Anda di halaman 1dari 4

Dialog dengan Pasien Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Contoh dialog sesuai Satuan Pelaksana pada pasien gangguan jiwa dengan Gangguan
Konsep Diri: Harga Diri Rendah

Prolog

Disebuah ruang drupadi terdapat pasien gangguan jiwa bernama Ny M. Pasien masuk rumah
sakit jiwa karena klien gelisah, suka marah-marah, mudah tersinggung dan sering melamun
sendiri. Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak berguna lagi karena tidak bisa membiayai
sekolah anaknya dan menafkahi istirinya dan membanggakan orang tuanya karena merasa
kurang beruntung dan malu dengan keadaannya sekarang yang tidak bekerja karena di PHK,
sehingga klien menyendiri dan tidak mau bergaul dengan teman. Diagnosa keperawatan untuk
pasien yaitu gangguan konsep diri:harga diri rendah.

SP 1 Klien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, membantu
klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu klien memilih/menetapkan
kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian

Perawat : “Selamat pagi ibu…”


Klien : “Selamat pagi sus…”
Perawat : “Perkenalkan Bu nama saya Perawat Diana yang bertugas pagi ini.
Nama Ibu siapa? Dan senang dipanggil siapa?”
Klien : “Nama saya Melanika dan saya senang di panggil Melan
Perawat Oh, jadi Ibu senangnya dipanggil Ibu Melan saja. Baik Bu Melan, Saya
lihat dari tadi Ibu melamun, ada yang sedang dipikirkan?”
Klien : “Banyak.”
Perawat : “Bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol dulu Ibu?”
Klien : “Boleh. tapi sebentar saja ya?”
Perawat : “Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya?”
Klien : “30 menit saja.”
Perawat : “Baiklah Ibu kita ngobrol-ngobrolnya 30 menit. Dimana kita
ngobrolnya Ibu?”
Klien : “Disini saja tidak apa-apa.’
Perawat : “Baiklah Ibu, bisa kita mulai sekarang ya Ibu?”
Klien : “Iya.”
Perawat : ‘Baiklah Bu, tadi Ibu bilang ada banyak hal yang Ibu pikirkan. Kalau
boleh saya tau apa yang Ibu pikirkan?”
Klien : “Saya merasa kalau saya ini sudah tidak berguna, Sus.”
Perawat : “Apa yang membuat Ibu bisa berpikir seperti itu?”
Klien : ‘Saya malu sus, saya merasa tidak berguna sebagai Ibu dan istri karena
tidak mampu merawat dan menjaga keluarga saya. Anak saya baru mau
masuk SMP dimana perlu banyak biaya. Anak dan Suami saya sampai
harus bekerja membantu kebutuhan ekonomi. Saya merasa malu tidak
bisa memenuhi kewajiban saya.”
Perawat : “Baik, Pasti berat untuk Ibu menghadapi ini semua. Sekarang coba Ibu
sebutkan kegiatan apa saja yang biasa dan bisa Ibu lakukan di rumah.”
Klien : “Dulu kalau waktu saya senggang saya suka menggambar, menyapu,
memasak, dan memberikan makan ayam peliharaan saya.”
Perawat : “Wah bagus sekali Bu, ada 4 kemampuan dan kegiatan yang Ibu miliki.
Nah, Ibu dari ke 4 kegiatan ini apa yang masih bisa Ibu kerjakan
dirumah sakit...? Kegiatan menggambar bisa Ibu kerjakan di rumah
sakit.”
Klien : “Menggambar dan menyapu.”
Perawat : “Bagus sekali, Ibu ada 2 kegiatan yang masih bisa Ibu dikerjakan
dirumah sakit ini, Bagaimana kalau kita menggambar?. Bagaimana Bu
apa Ibu mau?”
Klien : “Mau sus.’
Perawat : “Baik, Kalau begitu saya akan ambilkan buku gambarnya Bu. Mohon
tunggu sebentar ya, Bu. Saya ambilkan.”
Klien : “(mengangguk).”
Perawat : “(datang dengan membawa buku gambar). Ini buku gambarnya dan
pensilnya Bi. Bisa kita mulai sekarang?”
Klien : “(mengangguk) Beberapa saat kemudian.”
Perawat : “Coba mana, Bu. Hasil menggambar Ibu sudah selesai apa belum?
(Berdiri untuk melihat hasil gambaran). Wah, bagus sekali Bu. Ibu
berbakat sekali. Hasil gambar Ibu benar-benar seperti nyata.”@
Klien : “Terima kasih (tersenyum).”
Perawat : “Ibu bisa mengembangkan kembali bakat Ibu sehingga Ibu bisa
menjadikannya sebagai penghasilan tambahan keluarga.”
Klien : “(Tampak berpikir lalu mengangguk) Suster benar juga.”
Perawat : “Baik Bu, Bagaimana perasaan Ibu setelah kita ngobrol-ngobrol?
Setelah Ibu melakukan kegiatan melukis tadi?”
Klien : “Saya merasa bisa mengalihkan pikiran saya sebentar Sus.”
Perawat :“Baiklah Bu .Coba Ibu lakukan lagi kegiatan tadi. Kita bisa coba
terapkan jadwal menggambar Ibu sehari sekali atau dua hari sekali
untuk menyelesaikan sedikit demi sedikit lukisan yang belum jadi.
Apakah Ibu setuju?”
Klien : ‘Tidak masalah (mengangguk).”
Perawat : “Baik, besok kita akan bertemu kembali untuk ngobrol-ngobrol
kembali
mengenai kemampuan Ibu yang lain. Ibu tau itu apa?”
Klien : “Tau sus Menyapu lantai.”
Perawat : ‘Iya bagus sekali Bu, menyapu lantai, kalau begitu kita akan latihan
menyapu lantai besok ya Bu. Apakah Ibu bersedia?.”
Klien : “Iya, saya bersedia.”
Perawat : ‘Kira-kira besok Ibu maunya kita ketemu jam berapa?”
Klien : “Jam 09.00 saja.’
Perawat : “Baik. Jadi Ibu Melan maunya kita ketemu jam 09.00 WITA ya.
Tempatnya dimana?”
Klien : “Di ruang ini saja.”
Perawat : “Tempatnya di ruang ini saja, ya. Baik Bu sampai jumpa besok.
Selamat pagi menjelang siang. Terimakasih Bu.”
Klien : “Iya Sus.”

Anda mungkin juga menyukai