animalia. Semua komponen
tersebut tidak ada yang bisa berdiri sendiri, semua saling berintereraksi, baik antara komponen
biotik dan abiotik, antar komponen biotik maupun antar komponen abiotik.
Dalam ekosistem juga terjadi hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara
komponen biotik dan komponen abiotik atau dengan lingkungan. Hal ini menyebabkan adanya
Interaksi antara setiap organisme tumbuhan yang ada didalam ekosistem. Bentuk interaksinya
antara lain kompetisi, simbiosis (mutualisme, komensalisme dan parasitisme), alleopathy, dan
juga netralisme.
Semua mahluk hidup baik manusia, tumbuhan dan hewan semuanya saling
membutuhkan. Manusia membutuhkan tumbuhan, tumuhan membutuhkan manusia begitu juga
dengan hewan dan tumbuhan. Selain hewan dan manusia yang mebutuhkan tumbuhan, tumbuha
juga membutuhkan tumbuha yang lain.
Namun terlepas dari saling ketergantungan antar sesama organisme, seringkali kebutuhan
terhadap tumbuhan dan hewan membawa dampak yang buruk karena pemenuhan kebutuhan
secara berlebihan.
3.2. Saran
1. Perlu adanya peran mahasiswa dalam memberikan pemahaman kepada

masyarakat tentang pentingnya tanamah hutan bagi kelangsungan keseimbangan

ekosistem dan lingkungan.

2. Perlu adanya campur tangan pemerintan yang tegas tentang permasalahan

eksploitasi hutan yang ada di daerah kita.

3. Untuk pembaca haruslah bijak mengelolah informasi yang didapatkan dari

membaca dan mengaplikasikan dilingkungan dimana kita berada.

DAFTAR ISI

Pratiwi, S. Maryanti, Srikini, Suharno, S. Bambang. 2014. Biologi SMA kelas X_Untuk
kelompok peminatan matematika dan ilmu alam, Erlangga. Jakarta.
N. Nunung, W. Resty. 2016. Biologi SMA Kelas XII_Kelompok peminatan dan ilmu alam.
Yrama Widya. Bandung.
URL gurupendidikan: https://www.gurupendidikan.co.id/interaksi-antar-spesies/

URL GIM-BI: https://gim-bi.com/interaksi-makhluk-hidup-dengan-lingkungan/

URL Dianasyafitri : https://dianahanhyubin0.blogspot.com/2016/04/makalah-makhluk-


hidup-dan-ekosistem.html

URL erwina: https://erwinmakalah.blogspot.com/2017/04/makalah-interaksi-makhluk-


hidup-dengan.html

URL Marlen_Raunsai: https://bioumummarlin.blogspot.com/2011/10/interaksi-


organisme-dengan.html

URL Dosen_biologi: https://endrikawidyastuti.files.wordpress.com/2013/12/biologi-


biotik.pdf

Anda mungkin juga menyukai