Anda di halaman 1dari 19

Pembuatan

Minyak Kelapa
Sawit
KELOMPOK 5 :

RINI WULANDARI MARPAUNG (F1C117015)

FARAH (F1C119037)

YOGA PRATAMA (F1C119050)


Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya
dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupa
tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan
apabila masak, berwarna merah agak kehitaman. Daging
buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandungi
minyak

Buah terdiri dari tiga lapisan:


a) Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan
licin.
b) Mesoskarp, serabut buah
c) Endoskarp, cangkang pelindung inti
TAHAPAN PEMBUATAN MINYAK KELAPA SAWIT
TAHAP 1: PEREBUSAN BUAH
ALAT : STERILIZER
Tujuan Perebusan :
1.Mematikan enzym
Lipolytic enzym akan membentuk Free Fatty Acid
(FFA), yang akan menurunkan kualitas CPO. Enzym ini
rusak/mati hanya dengan proses pemanasan (min.
temp. 50 der celcius)
2.Memudahkan proses pelepasan brondolan dari
janjangan
3.Pemanasan dan dehidrasi nut, agar mudah dalam
proses pemisahan cangkang (Shell) dan kernel
4.melembutkan mesocarp agar memudahkan proses
digesting
MEKANISME PEREBUSAN
PROSES STERILISASI
BUAH
1. Pembuangan Udara * Udara adalah Berdasarkan pada kemampuan boiler
penghantar panas yang jelek sehingga memproduksi uap. Ada 3 sistem perebusan pada
menghambat proses perpindahan panas ke
PKS, yaitu :
dalam TBS * Steam sweeping: mendesak udara
keluar ke bawah melalui pipa aerasi atau dikenal 1.Single peak
dengan kondensat 2.Double peak
2. Siklus Sterilisasi * Menaikkan tekanan steam *
3.Tripple peak, banyak digunakan, berfungsi
Mempertahankan tekanan steam * Blow off
(pelepasan steam) sebagai tindakan fisika dan dapat terjadi proses
3. Pembuangan kondensat * Timbulnya korosi dan mekanik yaitu adanya goncangan oleh perubahan
erosi pada logam * Tidak berfungsinya grease tekanan yang cepat. Dipengaruhi oleh : tekanan
pada bearing atau bushing roda lori * uap yang tersedia, kapasitas ketel rebusan,
Kehilangan minyak yang tinggi * Menurunkan bahan baku dan lama perebusan.
temperatur
TAHAP 2: PEMIPILAN BUAH
ALAT : TRESHER

BAGIAN-BAGIAN STASIUN PEMIPILAN (THRESHING


STATION)
A. HOIST CRANE
Hoist crane adalah pesawat angkat yang digunakan
untuk memindahkan lori yang berisi cook fruit bunch
ke hopper thresher. Kapasitas/berat angkat alat ini ±
5 ton untuk setiap hoist crane. Biasanya jumlah hoist
crane yang tersedia untuk Pabrik Kelapa Sawit 30
ton/jam ada 2 unit (1 unit beroperasi) dan untuk
Pabrik Kelapa Sawit 60 ton/jam dipasang 3 unit (2
unit beroperasi).
B. HOPPER

Hopper merupakan tempat penuangan cook fruit bunch yang Biasanya setiap hopper memiliki auto feeder untuk
dilakukan oleh operator hoist crane. Alat ini bukanlah sebagai pengaturan umpan (cook fruit bunch) ke drum thresher,
tempat penimbunan cook fruit bunch melainkan untuk menjaga dimana alat ini diperlengkapi dengan shaft berjari-jari
kontinuitas umpan secara baik ke unit auto feeder. Kapasitas dan rpm-nya 0,5 – 1. Fungsi auto feeder pada hopper
daya tampung hopper sebaiknya tidak lebih dari 1 lori, hal ini adalah sebagai berikut :
dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
•Menjaga jumlah pengumpanan cook fruit bunch tidak
•Luncuran cook fruit bunch ke auto feeder secara gravitasi overload ke drum thresher melainkan secara konstan dan
lancar. kontinu tanpa terjadinya recycle cook brondolan
•Mencegah kerusakan hopper maupun auto feeder akibat terus-menerus.
overload. •pengaturan jumlah umpan ke drum thresher dapat
•Tidak meningkatkan oil loss pada empty bunch stalk akibat dilakukan sesuai rpm spikel yang kita setting.
overload. •mencegah kerusakan (cepatnya laju keausan)/kemacetan
•Pengumpanan hanya dilakukan oleh auto feeder ke drum drum thresher akibat overload, seperti patahnya shaft,
thresher. electrical trip dan lain-lain.
•C. SISTEM TIPPLER
Pada prinsipnya sistem tippler lebih sederhana bila ditinjau
dari konstruksi bangunannya maupun operasi serta
maintenance-nya lebih murah. Juga jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan lebih sedikit dibanding sistem hoist crane. Tippler adalah
sebagai pengganti hoist crane untuk membalikkan lori, hanya saja
kapasitas lori yang digunakan pada sistem ini antara 5 ton sampai
10 ton Tandan Buah Segar. Guna pembalikan ini adalah untuk
menuangkan lori agar cook fruit bunch diangkut dengan cook fruit
bunch scraper menuju atas drum thresher. Kemudian diumpankan
langsung drum stripper.
Hambatan yang sering mengganggu waktu pengoperasiannya
adalah pada saat pengoprasian tippler untuk melakukan
pembalikkan lori. Dimana pada saat penuangan cook fruit scraper
tidak dilakukan dengan perlahan maka tumpukkan akan terjadi,
sehingga overload pada scraper dan mengakibatkan sering putusnya
chain.
D. THRESHER
•Thresher merupakan tujuan utama pada stasiun ini,
yakni proses pembrondolan cook fruit bunch. secara
bantingan, dimana cook fruitless dibawa ke stasiun
press dan janjangan kosongnya dibawa keluar
Pabrik Kelapa Sawit (empty bunch area).
Dengan menggunakan putaran TBS dibanting sehingga
berondolan lepas dari tandannya dan jatuh ke conveyor dan
elevator untuk didistribusikan ke rethresser untuk
pembantingan kedua kalinya. Thresser mempunyai kecepatan
putaran 22 – 25 rpm. Pada bagian dalam thresser, dipasang
batang-batang besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi
yang memungkinkan berondolan keluar dari thresser. Untuk
tandan kosong sendiri didistribusikan dengan empty bunch
conveyor untuk didistribusikan ke penampungan empty bunch.
TAHAP 3: PELUMATAN BUAH
ALAT : DIGESTER
A. Fungsi
● melepaskan sel-sel minyak dari
pericarp dengan cara mencabik
dan mengaduk
● memisahkan pericarp dan nut
● menghomogenkan massa
brondolan sebelum diumpankan
ke press
● menaikkan dan
mempertahankan temperatur
brondolan pada suhu 90-95 C
● mengalirkan minyak yang timbul
dalam digester akibat adanya
proses digestion
PROSES PADA DIGESTER

Minyak yang terdapat dalam adonan akan menurunkan efisiensi pengadukan, maka minyak
tersebut perlu dipisahkan dengan cara mengalirkannya. Bila minyak tersebut tidak
dipisahkan, maka akan masuk kedalam screw press dan akan menurunkan kapasitas olah
alat kempa (press). Pemisahan minyak dilakukan dengan membuat lubang di dasar bejana
yang dihubungkan dengan pipa. Minyak ini kurang mengandung non oil solid (NOS), jika
dibandingkan dengan minyak yang keluar dari screw press serta akan menurunkan losses
dalam serat atau biji. Dengan pemisahan minyak tersebut, akan dapat menurunkan jumlah
biji yang pecah didalam screw press dan efisiensi penekanan dalam screw press dapat
meningkat, yaitu bertambah besarnya nilai perbandingan biji terhadap adonan, sehingga
daya ekstraksi minyak lebih baik
TAHAP 4 : EKSTRAKSI MINYAK
ALAT : SCREW PRESS

EKSTRAKSI MINYAK
Bahan yang keluar dari digester dilanjutkan proses pengolahannya pada alat kempa (screw press).
Ekstraksi minyak sawit dapat dilakukan dengan mekanis yang disebut dengan pengempaan (pressing) dan
cara menggunakan pelarut disebut solvent extraction.
Penerapan solvent extraction menghasilkan rendement minyak yang tinggi, namun minyak mengandung zat
warna seperti chlorophyl, xanthophyl dan zat warna lainnya, yang sulit dihilangkan dalam proses
pemucatan (bleaching), maka minyak tersebut kurang sesuai dengan keinginan industri pengolah minyak.
Juga dalam proses pengolahan terjadi kehilangan bahan pelarut yang tinggi dan kalau diterapkan masih
dianggap kurang ekonomis. Oleh sebab itu yang dikembangkan adalah ekstraksi minyak secara mekanis
yang disebut dengan pengempaan (pressing).
SCREW PRESS
Screw Press (Pengempaan)Merupakan alat memeras minyak
yang terkandung didalam mesocarpdengan adanya tekanan dari
cone dan ulir (screw). Alat ini dilengkapi dengan silinder
berlubang / stainer sebagai tempat keluarnya minyak kasar
hasil dari pengepresan.Tujuan dari pengepresan ini adalah
untuk memproleh minyak yang terkandung dalam mesocarp yang
telah dilumatkan sebelumnya.Mesocarp dan nut akan masuk
kedalam screw press dan kemudian didorong oleh kedua screw
pressyang berputar berlawanan arah menuju cone. Pada saat
mesocarp sampai di ujung screw press kemudian mesocarp tersebut
akan ditekan oleh cone dengan tekanan ideal 50 bar sehingga
minyak yang terkandung didalam mesocarp akan terperas dan
keluar dari melalui stainer. Lalu minyak tersebut akan jatuh
kebawah dan keluar melalui crude oil gutter menuju sand trap
tank.Sedangkan daging buah yang telah diperas (fibre) akan jatuh
menuju cake breaker conveyor.
TAHAP 5: KLARIFIKASI (PEMURNIAN MINYAK)
ALAT :Salah satu alat di stasiun
klarifikasi adalahClarifier Settling Tank (CST)

Stasiun klarifikasi dikenal pula sebagai stasiun pemurnian. Fungsi utamanya adalah untuk
memperoleh minyak kelapa sawit dalam kondisi yang benar-benar murni. Di dalam stasiun
ini terdapat beberapa mesin yang siap bekerja untuk memurnikan Crude Palm Oil dari
kelapa sawit. Dan setiap mesin diatur dengan posisi sesuai waktu kerja untuk klarifikasi
dari minyak kelapa sawit.
Ada beberapa tahap dalam proses pengolahan CPO dilakukan yaitu :
1.Sand Trap Tank
2.Vibrating Screen
3.Crude Oil Tank (COT)
4.Continous Settling Tank (CST)
Ada dua keluaran yang dihasilkan dari CST ini yaitu pengolahan sludge yang masih
mengandung minyak dan pengolahan minyak murni (Pure oil).
1. Sand Trap Tank
Sand Trap Tank adalah tangki yang
berbentuk silinder yang berisi minyak
yang keluar dari screw press ditampung
dalam crude oil gutter yang berfungsi
untuk memisahkan sejumlah pasir dan
cangkang halus sebelum dialirkan ke
vibrating screen dengan menggunakan
metode pengendapan dengan
mempertahanakan temperatur 90-95°C.
2. Vibrating Screen (Ayakan Getar)
Vibrating Screen adalah proses pemisahan
minyak dengan kotoran (nut, pasir,
serabut) dengan menggunakan ayakan
getar. Terdapat 5 vibrating screen yang
digunakan adalah jenis double deck (2
tingkat), dimana screen yg pertama
berukuran 30 mesh dan screen kedua 40
mesh.
3. Crude Oil Tank (COT)
Crude Oil Tank (COT) adalah merupakan tangki pertama setelah buah dipress dimana
memiliki komposisi cairan: Oil 50%, water 42% dan padatan 8 % atau minimal 40 %
oil,48 % air dan 12 % padatan. Didalam COT temperatur harus dijaga pada 80-95 ºC ini
untuk membantu percepatan pemisahan minyak didalam clarifier tank/continous setling
tank dan untuk mengendapkan partikel-partikel yang tidak larut dan lolos dari vibrating
screen.
Spesifikasi: Caps:10 m³,
Material: StainlessSteel
4. Continous Setling Tank (CST)
Continous Setling Tank (CST) adalah alat
berbentuk vertikal silinder yang digunakan
untuk proses pemisahan antara minyak
dengan sludge menggunakan sistem
pengendapan dan suhu di CST harus dijaga
berkisar 90-95 º C agar pemisahan minyak
dan sludge lebih cepat.
Dibagian dalam CST terdapat stirrer dengan
putaran 3-5 rpm yang berfungsi untuk
mencincang larutan yang kental sehingga
minyak lebih cepat bergerak keatas.

Anda mungkin juga menyukai