NPM : 19106141
PRODI : PBSI / 2019D
TUGAS : PENELITIAN PENDIDIKAN
Study kasus
Srategi penelitian studi kasus sebuah metode penelitian yang secara khusus
menyelidiki fenomena kontemporer yang terdapat dalam konteks kehidupan
nyata, yang dilaksanakan ketika batasan-batasan antara fenomena dan
konteksnya belum jelas, dengan menggunakan berbagai sumber data. Untuk
membuat studi kasus ini beberapa pedoman yang harus diperhatikan seperti
hakekat kasus, sejarah, latar belakang fisik, konteks (sosial, ekonomi, politik
dan hukum), hubungan antar kasus dengan kasus lain. Dengan demikian kasus
tidak dapat dipisahkan dari kontek general diman ia menjadi bagian dalam
pembentukan pengalaman individunya. Untuk itu kasus konteks sosial budaya
maupun sosial ekonomi tehadap kehidupan orang atau sekelompok orang
Etnografi Atau Etnosains,
Etnografi pada awalnya merupakan cabang antropologi yang digunakan untuk
menggambarkan, menjelaskan dan mengnalisis unsur kebudayaan suatu
masyarakat atau suku bangsa. Etnografi biasanya terdiri atas uraian terperinci
mengenai aspek cara berperilaku dan cara berpikir yang sudah membaku pada
orang yang dipelajari, yang dituangkan dalam bentuk tulisan, foto, gambar atau
film. Karena kebudayaan meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan
perilaku dan pemikiran, dan keyakinan suatu masyarakat, yang dipelajari oleh
ahli etnografi bisa berbentuk bahasa, mata pencaharian, sistem teknologi,
organisasi sosial, kesenian, sistem pengetahuan, bahasa dan religi. Untuk
memahami unsur-unsur kebudayaan tersebut, peneliti biasanya tinggal bersama
masyarakat yang diteliti dalam waktu yang cukup lama untuk mewawancarai,
mengamati, dan mengumpulkan dokumen-dokumen tentang obyek yang
diteliti. Dan banyak dari antropologi budaya yang menekankan studi
perbandingan, namun pada perkembangan studi perbandingan mengalami
berbagai hambatan, yaitu : 1) Mengenai ketidaksamaan data etnografi yang
disebabkan oleh perbedaan minat dikalangan ahli antropologi; 2) Masalah sifat
data, artinya seberapa jauh data tersebut bisa dikatakan melukiskan gejala yang
sama dari masyarakat yang berbeda; 3) Menyangkut soal klsifikasi.
Fenomenologi
Dalam kajian fenomenologi, terdiri dari fenomenologi transendental dan
fenomenologi eksistensial. Istilah ’fenomenologi’ sering digunakan sebagai
anggapan umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis
dan tipe subjek yang ditemui (Lexy J Moleong, 2007). Fenomenologi diartikan
sebagai: 1) pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal; 2) suatu
studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang (Husserl dalam
Moleong, 2007). Menurut Moleong, peneliti dalam pandangan fenomenologis
berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang
yang berada dalam situasi-situasi tertentu.Fenomenologi tidak berasumsi bahwa
peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti oleh
mereka. Inkuiri fenomenologis memulai dengan diam. Diam merupakan
tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu yang sedang diteliti. Jadi yang
ditekankan dalam fenomenologi adalah pemahaman terhadap pengalaman
subyektif atas peristiwa dan kaitan-kaitannya yang melingkupi subyek. Istilah
fenomenologi digunakan untuk menandai suatu metode filsafat yang ditentukan
oleh Edmund Husserl. Menurut Leiter, Husserl berusaha mengembangkan suatu
fenomenologi transcendental, yang berbeda dengan fenomenologi eksistensial.
Kedua fenomenologi tersebut sama-sama memusatkan perhatian pada soal
kesadaran (consciousness). Sumbangan pemikiran Husserl lainnya adalah
konsepnya tentang natural attitude. Konsep inilah yang menghubungkan filsafat
fenomenologi dengan sosiologi. Lewat konsep ini Husserl ingin
mengemukakan bahwa Ego yang berada dalam situasi tertentu biasanya
menggunakan penalaran yang sifatnya praktis, seperti dalam kehidupan sehari-
hari. Natural attitude ini disebut juga commonsense reality. Oleh
Husserl, natural attitude ini dibedakan dengan theoretical attitude dan mytical
religious attitude. Dengan perbedaan ini Husserl meletakkan salah satu ide
pokok yang kemudian dikembangkan oleh Shutz yang mengaitkan attitude
dengan bisa tidaknya terjadi proses interaksi social.
Grounded Theory
Pada penelitian dengan menggunakan strategi ini, peneliti langsung terjun ke
lapangan tanpa membawa rancangan konseptual, teori, dan hipotesis tertentu.
Glesser dan Strauss mengetengahkan dua jenis teori,vyaitu teori substantive
tertentu, atau empiris, dari pengamatan bersifat sosiologis, seperti perawatan
pasien, pendidikan professional, kenakalan atau penyimpangan adapt,
hubungan ras, atau organisasi/badan penelitian. Sedangkan teori formal
deitemukan dan dibentuk untuk kawasan kategori konseptual teoritik atau untuk
bidang pengamatan sosiologis formal atau konseptual, seperti tanda cacat,
tingkah laku yang menyimpang dari adapt, organisasi formal, sosialisasi,
kekuasaan, dan kekuatan social, atau mobilitas social. Menurut Schlegel dan
Stern, ada tiga elemen dasar dari grounded theory, yang masing-masing tidak
terpisahkan satu dengan yang lain, yaitu (1) konsep , Dalam frounded theory,
teori dibangun dari konsep, bukan langsung dari data itu sendiri. Sedangkan
konsep diperoleh melalui konseptualitas dari data. Tipe konsep yang harus
dirumuskan ada dua ciri pokok, yaitu (a) konsep itu haruslah analitis-telah
cukup digeneralisasikan guna merancang dan menentukan cirri-ciri kesatuan
yang kongkrit, tetapi bukan kesatuan itu sendiri; dan (b) konsep juga harus bisa
dirasakanartinya bisa mengemukakan gambaran penuh arti, ditambah dengan
ilustrasi yang tepat, yang memudahkan orang bisa menangkap referensinya dari
segi pengalamannya sendiri.(2) kategori, Kategori adalah unsure konseptual
dari suatu teori, sedangkan kawasannya adalah aspek atu unsure suatu kategori.
Kategori maupun kawasannya adalah konsep yang ditujukan oleh data yang
pada mulanya menyatakannya, maka kategori dan kawasannya ini akan tetap,
jadi tidak akan berubah atau menjadi lebih jelas ataupun meniadakan.(3)
Proposisi. Pada elemen ketiga ini, pada awalnya Glaser dan Strauss (1967)
menyebut sebagai hipotesis, tetapi istilah proposisi tampaknya dianggap paling
tepat. Hal ini dikarenakan disadari bahwa proposisi menunjukkan adanya
hubungan konseptual, sedangkan hipotesis lebih menunjuk pada hubungan
terukur. Dalam grounded theory yang dihasilkan adalah hubungan konseptual,
bukan hubungan terukur sehingga digunakan istilah-istilah proposisi. Hipotesis
dalam penelitian grounded adalah suatu pernyataan ilmiah yang terus
dikembangkan.
Metode Biografi
Dalam siklus hidup seseorang, dari kelahiran hingga kematian, berbagai
kejadian dialami oleh individu. Pengalaman ini merupakan unsure yang sangat
menarik untuk diketahui karena ia bersifat akumulatif yang tidak hanya
menjelaskan apa saja yang dialami oleh seseorang, tetapi setting di mana
kejadian dan pengalaman itu berlangsung. Metode biografi berusaha merekam
kembali pengalaman yang terakumulasi tersebut. Biografi karenanya
merupakan sejarah individual yang menyangkut berbagai tahap kehidupan dan
pengalaman yang dialami dari waktu ke waktu. Biografi ini memiliki banyak
varian, antara lain potret, profil, memoir, life history, autobiografi, dan diary.
Varian semacam ini tidak hanya menunjukkan cara di dalam melihat
pengalaman yang terakumulasi tersebut, tetapi juga memperlihatkan perluasan
dari metode ini sebagai metode yang penting dalam penelitian social.Bahan
yang digunakan dalam biografi ini adalah dokumen (termasuk surat-surat
pribadi) dan hasil wawancara, tidak hanya dengan orang yang bersangkutan,
tetapi juga dengan orang yang disekelilingnya. Dengan cara ini pula individu
dapat dikendalikan sekaligus melihat data dari dimensi yang lain karena biografi
bagaimanapun juga merupakan bagian dari proses representasi social.
5. Jelaskan perbedaan rancangan penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Jawaban :
Perbedaan dari penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dilihat dari beberapa
segi. Tidak selamanya saling bertentangan ada juga yang memiliki kesamaan
atau kemiripan antara keduanya.Perbedaan tersubut, antara lain :
Desain Penelitian
Kualitatif bersifat umum, fleksibel, dan dinamis.
Kuantitatif memiliki sifat yang khusus, terinci dan statis. Alur dari
penelitian kuantitatif sendiri sudah direncanakan sejak awal dan tidak
dapat diubah lagi.
Analisis Data
Kualitatif dapat dianalisis selama proses penelitian berlangsung.
Kuantitatif dapat dianalisis pada tahap akhir sebelum laporan.
Istilah Subjek Penelitian
Kualitatif memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan
narasumber.
Kuantitatif memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan
responden.
Memandang Fakta
Kualitatif: Penelitian kualitatif memandang “Fakta/Kebenaran”
tergantung pada cara peneliti menginterpretasikan data. Hal ini
dikarenakan ada hal-hal kompleks yang tidak bisa sekedar dijelaskan
oleh angka, seperti perasaan manusia.
Kuantitatif: Penelitian kuantitatif memandang “Fakta/Kebenaran”
berada pada objek penelitian di luar sana. Peneliti harus netral dan tidak
memihak.
Pengumpulan Data
Kualitatif: Penelitian kualitatif lebih berfokus pada sesuatu yang tidak
bisa diukur oleh hitam putih kebenaran, sehingga pada penelitian
kualitatif peneliti mengorek data sedalam-dalamnya atas hal-hal
tertentu.
Kuantitatif: Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
serangkaian instrumen penelitian berupa tes/kuesioner.
Representasi Data
Kualitatif: Hasil penelitian kualitatif berupa interpretasi peneliti akan
sebuah fenomena, sehingga laporan penelitian akan lebih banyak
mengandung deskripsi.
Kuantitatif: Hasil penelitian kuantitatif dipresentasikan dalam bentuk
hasil penghitungan matematis. Hasil penghitungan dianggap sebagai
fakta yang sudah terkonfirmasi.
Implikasi Hasil Riset
Kualitatif: Hasil penelitian kualitatif memiliki dampak atau akibat yang
terbatas pada situasi tertentu. Sehingga hasil penelitian ini tidak dapat
disimpulkan dalam pengaturan yang berbeda.
Kuantitatif: Hasil penelitian kuantitatif berupa fakta/teori yang berlaku
secara umum (generalized). Kapanpun dan dimanapun, fakta itu
berlaku.
Macam Metode
Kualitatif: Fenomenologi, etnografi, studi kasus, historis, grounded
theory.
Kuantitatif: Eksperimen, survey, korelasi, regresi, analisis jalur, ex post
facto.
Tujuan Penelitian
Kualitatif: memperoleh pemahaman mendalam, mengembangkan teori,
mendeskripsikan realitas dan kompleksitas sosial.
Kuantitatif: Menjelaskan hubungan antar variabel, menguji teori,
melakukan generalisasi fenomena sosial yang diteliti.
Jenis Data
Kualitatif: penelitian kualitatif berbentuk deskriptif atau
menggambarkan fenomena atau fakta penelitian secara apa adanya.
Kuantitatif: jenis data yang berbentuk numerik atau sistem angka. Selain
itu juga berbentuk statistik yaitu data yang sudah dikelompokkan
sehingga dapat memberikan informasi mengenai suatu masalah atau
gejala.
6. Jelaskan Merancang penelitian kualitatif ?
Jawaban :