Anda di halaman 1dari 25

KHUTBAH IDUL ADHA 1432 H

Memahami Sejarah Qurban Sebagai Upaya Pemaknaan Yang Komprehensif

Asep Ridwan H, SHI – Hakim PA Kalianda

Tiada kata yang terindah, frase yang mulia, yang tercurah dari hamba-hamba yang sadar akan
sebuah penciptaannya, di hari yang cerah ceria ini, di hari yang mana Allah swt telah mengharamkan
kita berpuasa, hari yang penuh bahagia, suka serta cita,

Selain puji yang menjadi penghias hati selamanya terpatri dalam sanubari, hanya bagi-Mu Allah rabul
izati, Puja yang menjadi ruh setiap rasa dan karsa, selamanya meliputi jiwa, terpanjat kepada Allah
aza wajala. Rasa syukur atas nikmat-Nya yang tiada terukur, senantiasa terulur kepada Allah nan
maha ghafur.

Solawat serta salam kita sanjungkan kepada insane termulia, yang menjadikan kita mulia karena
ajaran akhlaknya, insane penyejuk hati yang mengajarkan kita untuk saling mengasihi, rasulullah
saw, jua keluarga, sahabat , serta umat hingga akhirat.

‫ وهلل الحمد‬3....... ‫هللا اكبر‬

Hadirin, sidang id yang dimuliakan Allah swt.

Pada pagi hari ini, kita berkumpul dalam suasana penuh haru, dan gembira, memenuhi panggilan
ilahiyah, berbekal taqwa dan kepasrahan, melaksanakan sholat idul adha yang dilanjutkan dengan
penyembelihan hewan qurban. Dilain tempat, di Makkah al mukaramah, saudara-saudara kita,
berjuta-juta umat Islam dari seluruh penjuru dunia, sedang melaksanakan puncak ibadah haji, yaitu
wukuf di padang arafah pad ahari kemarin, serta tawaf ifadah, sai dan jumrah pada hari ini dan hari
tasyriq. Semuanya mengenakan pakaian yang sama putih bersih, menanggalkan segala bentuk
identitas diri, kepangkatan, serta kedudukan duniawi, sama rata dihadapan-Nya sebagai hamba-
hamba Allah swt. Begitupun kita, semuanya sama, bahkan langkah kita kesini, tiada lain hanya
mengharap untuk dapat menggapai rido dan maghfirah Allah swt.

‫ وهلل الحمد‬3....... ‫هللا اكبر‬

Hadirin, kamu muslimin dan muslimat yang berbahagia

Selanjutnya khatib berwasiat, khususnya bagi diri pribadi, umumnya bagi hadirin wal hadirat
sekalian, marilah kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt, dengan senantiasa
berupaya sekuat tenaga, penuh kesabaran, penuh kesadaran, penuh kesungguhan untuk
melaksanakan segala apa yang Allah perintahkan serta menjauhi segala larangan-Nya.

Insan-insan yang bertaqwa adalah manusia-manusia yang saleh, yaitu :

‫القائم بحقوق هللا وحقوق عباده‬

orang-orang yang senantiasa meningkatkan kualitas diri, dimana hak-hak dan kewajibannya kepada
Allah ia tunaikan dengan segenap jiwa, shalat lima waktu, puasa, membaca al Qur’an, meneteskan
air mata bertaubat kepada-Nya, menghiasai malam-malamnya dengan tahajud, taqarub dan
muhasabah. Serta ia tunaikan pula hak-hak dan kewajibannya kepada sesama manusia. Sebagai
kepala keluarga ia bertanggung jawab lahir dan batin, materil maupun spirituil, atas istri dan anak-
anaknya, beretos kerja tinggi, jujur dan amanah, serta berakhlak mulia terhadap sesama, zakat infaq
dan sadaqah ditunaikan dengan keriangan.

Sayidina Ali kw berkata :


‫ ومن كان يومه شر من امسه فهو هالك‬,‫ ومن كان يومه سواء من أمسه فهو خاسر‬,‫من كان يومه خير من امسه فهو رابح‬

Barang siapa yang hari ini lebih baik dari pada hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung,
barang siapa yang hari ini tidak ada beda dengan hari kemarin, ia adalah orang yang merugi, dan
barang siapa yang hari ini kualitas imannya, amalnya dan etos kerjanya lebih buruk dari hari kemarin,
maka ia adalah orang uang celaka.

‫ وهلل الحمد‬3....... ‫هللا اكبر‬

Hadirin sidang id yang dimuliakan Allah swt

Pada kesempatan khutbah idul adha ini, marilah kita menggali kembali makna idul qurban, yang
tentu saja kita yakini, bahwa ibadah yang kita laksanakan pada hari ini, sholatkah, qurbankah, atau
takbir dan dzikir, kesemuanya tidak hanya merupakan ibadha ritual semata, akan tetapi memiliki
nilai spiritual dan nilai social, dan hal itu akan dapat kita fahami, manakala diantaranya kita
mengetahui sejarah dari pada qurban. Sebab denga mengetahui sejarah, kita akan dapat lebih akrab
dalam menginterpretasi makna dibalik suatu peristiwa. Sebuah nasihat mengatakan, bahwa orang
yang bijak adalah orang yang tahu dan menghormati sejarah. Demikianlah perlunya kita memahami
heurmenetika Qurban – kaitan antara teks al Qur’an dengan fenomena .

Hasan hanafi seorang filosof muslim telah memetakan kepada kita bahwa dalam memahami suatu
teks atau suatu ritual ibadah terdapat tiga proses ; pertama, kesadaran histories, yaitu kesadaran
memahami proses sejarah untuk menemukan otentitas ritual ibadah qurban. Kedua, kesadaran
eidetic, yaitu kesadaran untuk memahami objek berdasarkan proses sejarah untuk menemukan
makna terdalam dan tujuan qurban. Ketiga, kesadaran praksis, yaitu kesadaran untuk
mereformulasikan makna esensial qurban kedalam format baru yang lebih relevan dengan ritme
perkembangan zaman.

Hadirin sidang id rahimakumullah

Masa usia Sejarah qurban adalah setua masa usia sejarah manusia, menelaah sejarah qurban berarti
menelaah sejarah kehidupan manusia yang pertama adam dan hawa.

Qurban, pertama kali disyariatkan pada masa nabi adam as, yaitu terhadap kedua putranya Qabil
dan Habil.

Syahdan, suatu ketika, tatkala Adam dan Hawa sudah bersama-sama hidup didunia dikaruniailah
sepasang anak kembar yang pertama ; Qabil dan Iklima.

Qabil adalah seorang yang rupawan, begitupun Iklima seorang putrid yang cantik jelita. Pada masa
sesudahnya, lahir pula sepasang kembar Habil dan Labuda. Labuda tak secantik Iklima, begitupun
Habil meskipun tak setampan saudaranya tapi ia memiliki hati yang mulia.

Di masa putra-putri Adam dan Hawa telah dewasa, Allah mensyariatkan kepada Adam untuk
menikahkan anak-anaknya secara bersilangan Qabil kepada Labuda dan Habil kepada Iklima. Habil
menerima titah tersebut, akan tetapi Qabil ia tidak mau menerima perintah Allah, dengan alasan
bahwa ia lebih tampan daripada Habil dan lebih berhak untuk menikahi Iklima yang molek rupawan.

Adampun menjadi bingung, betapa keduanya adalah anak-anaknya yang tercinta, siapakah yang
harus ia bela ? Kemudian Allah memberikan petunjuk melalui wahyu kepada Adam as ; Qabil dan
Habil diperintahkan untuk berqurban demi Allah, dan barang siapa yang qurbannya diterima oleh
Allah maka dialah yang berhak untuk menikahi Iklima.
Qabil yang merupakan seorang petani berqurban dengan tanaman yang kurus kering keronta,
sedangkan Habil yang seorang peternak berqurban dengan seekor gibas jantan yang besar, putih,
bersih, bertanduk lagi gagah.

Singkat cerita, qurban Habil lah yang diterima Allah swt gibasnya disimpan di surga dan ia berhak
menikahi Iklima, namun kesombongan Qabil telah menutup mata hatinya, ia tidak mau menerima
keputusan Allah swt, ia menjadi sombong dan serakah hingga karena terbakar nafsu ia tega
membunuh saudaranya sendiri Habil. Inilah peristiwa pembunuhan yang terjadi dalam sejarah umat
manusia.

‫ وللهالحمد‬3.......‫اللهاكبر‬

Hadirin jamaah solat id yang mulia

Sejarah qurban yang kedua adalah pada masa nabi Ibrahim as. Dan syariat ibrahimlah yang hari ini
kita laksanakan bersama.

Ibrahim adalah Khalilullah, kekasih Allah, nabi yang taat, patuh dan begitu cinta kepada Tuhan-Nya.
Kecintaannya kepada Tuhan menghabiskan seluruh cintanya kepada dunia, beliau tidak pernah
merasa ragu dan rugi untuk bersedekah, berqurban ratusan kambing, dan unta.

Hingga suatu ketika umatnya bertanya, wahai Ibrahim, apakah engkau tidak merasa sayang
berqurban begitu banyak ?

Ibrahim menjawab, jangankan hartaku, jiwaku, demi Allah yanga kucintai, andai saja aku memiliki
anak, dan Tuhan memerintahkan untuk mengqurbankannya, maka akan aku lakukan.

Memang, pada saat itu ibrahim belum memiliki anak, padahal usianya sudah seja, anak adalah
sesuatu yang begitu ia dambakan, setiap saat, setiap waktu, disiang dan malam hari, beliau selalu
berkata :

‫ربهبلىمنالصالحين‬

Tuhanku…karuniailah aku anak yang saleh, anak yang menjadi penerus dakwah risalah kenabian.

Akhirnya setelah sekian lama berdoa, Tuhanpun menjawab doa Ibrahim ..

Pada usia ibrahim 81 tahun, hasil perkawinannya dengan Hajar terlahirlah Ismail, seorang putra yang
saleh, sabar, putra yang menyejukan hati, pencurah rasa, sukma dari kasih sayangnya, belahan hati
tumpuan jiwa.

Namun pada usia ismail yang masih belia, dimana penuh dengan kelucuan, keceriaan,
menggemberikan orang tua, Ismail yang sudah memiliki akhlak mulia, bijak dan sabar. Ibrahim
ditegur oleh Allah pada malam tgl 7 dzulhijjah dalam mimpinya untuk melaksanakan nadzar atau
janjinya terdahulu yaitu menyembelih anaknya jika diperintahkan Tuhannya.

‫أوف بنذرك‬..... ‫! يا أبرهيم‬

Wahai ibrahim….penuhi janjimu !

Laksana petir disiang bolong, ia diperintahkan untuk menyembelih ismail anaknya tercinta yang ia
damba begitu lama gara-gara ia pernah bernadzar ?

Tersentak…ibrahim dengan mimpinya. Kekagetan yang luar biasa,


Keraguan, kegelisahan, gundah gulana. Antara takut dan keyakinan berbaur dalam jiwanya, apakah
ini mimpi dari syaitan atau justru wahyu Tuhan yang menagih janjinya ?

Otak berputar…fikiran menerawang, raga gemetaran, seluruh pengetahuan dan perasaannya


bertumpu memikirkan mimpinya.

Pada malam tgl 8 dzulhijjah mimpi ibrahim berulang kembali

‫أوف بنذرك‬..... ‫! يا أبرهيم‬

Wahai ibrahim….penuhi janjimu !

Ibrahim semakin gelisah, haruskan putra tercinta, yang didambakan begitu lama, harus ia bunuh
dengan tangannya sendiri ? mungkinkah Tuhan yang maha rahman dan rahim memerintahkan
sesuatu yang biadab ?

Tapi bukanlah suatu cinta terhebat jikalau tidak diuji dengan ujian yang maha dahsyat ?

Apakah cinta ibrahim kepada Tuhannya akan dikalahkan oleh cintanya kepada ismail ? berfikir- dan
terus berfikir …..

Tgl 7 dan 8 dzulhijjah karena Ibrahim berfikir, berfikir dan berfikir maka disebut sebagai yaumut
tarwiyah atau hari berfikir …

Pada malam tgl 9 dzulhijjah ibrahim mendapatkan mimpinya yang ketiga kali, maka ia pun akhirnya
mengetahui bahwa mimpinya itu merupakan titah Allah swt………tahu, dalam bahasa arab adalah
arofa, sehingga tgl 9 dzulhijjah disebut yaumul arofah..atau hari pengetahuan bagi Ibrahim yang kini
dilaksanakan pada hari tersebut wukuf di pada arafah.

Lantas, ibrahampun mengutarakan hal tersebut kepada istrinya, bunda ismail, st hajar, dengan berat
hati ia bicarakan mimpinya..tersentak !!, mungkin itu ungkapan yang menurut saya terjadi,
dimana ..seorang ibu yang tidak sedih ketika anaknya harus disembelih ? air mata terurai dari sela-
sela tatapan kepada anaknya yang haru, membasahi kedua pipi dari wajah insane salehah.

Namun karena kesalehan dan kesabarannya, Hajar penuh dengan keimanan berkata, jangankan
anaku, jikalau Tuhan meminta jiwa ragaku harus dihunus seribu pedang, maka aku iklas menerima,
insya Allah tuhan tidak akan menyengsarakan hambanya yang beriman.

Tapi hal yang terberat bagi Ibrahim adalah ketika ia harus menyampaikan mimpinya kepada anaknya
..

Bahasa apa yang harus ia gunakan ?

Tutur kata apa yang harus ia sampaikan ?

Jiwa Ibrahim dituntun Tuhannya, lidahnya digerakan dengan bahasa Ilahiyah, terukir dalam surat as
sofat ayat 102 Allah mengkisahkan :

‫ انى ارا فى المنام أنى أذبحك فانظر ماذا ترى ؟‬,‫فلما بلغ معه السعي قال يابني‬

“maka tatkala ismail anaknya telah mencapai usia yang sanggup, Ibrahim berkata : wahai anaku,
sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu, maka fikirkanlah apa
pendapatmu ?”

ismail pun menjawab :


‫ ستجدنى أنشاء هللا من الصابرين‬,‫يا أبت افعل ما تؤمر‬

“wahai ayahku, lakukanlah apa yang Allah perintahkan kepadamu, insya allah engkau akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar…”

subhanallah !!!

sekiranya kini, tak ada lagi manusia yang diusianya masih sungguh belia namun memiliki jiwa yang
besar, hati yang luas, perasaan yang sabar seperti Ismail as.

Pada tanggal 10 dzuhijjah ibrahim pun membawa ismail kesuatu tempat, disela keberangkatannya
sekiranya tempat jumratul aqobah setan menggodanya untuk mengurunkan niatnya dengan seribu
dalih dan rayuan busuknya. Ibrahimpun melemparinya dengan 7 kerikil. Setibanya disuatu tempat
sekiranya kini jumratul wusto setanpun menggoda kembali dan ibrahim melemparinya lagi dengan 7
kerikil, begitupun ditempat jumratul ula. Peristiwa ini diabadikan dengan ibadah jemaah haji
“jumrah” atau melempari batu.

Akhirnya disuatu lembah tandus ibrahim melentangkan ismail, direbahkannya ismail diiring isak
tangis seorang ayah yang bijaksana. Jibril pun menyaksikan suatu peristiwa yang maha dahsyat.

Tatkala ia hendak menyembelih ismail, ibrahim berkata :

3........‫هللا اكبر‬

Jibril menyahut

‫ال اله اال هللا وهللا اكبر‬

Ismail menjawab :

‫هللا اكبر وهلل الحمد‬

Inilah lafadz takbir yang pertama kali dikumandangkan dalam sejarah kehidupan manusia.

‫هللا‬.........

Hadirin wal hadirot yang dirahmati Allah

Sungguh Allah adalah dzat yang maha rahman dan rahim, yang tak mungkin memerintahkan
manusia kejalan kebusukan dan kebiadaban, perintahnya kepada Ibrahim untuk menyembelih Ismail
hanyalah ujian atas kecintaan dan kepatuhan ibrahim.

Pedang yang begitu tajam ternyata tak mampu melukai Ismail meskipun hanya untuk memotong
sehelai rambutnya. Ibrahim pun kian heran…Tuhan, ujian apakah lagi yang Engkau berikan kepadaku
sehingga tatkala kusembelih pedang ini tidak bisa melukai ismail ?

Allah berkata :

‫فلما أسلما وتله للجين وناديناه أن ياابراهيم قد صدقت الرئيا انا كذالك نجز المحسنين‬
‫ سالم على ابراهيم‬,‫ وتركناعليه فى االخرين‬,‫ وفديناه بذبح عظيم‬,‫ان هذا لهو البالء المبين‬

”Maka tatkala keduanya telah berserah diri dan ibrahim telah membaringkan anaknya (nyatalah
kesabaran keduanya) dan Kami panggil ia, hai ibrahim sesungguhnya kamu telah melaksanakan
mimpimu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik, sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor
kambing yang besar, Kami abadikan untuk ibrahim pujian yangbaik dikalangan orang-orang yang
datang kemudian, yaitu kesejahteraan atas ibrahim. (asofat 103 –109).

Allah memerintahkan kepada Jibril untuk membawa Qibas qurban dari Habil anak Adam yang ada
disurga, diturunkan kebumi untuk menggantikan posisi ismail, akhirnya gibas Qurban dari Habilah
yang disembelih oleh Ibrahim as.

Demikianlah sosok ibrahim dan keluarganya yang senantiasa patuh terhadap segala yang Allah
perintahkan, tak ada keraguan meski harus merelakan harta yang paling dicintai dan paling berharga
demi cintanya kepada Tuhannya.

Penyembelihan qurban dilaksanakan pula oleh umat Islam pada setiap tanggal 10 dzulhijah dan atau
tanggal 11-12-13 nya atau yang disebut dengan hari tasyriq, sebagaimana diperintahkan Allah dalam
surat al kautsar

‫ فصل لربك وانحر‬,‫انا أعطيناك الكوثر‬

Sesungguhnya Kami telah memberi kepada mu nikmat yang banyak, maka sholatlah dan sembelihlah
qurban

Hukum qurban adalah sunat muakad atau sunat yang dikuatkan bagi setiap muslim yang memiliki
kemampuan pada hari idul adha atau pada hari tasyriq.

Barokallooh………….

Hadirin sidang id rahimakumullah

Dari runtutan kisah perjalanan Nabiyullah Ibrahim as tadi, kiranya dihari idul adha ini, ada beberapa
ibrah, hikmah, pelajaran yang harus bisa kita laksanakan untuk sejak sekarang dan selanjutnya.

Pertama, ibrahim berserta keluarganya memberikan tauladan kepada kita akan sebuah niali
kepatuhan dan ketaatan tanpa batas yang didasari dengan keimanan yang kuat.

Dimasa sekarang ini tantangan kehidupan yang kita hadapi semakin hari semakin berat, mencari
kerja semakin susah, fasilitas umum semakin mahal, harga-harga melambung tinggi, kondisi ekonomi
tiada menentu, andai saja iman kita tidak kokoh, mudah goyah, niscara kita akan pesimis dan putus
asa dalam mengadapinya.

Begitupun kita mesti senantiasa patuh dan taat atas perintah Allah tanpa basa basi tanpa tedeng
aling-laing, tak perlu takut miskin karena sedekah, tak perlu takut mati atau tersiksa karena berhaji,
selama itu perintah Allah dengan penuh keyakinan kita jalankan, bahwa tiada mungkin Allah akan
mendzalimi hamba-Nya.

Kedua, sabar

Sabar dalam menjalankan ibadah, meskipun shalat subuh berat, yuk kita berusaha dengan sabar,
meskipun berjamaah magrib di mesjid lelah sepulang kerja ? yuk kita sabar

Sabar dalam menjauhi maksiat, dijalanan gadis-gadis berparas cantik dan molek menggoda mata,
dikantor celah-celah korupsi dan kolusi begitu mudah untuk kita jambahi, dalam bisnis manipulasi
begitu mudah kita jalani.

Sabar dalam menerima cobaan, ujian serta segala kepedihan yang kita dapatkan, dengan penuh
keimanan kita yakini itu sebagai takdir Tuhan, dan dengan penuh ke optimisan kita berikhtiar untuk
merubah keadaan
Ketiga, keiklasan

Untuk menguji kecintaannya Ibrahim diuji untuk mengorbakan harta yang paling dicintainya,
begitupun kita, sudah relakah kita mengorbankan harta yang paling kita senangi untuk Allah ?

‫لن تنال البر حتى تنفقوا مما تحبون‬

Bukanlah suatu kebaikan yang sejati sehingga engkau mau mensedekahkan sesuatu dari harta yang
paling kamu cintai

Jangalah bersedakah dengan barang buruk, makanan sisa, tapi bersedekahlah dengan sesuatu yang
baik yang akan membuat senang dan bermanfaat bagi yang diberinya.

Keempat taqarub atau mendekatkan diri kepada Allah.

Salah satu tujuan dari ibadah qurban adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, bukan untuk
kesombongan

‫ال ينال هللا لحومها وال دمائها ولكن يناله التقوى منكم‬

ِAllah tidak akan menilai seberapa berat daging atau atau sebarapa banyak darahnya akan tetapi
yang Allah nilai adalah seberapa tinggi taqwanya dan kerelaanya untuk mau berkorban.

Kelima nilai social,

Qurban mengajarkan kepada kita untuk senantiasa memiliki rasa social yang tinggi, menebar rasa
kasih sayang kepada sesama manusia, baik yang seagama maupun yang berbeda keyakinan…

Demikianlah khutbah idul adha yang dapat saya sampaikan, ……………

KHOTBAH IDUL ADHA 1431H

DI LAPANGAN MAPOLDA SULSEL

KM 16 MAKASSAR

TEMA: HAKIKAT PERJUANGAN DAN PENGORBANAN

‫هللا اكبـر‬ x3   ‫وهلل لحمد‬

Sidang Idul Adha Rahimakumullah.

Pada hari ini tanggal 10 Dzulhijjah (1431H) kita berkumpul kembali, duduk bersimpuh di atas
hamparan tanah,.. di dinaungi langit membentang luas. Baru saja di tempat ini kita bersama-sama
menggemakan pujian ”Keagungan” kepada Allah,.. sehingga bumi dan langit di sekitar kita gemuruh
syahdu dengan suara takbir, tahlil dan tahmid. Setelah itu, kita serentak sujud, meratakan dahi di
atas tanah yang dingin, sembari berdoa memuji Allah Rabbul Izzah.
Denyut jantung menyentuh qalbu yang fitrah, membuat kita larut semakin tak berdaya, terasa
berlinang air mata kegembiraan dan keharuan. Kita bergembira karena hari ini adalah hari
kemenangan, dan kebahagiaan... rasa haru karena kita kembali merenungkan perjuangan dan
pengorbanan yang selalu seiring dengan kehidupan manusia.

Hari ini jamaah calon haji dari berbagai penjuru dunia sedang mabit di Mina untuk melontar
Jumrah,...  melontar Jumrah adalah simbol perlawanan kepada semua bentuk kemungkaran dan
kezaliman di muka bumi, perlawanan kepada kejahatan iblis dan syetan yang tak kan pernah
berhenti menggoyah bahkan menghancurkan harkat-martabat manusia. Banyak orang yang mulus
dan lulus ketika menghadapi ujian kemiskinan, namun sedemikian banyak orang yang gagal
kehilangan harkat-martabat manusiawi,.. karena mereka diuji dengan kecukupan dan kemewahan.

‫هللا اكبـر‬ x3   ‫وهلل لحمد‬

Sejak tergelincirnya matahari tanggal 09 Dzulhijjah kemarin, seluruh Jamaah Calon Haji dari berbagai
negara di dunia, mereka melakukan ibadah Ukuf di Padang Arafah Mekkah Almukarramah, dengan
hanya bepakaian dua helai kain putih yang tidak berjahit,.. hal itu merupakan symbol fitrah kejadian
manusia, bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berpakaian, tidak serta merta membawa
harta benda dan ilmu pengetahuan, dan pada akhirnya manusia pasti akan kembali menghadap
kepada Sang Maha Pencipta,.. Allah 

Rabbul ‘Alamin dengan pakaian yang tidak berjahit pula.

“Faina Tadzhabuun?”,.  Hendak kemana engkau akan pergi? Dari ungkapan yang cerdas itu, tersirat
pula sejumlah pertanyaan; kemana engkau habiskan masa mudamu? Kemana engkau belanjakan
harta bendamu? Untuk apa engkau gunakan umurmu selama ini?,..

Rasul mengingatkan; bahwa manusia di dunia bagaikan musafir yang hanya beristirahat sejenak,
apakah di bawah pohon rindang atau di kolong langit di bawah teriknya panas atau curahan hujan,.
namun yang pasti,.. perjalanan berlanjut terus, detik demi detik berganti sampai akhirnya suka atau
tidak suka detik hidup di dunia ini berakhir. Jawabnya,..       

‫إنا هلل وإنا إليه راجعون‬


Sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya kepada Allah kami kembali.

Di hari Arafah kemarin,.. para Jamaah Calon Haji,.. mereka telah berserah diri di hadapan Allah
secara total., tidak ada ucapan kecuali istigfar,. memohon ampun dan berdzikir kepada Allah,. diringi
dengan kalimat Talbiyah :

‫؛‬ ‫لبيك‬ ‫لبيك اللهم لبيك ؛ لبيك الشريك لك‬

‫ الشريك لك‬ ‫ان الحمدونعمة لك والملك ؛‬

Wahai Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tiada
sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji,nikmat dan
segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.

Kalimat Talbiyah yang demikian itu melambangkan,.. bahwa setiap jamaah Calon Haji yang berada di
tanah haram Mekkah al-Mukarramah, mereka telah menyandang gelar kehormatan Dzuyufullah-
Dzuyufurahman; yang berarti, mereka adalah “para Tamu Allah”, para tamu yang amat disayangi dan
dimulyakan Allah,.. sungguh kasih sayang Allah Maha dahsyad,.. oleh karena itu, majlis Idul Qurban
hendaknya mendoakan mereka:

‫ وذنبا مغفورا‬  ‫ وسعيا مشكورا‬  ‫اللهم اجعلنهم حجا مبرورا‬

‫انك انت السميع العليم‬  ‫ وتجارة لن تبورا‬  ‫وعمالصالحا مقبوال‬

Ya Allah, karuniakanlah kepada mereka haji yang mabrul, dan sempurnakan sa’inya, dan ampunan
dari dosa mereka, dan terimalah segala amal shalehnya, serta limpahkan kepada mereka sumber
kehidupan (usaha) yang tak akan pernah merugi, sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.

Alangkah mulianya jika setiap muslim senantiasa berdoa,.. Ya Allah, panjangkanlah umurku dan
agungkanlah amalku, semoga kematian tidak datang kepadaku, sebelum aku menunaikan ibadah
haji ketanah haramMu, bahkan berilah aku kelonggaran untuk berhaji berulang kali.

‫هللا اكبـر‬ x3   ‫وهلل لحمد‬

Hamba Allah Rahimakumullah,… kenikmatan dan kebahagiaan ibadah haji, tak mungkin dapat
dilukiskan dengan lisan, atau dijelaskan melalui akal, betapa pun keinginan mereka yang belum haji,
namun mereka yang telah haji, justru keinginannya jauh lebih dahsyad untuk mengulangi kembali.
Sejarah telah membuktikan,. tak seorang pun menyesal lantaran pergi haji,.. bahkan dapat
dipastikan, akhlak dan derajat kehidupan mereka jauh akan lebih baik dari sebelumnya.  Demikian
itulah hikmah dari sebuah doa: “Wa Tijaarotan Lan Tabuuraa”. ‫وتجارة لن تبورا‬ Anugerahkanlah
kepada kami Ya Allah, sumber kehidupan, sumber rezky yang tak akan pernah merugi. Nauudzu
Billah min Dzalik.

Sidang Idul Qurban Rahimakullah.

Hakikat manusia adalah makhluk yang dhaif dan tidak berdaya, kecuali orang-orang yang mendapat
hidayah dan pertolongan Allah,.. sedangkan untuk mendapat hidayah dan pertolongan Allah itu,
maka manusia dalam menempuh hidup wajib berjuang dan berkorban menurut syariat Allah dan
Sunnah Rasul-Nya.

Berbahagialah kaum muslimin dan muslimat hamba Allah yang mengikuti sunnah Nabiyullah Ibrahim
as, Ummat Islam yang bermukim diluar kota suci Mekkah, sejak tanggal 09 Dzuhijjah kemarin, telah
menyambut Idul Qurban ini dengan berpuasa yaumul Arafat atau (puasa hari Arafah), bahkan sejak
terbitnya fajar dinihari tanggal 10 Dzulhijjah kita masih menahan atau(berpuasa) hingga usai shalat
Idul Adha nanti.
Penyembelihan hewan qurban bakda shalat Ied tanggal 10 Dzulhijjah dan tiga hari tasyrik (tanggal
11,12, dan 13), merupakan kewajiban bagi orang-orang mampu (manistatho), Rasulullah bersabda :

‫من وجـد سعة فلم يضخ فاليقر بنا مصالنا‬

Barang siapa yang mampu menyembelih qurban, lalu mereka enggan tidak menyembelih qurban,
maka janganlah mereka mendekati tempat shalat kami,…(demikian sabda Rasulullah saw).

Demikian pula Firman Allah:

‫إنا أعطيناك الكوثره فصل لربك وانحره‬

Sesungguhnya Kami  telah banyak memberi nikmat kepadamu, maka dirikanlah shalat dan
berkorbanlah,..

‫هللا اكبـر‬ x3   ‫وهلل لحمد‬

Idul Qurban adalah hari raya Islam yang lebih menekankan betapa pentingnya arti perjuangan dan
pengorbanan demi menggapai keridhaan Tuhan. Bukan perjuangan dan pengorbanan yang sarat
dengan kehidupan foya-foya untuk menghancurkan keridhaan Tuhan. Perjuangan dan pengorbanan
yang diajarkan Islam adalah pengorbanan  yang tidak pernah sia-sia sepanjang zaman.

Penyembelihan hewan qurban adalah wujud ketaatan dan kecintaan terhadap ketauladanan Nabi
Ibrahim as. Dalam sejarah ummat manusia, Nabi Ibrahim as adalah super tauladan dalam berqurban,
Pengorbanan Nabi Ibrahim tidak sekedar untuk kepentingan dan kebahagiaan hidup masyarakat
pada zamannya saja, tetapi juga untuk setiap generasi sampai akhir zaman. Tanah suci Mekkah
Almukarramah yang dilimpahi kemuliaan dan kemakmuran di sepanjang zaman, tidak terlepas dari
keikhlasan Nabiyullah Ibrahim dalam berkorban.
Allah memberi gelar Nabi Ibrahim as, dengan “Abul Anbiyaa” atau (Bapak para Nabi), dengan tugas
mulya untuk membangun aqidah dan tauhid manusia,  memerangi kemusyrikan dan kedzaliman di
muka bumi. Pada zamannya Nabi Ibrahim dengan tegas dan tegar menentang para Penguasa dan
Pemimpin yang dzalim. Beliau memerangi kemusyrikan dengan bermula menghancurkan 360
patung-patung berhala sesembahan kafir Quraisy yang dipajang di sekeliling Ka’bah pada waktu itu.

Selanjutnya Ka’bah dibangun dan diseterilkan dari perlakuan jahiliyah dan kemusyrikan. Tonggak
sejarah menjadikan “Maqam Ibrahim” atau (bekas kaki tempat berdirinya Nabi Ibrahim), merupakan
area yang makbul untuk shalat dan berdoa bagi orang-orang yang usai tawaf.

Suatu ketika Nabi Ibrahim as dilemparkan ke dalam api unggun oleh penguasa dzalim,. raja Namrud
la’natullah,.. lantaran menentang kebijakan raja. Namun dengan pertolongan Allah swt., yang benar
pasti benar,.. api unggun yang membara menjadi tidak berdaya,.. justru perasaan dingin menyelimuti
Nabi Ibrahim as. Dalam sejarah penyembelihan hewan qurban, Nabiyulah Ibrahim as mencatat
record tauladan terbesar, semasa beliau belum dikaruniai anak,.. Nabi Ibrahim as. telah melakukan
penyembelihan hewan qurban, dengan menyembelih 300 ekor onta dan 1000 ekor kambing.
Walhasil, semangat dan keikhlasan berqurban Nabi Ibrahim semakin menakjubkan, ketika datang
perintah Allah untuk menyembelih anak kesangannya Ismail bin Ibrahim, di kala Ismail masih usia
remaja belasan tahun, putra buah hati kesayangan dan kebanggaan. Betapa tidak, di usianya ke 80
tahunan, Nabi Ibrahim barulah doanya dikabulkan Allah, istri tersayang Sitti Hajar akhirnya
melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail bin Ibrahim. 

Sidang Iedul Qurban Raimakumullah.

Betafa keprihatinan dan kesedihan kita,  jika kita kembali mengungkap prosesi penyembelihan
Ismail, detik-detik akhir ketika Ismail sudah dipembaringan penyembelihan, di tempat yang asing dan
jauh dari publik,.. pada saat itu Ismail masih sempat berkata: Wahai ayah; sebelum ayah melakukan
penyembelihan terhadapku, aku pinta tiga hal; yang pertama ayah: Ikatlah kaki dan tangan nanda
terlebih dahulu, agar nanti nanda tidak meronta; yang kedua ayah: Pejamkanlah mata serapat
mungkin dikala ayah akan menyembelihku, agar ayah nanti terbebas dari perasaan hiba; yang ketiga
ayah: Bawahlah pulang baju nanda yang terpercik darah, agar baju itu, sewaktu-waktu menjadi
penawar rindu bagi ibundaku yang mulia Sitti Hajar,.. maka kelak dengan baju itu,.. ibundaku akan
terobati rasa rindunya kepadaku. Hadirin,..dapat dibayangkan kijiwaan Nabi Ibrahim saat
mendengarkan tiga pinta yang tidak lazim dari seorang anak yang saleh Ismail as.
Wahasil, pedang terhunus kemilau sudah digenggam tangan kanan sang ayahnya sendiri,..  mata
pedang mendekat dan semakin dekat di leher Ismail,.. sembari iringan asma Allah dan alunan takbir
yang sedemikian haru;…. “Bismillahi Wallahu Akbar”;….. dalam hitungan detik, ternyata Allah
menghendaki lain,.. kasih sayang Allah Maha dahsyad,.. adegan penyembalihan Ismail yang sangat
menegangkan dan mengharukan itu, semata-mata hanyalah ujian belaka kepada Nabi Ibrahim dan
Sitti Hajar (Ibu Ismail), demikian pula terhadap diri Ismail sendiri sebagai calon Nabi dan Rasul,.

Ternyata,.. perintah penyembelihan anak manusia, Allah mencukupkan agar ditebus dengan
penyembelihan seekor kibas, atau kambing,.. Allahu Akbar  Walillahil Hamd,..

Alangkah mulyanya orang-orang yang melakukan penyembelihan hewan qurban demi


mengharapkan keridhaan Allah Yang Maha Pengasih Penyayang,.. Sesungguhnya; bulu, darah dan
daging penyembelihan qurban akan menghapus segala kesalahan dan dosa, walaupun sebanyak bui
di lautan,.. demikian itulah arti pengorbanan,.. pengorbanan yang nilainya setara dengan
perngorbanan jiwa manusia,.. Allahu Akbar Walillaahil Hamd.

Maka di antara hikmah penyembelihan hewan qurban itu adalah;.. bahwa penyembelihan dan
pengurbanan jiwa manusia tidaklah dibenarkan menurut hukum Tuhan,.. kecuali terhadap orang-
orang kafir yang meme-rangi kebenaran agama Allah.

‫هللا اكبـر‬ x3   ‫وهلل لحمد‬

Suatu perjuangan umat manusia, juga diimplikasikan atau (disimbolkan) dalam Ibadah tawaf, tujuh
kali mengelilingi baitullah (Ka’bah), adalah amalan yang sangat mulia, tawaf di Baitullah (Ka’bah)
adalah amalan ibadah para Malaikat Allah sepanjang zaman, Malaikat yang diciptakan dari Nur
cahaya, mereka pun bertawaf dan bertasih memuji Allah yang tak putus-putusnya sampai hari
kiamat kelak, Baitullah tak pernah sunyi siang dan malam barang sedetik pun dari hamba-hamba
Allah dan para Malaikat-Nya secara berjamaah melakukan tawaf.

Irama pelaksanaan tawaf dengan berputar secara terus-menerus dan saling berdesakan, namun
semua orang berlapang dada dan bersabar, tak merasa dihinakan dan didzolimi,.. bahkan sebaliknya
akan saling rasa sayang-menyayangi satu dengan yang lain tanpa mengenal siapa dan dari mana dia.
Hal yang demikian itu melambangkan, bahwa kehidupan ini memang syarat dengan perjuangan dan
pengorbanan, Islam tidak menghendaki orang-orang yang pesimis dan malas bekerja, Islam sangat
membenci orang-orang yang sombong dan berbuat dzolim di muka bumi. Setiap muslim dituntut
agar senantiasa dinamis, rajin bekerja dan mendekatkan diri kepada Allah, saling menyayangi,
bekerja sama dan tolong-menolong dalam kebajikan dan takwa.

Sidang Idul Qurban  Rahimakumullah.

Sayang sekali makna tawaf yang begitu indah, kiranya belum dapat menjadi pembelajaran bagi
semua orang. Fakta membuktikan, bahwa tidak sedikit para penguasa dan para pemimpin  yang
justru meniru prilaku kehidupan Qarun, al-Quran menggambarkan bahwa Qarun adalah hartawan
ternama, kunci-kunci gudangnya tidak mampu dipikul oleh sejumlah orang yang berbadan kuat.
Namun justru kekayaan Qarun membuatnya semakin takbur, arogansi dan sombong. Banyak
anggota masyarakat yang menderita karena sikap Qarun dalam mencari harta. Dan oleh karena itu,
Qarunpun diganjar oleh Allah dengan badai tsunami yang super dahsyat,.. akhirnya Qarun tenggelam
di perut bumi beserta dengan seluruh hartanya.  Peristiwa itu akhirnya menjadi slogan, setiap
penemuan harta benda di dasar bumi atau di laut, disebut sebagai harta Qarun.  Firman Allah:

‫فخسفنابه وبداره االرض فماكان له من فئة ينصرونه من دون هللا وماكان من منتصر ين‬

Maka Qarun beserta istanahnya kami tenggelamkan ke dalam perut bumi, tidak satu golonganpun
baginya mampu menolongnya dari adzab Allah itu.  Dan Qarun tidaklah termasuk orang-orang yang
mampu melakukan pembelaan diri...(Al-Qashash, 81)

Di antara sikap kehidupan Qarun yang paling menonjol adalah apa yang disebut dengan gaya hidup
“snobisme”,… snobisme adalah gaya hidup yang selalu ingin dibilang “hebat”. Kendatipun
kehebatannya mengakibatkan kesengsaraan bagi orang lain. Di zaman seperti sekarang ini, gaya
hidup snobisme bukan hanya dianut oleh mereka yang pejabat dan hartawan saja, bahkan mereka
yang ekonominya paspasan pun tak mau kalah, mereka itulah yang menganut slogan, selera tinggi
ekonomi lemah, biar miskin asal sombong. 

Bahkan yang paling menyedihkan munculnya adegan gaya hidup snobisme, bukan karena adanya
Sumanto dan Sumanti tega memakan daging manusia, namun yang paling kejih, karena orang yang
mengkleim diri terhormat, waras dan sehat, ternyata ia memakan daging dan tulang-belulangnya
sendiri sekujur badan,. dengan sengaja mempertontonkan aib vitalnya sendiri tanpa ada perasaan
malu sedikit pun, bahkan dengan rasa bangga dan sombongnya ia bergaya dan mengkleim diri
sebagai orang yang justru bermartabat, kebanggaan itu semakin bertambah, karena ternyata ia
masih dibanggakan oleh para pendukungnya. Naudzu Billahi Min Dzaalik. Itulah gambaran dan
terminologi kebenaran dari orang-orang yang bergelar “Asfala Saafiliin”, yaitu orang-orang yang
derajatnya lebih rendah dari binatang. Mereka memang banyak berkorban, sehingga segalanya
dikorbankan demi untuk menghacurkan keridhaan Tuhan. Bukankah yang demikian itu, hakikatnya
telah mengorbankan martabat bangsa? Bangsa yang nota bene telah mengkleim, sebagai bangsa
yang senantiasa menjungjung tinggi moral dan agama. 

Namun kenyataannya, sayang seribu sayang, Qarun di zaman klasik memang sudah mati terbenam
di perut bumi, tapi ternyata masih banyak Qarun-qarun yang lain di abad sekarang, sebagian mereka
hidup sebagai penguasa bahkan penegak hukum, maka pantaslah jika disana-sini masih banyak pula
orang miskin terlantar dan teraniaya di tanah air tercinta ini.

‫هللا اكبـر‬ x3   ‫وهلل لحمد‬

Sepatutnya kamun muslim bergembira merayakan Idul Qurban di hari ini, bergembira disertai
semangat perjuangan dan berkorban,.. bergembira yang dibalut dengan keprihatinan yang
mendalam,.. karena diberbagai belahan daerah di tanah air tak henti-hentinya terjadi musibah tanah
longsor dan banjir bandang,.. belum lagi musibah lumpur panas Lapindo, di  Sidoarjo Jawa Timur
yang masih misteri, entah kapan akan berakhir. Dua tahun yang lalu masih kita rasakan, bagaimana
musibah badai tsunami telah membumikan sebahagian daerah Aceh dan Sumatera, akibat itu,
ratusan ribu jiwa manusia tewas tidak tertolong, demikian pula harta benda mereka musnah dan
hancur berantakan.

Di saat-saat kita bergembira merayakan hari raya qurban ini, mereka hanya bisa mengumandangkan
takbir, tahlil dan tahmid di tempat-tempat darurat yang memprihatinkan, tak ada tempat berteduh
yang layak, makan dan minum pun sulit, entah dari mana mereka harus mendapatkan. Idul Qurban
hanya bisa disambut dengan tangis dan cucuran air mata yang tak kunjung kering, bagaikan tangisan
Siiti Hajar ibunda Ismail ketika berlari-lari, dari bukit Safa’ dan bukit Marwa’ tujuh kali pergi pulang,
mengejar kilauan fatamorgana, yang disangka genangan air.

Demikian itu, sehingga ibadah Sai dari bukit Safa’ ke bukit Marwa’, menggambarkan suatu
perjuangan dan pengorbanan seorang ibu kepada anaknya, Sitti Hajar dengan tangis dan berlari,
berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan air demi untuk bertahan hidup bersama anaknya Ismail
di tengah padang tandus.
Maha suci Allah, nikmat dan keberkahan tersemburnya Sumur Zazam di tanah tandus bebatuan
pada waktu itu, tidak terlepas dari ketulusan doa seorang ibu yang bernama Sitti Hajar. 

Ayyuhal Muslimun, sebagai seorang muslim, musibah demi musibah, hendaknya kita jadikan


pelajaran berharga, untuk semakin menyadarkan diri kita, bahwa sesungguhnya manusia sarat
dengan kelemahan dan kekurangan, ilmu, harta dan kekuasaan sama sekali tidak ada artinya, bila
dibanding dengan Kemahakuasaan Allah. Hati-hatilah dengan murkanya Allah, sesungguhnya sejarah
masa lampau merupakan peringatan yang nyata bagi orang-orang yang beriman al. dalam firman
Allah :

‫وتقوافتنة ال تصيبن الذين ظلموامنكم خاصة‬

Dan takutlah kamu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dzalim saja di
antara kamu…. (al-Anfal 25).

Firman Allah :

‫فاء هلكنهم بذنوبهم واغرنا ال فرعون وكل كانواظلمين‬

Kami membinasakan mereka (ummat-ummat terdahulu) disebabkan karena dosa-dosa mereka dan
Kami tenggelamkan Firaun dan pengikut-pengikutnya, dan kesemuanya adalah orang-orang yang
dzolim… (al-Anfal 54)

‫هللا اكبـر‬ x3   ‫وهلل لحمد‬

Pada hari ini dan tiga hari tasyrik, seluruh Jamaah Calon Haji sedang mabit di Mina, untuk suatu
kegiatan suci yaitu; melontar Tiga Jumrah dengan batu-batu kerikil,.. sebagai symbol perjuangan dan
pengorbanan memerangi kebatilan dan kedzoliman dipermu-kaan bumi ini, Kinerja syetan
memperdaya manusia tidak akan pernah berhenti, selama manusia masih tunduk kepada nafsu yang
dikendalikan oleh syetan. Pejuangan dan pengorbanan sepanjang hayat, adalah perjuangan dan
pengorbanan melawan nafsu syetaniyah. Memang perjuangan tidak akan pernah berhenti, ibarat
tawaf sepanjang zaman di Baitullah tujuh kali putaran, Sai dari Syafa’ Wal Marwa’ tujuh kali pergi
pulang; melontar tiga jumrah dengan tujuh lontran, dan tujuh batu-batu kerikil, semua itu pasti
berlangsung hanya dalam koridor waktu tujuh hari, sebagaimana Allah menciptakan bumi dan tujuh
lapis langit dalam waktu tujuh hari; demikian pula Allah menciptakan syurga dan neraka dalam tujuh
tingkatan,  tujuh hari bergulir Ahad sampai dengan Sabtu, dan oleh sebab itu hakikat umur manusia
tidak lebih dari tujuh hari.  Subhaanallah, Wallaahu Akbar Walillaahil Hamd; Momentum Idul Qurban
ini, menyegarkan ingatan kita, semoga dalam tujuh siang dan tujuh malam selama hayat kita,
hendaknya setiap detik dapat kita diisi dengan nilai-nilai perjuangan dan pengor-banan,.. sekecil
apapun hendaklah kita berjuang dan berkorban guna menggapai ridhonya Allah. Baru saja beberapa
menit lalu, kita meng-agungkan Asma Allah dengan tujuh kali takbir pada rakaat pertama shalat Ied,
demikian khotbah ini pula akan diakhiri dengan tujuh kali takbir.

Bilangan tujuh memang sungguh indah dan membahagiakan, manusia lahir di hari yang ke tujuh,..
pun di “Akikah” dengan penyembelihan Kambing, dicukur dan diberi nama yang baik sesuai dengan
Sunnah Rasul. Lukmanul Hakim berkata; Wahai anakku, berjuanglah dan berkorban dengan
mentauhidkan Allah dan memperbanyak sujud kepadaNya, keta-huilah; sejak engkau tiba di pentas
bumi, sejak itu pula engkau telah membelakanginya dan telah menghadap ke akhirat, camkamlah;
bahwa negeri yang engkau hadapi lebih dekat dari pada dunia yang engkau belakangi. 

Siang Ied Rahimakullah,

‫هللا اكبـر‬ x3   ‫وهلل لحمد‬               

Semoga dengan semangat Idul Qurban hari ini, hidup kita ke depan semakin bernilai, mari kita
berjuang dan berkorban membangun bangsa ini dari penyimpangan aqidah, penyimpangan moral
dan akhlak yang semakin kian parah. Mari kita membina keluarga dan rumah tangga Sakinah,
Mawaddah Warahmah, dengan mentau-ladani perjuangan dan pengor-banan Nabiyullah Ibrahim AS.

Semoga penyembelihan hewan qurban yang kita lakukan, membuat kita semakin dekat kepada
Allah, dan semoga segenap bangsa Indonesia, mendapatkan limpahan Rahmat dan RidhoNya, dan
semoga bangsa ini terhindar serta selamat dari musibah dan bencana seperti sekarang ini. Allahu
Akbar Walillaahil Hamd.
7 ‫ ×هللا اكبــر‬...........

Ya Allah,… Semoga Malakal Maut tidak menjemput kami, sebelum kami sempat menunaikan ibadah
haji, panjanglah umur kami, dan rahmatilah amal kami, beri kami sumber kehidupan yang cukup
dan Engkau ridhoi, agar kami  bisa berulang kali ke tanah haramMu Mekkah al-Mukarramah. Ya
Allah,  kami senantiasa rindu untuk thawaf di Ka’bahMu, bermunajah di Hijir Ismail, di Maqam
Ibrahim, meminum air zamzam dari sumber aslinya, sai dari bukit Shafa dan Marwah, ridhoi kami
duduk bersimpuh di Padang Arafah, dengan cucuran air mata yang sangat membahagiakan, tak ada
keagungan Rahmat  kebesaranMu melebihi saat Ukuf di Arafah. Ya Allah, berilah kami peluang
untuk shalat di Masjidil Haram di Mekkah dan  Masjid Nabawi di Madinah berulang-ulang,
izinkanlah kami Ya Allah untuk berziarah di maqam Rasul di Raudha, sebagai wujud silaturahim
dengan Rasulullah SAW.

Ya Allah,.. Ya Karim, jauhkan anak cucu kami dari penyakit syirik dan kehancuran moral, Jauhkan
mereka dari kebutaan qalbu yang mengabaikan shalat, jauhkan mereka dari kebutaan qalbu yang
menyebabkan kedurhakaan kepada  kedua orang tua, selamatkan mereka dari musibah dan bencana
sekularisasi yang sudah mengglobal, selamatkan mereka dari kejahatan jahiliyah madani. Hanya
dengan Rahmat dan RidhoMu Ya Allah, maka kelak mereka akan menjadi generasi yang lebih baik
dari kami.

Ya Allah,.. kuatkanlah iman dan tabahkan hati, saudara-saudara kami sebangsa dan setanah air, 
yang kini sedang ditimpah musibah kelaparan, musibah tanah longsor dan banjir,  musibah
kecelakaan dan rasa takut  yang tak kunjung henti. Sembuhkanlah saudara dan keluarga kami yang
saat ini sedang  berbaring di rumah-rumah sakit, di rumah dan di tempat-tempat penampungan,
terlebih kepada mereka yang sakit menahun dan kronis.

Ya Allah Yang Maha Pengampun,… ampunilah kedua orang tua kami, ibu kami telah menghamilkan
dan melahirkan, keduanya telah memelihara dan mendoakan yang tak putus-putusnya, keduanya
telah bersusah payah membanting tulang membiayai dan mendidik kami,… Yah Allah, Ya Karim,
betapa besar jasa keduanya, maka  limpahkanlah Rahmat dan Kasih sayangmu dunia akhirat.
Ya Allah yang Maha Pengasih Penyayang,… Janganlah Engkau biarkan kami tersesat kembali;
setelah Engkau tunjukkan jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhoi. Ya Allah yang Maha Kasih, 
kami sadar Ya Allah, jika kami merenungkan kebaikan dan  amal-amal kami selama ini, maka kami
bukanlah dari golongan ahli syurga,.. namun Ya Allah;.. tak mungkin, bahkan mustahil kami sanggup
untuk menghuni nerakaMU,.. Ya Allah. Oleh karena itu, ridhoilah kami dan masukkanlah kami ke
dalam syurgaMU.   

Ya Allah, di hari yang suci ini, secara khusus kami wakafkan Ummul Quran (Al-Fatihah) dan doa kami
kepada yang Engkau Rahmati “Almarhum Bp H.M. Asyik beserta keluarga” yang telah mewakafkan
Masjid yang Mubarok ini.  Ya Allah,.. kabulkanlah doa kami.

  Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Naskah Khutbah Idul Adha 1434 H

Kisah Teladan Keluarga Nabi Ibrahim AS

KHUTBAH PERTAMA:

3×( ْ‫)هللاُ اَكبَر‬3×( ْ‫×) هللاُ اَ ْكبَر‬3( ْ‫هللاُ اَ ْكبَر‬


 ‫لح ْم ُد‬ َ ‫اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ اَ ْكبَرْ هللاُ اَ ْكبَرْ َو هللِ ْا‬ َ‫ص ْيالً ال‬ ِ ‫الح ْم ُد هّلِل ِ بُ ْك َرةً َوأ‬
َ ‫هللاُ اَ ْكبَرْ َكبِ ْيرًا َو‬
  ُ‫×) اشهَ ُد ان ال اِلهَ اِال هللاُ َوحْ َده‬3( ْ‫هللاُ اكبَر‬ .‫صيا َ ِم َر َمضَانَ َو ْعي َد ْاالَضْ َحى بَ ْع َد يَوْ ِم َع َرفة‬
َّ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ِ ‫بَ ْع َد‬ ‫ط ِر‬ ْ ِ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذى َج َع َل لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ ِع ْي َد ْالف‬
َ‫ َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه الَّ ِذ ْين‬ ‫َلى‬ َ ‫ص ِّل ع‬ َ ‫ اللهُ َّم‬.ُ‫ َسيِّدَنا َ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬ ‫ك ْال َع ِظ ْي ُم ْاالَ ْكبَرْ َواَ ْشهَ ٌد اَ َّن‬
ُ ِ‫َر ْيكَ لَهُ لَهُ ْال َمل‬
ِ ‫ش‬ َ‫ال‬
ْ‫س َوطَهَّر‬ ْ‫ِّج‬
َ ‫ َعنهُ ُم الر‬ ‫َب‬ ْ َ ‫اذه‬ ْ َ
َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن اِالَّ َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬
َّ ‫ فَيَا ِعبَا َدهللاِ اِتَّقُواهللاَ َح‬.ُ‫اَ َّما بَ ْعد‬

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Di pagi hari yang penuh barokah ini, kita berkumpul untuk melaksanakan shalat ‘Idul Adha. Baru saja
kita laksanakan ruku’ dan sujud sebagai manifestasi perasaan taqwa kita kepada Allah SWT. Kita
agungkan nama-Nya, kita gemakan takbir dan tahmid sebagai pernyataan dan pengakuan atas
keagungan Allah. Takbir yang kita ucapkan bukanlah sekedar gerak bibir tanpa arti. Tetapi
merupakan pengakuan dalam hati, menyentuh dan menggetarkan relung-relung jiwa manusia yang
beriman. Allah Maha Besar. Allah Maha Agung. Tiada yang patut di sembah kecuali Allah.
Karena itu, melalui mimbar ini saya mengajak kepada diri saya sendiri dan juga kepada hadirin
sekalian: Marilah tundukkan kepala dan jiwa kita di hadapan Allah Yang Maha Besar. Campakkan
jauh-jauh sifat keangkuhan dan kecongkaan yang dapat menjauhkan kita dari rahmat Allah SWT.
Sebab apapun kebesaran yang kita sandang, kita kecil di hadapan Allah. Betapapun perkasanya kita,
masih lemah dihadapan Allah Yang Maha Kuat. Betapapun hebatnya kekuasaan dan pengaruh kita,
kita tidak berdaya dalam genggaman Allah Yang Maha Kuasa atas segala-galanya.

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Idul adha dikenal dengan sebutan “Hari Raya Haji”, dimana kaum muslimin sedang menunaikan haji
yang utama, yaitu wukuf di Arafah. Mereka semua memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit,
yang di sebut pakaian ihram, melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup, mempunyai
tatanan nilai yaitu nilai persamaan dalam segala segi bidang kehidupan. Tidak dapat dibedakan
antara mereka, semuanya merasa sederajat. Sama-sama mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha
Perkasa, sambil bersama-sama membaca kalimat talbiyah.

َ ‫ك لَبَّ ْي‬
‫ك‬ َ َ‫َر ْيكَ ل‬ َ ‫ك اللّهُ َّم لَبَّ ْي‬
َ ‫ك لَبَّ ْي‬
ِ ‫ك الَ ش‬ َ ‫لَبَّ ْي‬
Disamping Idul Adha dinamakan hari raya haji, juga dinamakan “Idul Qurban”, karena merupakan
hari raya yang menekankan pada arti berkorban. Qurban itu sendiri artinya dekat, sehingga Qurban
ialah menyembelih hewan ternak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, diberikan
kepada fuqoro’ wal masaakiin.

Masalah pengorbanan, dalam lembaran sejarah kita diingatkan pada beberapa peristiwa yang
menimpa Nabiyullah Ibrahim AS beserta keluarganya Ismail dan Siti Hajar. Ketika Nabi Ibrahim
diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istrinya Hajar bersama Nabi Ismail putranya,
yang saat itu masih menyusu. Mereka ditempatkan disuatu lembah yang tandus, gersang, tidak
tumbuh sebatang pohon pun. Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun.
Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu, apa maksud sebenarnya dari wahyu Allah yang menyuruh
menempatkan istri dan putranya yang masih bayi itu, ditempatkan di suatu tempat paling asing, di
sebelah utara kurang lebih 1600 KM dari negaranya sendiri palestina. Tapi baik Nabi Ibrahim,
maupun istrinya Siti Hajar, menerima perintah itu dengan ikhlas dan penuh tawakkal.

Seperti yang diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa tatkala Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak
bisa menyusui nabi Ismail, beliau mencari air kian kemari sambil lari-lari kecil (Sa’i) antara bukit Sofa
dan Marwah sebanyak 7 kali. Tiba-tiba Allah mengutus malaikat jibril membuat mata air Zam Zam.
Siti Hajar dan Nabi Ismail memperoleh sumber kehidupan.

Lembah yang dulunya gersang itu, mempunyai persediaan air yang melimpah-limpah. Datanglah
manusia dari berbagai pelosok terutama para pedagang ke tempat Siti Hajar dan Nabi Ismail, untuk
membeli air. Datang rejeki dari berbagai penjuru, dan makmurlah tempat sekitarnya. Akhirnya
lembah itu hingga saat ini terkenal dengan kota mekkah, sebuah kota yang aman dan makmur,
berkat do’a Nabi Ibrahim dan berkat kecakapan seorang ibu dalam mengelola kota dan masyarakat.
Kota mekkah yang aman dan makmur dilukiskan oleh Allah dalam Al-Qur’an:

ِ ‫ َم ْن آ َمنَ ِم ْنهُم ِباهّلل ِ َو ْاليَوْ ِم‬ ‫ت‬


‫اآلخ ِر‬ ِ ‫اجْ َعلْ هَـ َ َذا بَلَداً آ ِمنا ً َوارْ ُز ْق َأ ْهلَهُ ِمنَ الثَّ َم َرا‬  ِّ‫َوِإ ْذ قَا َل ِإب َْرا ِهي ُم َرب‬
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdo’a: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, sebagai negeri
yang aman sentosa dan berikanlah rizki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman
diantara mereka kepada Allah dan hari kiamat.” (QS Al-Baqarah: 126)

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Dari ayat tersebut, kita memperoleh bukti yang jelas bahwa  kota Makkah hingga saat ini memiliki
kemakmuran yang melimpah. Jamaah haji dari seluruh penjuru dunia, memperoleh fasilitas yang
cukup, selama melakukan ibadah haji maupun umrah.

Hal itu membuktikan tingkat kemakmuran modern, dalam tata pemerintahan dan ekonomi, serta
keamanan hukum, sebagai faktor utama kemakmuran rakyat yang mengagumkan. Yang semua itu
menjadi dalil, bahwa do’a Nabi Ibrahim dikabulkan Allah SWT. Semua kemakmuran tidak hanya
dinikmati oleh orang Islam saja. Orang-orang yang tidak beragama Islam pun ikut menikmati.

Allah SWT berfirman:

ِ ‫س ْال َم‬
‫صي ُر‬ َ ‫ار َوبِْئ‬ ِ ‫ال َو َمن َكفَ َر فَُأ َمتِّ ُعهُـ قَلِيالً ثُ َّم َأضْ طَرُّ هُ ِإلَى َع َذا‬
ِ َّ‫ب الن‬ َ َ‫ق‬
Artinya: Allah berfirman: “Dan kepada orang kafirpun, aku beri kesenangan sementara, kemudian
aku paksa ia menjalani siksa neraka. Dan itulah seburuk buruk tempat kembali.” (QS. Al-Baqarah:
126)

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Idul Adha yang kita peringati saat ini, dinamai juga “Idul Nahr” artinya hari cara memotong kurban
binatang ternak. Sejarahnya adalah bermula dari ujian paling berat yang menimpa Nabiyullah
Ibrahim. Disebabkan kesabaran dan ketabahan Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan
cobaan, Allah memberinya sebuah anugerah, sebuah kehormatan  “Khalilullah” (kekasih Allah).

Setelah titel Al-khalil disandangnya, Malaikat bertanya kepada Allah: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau
menjadikan Ibrahim sebagai kekasihmu. Padahal ia disibukkan oleh urusan kekayaannya dan
keluarganya?” Allah berfirman: “Jangan menilai hambaku Ibrahim ini dengan ukuran lahiriyah,
tengoklah isi hatinya dan amal bhaktinya!”

Kemudian Allah SWT mengizinkan para malaikat menguji keimanan serta ketaqwaan Nabi Ibrahim.
Ternyata, kekayaan dan keluarganya dan tidak membuatnya lalai dalam taatnya kepada Allah.

Dalam kitab “Misykatul Anwar” disebutkan bahwa konon, Nabi Ibrahim memiliki kekayaan 1000 ekor
domba, 300 lembu, dan 100 ekor unta. Riwayat lain mengatakan, kekayaan Nabi Ibrahim mencapai
12.000 ekor ternak. Suatu jumlah yang menurut orang di zamannya adalah tergolong milliuner.
Ketika pada suatu hari, Ibrahim ditanya oleh seseorang  “milik siapa ternak sebanyak ini?” maka
dijawabnya: “Kepunyaan Allah, tapi kini masih milikku. Sewaktu-waktu bila Allah menghendaki, aku
serahkan semuanya. Jangankan cuma ternak, bila Allah meminta anak kesayanganku, niscaya akan
aku serahkan juga.”

Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Qur’anul ‘adzim mengemukakan bahwa, pernyataan Nabi Ibrahim itulah
yang kemudian dijadikan bahan ujian, yaitu Allah menguji Iman dan Taqwa Nabi Ibrahim melalui
mimpinya yang haq, agar ia mengorbankan putranya yang kala itu masih berusia 7 tahun. Anak yang
elok rupawan, sehat lagi cekatan ini, supaya dikorbankan dan disembelih dengan menggunakan
tangannya sendiri. Sungguh sangat mengerikan! Peristiwa itu dinyatakan dalam Al-Qur’an Surah As-
Shoffat : 102 :

ِ َ‫ ْال َمن َِام َأنِّي َأ ْذبَحُكَ فَانظُرْ َما َذا ت ََرى قَا َل يَا َأب‬ ‫ي ِإنِّي َأ َرى فِي‬
َ‫ا ْف َعلْ َما تُْؤ َم ُر َست َِج ُدنِي ِإن شَاء هَّللا ُ ِمنَ الصَّابِ ِرين‬ ‫ت‬ َ َ‫ق‬
َّ َ‫ال يَا بُن‬
Artinya: Ibrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu “maka fikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai bapakku kerjakanlah
apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang
sabar.” (QS As-shaffat: 102).

Ketika keduanya siap untuk melaksanakan perintah Allah. Iblis datang menggoda sang ayah,  sang
ibu dan sang anak silih berganti. Akan tetapi Nabi Ibrahim, Siti hajar dan Nabi Ismail tidak tergoyah
oleh bujuk rayuan iblis yang menggoda agar membatalkan niatnya. Bahkan siti hajarpun
mengatakan, : ”jika memang benar perintah Allah, akupun siap untuk di sembelih sebagai gantinya
ismail.” Mereka  melempar iblis dengan batu, mengusirnya pergi dan Iblispun lari tunggang
langgang. Dan ini kemudian menjadi salah satu rangkaian ibadah haji yakni melempar jumrah;
jumrotul ula, wustho, dan aqobah yang dilaksanakan di mina.

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah

Setelah sampai disuatu tempat, dalam keadaan tenang Ismail berkata kepada ayahnya : ”ayah, ku
harap kaki dan tanganku diikat, supaya aku tidak dapat bergerak leluasa, sehingga menyusahkan
ayah. Hadapkan mukaku ke tanah, supaya tidak melihatnya, sebab kalau ayah melihat nanti akan
merasa kasihan. Lepaskan bajuku, agar tidak terkena darah yang nantinya menimbulkan kenangan
yang menyedihkan.    Asahlah tajam-tajam pisau ayah, agar penyembelihan berjalan singkat, sebab
sakaratul maut dahsyat sekali. Berikan bajuku kepada ibu untuk kenang-kenangan serta sampaikan
salamku kepadanya supaya dia tetap sabar, saya dilindungi Allah SWT, jangan cerita bagaimana
ayah mengikat tanganku.    Jangan izinkan anak-anak sebayaku datang kerumah, agar kesedihan ibu
tidak terulang kembali, dan apabila ayah melihat anak-anak sebayaku, janganlah terlampau jauh
untuk diperhatikan, nanti ayah akan bersedih.”

Nabi Ibrohim menjawab ”baiklah anakku, Allah swt akan menolongmu”. Setelah ismail, putra
tercinta ditelentangkan diatas sebuah batu, dan pisaupun diletakkan diatas lehernya, Ibrohim pun
menyembelih dengan menekan pisau itu kuat-kuat, namun tidak mempan, bahkan tergorespun
tidak.

Pada saat itu, Allah swt membuka dinding yang menghalangi pandangan malaikat di langit dan
dibumi, mereka tunduk dan sujud kepada Allah SWT, takjub menyaksikan keduanya. ”lihatlah
hambaku itu, rela dan senang hati menyembelih anaknya sendiri dengan pisau, karena semata-mata
untuk memperoleh kerelaanku.

Sementara itu, Ismail pun berkata : ”ayah.. bukalah ikatan kaki dan tanganku, agar Allah SWT tidak
melihatku dalam keadaan terpaksa, dan letakkan pisau itu dileherku, supaya malaikat menyaksikan
putra kholilullah Ibrohim taat dan patuh kepada perintah-Nya.”

Ibrohim mengabulkannya. Lantas membuka ikatan dan menekan pisau itu ke lehernya kuat-kuat,
namun lehernya tidak apa-apa, bahkan bila ditekan, pisau itu berbalik, yang tajam berada di bagian
atas. Ibrohim mencoba memotongkan pisau itu ke sebuah batu, ternyata batu yang keras itu
terbelah. ”hai pisau, engkau sanggup membelah batu, tapi kenapa tidak sanggup memotong
leher” kata ibrahim. Dengan izin Allah SWT, pisau itu menjawab, ”anda katakan potonglah, tapi
Allah mengatakan jangan potong, mana mungkin aku memenuhi perintahmu wahai ibrahim, jika
akibatnya akan durhaka kepada Allah SWT”

Dalam pada itu Allah SWT memerintahkan jibril untuk mengambil seekor kibasy dari surga sebagai
gantinya. Dan Allah swt berseru dengan firmannya, menyuruh menghentikan perbuatannya, tidak
usah diteruskan pengorbanan terhadap anaknya. Allah telah meridloi ayah dan anak memasrahkan
tawakkal mereka. Sebagai imbalan keikhlasan mereka, Allah mencukupkan dengan penyembelihan
seekor kambing sebagai korban, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat As-Shaffat ayat
107-110:

ٍ ‫َوفَ َد ْينَاهُ بِ ِذب‬


‫ْح َع ِظ ٍيم‬

 “Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”

َ‫َوت ََر ْكنَا َعلَ ْي ِه فِي اآْل ِخ ِرين‬


“Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang datang kemudian.”

‫َساَل ٌم َعلَى ِإ ْب َرا ِهي َم‬

“Yaitu kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim.”

َ‫ك نَجْ ِزي ْال ُمحْ ِسنِين‬


َ ِ‫َك َذل‬
“Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Menyaksikan tragedi penyembelihan yang tidak ada bandingannya dalam sejarah umat manusia itu,
Malaikat Jibril menyaksikan ketaatan keduanya, setelah kembali dari syurga dengan membawa
seekor kibasy, kagumlah ia seraya terlontar darinya suatu ungkapan “Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allahu Akbar.”  Nabi Ibrahim menyambutnya    “Laailaha illahu Allahu Akbar.” Yang kemudian di
sambung oleh Nabi Ismail “Allahu Akbar Walillahil Hamdu.’

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah

Inilah sejarah pertamanya korban di Hari Raya Qurban. Yang kita peringati pada pagi hari ini. Allah
Maha pengasih dan Penyayang. Korban yang diperintahkan tidak usah anak kita, cukup binatang
ternak, baik kambing, sapi, kerbau maupun lainnya. Sebab Allah tahu, kita tidak akan mampu
menjalaninya, jangankan memotong anak kita, memotong sebagian harta kita untuk menyembelih
hewan qurban, kita masih terlalu banyak berfikir. memotong 2,5 % harta kita untuk zakat, kita masih
belum menunaikannya. Memotong sedikit waktu kita untuk sholat lima waktu, kita masih keberatan.
Menunda sebentar waktu makan kita untuk berpuasa, kita tak mampu melaksanakannya, dan
sebagainya. Begitu banyak dosa dan pelanggaran yang kita kerjakan, yang membuat kita jauh dari
Rahmat  Allah SWT.

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah

Hikmah yang dapat diambil dari pelaksanaan shalat Idul Adha ini adalah, bahwa hakikat manusia
adalah sama. Yang membedakan hanyalah taqwanya. Dan bagi yang menunaikan ibadah haji, pada
waktu wukuf di Arafah memberi gambaran bahwa kelak manusia akan dikumpulkan di padang
mahsyar untuk dimintai pertanggung jawaban.

Di samping itu, kesan atau i’tibar yang dapat diambil dari peristiwa tersebut adalah:
Pertama,  Hendaknya kita sebagai orang tua, mempunyai upaya yang kuat membentuk anak yang
sholih, menciptakan pribadi anak yang agamis, anak yang berbakti kepada orang tua, lebih-lebih
berbakti terhadap Allah dan Rosul-Nya.

Kedua,  perintah dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Allah SWT, harus dilaksanakan.
Harus disambut dengan tekad sami’na wa ‘atha’na. Karena sesungguhnya, ketentuan-ketentuan
Allah SWT pastilah manfaatnya kembali kepada kita sendiri.

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

I’tibar ketiga, adalah kegigihan syaitan yang terus menerus mengganggu manusia, agar
membangkang dari ketentuan Allah SWT. Syaitan senantiasa terus berusaha menyeret manusia
kepada kehancuran dan kegelapan. Maka janganlah mengikuti bujuk rayu syaithon, karena
sesungguhnya syaithon adalah musuh yang nyata.

Keempat,  jenis sembelihan berupa bahimah (binatang ternak), artinya dengan matinya hayawan
ternak, kita buang kecongkaan dan kesombongan kita, hawa nafsu hayawaniyah harus dikendalikan,
jangan dibiarkan tumbuh subur dalam hati kita.

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Tepatlah apabila perayaan Idul Adha digunakan menggugah hati kita untuk berkorban bagi negeri
kita tercinta, yang tidak pernah luput dirundung kesusahan. Sebab pengorbanan Nabi Ibrahim AS
yang paling besar dalam sejarah umat manusia itulah yang membuat Ibrahim menjadi seorang Nabi
dan Rasul yang besar, dan mempunyai arti besar. Dari sejarahnya itu, maka lahirlah kota Makkah dan
Ka’bah sebagai kiblat umat Islam seluruh dunia, dengan air zam-zam yang tidak pernah kering, sejak
ribuan tahunan yang silam, sekalipun tiap harinya dikuras berjuta liter, sebagai tonggak jasa seorang
wanita yang paling sabar dan tabah yaitu Siti Hajar dan putranya Nabi Ismail.

Akhirnya dalam kondisi seperti ini kita banyak berharap, berusaha dan berdoa,  mudah-mudahan
kita semua, para pemimpin kita, elit-elit kita, dalam berjuang tidak hanya mengutamakan
kepentingan pribadi dan kelompok, tapi berjuang untuk kepentingan dan kemakmuran masyarakat,
bangsa dan negara. Kendatipun perjuangan itu tidaklah mudah, memerlukan pengorbanan yang
besar. Hanya orang-orang bertaqwa lah yang sanggup melaksanakan perjuangan dan pengorbanan
ini dengan sebaik-baiknya.

Mudah-mudahan perayaan Idul Adha kali ini, mampu menggugah kita untuk terus bersemangat, rela
berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan negara amiin 3x ya robbal alamin.

‫ك هُ َو اَأْل ْبتَ ُر‬ َ ‫ك َوا ْن َحرْ ِإ َّن شَانَِئ‬ َ َ‫ ْال َكوْ ثَ َر ف‬ ‫ك‬
َ ِّ‫ص ِّل لِ َرب‬ َ ‫ ِإنَّا َأ ْعطَ ْينَا‬.‫َّح ِيم‬ِ ‫من الر‬ِ ْ‫ بِس ِْم هللاِ الرَّح‬.‫ال َّر ِجي ِْم‬ ‫أ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّشيْط ِن‬
.‫ ْال َعلِ ْي ُم‬ ‫الوتَهُ اِنّهُ ه َُو ال َّس ِم ْي ُع‬َ ِ‫ َوتَقَبَّلْ ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم ت‬ .‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ ِ ‫ َونَفَ َعنِي َواِيِّا ُك ْم بما فيه ِمنَ اآليَا‬ .‫آن ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ْ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬
َ ‫ار‬
َ َ‫ب‬
ُ ْ َّ
ِ ‫فا ْستَغفِرُوْ ا اِنهُ هُ َوال َغفوْ ُر الر‬
‫َّح ْي ُم‬ ْ َ

KHUTBAH KEDUA :

ِ‫هللاُ اَ ْكبَرْ َوهلل‬  ْ‫بُ ْك َرةً َو َأصْ ْيالً الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ َو هللاُ اَ ْكبَر‬ ‫هللاُ اَ ْكبَرْ كبيرا َو ْال َح ْم ُد هللِ َكثِ ْيرًا َو ُس ْبحَانَ هللا‬ )×4(  ْ‫×) هللاُ اَ ْكبَر‬3( ْ‫هللاُ اَ ْكبَر‬
‫ْال َح ْم ُد‬
‫ك لَهُ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن َسيِّ َدنَا‪ُ  ‬م َح َّمدًا َع ْب ُدهُ‬
‫َر ْي َ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬
‫َلى اِحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ عَل َى‪ ‬تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬واَ ْشهَ ُد اَ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ‪َ  ‬وهللاُ َوحْ َدهُ الَ ش ِ‬
‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه‪َ  ‬و َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا‬ ‫‪ ‬‬
‫ُ َّ َ‬‫م‬ ‫ه‬ ‫الل‬ ‫‪.‬‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ضْ‬
‫ِ ِ َ ِ َ ِِ‬ ‫ر‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫اع‬ ‫َّ‬
‫د‬ ‫ال‬ ‫ه‬ ‫ُ‬ ‫ل‬ ‫س‬
‫َ َ ُوْ ُ‬‫ر‬ ‫و‬
‫ال تَعاَلَى‪ ‬اِ َّن‬ ‫اَ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما اَ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا اَ َّن هللاّ اَ َم َر ُك ْم بِا َ ْم ٍر بَ َدَأ‪ ‬فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَ َ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه‪َ  ‬و َسلِّ ْم َو َعلَى‬ ‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‪.‬اللهُ َّم َ‬ ‫ُصلُّوْ نَ عَل َى النَّبِى يآ اَيُّهَا‪ ‬الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬ ‫هللاَ َو َمآل ِئ َكتَهُ ي َ‬
‫ْ‬
‫ك َو َمآلِئ َك ِة ال ُمقَ َّربِ ْينَ‬ ‫ك‪َ  ‬و ُر ُسلِ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫آ ِل َسيِّ ِدنا ُم َح َّم ٍد َو َعلى انبِيآِئ َ‬
‫ك‪َ  ‬و ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ‬
‫ت‪ ‬اللهُ َّم اَ ِع َّز ْا ِال ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬
‫ت‪َ  ‬و ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫ك اِلَى يَوْ َم ال ِّد ْي ِن‪ .‬اللهُ َّم‪ ‬ا ْدف ْعَ‬‫اخ ُذلْ َم ْن خَ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ اَ ْعدَا َءال ِّدي ِْن َوا ْع ِل َكلِ َمات ََ‬ ‫َوا ْنصُرْ ِعبَادَكَ ْال ُم َو ِّح ِدين َوا ْنصُرْ َمن‪ ‬ن َ‬
‫َص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ْ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫صةً َو َساِئ ِر البُلد ِ‬
‫َان‪ ‬ال ُم ْسلِ ِم ْينَ‬ ‫لوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ ‪َ  ‬وسُوْ َء الفِ ْتنَ ِة َوال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن‪ ‬بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْا َ‬
‫‪.‬عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬

‫َاس ِر ْينَ ‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! ‪ ‬‬ ‫ظلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َواِ ْن لَ ْم َت ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَالَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخ ِ‬
‫ار‪َ  .‬ربَّنَا َ‬ ‫َربَّنَا آتِنا َ فِى‪ ‬ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْاآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫َر َوالبَغي يَ ِعظك ْم‪ ‬ل َعلك ْم تَذكرُوْ نَ َواذكرُواهللاَ ال َع ِظ ْي َم‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫بى‪َ  ‬ويَنهَى َع ِن الفحْ شآ ِء َوال ُمنك ِ‬ ‫ْ‬ ‫اِ َّن هللاَ‪ ‬يَْأ ُم ُرنَا بِاْل َع ْد ِل َو ْا ِالحْ َس ِ‬
‫ان َوِإيْتآ ِء ِذى ْالقُرْ َ‬
‫ْ‬
‫يَذ ُكرْ ُك ْم‪َ  ‬وا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ اَ ْكبَرْ‬

Anda mungkin juga menyukai