Anda di halaman 1dari 12

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI : MENGGAMBAR DAN MEWARNAI


PADA KLIEN DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG NAKULA RSUD BANYUMAS

Disusun Oleh :

1. DIAN WARDANI (210104028)


2. MAUDWI EHNIS SWIHASNIKA (210104065)
3. REZA WARDANA SAFITRI (210104081)
4. RIZQIANA DWI AMBARWATI (210104087)
5. WIWIT ARIF HIDAYAT (210104111)

PRAKTEK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN JIWA


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
TAHUN 2021/2022
A. TOPIK
Terapi Aktivitas Kelompok Menggambar Dan Mewarnai
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan persepsi sensori halusinasi
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi menggambar
dan mewarnai diharapkan klien mampu mengontrol halusinasinya.
b. Tujuan Khusus
1. Klien mampu mengidentifikasi masalah

2. Klien dapat berlatih mematuhi peraturan

3. Klien dapat meningkatkan interaksi dengan klien lain

4. Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok

5. Klien dapat mengungkapkan pengalamanya yang menyenangkan

6. Klien dapat menyatakan perasaan tentang terapi aktivitas kelompok

7. Klien mampu mengontrol halusinasinya.


D. LANDASAN TEORI
1) HALUSINASI
a. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah pengalaman panca indra tanpa adanya rangsangan
stimulus, misalnya penderita mendengar suara bisikan di telinganya padahal
tidak ada sumber dari suara bisikan itu, (Hawari, 2001).
Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah,
(Stuart, 2007). Sedangkan pengertian halusinasi menurut (Izzudin, 2006)
halusinasi adalah sensasi panca indra tanpa adanya rangsangan. Klien
merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskpun
tidak ada sesuatu rangsang yang tertuju pada kelima panca indra tersebut.
b. Tanda Gejala
a. Bicara, senyum, tertawa sendiri
b. Mengatakan mendengarkan suara, melihat, mengecap, menghirup
(mencium) dan merasa suatu yang tidak nyata
c. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
d. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan hal yang tidak nyata
e. Tidak dapat memutuskan perhatian atau kosentrasi
f. Sikap curiga dan saling bermusuhan
g. Pembicaraan kacau, kadang tak masuk akal
h. Menarik diri, menghindar dari orang lain
i. Sulit membuat keputusan
j. Ketakutan
k. Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri : mandi, sikat gigi, ganti
pakaian, berhias yang rapi
l. Mudah tersinggung, jengkel, marah
m. Menyalahkan diri dan oran lain
n. Muka marah kadang pucat
o. Ekspresi wajah tegang
p. Nafas terengah-engah
c. Jenis Halusinasi
a) Halusinasi pendengaran
Ditandai dengan mendengar suara terutama suara orang, biasanya klien
mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang
dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b) Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam nentuk
pancaran cahaya, gambaran geometric, gambaran kartun serta panorama
yang luas dan komplek.

c) Halusinasi penghidu
Ditandai dengan adanya bau busuk, amis, dan bau yang menjijikan
seperti : darah, urine atau feses. Kadang-kdang terhirup bau harum,
biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dimensia.

d) Halusinasi peraba
Ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang
terlihat. Contoh : merasakan senasasi listrik datang dari tanah, benda
mati atau orang lain.

e) Halusinasi pengecap
Ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikan
f) Halusinasi sinestetik
g) Ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui
vena atau arteri, makanana dicerna atau pembentukan urine.
d. Fase halusinasi
a. Comforting
Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas sedang, kesepian,
rasa bersalah dan takut serta mencoba untuk berfokus pada pikiran yang
menyenangkan untuk meredakan ansietas. Di sini klien tersenyum atau
tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan
mata yang cepat, diam dan asyik.
b. Condemning
Pada ansietas berat pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan.
Klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil
jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Disini terjadi
peningkatan tanda-tanda sistem saraf otonom akibat ansietas seperti
peningkatan tanda-tanda vital (denyut jantung, pernapasan dan tekanan
darah), asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan
untuk membedakan halusinasi dengan realita.
c. Controling
Pada ansietas berat, klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap
halusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut. Di sini klien sukar
berhubungan dengan orang lain, berkeringat, tremor, tidak mampu
mematuhi perintah dari orang lain dan berada dalam kondisi yang
sangat menegangkan terutama jika akan berhubungan dengan orang lain
d. Consquering
Terjadi pada panik Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien
mengikuti perintah halusinasi. Di sini terjadi perilaku kekerasan,
agitasi, menarik diri, tidak mampu berespon terhadap perintah yang
kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari 1 orang. Kondisi klien
sangat membahayakan.

2) Terapi Aktivitas Kelompok


a. Pengertian
Terapi aktifitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang dilakukan
oleh seorang perawat pada kelompok klien dengan masalah keperawatan
yang sama (Keliat dan Pawrowiyono, 2014).
b. Jenis terapi aktifitas kelompok
 Terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi
 Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
 Terapi aktifitas kelompok stimulasi orientasi realita
 Terapi aktifitas kelompok stimulasi social
 Terapi aktifitas kelompok stimulasi peningkatan harga diri
 Terapi aktifitas kelompok stimulasi penyaluran energi
c. Terapi Menggambar Dan Mewarnai
Definisi Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) : Menggambar dan Mewarnai
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan Menggambar dan Mewarnai
merupakan suatu terapi modalitas yang bertujuan membantu klien dalam
mengekspresikan apa yang ada dalam pikirannya melaui visualisasi
gambar. Terkadang memang tidak semua orang bisa mengungkapkan
sesuatu dengan berbicara, sehingga metode ini dipandang cukup efektif
untuk membantu klien menjadi lebih nyaman dan dapat memberikan
penyembuhan dengan lebih cepat (Yosep, 2009)
E. KLIEN
a) KRITERIA/KARAKTERISTIK
1. Klien dengan riwayat halusinasi
2. Klien yang sudah kooperatif
3. Klien yang bersedia
4. Klien yang tidak mengalami gangguan penglihatan
b) PROSES SELEKSI
Setelah ditemukan kriteria klien dan kajian data yang sesuai dengan
karakteristik, maka yang dilibatkan dalam kegiatan terapi aktifitas kelompok
ini adalah klien dengan masalah keperawatan halusinasi.
c) NAMA-NAMA KLIEN

1.

2.

3.

4.

5. dst.

F. PENGORGANISASIAN
1. WAKTU PELAKSANAAN
Hari : Sabtu
Tanggal : 14 Mei 2022
Waktu : Pukul 09.00-09.30
Lama kegiatan : 30 menit
Tempat : Aula ruang Nakula
2. TERAPIS
a. Leader (Wiwit Arif Hidayat )
Tugas

1. Memimpin jalannya terapi aktifitasa kelompok


2. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya terapi aktifitas
kelompok
3. Menyampaikan materi sesuai tujuan terapi aktifitas kelompok
4. Memimpin diskusi kelompok
b. Fasilitator ( Maudwi Ehnis, Rizqiana Dwi Ambarwati, Reza Wardana S)
Tugas
1. Membuka acara
2. Mendampingi leader
3. Mengambil alih posisi leader jika leader blocking
4. Menyerahkan kembali posisi kepada leader
5. Menutup acara diskusi
6. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
7. Memberikan stimulasi dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalanya therapy
c. Observer (Dian Wardani)
Tugas

1. Mencatat serta mengamati respon klien (di catat dalam format yang
tersedia)
2. Mengawasi jalannya terapi aktifitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan

3. METODE
Diskusi, tanya jawab dan dinamika kelompok

4. ALAT DAN BAHAN


a) Kursi
b) Kertas
c) Spidol
d) Pensil
e) Pensil warna
5. SETING TEMPAT

Keterangan :

: Leader

: Fasilitator

: Klien

: Observer

6. PERSIAPAN ANTISIPASI

1. Hambatan teknis : Menggunakan komunikasi langsung

2. Waktu : Mengatur ulang waktu pelaksanaan maksimal

satu hari berikutnya.


3. Tempat : Alternatif tempat di selasar ruang bima

4. Klien : Mempersiapkan klien cadangan

5. Terapis : Mempersiapkan terapis cadangan

6. Topik TAK : Alternatif tema menggambar lainya yaitu gambar

orang atau tema yang diinginkan klien

7. Media/alat : Menggunakan alat yang tersedia diruangan

G. PELAKSANAAN
a. PERSIAPAN
1. Mempersiapkan therapis
2. Memepersiapkan tempat
3. Mempersiapkan alat
4. Mempersiapkan klien
b. ORIENTASI (5 menit)
1. Dibuka dengan salam
2. Perkenalan
3. Berdoa
4. Menjelaskan tujuan
5. Penyampaian tata tertib :
1) Mengikuti arahan leader
2) Mengikuti therapi dari awal sampai akhir
3) Minta ijin jika hendak meninggalkan ruangan untuk BAK
c. KERJA (15 menit)
1. Membagi klien menjadi 2 kelompok masing-masing 3 orang
2. Menunjuk ketua dalam setiap kelompok
3. Setiap kelompok menyelesaikan tugas menggambar dan mewarnai
dengan tema pemandangan secara bergantian, anggota satu
menggambar selama 2 menit dilanjutkan dengan anggota yang lain, dan
ketika mewarnai dilakukan secara bersama-sama.
4. Proses menggambar dan mewarnai dilakukan selama 15menit.
5. Ketua kelompok mempresentasikan tugas yang telah dilaksanakan,
didampingi oleh fasilitatormasing-masing.
6. Leader menyimpulkan tentang manfaat kegiatan yang
telahdilaksanakan.
7. Leader mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
halusinasi.

d. FASE TERMINASI (10 menit)


1. Evaluasi
S : Klien mengatakan senang dengan kegiatan menggambar yang telah
dilakukan.
O : Klien dapat menyelesaikan tugas menggambar dna mewarnai
secara Berkelompok.
2. RTL
Mengajarkan SP 1 (halusinasi)
3. Akhiri dengan baik

a) Akhiri kegiatan dengan mengapresiasi para klien atas apa yang


telah dilakukan pada kegiatan hari ini.
b) Memberikan hadiah berupa snack kepada para klien yang
mengikuti kegiatan TAK.
c) Tutup kegiatan dengan mengucap hamdalah dan salam penutup.

H. EVALUASI
1. Proses
NO Aspek yang dinilai 1 2 3 4 5 6
Klien menjawab
1 √ √ √ √ √ √
salam
Klien melakukan
2 √ √ √ √ √ √
perkenalan
Klien berdoa
3 sebelum dan sesudah √ √ √ √ √ √
kegiatan TAK
4 Klien menggambar √ √ √ √ √ √
Klien melakukan SP
5 √ √ √ √ √ √
1 Halusinasi
Mengikuti kegiatan
6 dari awal sampai √ √ √ √ √ √
akhir

2. Hasil
NO Aspek yang dinilai 1 2 3 4 5 6
Klien mampu mengidentifikasi
1 √ √ √ √ √ √
masalah
Klien dapat berlatih mematuhi
2 √ √ √ √ √ √
peraturan

Klien dapat meningkatkan


3 √ √ √ √ √ √
interaksi dengan klien lain

Klien dapat meningkatkan


4 partisipasi dalam kelompok √ √ √ √ √ √

Klien dapat meningkatkan


5 √ √ √ √ √ √
partisipasi dalam kelompok
Klien dapat mengungkapkan
6 pengalamanya yang √ √ √ √ √ √
menyenangkan
Klien dapat menyatakan
7 perasaan tentang terapi aktivitas √ √ √ √ √ √
kelompok
Klien mampu mengontrol
8 √ √ √ √ √ √
halusinasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B A. dkk. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic


Course). Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Kemenkes RI.2013. Riset Kesehatan Dasar. Kemenkes RI.

Kusumawati, F dan Yudi Hartono, 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :
Salemba Medika

Hawari, Dadang. 2001. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta :


FakultasKedokteran Universitas Indonesia.

Izzudin Taufiq,(2006)Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam, Depok: Gema


Insani,.

Riyadi, S dan Teguh Purwanto. 2013. Asuhan Keperawatan Jiwa. Edisi Yogyakarta
: Graham Ilmu

Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 5. Jakarta. EGC

Riyadi, S dan Teguh Purwanto. 2013. Asuhan Keperawatan Jiwa. Edisi Yogyakarta
: Graham Ilmu

Yusuf, Fitriyasari dan Nihayati. 2015. Buku Ajar Keperawatan KesehatanJiwa.


Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai