Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PPKN

Disusun oleh:
Nama:Galang Yogi Saputra
Kelas :X 12 IPS
Absen:11
Kata pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Mahasempurna,yang telah
melimpahkan kekuatan dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah ini
dapat kami selesaikan tanpa kendala yang berarti. Tidak lupa terima kasih kami
ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan,bantuan
maupun masukan.
Maakalah ini disusun berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar
dengan memperlihatkab kejelasan dan kesantunan berbahasa. Materi dan
tugas/kegiatan dalam makalah ini mengaci pada pengetahuan dan
keterampilan yang telah ditetapkan demi tercapainya tujuan belajar.
Semoga buku ini dapat diterima dan memberikan manfaat yang besar serta
dapat menjadi sarana belajar yang utama.
Demikian kata pengantar dari saya bila ada salah kata mohin dimaafkan

Terimakasih....
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh...
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................................3
Bab 1 Nilai-Nilai pancasila dalam kerangka
praktik penyelenggaraan
pemerintahan negara.....................................................................................4
A.Sistem pembagian kekuasaan
Negara Republik Indonesia................................................................................5
B. Kedudukan dan Fungsi kementerian dan lembaga
Pemerintah Non Kementrian............................................................................6
C. Nilai-Nilai pancasila dalam
Penyelenggaraan pemerintahan........................................................................7
Bab 2 Ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara...........................................9
A. Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.......................................................................................9
B. Kedudukan Warga Negara dan
Penduduk Indonesia....................................................................................9
C. Kemerdekaan Beragama dan
Berkepercayaan di Indonesia......................................................................10
D. Sistem Pertahanan dan Keamanan
Negara Republik Indonesia.........................................................................10
Bab 3 Kewenangan Lembaga-Lembaga Negara Menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945...................................................................................................10
A. Suprastruktur dan Infrastruktur
Politik..........................................................................................................10
B. Lembaga-Lembaga Negara Menurut
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945..................................................................11
C. Tata kelola pemerintahan yang Baik
(Good Governance).....................................................................................12
D. Partisipasi Warga Negara dalam sistem
Politik di Indonesia......................................................................................13
Bab 4 Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah
Pusat dan Daerah.........................................................................................14
A. Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam
Konteks NKRI................................................................................................14
B. Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat.....................................................17
C. Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah..................................................18
D. Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah
Pusat dan Daerah.........................................................................................21
BAB I
A. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia
Sistem pemerintahan Indonesia tidak menganut sistem
negara manapun. Sistem pemerintahan Indonesia memiliki sistem khas
menurut kepribadian bangsa Indonesia
1.Macam-Macam Kekuasaan Negara
Negara adalah suatu organisasi yang meliputi wilayah,
sejumlah rakyat,dan mempunyai kekuasaan berdaulat. Kekuasaan
adalah hak dan
kewenangan serta tabggung jawab untuk mengelola tugas tertentu.
Macam-macam kekuasaan menurut pendapat para ahli sebagai berikut.
a.John Locke
John Locke beranggapan bahwa kekuasaan negara harus dibagi
dalam tiga kekuasaan yang terpisah-pisah. Kekuasaan negara menurut
John Locke sebagai berikut.
1) Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan membuat peraturan dan
undang undang.
2) Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan melaksanakan undang-undang
dan didalamnya termasuk kekuasaan mengadili (menurut John
Lock,mengadili termasuk dalam pelaksanaan undang-undang).
3) Kekuasaan federatif adalah kekuasaan yang meliputi segala tindakan
untuk menjaga keamanan negara dalam hubungan dengan negara
lain,seperti membuat aliansi (hubungan luar negeri)
b.Montesquie
Monhtesquie mengemukakan bahwa kekuasaan negara dibagi
dalam tiga kekuasaan yang terpisah-pisah yaitu sebagai berikut.
1) Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan membentuk undang-undang.
2) Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan menjalankan undang-undang.
3) Kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan mengadili pelanggaran
undang-undang.
Menurut Montesquie,ketiga kekuasaan tersebut harus terpisah satu
sama lain,baik mengenai tugasmaulun perlengkapan nya.
2.Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia
Mekanisme pembagian kekuasaan di Indonesia diatur sepenuhnya di dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahub 1945.
a.Pembagian Kekuasaan secara Horizontal
Pembagian kekuasaan secara horizontal adalah pembagian kekuasaan
menurut pembedaan fungsi lembaga-lembaga tertentu (legislatif, eksekutif,dan
yudikatif). Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945,secara horizontal pembagian kekuasaan negara dilakukan pada tingkatan
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah.
1) Kekuasaan konstitutif,yaitu kekuasaab untuk mengubah dan menetapkab
Undang-Undang Dasar yang dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
2) Kekuasaab eksekutif,yaitu kekuasaan untuk menjalankan undang-undang dan
penyelenggaraan pemerintahan negara yang dipegang oleh presiden.
3) Kekuasaan legislatif,yaitu kekuasaab untuk membentuk undang-undang yang
dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
4) Kekuasaab yudikatif atau disebut kekuasaab kehakimab,yaitu kekuasaan untuk
menyelenggarakab peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan yang
dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.
5) Kekuasaan eksaminatif/inspektif,yaitu kekuasaan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dab tanggung jawab tentang
keuangan negara yang dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
6) Kekuasaan moneter,yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter,mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,serya
memelihara kesetabilan nilai rupiah yang dijalankan oleh Bank Indonesia.
Pembagian kekuasaan negara secara horizontal dalam tugas dan wewenang
nya saling terpisah dan mandiri. Artinya,tidak saling mencampuradukkab dalam
keputusannya.
b.Pembagian Kekuasaan secara Vertikal
Pembagian kekuasaan secara vertikal l,yaitu pembagian kekuasaan antara
beberapa tingkatan pemerintahan. Dalam pemerintahan Indonesia,hal tersebut
dilaksanakan antara hubungan pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah.
Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai akibat diterapkannya
asas desentralisasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Lembaga-Lembaga Negara sesuai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Lembaga-lembaga negara di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai berikut.
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) merupakan lembaga tingginegara di
Indonesia.
b. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merupakan lembaga negara yang berfungsi
sebagai penyalur aspirasi rakyat yang berkedudukan di tingkat pusat.
c. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakab lembaga perwakilan daerah yang
berkedudukan sebagai lembaga negara.
d. Presiden merupakab lembaga negara yang memegang kekuasaan
eksekutif,artinya Presiden mempunyai kekuasaab untum menjalankan
pemerintahan.
e. Mahkamah Agung adakah lembaga negara yang memegang kekuasaab
kehakiman yang merdeka dan bebas dari campur tangan kekuasaan lainnya.
f. Mahkamah konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang
melaksanakan tugas di bidang kekuasaan kehakiman sesuai dengan amanat
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
g. Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan
hakim agung.
h. Badan Pemeriksa keuangan (BPK) merupakan lembaga negara yang bebas dan
mandiri,artinya pelaksanaan tugas badan ini tidak dicampuri atau
dipengaruhi,baik oleh lembaga,badan negara, masyarakat, maupun
perseorangan

B.Kedudukan dan Fungsi Kementrian dan Lembaga Pemerintah Non


Kementrian
Pemerintahan pusat dilaksanakan oleh lembaga eksekutif,yaitu
presiden,wakil presiden,kementrian negara,dan lembaga pemerintah
nonkementrian.
1.Dasar Hukum Kementerian Negara Republik Indonesia
Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara dalam menjalankan
kekuasaan pemerintahan. Kementrian berkedudukan di Ibu Kota Negara
Republik Indonesia. Menurut UU No. 39 Tahun 2008 tentang kementrian
negara ,kementrian adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan
tertentu dalam pemerintahan.
2.Klasifikasi Kementrian Negara Republik Indonesia
Jumlah seluruh kementrian maksimal 34 kementrian. Menurut
peraturan presiden Nomor 67 Tahun 2019 Tentang penataan tugas dan fungsi
kementrian Negara kabinet Indonesia maju periode tahun 2019-2024.
3.Lembaga Pemerintah Nonkementrian
Lembaga pemerintahan negara dibawah Presiden ada dua
macam,yaitu lembaga kementrian yang dipimpin oleh menteri dan
nonkementrian yang dipimpin seorang kepala atau ketua. Hubunngan
fungsional antara kementrian dan lembaga pemerintah nonkementerian
dilaksanakan secara sinergis sebagai satu sistem pemerintahan dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai peraturan perundang-
undangan.
Lembaga Pemerintah Non-Kementrian (LPNK) adalah lembaga negara di
Indonesia yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
tertentu yang tidak dilaksanakan oleh kementrian/instansi,bersifat
nasional,strategis,lintas kementerian/instansi,lintas sektor,dan lintas wilayah.
C.Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Pancasila merupakan pedoman bagi pembentukan hukun
nasional,kegiatan penyelenggaraan negara,pastisipasi warga negara,serta
pergaulan antarwarga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1.Sistem Nilai dalam Pancasila


Sesuatu dapat dikatakan mempunyai nilai apabila sesuatu itu
berguna,benar atau tidak benar,indah atau nilai estestis,baik atau nilai
moral/etis,serta religius/nilai agama.Prof. Dr Mr. Notonagoro membagi nilai
sebagai berikut.
a. Nilai materiil,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia
sehingga bisa menyatakan bahwa itu baik/tidak baik,berguna/tidak
berguna,artinya dapat dikatakan mempunyai nilai.
b. Nilai vital (penting),yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat mengadakan kegiatan atau untuk aktivitas,misalnya
pakaian,makanan,dan rumah.
c. Nilai kerohanian,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia,misalnya agama atau ibadah.
2.Implementasi Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
Pancasila merupakan falsafah negara. Pancasila digunakan sebagai dasar
mengatur pemerintahan negara dan penyelenggaraan negara. Pancasila
sebagai nilai mengandung serangkaian nilai,yaitu
ketuhanan,kemanusiaan,peraturan,dan keadilan.
a.Pengalaman secara Objektif
Pengalaman secara objektif adalah dengan melaksanakan peraturan
perundang-undangan yang berlandaskan pada pancasila.
b.Pengamalan secara Subjektif
Pengamalan secara subjektif adalah dengan menjalankan nilai-nilai
pancasila secara pribadi dalam bersikap dan bertingkah laku pada kehidupan
berbangsa dan bernegara.
3.Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
Nilai-nilai dalam pancasila menjadi dasar atau landasan bagi kehidupan
bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara. Nilai-nilai dalam pancasila
merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh.
a.Nilai-Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa menunjukkan nilai bahwa negara
mengakui dan melindungi kemajemukan agama di Indonesia. Negara
mendorong warganya untuk membangun negara dan bangsa berdasarkan
nilai-nilai ketuhanan.
1) Bangsa Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing
2) Memberikan kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan yang
diyakini tetapi bukan berarti boleh tidak memilih agama.
3) Membina kerukunan hidup antara sesama unat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing
5) Tidak memaksakan Suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa Kepada orang lain.
b.Nilai-Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Kemanusiaan yabg adil dan beradab berarti menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaandan mengajarkan untuk menghormati harkat dan martabat
manusia dan menjamin hak-hak asasi manusia.
c.Nilai-Nilai Persatuan Indonesia
Indonesia merupakan negara kebangsaan. Bangsa Indonesia yang
memiliki keheterogenan suku,adat istiadat,bahasa daerah,dan agama mampu
membangun sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d.Nilai-Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Sila keempat pancasila menghendaki adanya musyawarah mufakat.
Artinya,bahwa persoalan yang menyangkut kepentingan umum hendak nya
diselesaikan dengan cara musyawarah. Musyawarah mufakat merupakan cara
terbaik bagu bangsa Indonesia untuk menyelesaikan segala persoalan bangsa.
e.Nilai-Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila Keadilan sosial bagu seluruh rakyat Indonesia menunjukkan bahwa
manusia Indonesia menyadaru hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial dalam masyarakat Indonesia.
BAB II
A. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Wilayah negara merupakan ruang batas negara dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek administratif dab fungsional. Wilayah
Indonesia sangat luas,meliputi daratan,lautan,dab udara.
1.Memetakan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pasal 25A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menjelaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah
negara kepulauan yabg berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan
hak-hak nya ditetapkan dengan undang-undang.
Wilayah Indonesia berdasarkan konferensi meja bundar (KMB) pada
tanggal 27 Desember1949 yang ditandatangani oleh pemerintah negara
Indonesia dan pemerintah negara Belanda,meliputi seluruh daerah bekad
jajahan Hindia Belanda.
2.Batas-Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia memiliki wilayah laut yang lebih luas dari daratan.Beberapa batas
batas wilayah Indonesia.
a. Sebelah utara
Berbatasan dengan Malaysia,Singapura,Thailand,Vietnam,dan Filipina
b. Sebelah Barat
Berbatasan dengan samudra Hindia dan perairan negara India.
c. Sebelah Timur
Berbatasan dengan papua Nugini dan perairan Samudra Pasifik.
d. Sebelah Selatan
Berbatasan dengan perairan dan daratan
B.Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia
Warga negara sebagai penduduk negara memiliki arti penting bagi negara
Sebagai anggota dari negara maka warga negara memiliki hubungan atau
ikatan dengan negara. Hubungan antara warga negara dengan negara
terwujud dalam identitas, partisipasi, dan aneka bentuk hak dan kewajiban
antara keduanya.
C.Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan di Indonesia
Setiap manusia bebas memilih, melaksanakan ajaran agama menurut
keyakinan dan kepercayaannya. Dalam hal ini tidak boleh dipaksa oleh siapa
pun, baik itu oleh pemerintah, pejabat agama, masyarakat, maupun orang tua
sendiri. Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan muncul dikarenakan
secara prinsip tidak ada tuntunan dalam agama apa pun yang mengandung
paksaan atau menyuruh penganutnya untuk memaksakan agamanya kepada
orang lain, terutama terhadap orang yang telah menganut salah satu agama.
Keberagaman dalam kehidupan beragama di Indonesia, artinya bahwa
penduduk Indonesia memeluk agama yang berbeda-beda dalam
kehidupannya. Kebebasan beragama merupakan salah satu hak yang paling
asasi di antara hak-hak asasi manusia karena kebebasan beragama itu langsung
bersumber kepada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Semua
warga negara Indonesia mendapatkan kesempatan yang sama untuk
menjalankan segala aktivitasnya dalam beragama.

D.Sistem Pertahanan Dan Keamanan NRI


Salah satu fungsi pemerintah adalah pengaturan dan penyelenggaraan
segenap upaya untuk menjamin keberadaan bangsa dan negara serta
keutuhan wilayah Indonesia melalui pemeliharaan dan peningkatan keamanan
nasional yang dilaksanakan dengan penyelenggaraan pertahanan dan
keamanan negara.
1. Substansi pertahanan dan keamanan NRI.
2. Kesadaran bela negara dalam konteks sistem pertahanan dan keamanan
negara.
3. Upaya pertahanan dan keamanan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III
A.Suprastruktur dan infrastruktur politik

1.Suprastruktur politik
Suprastruktur politik adalah struktur politik pemerintahan yang
berkaitan dengan lembaga-lembaga negara yang ada serta hubungan
kekuasaan antara lembaga satu dengan lainnya. Suprastruktur suatu negara
dapat diketahui dari Undang-Undang Dasar dan peraturan perundangan
lainnya. Bagi negara Republik Indonesia, suprastruktur politik dilaksanakan
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Suprastruktur politik menurut sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia yang berdasarkan pada Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 adalah Presiden, MPR, DPR, DPD, BPK, Mahkamah
Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial. Suprastruktur politik
bertugas dalam menjalankan output sistem politik.

2.Infrastruktur politik
Infrastruktur politik adalah suasana kehidupan politik rakyat yang
berhubungan dengan kehidupan lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
kegiatannya dapat memengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap kebijakan lembaga-lembaga kenegaraan dalam menjalankan fungsi
serta kekuasaannya masing masing untuk menyalurkan aspirasi dan
kepentingan rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Infrastruktur politik sering disebut sebagai bangunan bawah, atau mesin politik
informal atau mesin politik masyarakat yang terdiri atas berbagai kelompok
yang dibentuk atas dasar kesamaan sosial, ekonomi, kesamaan tujuan, serta
kesamaan lainnya.

B.Lembaga-lembaga Negara Menurut Undang-undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Berdirinya lembaga-lembaga negara berpedoman pada Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Lembaga-lembaga negara dalam
sistem pemerintahan di Indonesia memiliki tugas dan kewenangan masing-
masing.
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
4. Presiden
5. Mahkamah Agung(MA)
6. Mahkamah Konstitusi(MK)
7. Komisi Yudisial (KY)
8. Badan Pemeriks Keuangan (BPK).
C.Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Prinsip-Prinsip
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik
Tata kelola pemerintahan disebut juga good governance. Secara
umum, arti good governance adalah segala sesuatu yang terkait dengan
tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau
memengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada dasarnya, good governance adalah pemerintah demokrasi yang
transparan Agar dapat terlaksana dengan baik maka good governance perlu
pengawasan oleh lembaga perwakilan yang legitimasi, di samping pengawasan
langsung dari masyarakat atau pers dan masyarakat sendiri bahkan oleh suatu
lembaga independen yang diakui. Beberapa pendapat atau pandangan tentang
wujud pemerintahan yang baik (good governance).

2. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik


UNDP mengemukakan bahwa karakteristik atau prinsip-prinsip yang harus
dianut dan dikembangkan dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan yang
baik mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. 1.Partisipasi (participation), artinya keikutsertaan masyarakat dalam
proses pembuatan keputusan, kebebasan berserikat dan berpendapat,
serta berpartisipasi secara konstruktif.
2. Aturan hukum (rule of law), artinya hukum harus adil tanpa pandang
bulu.
3. Transparan (transparency), artinya adanya kebebasan aliran informasi
sehingga mudah diakses masyarakat.
4. Daya tanggap (responsivenes), artinya proses yang dilakukan setiap
institusi
5. Diupayakan untuk melayani berbagai pihak (stakeholder).
6. Berorientasi konsensus (consensus oriented), artinya bertindak sebagai
mediator bagi kepentingan yang berbeda untuk mencapai kesepakatan.

7. Asas-Asas, Pemerintahan Yang Baik


a. Asas kepastian hukum, yaitu mengutamakan peraturan
perundangan, kepatutan, dan keadilan sebagai dasar setiap
kebijakan penyelenggara negara.
b. Asas tertib penyelenggara negara, yaitu mengedepankan
keteraturan, keserasian,dan keseimbangan sebagai landasan
penyelenggaraan negara. Asas kepentingan umum, yaitu
mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara
c. Yang aspiratif, akomodatif, dan selektif. Asas keterbukaan, yaitu
membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
d. Informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif, serta tetap
memperhatikan per lindungan terhadap hak asasi pribadi.
e. Asas proporsionalitas, yaitu mengutamakan keseimbangan antara
hak dan kewa jiban penyelenggara negara.
f. Asas profesionalitas, yaitu mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik peraturan yang berlaku.
g. Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan penyelenggara negara
dan hasilnya harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi sesuai peraturan yang
berlaku.

D.Partisipasi Warga negara dalam Sistem Politik di Indonesia


Warga negara atau masyarakat merupakan komponen penting
dalam sistem politik. Setiap warga negara dapat berpartisipasi dalam
sistem politik. Partisipasi masyarakat dilakukan untuk mengontrol
pemerintah sebagai lembaga negara yang mengatur kehidupan
berbangsa dan bernegara.
1.Bentuk-bentuk partisipasi politik
a.kegiatan pemilihan
b.lobi
c.kegiatan organisasi
d.contacting
e.tindakan kekerasan (violence)

partisipasi politik dibedakan menjadi dua bentuk konvensional dan


non-konvensional yaitu:
a.partisipasi politik secara konvensional
1).diskusi politik
2). Membentuk dan bergabung dalam
Organisasi
3). Komunikasi personal
4). Memberikan suara
5). Mengikuti kegiatan kampanye
b.partisipasi politik secara non konvensional
1)Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan
membawa atribut-atribut yang berupa spanduk bertuliskan pernyataan protes,
meneriakkan slogan-slogan, dan melakukan long march.
2) Pembangkangan Tanpa Ada Kekerasan Cara ini merupakan suatu bentuk
partisipasi politik yang dilakukan oleh sekelompok orang atau masyarakat
mengenai suatu tindakan atau kebijakan dari pemerintah yang dilakukan tanpa
kekerasan. Perlawanan yang dilakukan pada umumnya berbentuk
ketidaktaatan, misalnya menolak membayar pajak.
3) Mogok Kerja Tindakan ini dilakukan dengan cara menghentikan kerja secara
bersama sama oleh sekelompok pekerja Istilah mogok ini pada umumnya
berhubungan dengan masalah perekonomian, seperti mogok kerja. Contohnya,

Sejumlah karyawan pada perusahaan melakukan mogok kerja untuk mencapai


tujuannya, yaitu kenaikan gaji.
2.Peran Serta Warga Negara Dalam Sistem Politik Di Berbagai Lingkungan
1). Lingkungan Keluarga
2). Lingkungan Sekolah
3). Lingkungan Masyarakat
4). Lingkungan Barigsa dan Negara

BAB IV
A.Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam konteks NKRI

1.Makna desentralisasi dan otonomi daerah


Otonomi daerah tidak terlepas dari konsep desentralisasi karena otonomi
adalah salah satu perwujudan desentralisasi. Otonomi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu kata “autos” yang berarti sendiri dan “nomos” yang berarti
aturan. Otonomi berarti pengundangan sendiri, mengatur, atau memerintah
sendiri. Jadi, otonomi dapat diartikan sebagai kemerdekaan dan kebebasan
menyelenggarakan pemerintahan.
Istilah desentralisasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu de yang artinya lepas
dan centerum yang artinya pusat. Desentralisasi dapat diartikan sebagai
sesuatu hal yang terlepas dari pusat. Menurut UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan
oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi.

2.Otonomi Daerah dalam konteks NKRI


Daerah Indonesia dibagi menjadi beberapa daerah provinsi. Setiap daerah
provinsi dibagi lagi menjadi daerah kabupaten atau kota. Setiap daerah
provinsi, kabupaten, dan kota memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan
daerah
Provinsi, kabupaten, dan kota berada di bawah pemerintahan pusat. Agar
pemerintah daerah tidak bergantung pada pemerintah pusat maka
dikembangkanlah konsep otonomi daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah berpedoman pada konstitusi negara (hukum
dasar) yang tertulis, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan
Pasal 18 Ayat (1) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berbunyi “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah
provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas daerah kabupaten dan kota, yang
tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota mempunyai pemerintahan daerah,
yang diatur dengan undang-undang”.
Menurut UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa
otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3.Keuntungan dan kelemahan penerapan otonomi daerah keuntungan:


Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di pusat pemerintahan.
Dalam menghadapi masalah yang amat mendesak dan membutuhkan
tindakan cepat sehingga daerah tidak perlu menunggu instruksi dari
pemerintah pusat.
Dalam sistem desentralisasi, dapat diadakan pembedaan (diferensial)
dan peng khususan (spesialisasi) yang berguna bagi kepentingan tertentu.
Khususnya de sentralisasi teritorial, dapat lebih mudah menyesuaikan diri pada
kebutuhan atau keperluan khusus daerah.
Kelemahan:
a. Besar nya organ-organ pemerintahan mengakibatkan struktur
pemerintahan bertambah kompleks, yang mempersulit koordinasi.
b. Keseimbangan dan keserasian antara bermacam-macam kepentingan
dan daerah
c. Khusus mengenai desentralisasi teritorial, dapat mendorong timbulnya
daerahisme atau provinsialisme.
d. Keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lama karena
memerlukan perun dingan yang bertele-tele.
e. Dalam penyelenggaraan desentralisasi, diperlukan biaya yang lebih
banyak dan sulit untuk memperoleh keseragaman atau uniformitas dan
kesederhanaan.

4.Nilai, Dimensi dan prinsip otonomi daerah.


Nilai Otonomi Daerah:
a. Nilai unitaris diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak
mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat
negara (eenheidstaat), yang berarti kedaulatan yang melekat pada
rakyat, bangsa, dan negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di
antara kesatuan-kesatuan pemerintahan.
b. Nilai dasar desentralisasi teritorial yang bersumber dari isi dan jiwa Pasal
18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Berdasarkan nilai ini pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik
desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan.

Dimensi Otonomi Daerah:


a. Dimensi politik, yaitu kabupaten/kota dipandang kurang mempunyai
fanatisme kedaerahan sehingga risiko gerakan separatisme dan peluang
berkembangnya aspirasi federalis relatif minim.
b. Dimensi administratif, yaitu penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan kepada masyarakat relatif dapat lebih efektif.
c. Kabupaten/kota adalah daerah ujung tombak pelaksanaan
pembangunan sehingga kabupaten/kotalah yang lebih tahu kebutuhan
dan potensi rakyat di daerahnya.

Prinsip Otonomi Daerah:


a. Prinsip otonomi yang luas adalah keleluasaan daerah untuk
menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup semua bidang
pemerintahan, kecuali kewenangan di bidang politik luar negeri,
pertahanan keamanan, peradilan moneter dan fiskal, agama, serta
kewenangan bidang lainnya yang akan ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.
b. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani
urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan
kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh,
hidup, dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah.
c. Prinsip otonomi bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam
penyelenggaraannya harus benar-benar berjalan dengan tujuan dan
untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

B.Kedudukan pemerintah pusat


Pemerintah mempunyai tugas menjalankan pemerintahan untuk
mencapai tujuan nasional. Dalam penyelenggaraan desentralisasi,
mensyaratkan adanya pembagian urusan pemerintahan antara
pemerintah pusat dengan daerah otonomi. Pembagian urusan
pemerintahan tersebut didasarkan pemikiran bahwa selalu terdapat
berbagai urusan pemerintahan yang sepenuhnya atau tetap menjadi
kewenangan pemerintah pusat

2.Peran pemerintah pusat


1).fungsi layanan
Fungsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat dengan cara tidak ada pembedaan perlakuan terhadap
sesama warga negara dan tidak memberatkan serta dengan kualitas
yang sama.
2).fungsi pengaturan
Fungsi ini dilakukan pemerintah berlaku bagi seluruh rakyat
Indonesia tanpa terkecuali, termasuk pemerintah itu sendiri.
3).fungsi pemberdayaan
Fungsi ini dijalankan pemerintah dalam rangka pemberdayaan
masyarakat. Masyarakat tahu, menyadari diri, dan mampu memilih
alternatif yang baik untuk mengatasi atau menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya. Pemerintah dalam fungsi ini hanya sebagai fasilitator dan
motivator untuk membantu masyarakat menemukan keluar dalam
menghadapi setiap persoalan hidup.
C. Kedudukan dan peran pemerintah daerah

1. Kewenangan Pemerintah Daerah


Pemerintah daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Dalam
penyelenggara pemerintahan daerah, baik provinsi, kabupaten, maupun
kota terdiri atas kepala daerah dan DPRD, serta dibantu oleh perangkat
daerah.

2.Daerah khusus, daerah istimewa,dan otonomi khusus


A. Daerah khusus ibu kota Jakarta
Provinsi DKI Jakarta sebagai satuan pemerintahan yang bersifat khusus
dalam kedudukannya sebagai ibu kota negara kesatuan republik
Indonesia dan sebagai daerah otonom memiliki fungsi dan peran penting
dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan negara kesatuan
republik Indonesia.

B. Daerah istimewa Yogyakarta


Daerah istimewa Yogyakarta (DIY) adalah daerah provinsi yang
mempunyai keistimewaan dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
dalam kerangka negara kesatuan republik Indonesia. Keistimewaan
kedudukan yang dimiliki oleh DIY adalang wewenang tambahan tertentu
yang dimiliki DIY selain wewenang sebagaimana ditentukan dalam undang-
undang tentang pemerintahan daerah.pengakuan keistimewaan provinsi
DIY juga didasarkan pada peranannya dalam sejarah perjuangan nasional.

C. Provinsi aceh
Aceh merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa da
diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dalam sistem dan prinsip negara
kesatuan republik Indonesia.

D. Otonomi khusus Papua


Otonomi khusus bagi provinsi Papua adalah kewenangan khusus yang
diakui dan diberikan kepada provinsi Papua, termasuk provinsi-provinsi
hasil pemekaran dari provinsi Papua,untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi dan hak-hak dasar masyarakat papua.

3.Perangkat daerah sebagai pelaksana Otonomi Daerah


a.Sekretariat Daerah
Sekretariat daerah dipimpin oleh sekretaris daerah Sekretaris daerah mempu
nyai tugas membantu kepala daerah dalam penyusunan kebijakan dan
pengoordi nasian administratif terhadap pelaksanaan tugas perangkat daerah
serta pelayananadministratif Dalam pelaksanaan tugasnya, sekretaris daerah
bertanggung jawab kepada kepala daerah.

b.Sekretaria DPRD
Sekretariat DPRD dipimpin oleh sekretaris DPRD Sekretaris DPRD mempunyai
tugas sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan
2) Menyelenggarakan administrasi keuangan.
3) Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD
4) Menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD
Dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan kebutuhan.

Sekretaris DPRD dalam melaksanakan tugasnya secara teknis operasional


bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif
bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.
c.Inspektorat
Inspektorat daerah dipimpin oleh inspektur Inspektorat daerah mempunyai
tugas membantu kepala daerah membina dan mengawasi pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh
perangkat daerah. Inspektorat daerah dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.

d.Dinas
Dinas dipimpin oleh seorang kepala. Kepala dinas mempunyai tugas membantu
kepala daerah melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah. Kepala dinas dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.

e.Badan
Badan dipimpin oleh seorang kepala. Kepala badan mempunyai tugas
membantu kepala daerah melaksanakan fungsi penunjang urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Kepala badan dalam
melaksanakan tugasnya ber tanggung jawab kepada kepala daerah melalui
sekretaris daerah.

f.Kecamatan
Kecamatan dipimpin oleh seorang kepala kecamatan yang disebut camat yang
ber ada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/wali kota melalui
sekretaris daerah.

4.Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)


DPRD terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih
melalui pemilihan umum. DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah
yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah daerah.

5.Proses Pemilihan Kepala Daerah


Proses pemilihan kepala daerah dan wakil daerah dipilih dalam satu
pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis melalui pemilihan umum
berdasarkan asas langsung,umum,bebas, rahasia, dam adil.
6.Peraturan Daerah
Peraturan daerah dibedakan menjadi dua,yaitu peraturan daerah provinsi
dan peraturan daerah kabupaten/kota. Peraturan daerah provinsi adalah
peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan
bersama kepala daerah (gubernur). Materi muatan peraturan daerah adalah
seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan
tugas pembantuan.peraturan daerah kabupaten/kota adalah peraturan
perundang-undangan yang dibentuk oleh dewan perwakilan rakyat daerah
dengan persetujuan bersama kepala daerah (bupati/wali kota).

7.Keuangan Daerah
Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan berjalan dengan
optimal apabila diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yang
cukup kepada daerah. Semua sumber keuangan yang melekat pada setiap
urusan pemerintah yang diserahkan kepada daerah menjadi sumber keuangan
daerah. Menurut UU No.23 Tahun 2014 Pasal 285, sumber pendapatan daerah
terdiri atas sebagai berikut:
a. Pendapatan asli daerah (PAD)
b. Pendapatan asli daerah ini berasal hasil lajak daerah,hasil retribusi
daerah,hasil pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan, jasa, dan
lain lain PAD yang sah.
c. Pendapatan transfer

Pendapatan transfer dapat dibedakan menjadi dua, yaitu transfer pemerintah


pusat dan transfer antar daerah. Pendapatan transfer pemerintah pusat terdiri
atas dana perimbangan, dana otonomi khusus,dana keistimewaan,dan dana
desa.

D.Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan


daerah

1.Hubungan Struktural Pemerintahan Pusat dan Daerah


Hubungan struktural merupakan suatu hubungan yang membagi tugas, hak,
dan kewajiban masing-masing yang saling berkaitan. Dalam kaitannya dengan
pelaksanaan desentralisasi di Indonesia menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indone sia Tahun 1945, daerah otonom merupakan bagian
dari pemerintah pusat yang diberi wewenang untuk mengatur rumah
tangganya. Hal itu berarti, daerah otonom bukanlah negara federal yang
mempunyai kedaulatan layaknya di negara yang berbentuk serikat.
2. Hubungan Fungsional Pemerintahan Pusat dan Daerah
Hubungan fungsional menyangkut atas pembagian tugas dan kewenangan
yang harus dijalankan oleh pemerintahan pusat dan daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). Pembagian
tugas, wewenang, dan kewajiban pemerintahan daerah pada dasarnya
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai