Anda di halaman 1dari 76

BAB IX

PROTEKSI SISTEM PENYALURAN

Relai adalah suatu alat yang gangguan yang selanjutnya

bekerja secara otomatis untuk memberi perintah trip

mengatur/memasukan suatu kepada pemutus tenaga

rangkaian listrik (rangkaian trip (PMT).

atau alarm) akibat adanya 2. Trafo arus dan/atau trafo


perubahan lain. tegangan sebagai alat yang

mentransfer besaran listrik

9.1 Perangkat Sistem primer dari sistem yang

Proteksi diamankan ke relai (besaran

listrik sekunder)
Proteksi terdiri dari

seperangkat peralatan yang 3. Pemutus tenaga (PMT)

merupakan sistem yang terdiri untuk memisahkan bagian

dari komponen-komponen sistem yang terganggu.

berikut. 4. Baterai beserta alat pengisi

1. Relai, sebagai alat perasa (bateray charger) sebagai

untuk mendeteksi adanya sumber tenaga untuk

579
bekerjanya relai, peralatan Secara garis besar bagian

bantu triping. dari Relai proteksi terdiri dari

5. Pengawatan (wiring) yang tiga bagian utama, seperti pada

terdiri dari sirkit sekunder blok diagram (Gambar 9.1)

(arus dan/atau tegangan), di bawah ini.

sirkit triping dan sirkit

peralatan bantu.

Gambar 9.1 Blok diagram relai proteksi

580
Masing-masing elemen/bagian Pada bagian ini besaran

mempunyai fungsi sebagai yang masuk akan dirasakan

berikut. keadaannya, apakah keadaan

yang diproteksi itu

9.1.1 Elemen pengindera mendapatkan gangguan atau

Elemen ini berfungsi untuk dalam keadaan normal, untuk

merasakan besaran-besaran selanjutnya besaran tersebut

listrik, seperti arus, tegangan, dikirimkan ke elemen

frekuensi, dan sebagainya pembanding.

tergantung relai yang

dipergunakan.

581
Relai

CT

Saklar

Rangkaian Trip

Gambar 9.2 Rangkaian relai proteksi sekunder.

9.1.2 Elemen pembanding dengan besaran arus kerja

Elemen ini berfungsi relai.

menerima besaran setelah


9.1.3 Elemen
terlebih dahulu besaran itu
pengukur/penentu
diterima oleh elemen pengindera
Elemen ini berfungsi untuk
untuk membandingkan besaran
mengadakan perubahan
listrik pada saat keadaan normal
secara cepat pada besaran

ukurnya dan akan segera

582
memberikan isyarat untuk Apabila besaran tersebut

membuka PMT atau memberikan tidak setimbang atau melebihi

sinyal. besar arus penyetelannya, maka

Pada sistem proteksi kumparan relai akan bekerja

menggunakan relai proteksi menarik kontak dengan cepat atau

sekunder seperti Gambar 9.2. dengan waktu tunda dan

memberikan perintah pada


Transformator arus (CT)
kumparan penjatuh (trip-coil)
berfungsi sebagai alat
untuk bekerja melepas PMT.
pengindera yang merasakan
Sebagai sumber energi/
apakah keadaan yang
penggerak sumber arus searah
diproteksi dalam keadaan normal
atau baterai.
atau mendapat gangguan.

Sebagai alat pembanding


9.1.4 Fungsi dan peranan
sekaligus alat pengukur adalah
relai proteksi
relai, yang bekerja setelah

mendapatkan besaran dari alat Maksud dan tujuan

pengindera dan membandingkan pemasangan relai proteksi

dengan besar arus penyetelan adalah untuk mengidentifikasi

dari kerja relai. gangguan dan memisahkan

583
bagian jaringan yang terganggu arus gangguan dapat

dari bagian lain yang masih dihindari atau dibatasi

sehat serta sekaligus seminimum mungkin dan

mengamankan bagian yang bagian sistem lainnya tetap

masih sehat dari kerusakan dapat beroperasi.

atau kerugian yang lebih besar, 3. Memberikan pengamanan


dengan cara: cadangan bagi instalasi

1. Mendeteksi adanya gangguan lainnya.

atau keadaan abnormal 4. Memberikan pelayanan


lainnya yang dapat keandalan dan mutu listrik yang
membahayakan peralatan baik kepada konsumen.
atau sistem.
5. Mengamankan manusia
2. Melepaskan (memisahkan) terhadap bahaya yang
bagian sistem yang terganggu ditimbulkan oleh listrik.
atau yang mengalami

keadaan abnormal lainnya

secepat mungkin sehingga

kerusakan instalasi yang

terganggu atau yang dilalui

584
9.2 Syarat-Syarat Relai di daerah pengamanannya dan

Proteksi harus cukup sensitif untuk

Dalam perencanaan sistem mendeteksi gangguan tersebut

proteksi maka untuk dengan rangsangan minimum

mendapatkan suatu sistem dan bila perlu hanya

proteksi yang baik diperlu- mentripkan pemutus tenaga

kan persyaratan-persyaratan (PMT) untuk memisahkan

sebagai berikut. bagian sistem yang terganggu,

sedangkan bagian sistem yang

sehat dalam hal ini tidak boleh


9.2.1 Sensitif
terbuka.
Suatu relai proteksi bertugas
9.2.2 Selektif
mengamankan suatu alat atau
Selektivitas dari relai proteksi
suatu bagian tertentu dari suatu
adalah suatu kualitas kecermatan
sistem tenaga listrik, alat,
pemilihan dalam mengadakan
atau bagian sistem yang
pengamanan. Bagian yang terbuka
termasuk dalam jangkauan
dari suatu sistem oleh karena
pengamanannya.
terjadinya gangguan harus sekecil
Relai proteksi mendeteksi
mungkin, sehingga daerah
adanya gangguan yang terjadi

585
yang terputus menjadi lebih 9.2.4 Andal

kecil. Dalam keadaan normal atau

Relai proteksi hanya akan sistem yang tidak pernah

bekerja selama kondisi tidak terganggu relai proteksi tidak

normal atau gangguan yang terjadi bekerja selama berbulan-bulan

di daerah pengamanannya dan mungkin bertahun-tahun, tetapi

tidak akan bekerja pada kondisi relai proteksi bila diperlukan

normal atau pada keadaan harus dan pasti dapat bekerja,

gangguan yang terjadi di luar sebab apabila relai gagal

daerah pengamanannya. bekerja dapat mengakibatkan

kerusakan yang lebih parah

9.2.3 Cepat pada peralatan yang diamankan

Makin cepat relai proteksi atau mengakibatkan bekerjanya

bekerja, tidak hanya dapat relai lain sehingga daerah

memperkecil kemungkinan akibat itu mengalami pemadaman

gangguan, tetapi dapat yang lebih luas. Untuk tetap

memperkecil kemungkinan menjaga keandalannya, maka

meluasnya akibat yang relai proteksi harus dilakukan

ditimbulkan oleh gangguan. pengujian secara periodik.

586
9.2.5 Ekonomis atau kalau gangguan itu

Dengan biaya yang disebabkan karena sudah

sekecil-kecilnya diharapkan adanya kerusakan (insulation

relai proteksi mempunyai break down di dalam

kemampuan pengamanan yang peralatan), maka kerusakan itu

sebesar-besarnya. dapat dibatasi sekecilnya.

Proteksi yang benar harus

dapat bekerja cukup cepat,


9.2.6 Sederhana
selektif dan andal sehingga
Perangkat relai proteksi
kerusakan peralatan yang
disyaratkan mempunyai bentuk
mungkin timbul akibat busur
yang sederhana dan fleksibel.
gangguan atau pada bagian

sistem/peralatan yang dilalui


9.3 Penyebab Terjadinya
arus gangguan dapat dihindari
Kegagalan Poteksi
dan kestabilan sistem dapat

Jika proteksi bekerja terjaga.

sebagaimana mestinya, maka


Sebaliknya jika proteksi
kerusakan yang parah akibat
gagal bekerja atau terlalu
gangguan mestinya dapat
lambat bekerja, maka arus
dihindari/dicegah sama sekali,
gangguan ini berlangsung lebih

587
lama, sehingga panas yang Kegagalan atau kelambatan

ditimbulkannya dapat kerja proteksi dapat

mengakibatkan kebakaran yang disebabkan antara lain oleh:

hebat, kerusakan yang parah – Relainya telah rusak atau tidak

pada peralatan instalasi konsisten bekerjanya.

dan ketidakstabilan sistem. – Setelan (setting) relainya tidak

Tangki trafo daya yang meng- benar (kurang sensitif atau

gelembung atau jebol akibat kurang cepat).

gangguan biasanya karena – Baterainya lemah atau

kegagalan kerja atau kelambatan kegagalan sistem DC suply

kerja proteksi. Kegagalan atau sehingga tidak mampu

kelambatan kerja proteksi juga mengetripkan PMT-nya.

akan mengakibatkan bekerjanya – Hubungan kotak kurang baik

proteksi lain disebelah hulunya pada sirkit tripping atau

(sebagai remote back up) terputus.

sehingga dapat mengakibatkan – Kemacetan mekanisme

pemadaman yang lebih luas atau tripping pada PMT-nya

bahkan runtuhnya sistem karena kotor, karat, patah,

(collapse). atau meleset.

588
– Kegagalan PMT dalam 9.4 Gangguan Pada Sistem

memutuskan arus gangguan Penyaluran

yang bisa disebabkan oleh Jaringan tenaga listrik yang

arus gangguanya terlalu besar terganggu harus dapat segera

melampaui kemampuan diketahui dan dipisahkan dari

pemutusan (interupting bagian jaringan lainnya secepat

capability), atau mungkin dengan maksud agar

kemampuan pemutusannya kerugian yang lebih besar

telah menurun, atau karena dapat dihindarkan.

ada kerusakan.
Gangguan pada jaringan

– Kekurang sempurnaan tenaga listrik dapat terjadi di

rangkaian sistem proteksi antaranya pada pembangkit,

antara lain adanya jaringan transmisi, atau di

hubungan kontak yang jaringan distribusi. Penyebab

kurang baik. gangguan tersebut tersebut

– Kegagalan saluran dapat diakibatkan oleh

komunikasi tele proteksi. gangguan sistem dan non-

sistem.
– Trafo arus terlalu jenuh.

589
9.4.1 Gangguan Sistem manual atau otomatis dengan

Gangguan sistem adalah Autorecloser.

gangguan yang terjadi di Gangguan permanen

sistem tenaga listrik seperti adalah gangguan yang tidak

pada generator, trafo, SUTT, hilang dengan sendirinya,

SKTT, dan lain sebagainya. sedangkan untuk pemulihan

Gangguan sistem dapat diperlukan perbaikan, misalnya

dikelompokkan sebagai kawat SUTT putus.

gangguan permanen dan

gangguan temporer. Gangguan 9.4.2 Gangguan Nonsistem

temporer adalah gangguan PMT terbuka tidak selalu

yang hilang dengan sendirinya disebabkan oleh terjadinya

bila PMT terbuka, misalnya gangguan pada sistem, dapat

sambaran petir yang saja PMT terbuka oleh karena

menyebabkan flash over pada relai yang bekerja sendiri atau

isolator SUTT. Pada keadaan kabel kontrol yang terluka atau

ini PMT dapat segera oleh sebab interferensi dan

dimasukan kembali, secara lain sebagainya. Gangguan

590
seperti ini disebut gangguan • kerusakan komponen relai,

bukan pada sistem, selanjutnya • kabel kontrol terhubung


disebut gangguan nonsistem. singkat,

Jenis gangguan nonsistem


• interferensi/induksi pada
antara lain:
kabel kontrol.

591
9.5 Proteksi Penghantar transmisi (gardu induk dan

Jaringan tenaga listrik saluran transmisi) dan jaringan

secara garis besar terdiri dari distribusi, seperti diperlihatkan

pusat pembangkit, jaringan pada Gambar 9.3.

Gambar 9.3 Jaringan sistem tenaga listrik

592
Dalam usaha untuk Blok diagram sistem proteksi

meningkatkan keandalan penghantar diperlihatkan pada

penyediaan energi listrik, Gambar 9. 4.

kebutuhan sistem proteksi

yang memadai tidak dapat

dihindarkan.

Gambar 9.4 Blok diagram sistem proteksi penghantar

593
Sistem proteksi jaringan Proteksi Cadangan sebagai

(SUTT dan SUTET) terdiri dari berikut.

proteksi utama dan proteksi • Sistem proteksi

cadangan. Relai untuk proteksi cadangan lokal: OCR dan

utama yang dikenal saat ini. GFR

a) Distance Relai • Sistem proteksi

• Basic atau Step cadangan jauh: Zone 2 GI

• PUTT remote

• POTT

• Blocking
9.6 Sistem Proteksi SUTET
b) Differential Relai
Pada dasarnya, hanya ada
• Pilot
satu pola pengaman SUTET yang
• Current
dipakai pada sistem transmisi
• Phase
500 kV di pulau Jawa, yaitu suatu
c) Directional Comparison pola yang menggunakan dua
Relai Line Protection (LP) berupa
• Impedance Distance Relai (Z) + Tele
• Current Proteksi (TP) yang identik,
• Super imposed

594
disebut LP(a) dan LP(b). Pada Distance Relai tanpa Tele

setiap LP terdapat Directional Proteksi,

Earth Fault Relai (DEF) ii) LP(b) berupa distance Relai +

sebagai komplemennya. DEF dengan Tele Proteksi,

Pola ini selanjutnya dilengkapi yang dibackup oleh sebuah

dengan Reclosing Relai untuk me- Distance Relai tanpa Tele

lakukan SPAR. Pola ini dipakai di Proteksi. Pola ini hanya

hampir seluruh SUTET PLN di digunakan pada SUTET

Jawa dan untuk selanjutnya akan Saguling-Cirata 1.

disebut sebagai pola standar. Pola nonstandar yang

Namun demikian, di samping kedua mempunyai LP(a)

pola yang standar terdapat berupa Phase Comparison

dua pola lain yang nonstandar. yang di backup oleh distance

Pola nonstandar yang Relai tanpa Tele Proteksi, dan

pertama mempunyai dua LP, LP(b) berupa distance Relai +

yaitu: DEF dengan Tele Proteksi

i) LP(a) berupa Directional yang dibackup oleh distance

Comparison (DC) dari jenis relai tanpa Tele Proteksi. Pola

Nonimpedance Relai, yang ini hanya digunakan pada

di-backup oleh sebuah SUTET Saguling-Cirata 2.

595
Tabel 9.1 Pola Standar

Pola LPa LPb

Main Backup Main Backup

Pola standar Z + DEF + TP Z Z + DEF + TP Z

Pola DC Z Z + DEF + TP Z
non standar I

Pola PC Z Z + TP Z
non standar II

596
9.7 Media Telekomunikasi 9.8 Relai Jarak (Distance Relai)

Media PLC dapat digunakan Relai jarak digunakan

untuk Distance Relai, Comparison sebagai pengaman utama

Directional Relai, dan Comparison (main protection) pada

Phase Relai. Media Fibre Optic SUTT/SUTET dan sebagai

dapat digunakan untuk Distance backup untuk seksi di depan. Relai

Relai, relai directional jarak bekerja dengan mengukur

comparison, relai phase besaran impedansi (Z) transmisi

comparison, dan relai current dibagi menjadi beberapa

differential. daerah cakupan yaitu

Media Micro Wave dapat Zone-1, Zone-2, Zone-3, serta

digunakan untuk distance Relai, dilengkapi juga dengan tele

relai directional comparison, relai proteksi (TP) sebagai upaya agar

phase comparison, dan relai cur- proteksi bekerja selalu cepat dan

rent differential. Kabel pilot dapat selektif di dalam daerah

digunakan untuk relai pilot pengamanannya.

differential.

597
Gambar .9.5 Daerah pengamanan relai jarak

9.8.1 Prinsip Kerja Relai impedansi dapat dihitung

Jarak menggunakan rumus sebagai

Relai jarak mengukur berikut.

tegangan pada titik relai dan Vf


Zf = I
f
arus gangguan yang terlihat

dari relai, dengan membagi Di mana:

besaran tegangan dan arus


Z f = Impedansi (ohm)
maka impedansi sampai titik
V f = Tegangan (volt)
terjadinya gangguan dapat
If = Arus gangguan
ditentukan. Perhitungan

598
Relai jarak akan bekerja • Bila harga impedansi

dengan cara membandingkan gangguan lebih besar dari

impedansi gangguan yang pada impedansi seting relai

terukur dengan impedansi maka relai akan tidak trip.

seting, dengan ketentuan:


Gambar 9.6 merupakan block
• Bila harga impedansi
diagram relai jarak yang terpasang
ganguan lebih kecil dari pada
di instalasi yang terdiri dari:
impedansi seting relai

maka relai akan trip.

599
Gambar 9.6 Block diagram relai jarak

600
1. Peralatan tegangan tinggi 4. Panel PLC

(HV apparatus) • Sinyal Kirim (carrier

• PMT send)

• PMS • Sinyal terima (carrier

• CT reciept)

• PT Line dan Bus • Sinyal CIS

2. Marshalling Kios
9.8.2 Pengukuran impedansi
• MCB PT
gangguan oleh relai
• MCB sumber AC/DC
jarak
• Terminal rangkaian arus
Menurut jenis gangguan
(CT) dan tegangan (PT).
pada sistem tenaga listrik,
• Terminal limit switch PMT
terdiri dari gangguan hubung
dan PMS
singkat tiga fasa, dua fasa, dua
• Terminal rangkaian trip
fasa ke tanah, dan satu fasa ke
dan reclose
tanah. Relai jarak sebagai
3. Panel Relai
pengaman utama harus dapat
• MCB AC dan DC
mendeteksi semua jenis
• Relai Jarak
gangguan dan kemudian
• Relai Lock Out
memisahkan sistem yang
• Aux. Relai

601
terganggu dengan sistem yang Dimana:

tidak terganggu. ZR = impedansi terbaca oleh relai

V R = tegangan fasa ke netral

9.8.3 Gangguan hubung IR = arus fasa

singkat tiga fasa

Pada saat terjadi gangguan 9.8.4 Gangguan hubung


tiga fasa yang simetris maka singkat dua fasa
amplitudo tegangan fasa
Untuk mengukur impedansi
VR,VS,VT turun dan beda fasa
pada saat terjadi gangguan
tetap 120 derajat. Impedansi
hubung singkat dua fasa,
yang diukur relai jarak pada saat
tegangan yang masuk ke
terjadi gangguan hubung
komparator relai adalah
singkat tiga fasa adalah
tegangan fasa yang terganggu,
sebagai berikut.
sedangkan arusnya adalah
Vrelai = V R
selisih (secara vektoris) arus-

Irelai = IR arus yang terganggu. Maka

VR
ZR = I
R

602
pengukuran impedansi untuk Sehingga,

hubung singkat antara fasa S VS - VT


ZR = I - I
S T

dan T adalah sebagai berikut.

Vrelai = VS – VT

Irelai = IS – IT

Tabel 9.2 Tegangan dan Arus Masukan Relai untuk Gangguan

Hubung Singkat Dua Fasa

Fasa yang terganggu Tegangan Arus

R–S VR – Vs IR – Is

S–T VS – VT IS – IT

T–R VT – VR IR – IT

603
9.8.5. Gangguan hubung sedangkan arus fasa terganggu

singkat satu fasa ke di tambah arus sisa dikali factor

tanah kompensasi. Misalnya terjadi

gangguan hubung singkat satu

Untuk mengukur impedansi fasa R ke tanah, maka pengukuran

pada saat hubung singkat satu impedansi dilakukan dengan

fasa ke tanah, tegangan yang cara sebagai berikut.

dimasukkan ke relai adalah

tegangan yang terganggu,

Tegangan pada relai : Vrelai = VR

Arus pada relai : Irelai = IR + K0 In

Arus netral : In = IR + IS + IT

1 Z
Kompensasi urutan nol: K0 = 3 (Z0 – 1 )
Z2

604
Tabel 9.3 Tegangan dan arus masukan relai untuk gangguan hubung singkat

satu fasa ke tanah

Fasa yang terganggu Tegangan Arus

R–N VR IR + K0 In

S–N VST IS + K0 In

T–N VT IS + K0 In

Impedansi urutan nol akan 9.9 Karakteristik Relai Jarak

timbul pada gangguan tanah. Karakteristik relai jarak


Adanya K0 adalah untuk merupakan penerapan
mengkompensasi adanya langsung dari prinsip dasar
impedansi urutan nol tersebut. relai jarak, karakteristik ini
Sehingga impedansi yang biasa di gambarkan di dalam
terukur menjadi benar. diagram R–X.

605
9.9.1 Karakteristik impedansi • Mempunyai keterbatasan

Ciri-cirinya: mengantisipasi gangguan

• Merupakan lingkaran tanah high resistance.

dengan titik pusatnya di • Karakteristik impedan sensi-

tengah-tengah, sehingga tive oleh perubahan beban,

mempunyai sifat non- terutama untuk SUTT yang

directional. Untuk panjang sehingga jangkauan

diaplikasikan sebagai lingkaran impedansi dekat

pengaman SUTT perlu dengan daerah beban.

ditambahkan relai

directional.

Gambar 9.7 Karakteristik Impedansi

606
9.9.2. Karakteristik Mho • Mempunyai keterbatasan

Ciri-cirinya: untuk mengantisipasi

gangguan tanah high


• Titik pusatnya bergeser
resistance.
sehingga mempunyai sifat

directional. • Untuk SUTT yang panjang

dipilih Zone-3 dengan

karakteristik Mho lensa

geser.

Gambar 9.8 Karakteristik Mho


Z1, Z2 parsial Cross-polarise Mho, Z3 Lensa geser

607
9.9.3 Karakteristik Reaktance SUTT perlu ditambah relai

Ciri-cirinya: directional.

• Karateristik reaktance • Dengan seting jangkauan

mempunyai sifat non- resistif cukup besar maka relai

directional. Untuk aplikasi di reactance dapat

mengantisipasi gangguan

tanah dengan tahanan tinggi.

Gambar 9. 10 Karakteristik reaktance dengan starting Mho

608
9.9.4 Karakteristik Quadrilateral • Dengan seting jangkauan

Ciri-cirinya: resistif cukup besar maka


karakteristik relai
• Karateristik quadrilateral
quadrilateral dapat
merupakan kombinasi dari 3
mengantisipasi gangguan
macam komponen yaitu:
tanah dengan tahanan
reactance, berarah, dan
tinggi.
resistif.
• Umumnya kecepatan relai
lebih lambat dari jenis Mho.

Gambar 9.11 Karakteristik quadrilateral

609
9.10 Pola Proteksi 9.10.1 Pola Dasar
Agar gangguan sepanjang Ciri-ciri Pola dasar:
SUTT dapat ditripkan dengan • Tidak ada fasilitas sinyal
seketika pada kedua sisi ujung PLC
saluran, maka relai jarak perlu • Untuk lokasi gangguan
dilengkapi fasilitas teleproteksi. antara 80 – 100% relai akan
bekerja zone-2 yang
waktunya lebih lambat
(tertunda).

Gambar 9. 12 Rangkaian logic basic scheme

Keterangan:
Z2 = Timer zone 2
T23 = Timer zone 3

610
9.10.2 Pola PUTT relai jarak zone-2 bekerja
(Permissive disertai dengan menerima
Underreach Transfer sinyal (carrier receipt).
Trip) • Bila terjadi kegagalan sinyal

Prinsip Kerja dari pola PUTT: PLC maka relai jarak


kembali ke pola dasar.
• Pengiriman sinyal trip
(carrier send) oleh relai • Dapat menggunakan

jarak zone-1. berbeda type dan relai


jarak.
• Trip seketika oleh
teleproteksi akan terjadi bila

Gambar 9. 13 Rangkaian logic pola PUTT

Keterangan:
CS = sinyal kirim
CR = sinyal terima
Z2 = trip zone 2
TZ2 = waktu trip zone 2

611
9.10.3 Permissive Overreach relai jarak zone-2 bekerja
Transfer Trip (POTT) disertai dengan menerima
Prinsip Kerja dari pola POTT: sinyal (carrier receipt).

• Pengiriman sinyal trip • Bila terjadi kegagalan sinyal


(carrier send) oleh relai PLC maka relai jarak
jarak zone-2. kembali ke pola dasar.

• Trip seketika oleh • Dapat menggunakan


teleproteksi akan terjadi bila berbeda type dan relai
jarak.

Gambar 9.14 Rangkaian logic Pola POTT

Keterangan:
CR = sinyal terima
tZ2 = waktu trip zone-2

612
9.10.4 Pola Blocking disertai dengan tidak ada
(Blocking Scheme) penerimaan sinyal block
(carrier receipt).
Prinsip kerja dari pola
Blocking: • Bila terjadi kegagalan sinyal
PLC maka relai jarak akan
• Pengiriman sinyal block
mengalami mala kerja.
(carrier send) oleh relai
• Membutuhkan sinyal PLC
jarak zone-3 reverse.
cukup half duplex.
• Trip seketika oleh • Relai jarak yang dibutuhkan
teleproteksi akan terjadi bila merek dan tipenya sejenis.
relai jarak zone-2 bekerja

Gambar 9. 15 Ranglaian logic blocking scheme

613
9.10.5 Penyetelan Daerah Jangkauan pada Relai Jarak

Gambar 9.16 Daerah penyetelan relai jarak tiga tingkat

Relai jarak pada dasarnya antara jarak dan waktu kerja


bekerja mengukur impadansi relai. Penyetelan relai jarak
saluran, apabila impedansi terdiri dari tiga daerah
yang terukur/dirasakan relai pengamanan, Penyetelan
lebih kecil impedansi tertentu zone-1 dengan waktu kerja
akibat gangguan (Z set < Z F ) relai t 1, zone-2 dengan waktu
maka relai akan bekerja. kerja relai t2, dan zone-3 waktu

Prinsip ini dapat memberikan kerja relai t3.

selektivitas pengamanan,
yaitu dengan mengatur hubungan

614
9.10.6. Penyetelan Zone-1 ZL1 = Impedansi saluran berikutnya

Dengan mempertimbangkan yang terpendek (Ω)

adanya kesalahan-kesalahan Waktu kerja relai t2= 0,4 sampai


dari data saluran, CT, PT, dan dengan 0,8 detik.
peralatan penunjang lain sebesar
10%–20%, zone-1 relai disetel 9.10.8 Penyetelan Zone-3
80 % dari panjang saluran yang
Prinsip penyetelan zone-3
diamankan.
adalah berdasarkan pertimbangan
Zone-1 = 0,8 · Z L1 (Saluran) pertimbangan sebagai berikut.

Waktu kerja relai seketika, (t1= 0) Zone-3min = 1,2 (ZL1 + 0,8 · ZL2)

tidak dilakukan penyetelan waktu.


Zone-3mak1 = 0,8 (ZL1 + 1,2.ZL2)

9.10.7 Penyetelan Zone-2 Zone-3mak2 = 0,8 ( ZL1 + k · ZTR )


Prinsip peyetelan Zone-2
adalah berdasarkan pertimbangan
pertimbangan sebagai berikut. Dimana:

L1 = Impedansi saluran yang


Zone-2mak = 0,8 (ZL1 + 0,8. ZL2)
diamankan

Dimana: ZL2 = Impedansi saluran berikutnya


yang terpanjang
ZL1 = Impedansi saluran yang
diamankan.

615
Waktu kerja relai t3= 1,2 sampai 2. Menentukan jenis gangguan
dengan 1,6 detik. dan memilih fasa yang
terganggu.
9.10.9 Peyetelan Zone-3 Re-
Prinsip penyetelan starting
verse
dibagi 2, yaitu:
Fungsi penyetelan zone-3 re-
1. Starting arus lebih :
verse adalah digunakan pada
I fasa-fasa = 1.2 CCC atau ct
saat pemilihan teleproteksi pola
I fasa-netral = 0.1. CCC
blocking. Dasar peyetelan
atau ct
zone-3 reverse ada dua jenis
2. Starting impedansi:
• Bila Z3 rev memberi sinyal trip.
Zsmin = 1,25 × Zone-3 Zsmax
Zone-3 rev = 1.5 Z2 – ZL1 = 0.5 x kV/(CCC
• Bila Z3 rev tidak memberi atau Ct × √3)

sinyal trip. Zone-3 rev = 2 Z2 –


ZL1 9.10.11 Penyetelan Resistif
Reach

9.10.10 Penyetelan Starting Fungsi penyetelan resistif

Fungsi starting relai jarak reach adalah mengamankan

adalah: gangguan yang bersifat high resis-


tance. Prinsip penyetelan
1. Mendeteksi adanya
resistif reach (R b ) tidak
gangguan.
melebihi dari kreteria setengah
1
beban ( Z beban ).
2

• Untuk system 70 kV:


Rb = 15 × Zone-1 × k0 × 2.

616
• Untuk system 150 dan 500 kV: arah gangguan, jika kedua relai
Rb = 8 × Zone-1 × k0 × 2 pada penghantar merasakan
gangguan di depannya maka relai

9.10.12 Directional akan bekerja. Cara kerjanya ada

Comparison Relai yang menggunakan directional


impedans, directional current,
Relai penghantar yang
dan superimposed.
prinsip kerjanya membandingkan

Gambar 9.17 Directional comparison relai

617
9.11 Current Differential • Relai sejenis pada setiap ujung
Relai saluran.

Prinsip kerja pengaman Karena ujung-ujung saluran


differensial arus saluran transmisi transmisi dipisahkan oleh jarak
mengadaptasi prinsip kerja yang jauh maka masing-masing
diferensial arus, yang sisi dihubungkan dengan:
membedakannya adalah daerah • kabel pilot
yang diamankan cukup • saluran telekomunikasi: micro-
panjang sehingga diperlukan: wave, fiber optic.
• Sarana komunikasi antara
ujung-ujung saluran.

Gambar 9.18 Relai arus differensial transmisi

– Tanpa gangguan atau gangguan eksternal


IA +IB = 0
– Keadaan gangguan internal
IA +IB ≠ 0 (= IF)

618
9.11.1 Pilot Relai

Gambar 9. 19 Balanced Voltage

Gambar 9. 20 Circulating Current

Umumnya diterapkan untuk Prinsip kerja relai


mengatasi kesulitan koordinasi diferensial arus saluran
dengan relai arus lebih pada transmisi yaitu relai diferensial
jaringan yang kompleks atau dengan circulating current atau
sangat pendek dan kesulitan relai diferensial dengan
koordinasi dengan relai jarak untuk balanced voltage seperti pada
jaringan yang sangat pendek. Pada Gambar 9.21.
saluran udara faktor pembatas dari
relai ini adalah panjang dari 9.11.2 Phase Comparison Relai
rangkaian pilot, sedangkan pada
Prinsip kerja membanding-
saluran kabel adalah arus charging
kan sudut fasa antara arus
kabel dan sistem pentanahan.

619
yang masuk dengan arus Untuk gangguan di depan:
yang keluar daerah pengaman. ∆Vr ∠–ø rep dan ∆ir mempunyai
Prinsip kerja diperlihatkan pada polaritas yang berlawanan
Gambar 9.21, di mana pada sedangkan untuk gangguan di
saat gangguan internal output belakang: ∆Vr ∠–ø rep dan ∆ir
dari comparator memberikan mempunyai polaritas yang sama
nilai 1. arah ditentukan dari persamaan:

∆op = |∆Vr ∠ –ø rep – ∆ir | – |∆Vr ∠


9.11.3 Superimposed Direc- –ø rep + ∆ir |
tional Relai

Elemen directional meng- Dop positip untuk gangguan

gunakan sinyal superimposed. arah depan dan Dop negatip


untuk gangguan arah belakang.
Superimposed = faulted – unfaulted

Selama gangguan tegangan dan


arus berubah sebesar ∆Vr dan ∆ir,
perubahan ini dikenal sebagai
besaran superimposed.

620
9. 21 Gelombang sudut fasa pada Phase Comparison Relai

621
Gambar 9. 22 Prinsip pengukuran superimposed tegangan dan arus

Gambar 9. 23 Rangkaian pengukuran relai tanah selektif

622
9.11.4 Relai tanah selektif (se- dirasakan 67G penghantar 1 > 67G
lection ground Relai) penghantar 2. Apabila salah satu

Rangkaian relai tanah pmt penghantar lepas relai 50 G

selektif (50G) dihubungkan seperti tidak akan bekerja. Setting waktu

pada gambar. Jika ada gangguan relai 50G umumnya < setting waktu

satu fasa ke tanah pada 67G.

penghantar 1 maka relai 50G akan Relai ini dipasang pada


merasakan gangguan demikian penghantar dengan sirkit ganda
juga relai directional ground (67G). dan tidak dapat dioperasikan jika
Penghantar 1 akan trip karena ada pencabangan dalam
50G kerja dan arus yang penghantar tersebut (single phi
atau single T).

9.11.5 Relai tanah terarah (directional ground relai)

Gambar 9. 24 Rangkaian open delta trafo tegangan

623
Relai arah hubung tanah a. Sistem proteksi cadangan
memerlukan operating signal lokal (local back up
dan polarising signal. Operating protection system).
signal diperoleh dari arus Proteksi cadangan lokal
residual melalui rangkaian trafo adalah proteksi yang dicadangkan
arus penghantar (Iop = 3Io) bekerja bilamana proteksi utama
sedangkan polarising signal yang sama gagal bekerja.
diperoleh dari tegangan Contohnya : penggunaan OCR
residual. Tegangan residual atau GFR.
dapat diperoleh dari rangkaian
b. Sistem proteksi cadangan
sekunder open delta trafo
jauh (remote back up
tegangan seperti pada Gambar
protection system)
9.25.
Proteksi cadangan jauh
VRES = VAG + VBG + VCG = 3Vo adalah proteksi yang
dicadangkan bekerja bilamana
proteksi utama di tempat lain

9.11.6 Relai cadangan gagal bekerja. Proteksi

(back up protection) cadangan lokal dan jauh


diusahakan koordinasi
Diperlukan apabila proteksi
waktunya dengan proteksi
utama tidak dapat bekerja atau
utama di tempat berikutnya.
terjadi gangguan pada sistem
Koordinasi waktu dibuat
proteksi utama itu sendiri. Pada
sedemikian hingga proteksi
dasarnya sistem proteksi
cadangan dari jauh bekerja
cadangan dapat dibagi menjadi
lebih dahulu dari proteksi
dua katagori, yaitu:

624
cadangan lokal. Hal ini berarti tenaga (circuit breaker) dan
bahwa kemungkinan sekali waktu kirim sinyal teleproteksi.
bahwa proteksi cadangan dari jauh Fault clearing time menurut SPLN
akan bekerja lebih efektif dari 52-1 1984 untuk sistem 150 kV
proteksi cadangan lokal. sebesar 120 ms dan untuk sistem
70 kV sebesar 150 ms.
Dengan penjelasan di atas
berarti bahwa waktu Besaran fault clearing time
penundaan bagi proteksi berhubungan dengan mutu
cadangan lokal cukup lama tenaga listrik di sisi konsumen,
sehingga mungkin sekali batasan Kedip menurut SE
mengorbankan kemantapan Direksi PT PLN (PERSERO)
sistem demi keselamatan No. 12.E/012/DIR/2000 adalah
peralatan. Dengan demikian 140 ms untuk bekerjanya
berarti pula bahwa proteksi proteksi utama sistem 150 kV
cadangan lokal hanya sekedar dan 170 ms untuk bekerjanya
proteksi cadangan terakhir proteksi utama di sistem 70 kV,
demi keselamatan peralatan. sedangkan untuk proteksi
cadangan maksimum sebesar
500 ms.
9.11.7 Operating time dan fault
clearing time Fault clearing time proteksi
Kecepatan pemutusan cadangan sebesar 500 ms
gangguan (fault clearing time) dapat dicapai dengan
terdiri dari kecepatan kerja memanfaatkan proteksi
(operating time) Relai, cadangan zone 2 distance
kecepatan buka pemutus Relai dari GI remote. Dari

625
kedua hal di atas maka untuk dan reach setting 80% sebesar
PLN UBS P3B fault clearing ≤ 50 ms.
time di sistem 150 kV adalah
120 ms untuk bekerja proteksi
9.11.8 Relai Proteksi Busbar
utama dan 500 ms untuk
Sebagai proteksi utama
bekerja proteksi cadangan,
Busbar adalah relai differensial,
sedangkan di sistem 70 kV
yang berfungsi mengamankan
adalah 150 ms untuk bekerja
pada busbar tersebut terhadap
proteksi utama dan 500 ms
gangguan yang terjadi di
untuk bekerja proteksi
busbar itu sendiri.
cadangan.
Konfigurasi Busbar ada 3
Untuk memenuhi fault
macam:
clearing time di atas maka
1. Busbar tunggal (Single
perlu ditetapkan batasan
Busbar).
operating time dari relai
itu sendiri. Dengan mem- 2. Busbar ganda (Double
pertimbangkan waktu Busbar).
kerja pmt dan waktu yang 3. Busbar 1,5 PMT.
diperlukan teleproteksi maka
operating time relai proteksi Gangguan pada busbar relatif

utama di sistem 150 kV adalah jarang (kurang lebih 7% )

tipikal ≤ 30 ms dan pada SIR dibandingkan dengan

10 dan reach setting 80% gangguan pada penghantar

sebesar ≤ 40 ms, sedangkan di (kurang lebih 60%) dari

sistem 70 kV adalah tipikal keseluruhan gangguan [1]


tetapi

≤ 35 ms dan pada SIR 10 dampaknya akan jauh lebih

626
besar dibandingkan pada 1. Waktu pemutusan yang cepat
gangguan penghantar, (pada basic time).
terutama jika pasokan yang
2. Bekerja untuk gangguan di
terhubung ke pembangkit
daerah proteksinya.
tersebut cukup besar.
3. Tidak bekerja untuk gangguan
Dampak yang dapat
di luar daerah proteksinya.
ditimbulkan oleh gangguan di
bus jika gangguan tidak segera 4. Selektif, hanya mentripkan
diputuskan antara lain: PMT-PMT yang terhubung ke
seksi yang terganggu.
a. kerusakan instalasi,

b. timbulnya masalah stabilitas 5. Imune terhadap mala kerja,

transient, karena proteksi ini mentripkan


banyak PMT.
c. dimungkinkan OCR dan
GFR di sistem bekerja Jenis/pola proteksi
sehingga pemutusan busbar banyak ragamnya,
menyebar. tetapi yang akan di bahas di sini

Persyaratan yang adalah proteksi busbar

diperlukan untuk proteksi diferensial dengan jenis low

busbar adalah: impedans dan high impedans.

627
Gambar 9.25 Wiring diagram sistem proteksi untuk konfigurasi double busbar

9. 12 Proteksi Transformator transformator hanya me-


Tenaga lokalisasi gangguan yang

Proteksi transrmator daya terjadi di dalam petak/bay

terutama bertugas untuk transformator saja.

mencegah kerusakan
transformator sebagai akibat 9.12.1 Tujuan pemasangan

adanya gangguan yang terjadi Relai proteksi Trafo

dalam petak/bay transformator, Tenaga

di samping itu diharapkan juga Maksud dan tujuan


agar pengaman transformator pemasangan relai proteksi
dapat berpartisipasi dalam pada transformator daya
penyelenggaraan selektifitas adalah untuk mengamankan
sistem, sehingga pengamanan

628
peralatan/sistem sehingga dihindari atau dibatasi se-
kerugian akibat gangguan minimum mungkin dan bagian
dapat dihindari atau dikurangi sistem lainnya tetap dapat
menjadi sekecil mungkin beroperasi.
dengan cara:
4. Memberikan pengamanan
1. Mencegah kerusakan cadangan bagi instalasi
transformator akibat adanya lainnya.
gangguan/ketidak normalan
5. Memberikan pelayanan
yang terjadi pada
keandalan dan mutu listrik yang
transformator atau
terbaik kepada konsumen.
gangguan pada bay
transformator. 6. Mengamankan manusia
terhadap bahaya yang
2. Mendeteksi adanya
ditimbulkan oleh listrik.
gangguan atau keadaan
abnormal lainnya yang
9.12.2 Gangguan pada trafo
dapat membahayakan
tenaga
peralatan atau sistem.
Gangguan pada
3. Melepaskan (memisahkan) transformator daya tidak dapat
bagian sistem yang kita hindari, namun akibat dari
terganggu atau yang gangguan tersebut harus
mengalami keadaan diupayakan seminimal
abnormal lainnya secepat mungkin dampaknya.
mungkin sehingga
Ada dua jenis penyebab
kerusakan instalasi yang
gangguan pada transformator,
terganggu atau yang dilalui
arus gangguan dapat

629
yaitu gangguan eksternal dan – gangguan tap changer
gangguan internal. kerusakan bushing,

1. Ganggauan eksternal – kebocoran minyak


Gangguan eksternal sumber atau minyak,
gangguannya berasal dari luar terkontaminasi,
pengamanan transformator, – suhu lebih.
tetapi dampaknya dirasakan
oleh transformator tersebut, 9.12.3 Sistem pentanahan titik
di antaranya Netral trafo tenaga
– gangguan hubung singkat Adapun tujuan pentanahan titik
pada jaringan netral transformator daya sebagai
– beban lebih berikut.

– surja petir. 1. Menghilangkan gejala-gejala


busur api pada suatu sistem.
2. Gangguan internal
2. Membatasi tegangan-
Gangguan internal adalah
tegangan pada fasa yang
gangguan yang bersumber dari
tidak terganggu (pada fasa
daerah pengamanan/petak bay
yang sehat).
transformator, diantaranya:
3. Meningkatkan keandalan
– gangguan antar fasa pada
(realibility) pelayanan dalam
belitan,
penyaluran tenaga listrik.
– fasa terhadap ground
4. Mengurangi/membatasi
antar Belitan transformator,
tegangan lebih transient
– gangguan pada inti yang disebabkan oleh
transformator,

630
penyalaan bunga api yang e. Pentanahan melalui reaktor
berulang-ulang (restrike yang impedansinya dapat
ground fault). berubah-ubah (resonant

5. Memudahkan dalam grounding) atau

menentukan sistem proteksi pentanahan dengan

serta memudahkan dalam kumparan Petersen

menentukan lokasi (Petersen Coil).

gangguan.
9.12.5 Jenis proteksi trafo

9.12.4 Metoda pentanahan titik tenaga

netral trafo tenaga Trafo tenaga diamankan

Metoda pentanahan titik dari berbagai macam

netral transformator daya gangguan, di antaranya dengan

adalah sebagai berikut. peralatan proteksi (sesuai


SPLN 52-1:1983 Bagian
a. Pentanahan mengambang
Satu, C):
(floating grounding).
• Relai arus lebih
b. Pentanahan melalui
tahanan (resistance • Relai arus hubung tanah

grounding). • Relai beban lebih

c. Pentanahan melalui reaktor • Relai tangki tanah relai


(reactor grounding). gangguan tanah terbatas (Re-

d. Pentanahan langsung stricted Earth Fault)

(effective grounding). • Relai suhu

• Relai Bucholz

• Relai Jansen

631
• Relai tekanan lebih • Lightning arrester

• Relai suhu • Relle differensial

Gambar 9. 26 Blok diagram proteksi trafo tenaga

632
9.13. Relai Arus Lebih (Over 9.13.1 Relai gangguan
Current Relay) tanah terbatas

Relai ini berfungsi untuk (restricted earth fault

mengamankan transformator relay)

terhadap gangguan hubung Mengamankan transformator


singkat antarfasa di dalam terhadap tanah di dalam daerah
maupun di luar daerah pengaman transformator
pengaman transformator, khususnya untuk gangguan
seperti terlihat pada foto di dekat titik netral yang
di bawah ini. tidak dapat dirasakan oleh
Relai differensial.

9.13.2 Relai arus lebih berarah

Directional over current


Relai atau yang lebih dikenal
dengan Relai arus lebih yang
mempunyai arah tertentu
Gambar 9.27 Relai arus lebih merupakan relai pengaman
yang bekerja karena adanya
Juga diharapkan relai ini
besaran arus dan tegangan
mempunyai sifat komplementer
yang dapat membedakan arah
dengan relai beban lebih. Relai
arus gangguan. Relai ini
ini berfungsi pula sebagai
terpasang pada jaringan
pengaman cadangan bagi
tegangan tinggi, tegangan
bagian instalasi lainnya.
menengah juga pada

633
pengaman transformator rangkaian Open-Delta, tetapi
tenaga dan berfungsi untuk tidak menutup kemungkinan
mengamankan peralatan listrik ada yang menggunakan
akibat adanya gangguan koneksi langsung 3 Phasa.
phasa-phasa maupun phasa Untuk membedakan arah
ke tanah. tersebut maka salah satu
phasa dari arus harus
Relai ini mempunyai 2 buah
dibandingakan dengan
parameter ukur yaitu tegangan
Tegangan pada phasa yang
dan arus yang masuk ke dalam
lain.
relai untuk membedakan arah
arus ke depan atau arah arus • Relai connections

ke belakang. Adalah sudut perbedaan


antara arus dengan
Pada pentanahan titik netral
tegangan masukan relai
trafo dengan menggunakan
pada power faktor satu.
tahanan, relai ini dipasang
pada penyulang 20 KV. • Relai maximum torque angle
Bekerjanya relai ini Adalah perbedaan sudut
berdasarkan adanya sumber antara arus dengan
arus dari ZCT (Zero Current tegangan pada relai yang
Transformer) dan sumber menghasilkan torsi
tegangan dari PT (Potential maksimum.
Transformers).

Sumber tegangan PT
umumnya menggunakan

634
Gambar 9.28 Diagram phasor Torsi

9.13.3 Relai gangguan sedangkan polarising signal


hubung tanah diperoleh dari tegangan

Relai ini berfungsi untuk residual. Tegangan residual

mengamankan transformator dapat diperoleh dari rangkaian

gangguan hubung tanah, sekunder open delta trafo

di dalam dan di luar daerah tegangan seperti pada

pengaman transformator. Relai Gambar 9.24.

arah hubung tanah


VRES = VAG + VBG + VCG = 3Vo
memerlukan operating signal
dan polarising signal.
Operating signal diperoleh dari
arus residual melalui
rangkaian trafo arus
penghantar (Iop = 3Io)

635
9.14 Proteksi Penyulang 20 KV 9.14.3 Relai hubung tanah

Jenis Relai proteksi yang (ground fault relay)

terdapat pada penyulang 20 kV Relai ini berfungsi untuk


sebagai berikut. memproteksi SUTM atau SKTM
dari gangguan tanah. Relai
beban lebih (Over Load Relai)
9.14.1 Relai arus lebih (over dipasang pada SKTM
current relai) yang berfungsi untuk
memproteksi SKTM dari kondisi
Relai ini berfungsi untuk
beban lebih.
memproteksi SUTM terhadap
gangguan antarfasa atau tiga
fasa. 9.14.4 Relai penutup balik
(reclosing relay)

Relai ini berfungsi untuk


9.14.2 Relai arus lebih berarah
memproteksi SUTM terhadap
(directional OCR)
gangguan antarfasa atau tiga
Relai ini berfungsi untuk fasa dan hanya bekerja pada
memproteksi SUTM terhadap satu arah saja. Karena Relai ini
gangguan antarfasa atau tiga dapat membedakan arah arus
fasa dan hanya bekerja pada gangguan.
satu arah saja. Karena Relai ini
dapat membedakan arah arus
gangguan.

636
9.14.5 Relai frekwensi kurang DFR akan bekerja secara
(under freqwency relay) real time untuk memonitor

Relai ini berfungsi untuk kondisi listrik dan peralatan

melepas SUTM atau SKTM bila terkait lainnya pada saat terjadi

terjadi penurunan frekwensi gangguan, karena menggunakan

system. sistem digital maka semua data


dikonversikan ke bentuk digital
dan disimpan di memori, hasil
9.15 Disturbance Fault monitor tersebut akan tersimpan
Recorder (DFR) secara permanen dalam
Disturbance Fault Recorder bentuk hasil cetakan di
(DFR) suatu alat yang dapat kertas dan data memori.
mengukur dan merekam besaran Manfaat Disturbance Fault
listrik seperti arus (A), tegangan (V) Recorder (DFR ).
dan frekuensi (Hz) pada saat
• Mendeteksi penyebab
sebelum, selama dan setelah
gangguan.
gangguan Disturbance Fault
Recorder (DFR) yang saat ini • Mengetahui lamanya
sudah merupakan suatu gangguan (fault clearing
kebutuhan, yang dapat time).
membantu merekam data dari
• Mengetahui besaran listrik
sistem tenaga listrik termasuk
seperti Arus (A),
sistem proteksi serta peralatan
Tegangan (V) dan
terkait lainnya yang pada
Frekuensi (F).
akhirnya membantu dalam
analisa dan memastikan bahwa
sistem telah bekerja dengan
baik.

637
• Mengetahui unjuk kerja • Time Synchronizing (GPS).
sistem proteksi terpasang. • Master Station.
• Melihat harmonik dari sistem • Monitoring Frekuensi.
tenaga Listrik.
• DC Monitoring
• Melihat apakah CT normal/
tidak (jenuh). Bagian dari DFR (Distur-
• Memastikan bahwa PMT bance Fault Recorder):
bekerja dengan baik. DAU (Data Acquisition Unit), AC/
DC Power Supply
• Dokumentasi Pengembangan
Communication Channel, Sistem
DFR
Alarm.

Gambar 9.29 Disturbance fault recorder

638
Mencetak/print out ulang menggunakan tombol panah
Record gangguan yang pernah ke atas/ke bawah.
direkam:
• Apabila nomor record yang
• DFR II harus dalam kondisi akan dicetak sudah
Manual Mode. diperagakan, maka
kita cukup menekan tombol
• Tekan tombol Record Select
Enter.
display akan tampil Record
Select.
Mencetak Setup Parameter
• Tekan kunci panah ke bawah,
display tampil: • DFR II harus dalam kondisi

Rec No. Manual Mode.

• Setelah ini tekan / masukkan • Tekan tombol Print Setup.

nomor yang diinginkan • Tekan tombol panah ke


kemudian tekan tombol Enter. bawah kemudian printer akan
Printer akan bekerja, dan layar bekerja.
akan terbaca Printing.
• Tekan sampai selesai
• Tunggu sampai selesai mencetak, atau Cancel untuk
mencetak, atau cancel untuk membatalkan
membatalkan.
• Jangan lupa kembali ke Auto
• Jangan lupa kembali ke Auto setelah selesai, dengan
setelah selesai, dengan tombol Auto.
tombol Auto.

• Kita dapat juga memilih


nomor record dengan

639
9.16 Basic Operation yang menyala, maka lihat
Switch on: Menyalakan DFR petunjuk bagian trouble

Pertama kali dinyalakan shooting.

DFR II akan memeriksa


keadaan di dalam rangkaian
9.16.1 Automatic Mode:
elektroniknya dan menghitung
Posisi DFR
memorinya sampai 4096 KB.
siap/otomatis
Setelah semuanya dalam
kondisi baik, maka secara Pada kondisi jam dan
otomatis display/peragaan di nomor record tampil dilayar,
DFR II akan menampilkan jam dan Status Indicator Led Auto
dan nomor record yang ada di menyala, kondisi ini disebut
dalam DFR. Automatic Mode. Dalam kondisi

Apabila kita ingin mem- ini semua key kecuali Manual

percepat pemeriksaan dan test Mode dan Reset Alarm dan

memory, tekan tombol Sensor Target tidak dapat

panah ke bawah dan display difungsikan. Pada posisi ini

akan menampilkan Jam dan DFR dalam keadaan siap akan

Rec No. merekam data gangguan/fault

Misalnya: secara otomatis.

JJ : MM : SS REC . . . . Catatan:

15 : 06:32 REC 041 Dalam kondisi ini Lampu

Setelah itu tekan tombol Status Indicator yang menyala

reset alarm indicator, maka adalah: Auto dan Data Memory

seluruh lampu alarm indicator (kalau ada data). Apabila

harus padam/tidak menyala. Lampu Status Indicator lain ada

Apabila ada alarm indicator

640
yang menyala, berarti ada Dari kondisi Automatic kita
gangguan di dalam DFR, dapat merubah ke kondisi
contoh lampu Off Line, artinya manual dengan cara:
DFR dalam keadaan tidak siap
Tekan tombol Manual,
merkam. Lihat bagian Trouble
pada display akan tampil
Shooting.
Manual Mode. Berarti kita
sudah ada pada posisi Manual

9.16.2 Manual mode: dan Lampu Status Manual

posisi manual akan menyala.

operation

Merubah ke kondisi manual 9.16.4. Kembali ke posisi/

untuk dirubah/dioperasikan kondisi automatic mode

oleh operator/manusia. Pada Untuk kembali ke posisi


posisi ini kita dapat: automatic mode, setelah kita
selesai dengan posisi manual
• Merubah Parameter dari
mode, kita harus kembali ke
DFR.
tampilan layar manual mode,
• Melakukan pengetesan/ yaitu dengan menekan tombol
pemeriksaan komponen cancel beberapa kali
elektronis. (tergantung diposisi mana

• Meminta rekaman data, kita sedang berada). Lalu tekan

ataupun memanipulasikan tombol Auto, maka pada layar

data rekaman. akan tampil JAM dan Record


No untuk mempercepat

641
peragaan, tekan tombol panah ke diikuti dengan perubahan
bawah atau cancel. status input digital.

Cara menganalisa: 5. Bila PMT juga bekerja, maka

1. Pada kondisi normal, arus dapat dilihat status PMT

dan tegangan akan sebagai input digital yang

menggambarkan sinusoidal berubah.

(50 Hz) yang sempurna. 6. Setiap trigger karena

2. Besaran arus dan tegangan perubahan status input

tersebut dapat diukur digital, DFR akan

dengan memperhatikan menggambarkannya pada

skala rekaman, serta ratio bagian digital, di mana

CT dan PT. garisnya akan berubah


menjadi terputus.
3. Setiap trigger karena
besaran analog yang diluar
normal, DFR akan 9.17 Auto Recloser
menggambarkan pada Saluran udara tegangan tinggi
bagian sensor digital, (SUTT/SUTET) merupakan
serta bentuk sinusoidal salah satu bagian sistem yang
arus/tegangan akan berubah paling sering mengalami
menjadi lebih besar atau gangguan, sebagian besar dari
Lebih kecil. sumber gangguan tersebut
4. Apabila perubahan besaran (sekitar 80%) bersifat
analog ini diikuti dengan temporer [2] yang akan segera
bekerjanya proteksi maka hilang setelah pemutus tenaga
(PMT) trip. Agar

642
kesinambungan pelayanan/ tidak tepat dapat menimbulkan
suplai energi listrik tetap terjaga kerusakan pada peralatan,
serta batas stabilitas tetap sehingga dapat menimbulkan
terpelihara maka PMT dicoba dampak pemadaman meluas
masuk kembali sesaat setelah serta waktu pemulihan yang
kejadian trip diatas. Dengan lebih lama.
memasukan kembali PMT ini
diharapkan dampak gangguan
9.17.1 Kaidah penyetelan A/R
yang bersifat temporer tersebut
penentuan dead time
dapat dikurangi. Untuk
mengurangi dampak gangguan Penentuan dead time harus

tersebut terhadap keandalan mempertimbangkan hal berikut.

penyediaan tenaga listrik,


a. Stabilitas dan sinkronisasi
khususnya pada saat terjadi
sistem
gangguan temporer, maka
• Tidak berpengaruh pada
pada SUTT/SUTET tersebut
jaringan radial tetapi
dipasang auto recloser (A/R).
berpengaruh pada jaringan
Pengoperasian auto-
yang memiliki lebih dari
recloser diharapkan dapat
satu sumber (pembangkit
meningkatkan availability
atau IBT).
(ketersediaan) SUTT/SUTET,
• Dead time dipilih sesuai
hal ini berarti peluang (lama
dengan kebutuhan sistem dan
dan frekuensi) konsumen
keamanan peralatan.
terjadi padam dapat dikurangi.
Namun sebaliknya, peng-
operasian A/R secara

643
b. Karakteristik PMT • Waktu de-ionisasi udara

Waktu yang diperlukan oleh seperti Tabel 9.4.

PMT untuk trip dan reclose


harus diperhitungkan,
khususnya untuk A/R cepat.

Tabel 9.4 Waktu De-ionisasi Udara

Tegangan Sistem (kV) Waktu De-ionisasi (detik)

66 0,1

110 0,15

132 0,17

220 0,28

275 0,3

400 0,5

644
• Operating time PMT proteksi, namun untuk basic
(0.05 - 0.1 detik). time (instanteneous)

• Waktu reset mekanik PMT pertimbangan ini tidak

(0.2 detik). diperlukan.

2) Reclaim time harus


Selain itu pengaruh memperhitungkan waktu
penurunan kemampuan PMT yang diperlukan oleh
karena umur harus mekanisme closing PMT
dipertimbangkan dalam agar PMT tersebut siap
menentukan pola dan waktu untuk reclose kembali.
operasi (lambat atau cepat) Umumnya untuk sistem
A/R. hidraulik memerlukan waktu
10 detik.
c. Karakteristik peralatan
proteksi
e. Kriteria setting untuk SPAR
Harus diperhitungkan
1) Dead time
waktu yang dibutuhkan untuk
reset peralatan proteksi. – lebih kecil dari setting
discrepancy dan setting

d. Penentuan reclaim time GFR.

– Lebih besar dari


1) Reclaim time harus lebih
operating time
lama dari waktu kerja relai
PMT, waktu reset

645
mekanik PMT, dan waktu 2) Seting berbeda untuk
pemadaman busur api kedua sisi
+ waktu deionisasi udara.
– Untuk sumber di kedua
– Tipikal set 0,5 – 1 detik. sisi maka sisi dengan
fault level rendah reclose
terlebih dahulu baru
2) Reclaim time
kemudian sisi lawannya.
– Memberi kesempatan
PMT untuk kesiapan – Untuk sumber di satu sisi

siklus O-C-O berikutnya. (radial double sirkit) bila


tidak terdapat S/C untuk
– Tipikal 40 detik. operasi manual yang
terpisah dari S/C untuk A/
R maka untuk keperluan
f. Kriteria seting untuk TPAR manuver operasi, reclose
pertama dapat dilakukan
1) Dead time
dari sisi sumber.
– Lebih besar dari operating
time PMT, waktu reset
3) SUTT yang tersambung ke
mekanik PMT, dan waktu
pembangkit
pemadaman busur api +
– A/R untuk SUTT yang
waktu de-ionisasi udara.
kedua sisi tersambung ke
– Tipikal set 5 – 60 detik. pembangkit maka pola

646
yang dipilih TPAR a. PMT dibuka secara manual
(inisiate gangguan atau beberapa saat setelah
1 fasa) dengan setting PMT ditutup secara manual.
dead time lebih lama.
b. PMT trip oleh Circuit Breaker
– SUTT yang hanya satu Failure (CBF) atau Direct
sisi tersambung ke Transfer Trip (DTT).
pembangkit maka pola
c. PMT trip oleh pengaman
yang dipilih TPAR
cadangan (Z2, Z3, OCR/GFR).
dengan pola S/C di sisi
pembangkit disetting d. PMT trip oleh Switch On To
DL/DB out. Fault (SOTF).

e. Bila relai proteksi SUTT tidak


4) Reclaim time
dilengkapi dengan fungsi
– Memberi kesempatan
SOTF, maka perlu
PMT untuk kesiapan
ditambahkan sirkit
siklus O-C-O berikutnya.
A/R blok untuk menunda fungsi
– Tipikal 40 detik. A/R setelah PMT dimasukan
secara manual. Lama waktu
g. Faktor teknis dalam tunda sirkit A/R blok akan
pengoperasian auto ditentukan kemudian.
reclose (A/R)
f. PMT trip oleh out of step pro-
Auto recloser tidak boleh tection.
bekerja pada kondisi, sebagai
g. Terjadi ketidaknormalan
berikut.
peralatan teleproteksi di sisi
terima.

647
Auto Recloser tidak boleh h. Faktor yang mempengaruhi
dioperasikan pada: pola

– SKTT Auto Recloser Pemilihan


pola single phase auto
– SUTT yang tersambung ke
reclosing (SPAR) atau three
trafo dengan sambungan T.
phase auto reclosing (TPAR)
Mempertimbangkan dampak dengan waktu reclose cepat
terhadap kerusakan peralatan atau lambat harus
pada saat gangguan permanen mempertimbangkan batas
maka A/R dioperasikan hanya stabilitas sistem, karaktesitik
dengan single shot. PMT dan peralatan proteksi
yang digunakan. Pertimbangan
Pola A/R yang dapat
ini menyangkut besarnya nilai
diterapkan adalah:
setelan untuk dead time dan
– Auto Recloser cepat untuk 1 reclaim time.
(satu) fasa, 3 (tiga) fasa dan 1
Pemilihan pola single phase
+ 3 (satu atau tiga) fasa.
auto reclosing (SPAR) atau
– Auto Recloser lambat untuk three phase auto reclosing
3 (tiga) fasa (TPAR) dengan waktu reclose
cepat atau lambat harus
Pemilihan pola diatas
mempertimbangkan konfigurasi
dengan mempertimbangkan
jaringan seperti berikut.
batasan-batasan yang
dijelaskan di bawah ini. a. Jaringan radial sirkit tunggal.

648
b. Jaringan radial sirkit ganda. i. Pengoperasian high
speed auto recloser
c. Jaringan looping sirkit tunggal.

d. Jaringan looping sirkit ganda. Pengoperasian A/R cepat


dapat diterapkan bila
Pemilihan pola A/R dengan persyaratan di bawah ini
waktu reclose cepat atau dipenuhi, sebagai berikut.
lambat harus mempertimbang-
a. Siklus kerja (duty cycle) dari
kan persyaratan pada kedua ujung
PMT sesuai untuk operasi
saluran antara lain:
dengan A/R cepat.
a. Kemungkinan reclose pada
b. Sistem proteksi di semua
gangguan permanen.
ujung saluran bekerja pada
b. Kemungkinan gagal sinkron basic time/ instantenous.
pada saat reclose.
c. Kemampuan poros turbin
c. Salah satu sisi tersambung ke (terutama yang berporos
unit pembangkit. panjang) dan belitan stator

d. Penutupan dua PMT yang generator perlu diperhatikan,

tidak serentak. sehingga pengoperasian high


speed A/R 3 fasa pada
SUTT/SUTET di GI
pembangkit atau yang dekat
pembangkit dilakukan
setelah ada kepastian
bahwa operasi high speed
A/R 3 fasa tidak

649
membahayakan turbin dan Penerapan A/R cepat 3
generator. (tiga) fasa Dapat diterapkan
pada konfigurasi atau sistem
d. Operasi high speed A/R 3
berikut.
(tiga) fasa khususnya pada
sistem 500 KV (SUTET) • SUTT jaringan radial sirkit
tidak boleh diterapkan bila tunggal atau ganda.
hasil studi menunjukan
• SUTT jaringan looping sirkit
bahwa high speed reclosing
tunggal atau ganda.
akan dapat menimbulkan
tegangan lebih transien • Pengoperasian high speed

yang melebihi nilai desain A/R 3 fasa, di samping

yang diizinkan. memberikan keuntungan


pada sistem yaitu

Penerapan A/R cepat 1(satu) memperbaiki stability

fasa Dapat diterapkan pada margin, mengurangi

konfigurasi atau sistem berikut. terjadinya pembebanan


kritis akibat gangguan pada
a. SUTET
SUTT/SUTET maupun pada
b. SUTT jaringan radial sirkit saluran interkoneksi, juga
tunggal atau ganda. memberikan risiko berupa
kemungkian terjadinya
c. SUTT jaringan looping sirkit
gangguan yang lebih parah
tunggal atau ganda.
bila operasi A/R pada saat
ada gangguan permanen.
Dengan demikian maka
pengoperasian high speed

650
A/R 3 (tiga) fasa harus memberikan manfaat yang
didahului dengan keyakinan besar dengan resiko yang
(berupa hasil studi) bahwa kecil.
pengoperasian A/R akan

651
CATATAN

652
CATATAN

653
CATATAN

654

Anda mungkin juga menyukai