Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah yang
berjudul strategi pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode bermain ini bisa selesai pada
waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Dompu, 2, Maret, 2019

penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………..ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………

A. Latar belakang ………………………………………………..1


B. Rumusan masalah………………………………………………..1
C. Tujuna masalah …………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………

A. Pengertian media pembelajaran ……………………………..2


B. Manfaat dan fungsi media pembelajaran ……………………2
C. kriteria memilih media yang baik …………………………..4
D. klasifikasi media menurut para ahli …………………………5
E. strategi pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
menggunakan permainan sebagai media belajar ……………6

BAB III PENUTUP …………………………………………………….

A. Kesimpulan …………………………………………………12
B. Saran ………………………………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zaman sekarang, pendidikan merupakan batu pijakan untuk mencapai suatu negara dan
bangsa yang berkualitas baik itu di lihat dari aspek psikomotorik, afektif serta kognitif yang
dimiliki oleh individu dalam suatu kelompok atau masyarakat. Sehingga diperlukan suatu
pendidikan yang mengairahkan dan menarik perhatian suatu individu agar dapat
mengembangkan ketiga aspek tersebut sehingga tercapainya kualitas yang unggul dari suatu
bangsa dan negara. Pengajaran yang konvensional saat ini membuat siswa merasa jenuh akan
proses pembelajaran sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang menarik perhatian siswa
khususnya pada pendidikan Sekolah Dasar, karena siswa pada Sekolah Dasar masih dalam
tahap oprasional kongkrit yang membutuhkan media pembelajaran yang kreatif dan sesuai
dengan umur siswa.

B. Rumusan Masalah
F. Apa yang dimasud media pembelajaran ?
G. Apa manfaat dan fungsi media pembelajaran ?
H. Bagaimana kriteria memilih media yang baik ?
I. Apa saja klasifikasi media menurut para ahli ?
J. Bagaimana strategi pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar menggunakan
permainan sebagai media belajar?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan apa yang dimasud media pembelajaran
2. Untuk menjelaskan fungsi dan kriteria memilih media yang baik
3. Untuk mengetahui kriteria memilih media dengan baik
4. Untuk mengetahui apa saja klasifikasin media menurut para ahli
5. Untuk mengetahui strategi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar menggunakan
permainan sebagai media belajar

1
BAB II

PENJELASAN

A. Media pembelajaran

Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang
berartitengah‟,‟perantara‟atau‟pengantar‟. Sedang menurut Kamus Besar BahasaIndonesia
media pembelajaran adalah alat dan bahan yg digunakan dalam prosespengajaran atau
pembelajaran. Menurut Gagne (dalam Sadimandkk,1986:6)menyatakan bahwa “media adalah
berbagai jenis komponen dalamlingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.”
Jadi dapatdisimpulkan bahwa “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untukmenyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsangpikiran,
perasaan, perhatian dan minat sertaperhatian siswa sedemikian rupasehingga proses belajar
terjadi.”(Sadiman dkk,1986:7). Sehingga mediapembelajaran adalah alat penunjang dalam
proses belajar mengajar gunamempermudah pengirim pesan (guru) menyampaikan materi
kepada penerima(siswa). Menurut definisi di atas media pembelajaran mengandung lima
unsurpenting yaitu guru sebagai pengirim pesan, media penyampaian, materi yangdisampaikan,
siswa sebagai penerima dan komunikasi. Santyasa(2007:3)menyatakan bahwa “Proses
pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi,guru (komunikator), bahan
pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan),dan tujuan pembelajaran.”

B. manfaat dan fungsi

Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Menurut Santyasa(2007:4)“Dalam proses


pembelajaran, media memilikifungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju
penerima(siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima
dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.”

Pengunaan media pembelajaran dapa tmempermudah penyampaian materi sekaligus


dapan meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang disampaikan terutama untuk siswa
kelas bawah sehingga dapat megoptimalkan hasil bejajar siswa. Sudjana dan Rivai (2007:2)
menyatakan bahwa : “…Ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi
proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan media pengajaran dalam proses belajar
siswa antara lain

2
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi
belajar;

b. Bahan pengjaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih mudah dipahami oleh para
siswa, dan memungkinkan siswa mengusahai tujuan pengajaran lebih baik;

c. Metode belajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan;

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan, dan lain lain…. …

Alasan kedua mengapa penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan
hasil belajar adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti
tahap perkembangan dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks…”Menurut
Edgar Dale,dkk (dalam Padmono,2011:12) menyatakan bahwaaa: fungsi dan manfaat media
meliputi :

a. Memberikan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir (tidak verbalistis)

b. Menarik perhatian siswa terhadap pelajaran.

c. Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, sehingga


memungkinkan hasil belajar lebih tahan lama.

d. Memberi pengalaman-pengalaman nyata pada siswa sehingga usaha belajar sendiri


dapat berkembang.

e. Mengembangkan keteraturan dalam kontinyunitas berpikir.

f. Ikut membantu pertumbuhan pengertian yang berakibat pula pertumbuhan kosa kata.

g. Membuat kegiatan belajar menjadi mendalam efisien, dan beraneka ragam. Secara
umum media pendidikan menurut Sadiman,dkk (1986:17) mempunyai kegunaan sebagai
berikut :

1. Memperjelas penyajian pesan agartidak terlalu verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis
atau lisan belaka).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya

3
a. Objek yang terlalu besar – untuk mengatasi pengunaan media asli yang terlalu
besar dan tidak memungkinkan ditunjukan langsung ketika kegiatan belajar
mengajar berlangsung contoh : sapi diganti dengan bonekah sapi atau gambar
sapi, pesawat terbang bisa diganti dengan model mainan atau foto pesawat
terbang;

b. Objek yang kecil – pengunaan media difungsikan untuk menunjukan obyek


obyek yang berukuran kecil dan mikroskopis contoh: bakteri dapat digantikan
dengan video bakteri, semut dapat diperbesar melalui gambar atau
menggunakan alat bantu seperti kaca pembesar untuk dapat melihat secara
langsung. ;

c. Gerak yang terlalu lamban atau terlalu cepat --, gerakan obyek yang diamati
jika terlalu cepat kita dapat memanfaatkan media video untuk merekam dan
memperlambatnya atau mengunakan timelapse dan high-speed photography;

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu -- bisa untuk penyampaian
mengenai peristiwa masa lalu dapat mengunakan film dan gambar sebagai
medianya, ;

e. Objek yang terlalu kompleks -- untuk model yang terlalu rumit dapat disajikan
melalui model gambar, rancangan maupun diagram, dan

f. Konsep yang terlalu luas -- jika media yang digunakan terlalu luas dan global
maka pengajar dapat mengunakan media study tour maupun dapat juga
divisualisasikan melalui gambar dan film.

C. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak
didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk

a. Menimbulkan kegairahan belajar;

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan


lingkungan dan kenyataan (siswa lebih aktif melaui kontak langsung dengan
lingkungan, tidak hanya duduk di kelas);

c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan


minatnya (member kesempatan siswa untuk mengembangkan pendidikannya).

4
4. Dengan latar belakang siswa dan pengajar yang berbeda maka akan muncul angapan dan
persepsi yang berbeda terhadap suatu masalah, padahal kurikulum yang ditentukan sama
untuk seluruh siswa maka media berperan untuk:

a. Memberikan perangsangan yang sama;

b. Mempersamakan pengalaman

c. Menimbullkan persepsi yang sama

D. Kriteria Memilih Media Ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh
seorangpenjajar untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
Namun tidak semua mediadapbat dipergunakan secara efektif dan efisien dalam
kegiatan belajar mengajar.Seorang pengajar harus mampu memilih media yang sesuai
untuk penyampaianmateri pengajaran supaya peserta didik lebih mudah memahami
materi. Tidaksemua materi yang disampaikan perlu mengunakan media sehingga
pengajar tidakperlu memaksakan diri untuk mengunakan media dalam setiap
penyampaianmateri karena pada hakekatnya media digunakan untuk mempermudah
prosesbelajar mengajar.

Menurut sudjana dan Rivai (2007:4) dalam memilih media untukkepentingan


pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagaiberikut:

1. Ketepatan dalam tujuan pengajaran artinya media pengajaran harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran artinya media pengajaran yang digunakan
harus mendukung materi yang diajarkan. Sehingga media pengajaran dapat
memperjelas dan mempermudah penyampaian serta penyerapan materi.

3. Kemudahan memperoleh media artinya media yang digunakan sebaiknya mudah


diperoleh, sederhana dan jika memungkinkan dapat dibuat oleh guru.

4. Keterampilan guru dalam mengunakannya. Syarat utama dalam mengunakan media


adalah keterampilan guru. Dalam penggunaan media seorang pengajar haruslah
mampu menguasai dan mengoprasionalkan media yang digunakan.

5. Tersedia waktu untuk mengunakannya, untuk mengunakan media pengajar haruslah


memperhatikan alokasi waktu, apakah media yang digunakan tersebut akan menyita
banyak waktu dan menganggu penyampaian materi yang lain atau tidak.
5
6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, media yang digunakan haruslah sederhana (SD)
sehingga siswa mudah memahami maksud dari media tersebut. Pengunaan media
pembelajaran oleh guru/ pengajar memang menunjangpembelajaran, namun yang
perlu diperhatikan bahwa media pembelajaranmerupakan jembatan menuju tujuan
pengajaran bukan tujuan pengajaran sehinggapengajar dituntut untuk memahami
karakteristik setiap media yang akandigunakan sehingga lebih efektif, efisien dan
tepat sasaran. Sebagai contoh dalammemberi penjelasan mengenai macam-macam
bentuk surat, pengajar lebihdianjurkan mengambar di papan tulis disbanding
menunjukan macam macam

E. Klasifikasi Media Pembelajaran


Terdapat bermacam macam jenis media pembelajaran yang dapatdigunakan oleh
pengajar dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.
Klasifikasimedia pembelajaran menurut para ahli (Santyasa,2007,10) adalah sebagai
berikut :
1. Menurut Schramm, media digolongkan menjadi
a. Media rumit: media yang dalam pembuatan maupun penyajiannya
memerlukan keahlian kusus dan memiliki tingkat kesulitan yang cukup
tinggi. Contoh: Mikroskop
b. Media Mahal; media yang dalam penyediaan maupun pembuatannya
membutuhkan biaya yang relatif besar. Contoh: alat peraga, teleskop,
teropong.
c. Media Sderhana: media yang dalam pembuatan dan penyajiannya relatif
mudah dan tidak berbelit belit. Contoh: gambar, film.
2. Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu
a. benda untuk didemonstrasikan media yang berupa semacam benda yang
kemudian oleh pengajar atau siswa menerangkan maksud dari benda tersebut.
Contoh: bonekah sapi, guru menerangkan bahwa sapi memiliki empaat kaki,
berdaun telinga dua dan berekor satu.
b. komunikasi lisan merupakan media yang sering digunakan oleh pengajar
dalam menyampaikan materi. Pengajar langsung menjelaskan secara lisan
materi yang ada.
c. media cetak media yang berupa tulisan hasil cetakan. Contoh: buku diktat,
Koran, majalah.

6
d. gambar diam, media yang berupa gambar benda (materi) yang ingin
disampaikan. Contoh: gambar sapi untuk menjelaskan ciri- ciri Sapi.
e. gambar bergerak: gambar yang terdiri dari berbagai rangkaian gambar jika di
ganti satu persatu seolah olah gambar tersebut bergerak. Sering digunakan
pada taman kanak kanak maupun SD kelas rendah.
f. film bersuara contoh: film peristiwa 1998 untuk menjelaskan siswa peristiwa
sejarah masa lalu.
g. mesin belajar. Berupa serangkaian alat peraga proses belajar mengajar.
Contoh: mesin belajar aliran listrik.
3. Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu:
visual diam, film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram,
demonstrasi, buku tekscetak, dan sajian lisan….
4. Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas
delapan kelompok, yaitu :
benda sebenarnya (benda kongkrit), presentasi verbal (penyampaian materi
dengan media lisan atau ceramah), presentasi grafis (melalui penjelasan dengan
bantuan grafik maupun diagram),gambar diam (mengunakan gambar), gambar
bergerak (mengunakan rangkaian gambar sehingga jika digerakan dengan cepat
seolah olah bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi (melalui
praktik langsung).
5. Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya
alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu :
media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi; media
audio; media proyeksi; televisi, video, komputer.
F. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Menggunakan Media Permainan
Bermain bagi seorang anak adalah sesuatu yang sanggat penting. Sepertihalnya orang
dewasa bagi seorang anak bermain adalah suatu pekerjaan. Bermain adalah kebutuhan wajib
bagi anak untuk mengembangkan diri dalam proses pendewasaan. Namun dalam kenyataannya
banyak siswa yang kehilangan waktu bermainnya dikarenakan setiap pagi mereka harus
bersekolah, duduk diam berjam-jam mendengarkan penjelasan dari pengajar yang terkadang
terasa membosankan. Sesampainya dirumah kebanyakan orang tua memerintahkan putranya
untuk tidur siang dengan alasan kesehatan, di sore hari siswa disibukan dengan kegiatan belajar
seperti Les, kursus, maupun mengaji di masjid. Di malamhari mereka harus mengerjakan
pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru mereka. Sehingga siswa kita (SD) banyak kehilangan

7
waktu bermain mereka. Tak jarang dikarenakan hal tersebut anak menjadi stress dan cenderung
bertindak agresif.
Padahal menurut Hetheriongton dan Parke (dalam Djuanda,2006:86)menyatakan bahwa
“bermain bagi anak berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan
bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungannya dan mempelajari segala sesuatu ,
serta memecahkan masalah yang dihadapinya.” Sehingga menurut peryataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa bermain memiliki fungsi yang penting dalam pendewasaan anak. Seorang
pendidik dapat memanfatkan media permainan sebagai media pembelajaran yang efektif.
Sugianto (dalam Djuanda, 2006:87) mengemukakan “Froebel seorang pendidik dari jerman, ia
percaya salah satu alat terbaik untuk mendidik anak- anak ialah melalui permainan. Menurut
pendapatnya, anak-anak lebih siap dan berpotensi untuk brmain dari pada cara lain. Sedang
Lhon Locke meyakini bermain dapat membantu usaha mencapai tujuan pendidikan, Rousseau
dan Emile menekankan pentingnya bermain yang dapat bermanfaat dalam perkembangan anak”
Dengan demikian pengunaan media permainan dapat menambah waktu bermain siswa dan
meningkatkan kreatifitas dan minat siswa terhadap materi yang disampaikan. Selain sebagai
penyampaian materi, seorang pendidik mampu memanfaatkan permainan untuk
mengkondusifkan suasana belajar, hal ini dikategorikan sebagai permainan murni. Dalam
permainan murni berfungsi untuk mencairkan suasana yang tegang, mengembalikan konsentrasi
siswa melalui teka-teki maupun permainan lain.Dalam kegiatan bermain maupun permainan
seoran gsiswa secara tidak sadar telah melakukan kegiatan berbahasa yang diwujudkan melalui
percakapan, argumen-argumen, perdebatan, penjelasan bahkan tidak jarang menemukan kosa-
kata baru yang belum mereka pahami. Melalui bermain siswa secara tidak sadar mengunakan
bahasa secara nyata dan kontekstual .Bagaimana intonasi ketika sedang menerangkan, bertanya,
Dengan dasar tersebutlah seorang pengajar dapat mengembangkan permainan sebagai
media belajar bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Permainan Bahasa Pada hakekatnya
permainan bahasa adalah suatu aktifitas yang bertujuan memperoleh keterampilan berbahasa
dengan cara yang menyenangkan. Jadi dalam permainan bahasa tujuan utamanya adalah
keterampilan berbahasa (fungsi pendidikan) yang diajarkan melalui cara yang menyenangkan
(fungsi bermain). Dalam pengunaan permainan sebagai media belajar haruslah mengandung
unsur yang melatih keterampilan berbahasa dan menyenangkan, apabila kedua unsur tersebut
tidak terpenuhi maka tidak dapat dikatakan sebagai permainan bahasa.adabeberapa factor yang
menentukan keberhasilan permainan bahasa menurut soeparno (dalam Djuanda,2006:95)
menyatakan bahwa “….(1)faktor situasi dan kondisi, (2) faktor peraturan permainan, (3) faktor
pemain dan (4) factor pemimpin permainan.” Dalam permainan bahasa sebenarnya dapat
dilakukan saat situasi apa saja. Akan tetepi untuk mengefektifkan penyampaian materi maka
8
seorang pengajar perlu mengamati situasi dan kondisi baik lingkungan kelas maupun situasi
siswa. Karena tidak semua materi dapat disampaikan secara efektif mengunakan media
permainan dan seorang pendidik harus mempertimbangkan apakah suara gaduh yang
ditimbulkan dari aktifitas siswa akan mengangu kelas lain atau tidak. Factor peraturan
permainan berfungsi sebagai pengendali jalannya permainan, sehingga peraturan perlu dibentuk
dan dipahami oleh semua siswa agar permainan berjalan sesuai yang diinginkan. Dalam
permainan agar tercipta permainan yang adil harus memperhatikan factor pemain, apabila dalam
permainan dituntut untuk membagi siswa dalam sejumlah kelompok, seorang pengajar harus
mampu membagi kelompok siswa secara adil dan memiliki tingkat kekuatan maupun
kecerdasan yang merata. Yang paling penting adalah pengajar sebagai pemimpin jalannya
permainan harus mampu mengarahkan dan mengkondisikan permainan agar berjalan di luar
kontrol maupun tujuan awal permainan, selain itu di akhirpermainan seorang pemimpin
permainan harus mampu memberi kesimpulan danmakna dari permainan yang dilaksanakan
tersebut.
Dalam pelaksanaannyapermainan bahasa memiliki beberapa kelebihan maupun
kekurangannya. MenurutSoeparno (dalam Djuanda,2006:95) kelebihan maupun kelemahan
permainanbahasa sebagai berikut: “Kelebihan permainan bahasa ialah : (a) permainan bahasa
sebagai metode pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar, (b) aktivitas yang dilakukan siswa bukan saja fisik tetapi juga mental, (c) dapat
membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (d) dapat memupuk rasa solidaritas dan
kerjasama, (e) dengan permaian materi lebih menegesankan sehingga sukar dilupakan.
kekurangan permainan bahasa ialah:
(a) bila jumlah siswa SD terlalu banyak akan sulit utnuk melibatkan seluruh siswa dalam
permainan, (b) tidak semua materi dapat dilaksanakan melalui permainan, (c) permainan panyak
mengandung unsur spekulasi sehingga sulit dijadikan ukuran yang terpercaya.
”Contoh Permainan Bahasa Untuk MediaPembelajaran Bangsa Indonesia diSD Dalam
pengunaan permainan sebagai media pembelajaran bahasaIndonesia seorang pengajar dituntut
memiliki ketrampilan dan kreatifitas gunamengembangkan media tersebut. Ada beberapa
macam permainan yang dapatdigunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
(Djuanda,2006:96) menyatakancontoh permainan bahasa di antaranya sebagai berikut :
1. Bisik berantai.
Permainan ini dilakukan dengan cara setiap siswa harus membisikan kata (untuk
kelas rendah) atau kalimat atau cerita (untuk kelas tinggi) kepada pemain berikutnya pemain
terakhir harus mengatakan isi kata atau kalimat atau cerita yang disampaikan. Permainan ini

9
dapat dilombakan dengan cara berkelompok. Permainan ini melatih keterampilan menyimak/
mendengarkan.

2. Kim Lihat (lihat katakana).

seorang siswa angota kelompok harus melihat satu benda yang ada di dalam kotak.
Setelah dilihat jelas, siswa tersebut harus menjelaskan sejelas jelasnya kepada kelompoknya
baik ciri rasa warna atau apapun yang dilihatnya. Angota lain harus mengambil benda sesuai
ciri-ciri yang disebutkan.permainan ini untuk melatih keterampilan berbicara dan menyimak.
3. Aku seorang detektif.
Permainan ini dilakukan berpasangan. Seorang siswa berperan sebagai detektif,
seorang lagi sebagai penjahat, kemudian yang lain14sebagai informan. Informan bertugas
memberi ciri-ciri penjahat kepada detektifsecara tertulis, kemudian detektif akan mencari
penjahat diantara informanyang ada. Permainan ini untuk melatih kemampuan membaca
danmenulis.

4. Bertanya dan menerka.

Para siswa dibagi dua kelompok. Kelompok satu sebagai penjawab dan kelompok
satunya sebagai penanya. Kelompok penjawab menyembunyikan satu benda yang akan
diterka kelompok penanya. setiap kelompok penjawab hanya boleh menjaab “ya” dan “tidak”
dan setiap kelompok penanya diberi kesempatan bertanya. Setelah semua bertanya maka
kelompok harus berunding dari hasil jawaban kelompok penjawab bendaapa yang
disembunyikan.permainan ini untuk melatih berbicara danberpikir analitis

5. Baca lakukan.

Permainan ini untuk siswa yang dapat membaca. Dilakukanberpasangan. Seorang


siswa harus membaca tulisan yang ditulis oleh guru danpasangannya harus melakukan apa
yang dibaca siswa tersebut. Permainandilakukan secara bergantian. Permainan ini untuk
melatih membaca danmenyimak.

6. Bermain telepon.
Siswa secara berpasangan mempersiapkan alat untukmenelpon. Siswa diminta
menelpon temannya menanyakan pekerjaan rumahatau buku pelajaran yang harus dibawa
besuk. Biarkan siswa mengembangkanpercakapannya sendiri. Bila terhenti guru bisa
membantu dengan memberipancingan pada siswa. Guru memperhatikan cara siswa

10
mengungkapkan gagasan dan kalau perlu cara pelafalan yang benar. Permainan ini untuk
melatih berbicara.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi kesimpulannya adalah dalam penyampaian materi pembeljaran kususnya bahasa
Indonesia di sekolah dasar seorang pengajar dapat mengunakan media pembelajaran yang
bertujuan untuk mempermudah penyampaian materi belajar. Salah satu media belajar yang
dapat digunakan ialah melalui permainan. Melalui permainan dapat menciptakan situasi belajar
yang menyenangkan karena siswa kita ( SD) masih pada masa gemar bermain. Pengunaan
media belajar tersebut harus diimbangi dengan kemampuan, ketrampilan serta kreatifitas guru
sebagai pengajar.
B. Saran
Sebaiknya dalam pengunaan permainan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar seorang pengajar harus memperhatikan tujuan, alokasi waktu, keefektifan media
dan lain sebagainya sehingga tidak mengganggu kurikulum yang telah di tetapkan sebelumnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

PUSTAKADjuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan.
Jakarta: DepdiknasPadmono, H.Y. 2011.

https://www.slideshare.net/winahyuarif/strategi-pembelajaran-bahasa-indonesia-di-sekolah-dasar-dengan-
media-permainan

13

Anda mungkin juga menyukai