Anda di halaman 1dari 8

PAPER SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

“Efektivitas Penggunaan Aplikasi SILETON Dalam Pelayanan Publik


Dukcapil di Lubuk Basung Sebagai Salah Satu Contoh Penerapan SIM
Dalam Pelayanan Publik”

Dosen Pengampu:

Nora Eka Putri, S.IP. M.Si

Disusun Oleh:

Auliya Resti (20042085)

Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu
Sosial
UNIVERSITAS NEGERI
PADANG 2022
A. PENDAHULUAN

Salah satu instansi pemerintahan yang bergerak di bidang pelayanan publik, yaitu Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang bertugas menyediakan pelayanan kepada masyarakat
terkait kepengurusan kartu tanda penduduk (KTP), ataupun akte kelahiran yang meningkat
kebutuhannya setiap tahunnya. Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik yang
baik dari birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai dengan harapan karena pada
kenyataannya pelayanan publik yang terjadi selama ini masih bercirikan berbelit-belit, lambat,
mahal, dan melelahkan. Kecenderungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan
sebagai pihak yang “melayani” bukan yang dilayani. Oleh karena itu, pada dasarnya dibutuhkan
reformasi pelayanan publik dengan mengembalikan dan mendudukkan “pelayan” dan yang
“dilayani” ke pengertian yang sesungguhnya. Pelayanan yang seharusnya ditujukan pada
masyarakat umum terkadang dibalik menjadi pelayanan masyarakat terhadap negara, meskipun
negara berdiri sesungguhnya adalah untuk kepentingan masyarakat (Sinambela, 2006: 4).

Sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 pasal 7 ayat (4) huruf c,
tentang pelayanan publik, maka ditetapkan pada tahun 2014 sebagai tahun inovasi pelayanan
publik sebagai upaya memfokuskan kebijakan dan implementasi kebijakan terarah, mendalam
dan berkesinambungan dalam membangun inovasi pelayanan publik di lingkungan kementerian/
lembaga/ pemerintah daerah yang diharapkan akan mendorong percepatan pelaksanaan reformasi
birokrasi. Menurut Damanpour dalam Suwarno, (2008: 9) mengatakan bahwa pelayanan inovasi
dapat berupa produk atau jasa yang baru, teknologi yang baru, teknologi proses produksi yang
baru, sistem struktur dan administrasi baru atau rencana baru bagi anggota organisasi.

Zangwill (dalam Ellitan dan Anatan 2009: 10) menguraikan bahwa inovasi merupakan
suatu hal yang penting dalam mencapai keunggulan kompetitif. Tanpa inovasi, perusahaan akan
mati. Perusahaan yang melakukan inovasi secara terus-menerus akan dapat mendominasi pasar,
dengan kreasi, model dan penampilan produk yang baru. Pada akhirnya dengan strategi inovasi
akan memunculkan keunikan produk yang sulit ditiru pesaing. Rogers dalam Suwarno, (2008: 9)
menjelaskan bahwa inovasi dalam pelaksanaannya memiliki atribut inovasi antara lain yaitu
relative advantage atau keuntungan relatif. Sebuah inovasi harus mempunyai keuntungan dan
nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang
melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakan dengan yang lain, compability atau
kesesuaian. Inovasi juga sebaliknya mempunyai sifat kompatibel atau kesesuaian dengan inovasi
yang diganti. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta merta dibuang begitu saja
selain karena alasan faktor biaya yang sedikit namun juga inovasi yang lama menjadi bagian dari
proses transisi ke inovasi baru. Selain itudapat memudahkan proses adaptasi dan proses
pembelajaran terhadap inovasi secara lebih cepat, complexity atau kerumitan. Dengan sifatnya
yang baru maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
inovasi sebelumnya.

Namun demikian karena sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik
maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah yang penting, triability atau
kemungkinan dicoba. Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai
keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama. Sehingga sebuah produk
inovasi harus melewati fase uji publik dimana setiap orang atau pihak mempunyai kesempatan
untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi, observability atau kemudahan diamati. Sebuah
inovasi harus dapat diamati dari segi bagaimana ia bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih
baik.

Salah satu pelayanan terhadap masyarakat adalah pengelolaan pendaftaran penduduk


yang merupakan tanggung jawab pemerintah kota/kabupaten, dimana dalam pelaksanaannya
diawali dari desa/kelurahan selaku ujung tombak pendaftaran penduduk, hingga setiap warga
terdaftar secara administrasi sebagai warga negara Indonesia dan sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Namun pada pelaksanaannya di
lapangan ternyata didapati berbagai kelemahan SIMDUK sebagai sebuah sistem untuk
mengelola data kependudukan, seperti sulitnya masyarakat bolak balik dalam mengurus
administrasi kependudukan ke kantor tersebut. Dalam masalah ini akhirnya Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Agam membuat sebuah aplikasi layanan
online yang disebut dengan SILETON, yaitu Sistim Informasi Layanan Elektronik Terintegrasi
Online. Pada paper yang disajikan kali ini akan dibahas mengenai bagaimana efektifitas
penggunaan aplikasi tersebut.
B. PEMBAHASAN

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah
ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai
tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat H. Emerson
yang dikutip Soewarno Handayaningrat S. (1994:16) yang menyatakan bahwa “Efektivitas
adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”.
Selanjutnya Steers (1985:87) mengemukakan bahwa: “Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu
program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan
dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang
tidak wajar terhadap pelaksanaannya. Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dapat
disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut
sudah ditentukan terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa: “Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan
seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar
persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.

Sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 pasal 7 ayat (4) huruf c,
tentang pelayanan publik, maka ditetapkan pada tahun 2014 sebagai tahun inovasi pelayanan
publik sebagai upaya memfokuskan kebijakan dan implementasi kebijakan terarah, mendalam
dan berkesinambungan dalam membangun inovasi pelayanan publik di lingkungan kementerian/
lembaga/ pemerintah daerah yang diharapkan akan mendorong percepatan pelaksanaan reformasi
birokrasi. Menurut Damanpour dalam Suwarno, (2008: 9) mengatakan bahwa pelayanan inovasi
dapat berupa produk atau jasa yang baru, teknologi yang baru, teknologi proses produksi yang
baru, sistem struktur dan administrasi baru atau rencana baru bagi anggota organisasi.

Pada pelayanan administrasi di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil)


Kabupaten Agam Sebanyak 73 unit operator nagari telah memanfaatkan aplikasi SILETON atau
Sistem Informasi Layanan Elektronik Terintegrasi Online. Dari 82 nagari hanya tersisa 9 nagari
lagi yang belum mengikuti program ini. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Agam (Kadisdukcapil), Helton sejak memimpin Disdukcapil dan meluncurkan
program sejak September 2021 hingga April 2022 ini, telah berhasil mencetak 29.846 dokumen
kependudukan masyarakat. Pelayanan tidak harus ke kantor Disdukcapil, tapi cukup dari
pemerintah nagari dan kecamatan saja. Program Sileton ini dianggap memudahkan pelayanan
masyarakat. Sebelumnya, setiap kepengurusan dokumen kependudukan sering bertumpuk di
kantor Disdukcapil ini. Padahal jarak masyarakat dari rumah mereka ke Lubuk Basung cukup
jauh.

Dalam pelaksanaan teknis penggunaan Aplikasi Sileton, operator yang telah ditunjuk di
nagari, sudah bisa membantu pelayanan berupa perubahan elemen data dan seluruh dokumen
kependudukan secara langsung. Terutama untuk Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Identitas Anak
(KIA). Selain progam Sileton, terdapat juga program jemput bola. Terutama untuk masyarakat
yang lanjut usia, disabilitas dan Orang Dalam Gangguan Jiwa atau (ODGJ). Khusus katagori ini,
aparatur menyebarkan informasi agar dapat melaporkan, dan aparatur langsung turun ke
lapangan. Melakukan pendataan dan perekaman Administrasi Kependudukan atau Adminduk ke
lokasi.

Sesuai domisili masing-masing, masyarakat sudah menggunakan layanan SILETON mengurus


adminduknya di Pemnag, kecuali perekaman dan cetak KTP dan KIA. Rata-rata ada sekitar 150
sampai 250 warga setiap harinya. Untuk saat ini perekaman KTP hanya bisa dilakukan di
Disdukcapil Agam, kantor-kantor Pemerintah Kecamatan dan kantor Perwakilan Belakang Balok
Bukittinggi. Khusus mencetak KTP-E dan KIA, selain hanya di Disdukcapil Agam, bagi
masyarakat wilayah Agam Timur bisa juga datang ke Kantor Perwakilan Belakang Balok
Bukittinggi mencetaknya, jadi saat ini, pelayanan SILETON di masing-masing Pemnag hanya
bisa melakukan pengajuan permohonan layanan KTP-E dan adminduk lainnya.

Terobosan yang dilakukannya sejak tahun lalu itu, tujuannya agar masyarakat lebih praktis
mengurusnya dan antrian layanan adminduk di Dinas Dukcapil Agam tidak ramai seperti dulu.
Layanan SILETON ini selain cepat dan mudah selesai, masyarakat pun sudah tidak terbebani
biaya lagi karena tidak perlu datang langsung ke kantor Disdukcapil di Lubuk Basung. Hingga
sekarang sudah 25.297 permohonan layanan adminduk masyarakat di 71 nagari masuk lewat
layanan SILETON dan dari sebanyak itu 22.708 sudah diproses. Bayangkan, jika 25.297 layanan
adminduk masyarakat itu harus diurus mereka ke Disdukcapil Agam di Lubuk Basung dan
anggap mereka rata-rata berbiaya Rp100 ribu, jika dikalikan dengan 25.297 warga, sebanyak
Rp25 Milyar lebih uang dihematkan untuk itu. Walau kebijakan ini sudah lama diberlakukan,
namun masih banyak masyarakat yang belum tahu, sehingga masih ada yang datang mengurus
langsung ke Dinas Dukcapil Agam.
C. KESIMPULAN

Inovasi merupakan suatu hal yang penting dalam mencapai keunggulan kompetitif. Tanpa
inovasi, perusahaan akan mati. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memberikan
kesimpulaan bahwa penerapan inovasi pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil (Dukcapil) Kabupaten Agam yang telah membuat sebuah aplikasi layanan online yang
disebut dengan SILETON, yaitu Sistim Informasi Layanan Elektronik Terintegrasi Online,
dianggap sudah cukup baik dalam melakukan perannya. Dimana biasanya pada kantor Dukcapil
tersebut terdapat antrian panjang, nmaun sekarang sudah sangat berkurang. Terobosan yang
dilakukan sejak tahun lalu itu, tujuannya agar masyarakat lebih praktis mengurusnya dan antrian
layanan adminduk di Dinas Dukcapil Agam tidak ramai seperti dulu. Inovasi Sileton telah teruji
dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan KTP konvensional,
observability , inovasi pelayanan Sileton dapat diamati oleh seluruh lapisan masyarakat, baik dari
lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah, pihak swasta, maupun organisasi-organisasi
aktif.
DAFTAR PUSTAKA

Moenir, A.S. 2006.Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara.

Napitupulu, Paimin. 2007. Pelayanan publik dan Customer Satisfaction. Bandung:


Alumni.

Suwarno, Yogi. 2008. Inovasi Di Sektor Publik. Jakarta: STIA LAN Press.

Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Republik Indonesia, Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Republik Indonesia.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi


Kependudukan.

Anda mungkin juga menyukai