listrik sekunder)
Proteksi terdiri dari
579
bekerjanya relai, peralatan Secara garis besar bagian
peralatan bantu.
580
Masing-masing elemen/bagian Pada bagian ini besaran
dipergunakan.
581
Relai
CT
Saklar
Rangkaian Trip
582
memberikan isyarat untuk Apabila besaran tersebut
583
bagian jaringan yang terganggu arus gangguan dapat
584
9.2 Syarat-Syarat Relai di daerah pengamanannya dan
585
yang terputus menjadi lebih 9.2.4 Andal
586
9.2.5 Ekonomis atau kalau gangguan itu
587
lama, sehingga panas yang Kegagalan atau kelambatan
588
– Kegagalan PMT dalam 9.4 Gangguan Pada Sistem
ada kerusakan.
Gangguan pada jaringan
sistem.
– Trafo arus terlalu jenuh.
589
9.4.1 Gangguan Sistem manual atau otomatis dengan
590
seperti ini disebut gangguan • kerusakan komponen relai,
591
9.5 Proteksi Penghantar transmisi (gardu induk dan
592
Dalam usaha untuk Blok diagram sistem proteksi
dihindarkan.
593
Sistem proteksi jaringan Proteksi Cadangan sebagai
• PUTT remote
• POTT
• Blocking
9.6 Sistem Proteksi SUTET
b) Differential Relai
Pada dasarnya, hanya ada
• Pilot
satu pola pengaman SUTET yang
• Current
dipakai pada sistem transmisi
• Phase
500 kV di pulau Jawa, yaitu suatu
c) Directional Comparison pola yang menggunakan dua
Relai Line Protection (LP) berupa
• Impedance Distance Relai (Z) + Tele
• Current Proteksi (TP) yang identik,
• Super imposed
594
disebut LP(a) dan LP(b). Pada Distance Relai tanpa Tele
595
Tabel 9.1 Pola Standar
Pola DC Z Z + DEF + TP Z
non standar I
Pola PC Z Z + TP Z
non standar II
596
9.7 Media Telekomunikasi 9.8 Relai Jarak (Distance Relai)
phase comparison, dan relai cur- proteksi bekerja selalu cepat dan
differential.
597
Gambar .9.5 Daerah pengamanan relai jarak
598
Relai jarak akan bekerja • Bila harga impedansi
599
Gambar 9.6 Block diagram relai jarak
600
1. Peralatan tegangan tinggi 4. Panel PLC
• PMT send)
• CT reciept)
2. Marshalling Kios
9.8.2 Pengukuran impedansi
• MCB PT
gangguan oleh relai
• MCB sumber AC/DC
jarak
• Terminal rangkaian arus
Menurut jenis gangguan
(CT) dan tegangan (PT).
pada sistem tenaga listrik,
• Terminal limit switch PMT
terdiri dari gangguan hubung
dan PMS
singkat tiga fasa, dua fasa, dua
• Terminal rangkaian trip
fasa ke tanah, dan satu fasa ke
dan reclose
tanah. Relai jarak sebagai
3. Panel Relai
pengaman utama harus dapat
• MCB AC dan DC
mendeteksi semua jenis
• Relai Jarak
gangguan dan kemudian
• Relai Lock Out
memisahkan sistem yang
• Aux. Relai
601
terganggu dengan sistem yang Dimana:
VR
ZR = I
R
602
pengukuran impedansi untuk Sehingga,
Vrelai = VS – VT
Irelai = IS – IT
R–S VR – Vs IR – Is
S–T VS – VT IS – IT
T–R VT – VR IR – IT
603
9.8.5. Gangguan hubung sedangkan arus fasa terganggu
Arus netral : In = IR + IS + IT
1 Z
Kompensasi urutan nol: K0 = 3 (Z0 – 1 )
Z2
604
Tabel 9.3 Tegangan dan arus masukan relai untuk gangguan hubung singkat
R–N VR IR + K0 In
S–N VST IS + K0 In
T–N VT IS + K0 In
605
9.9.1 Karakteristik impedansi • Mempunyai keterbatasan
ditambahkan relai
directional.
606
9.9.2. Karakteristik Mho • Mempunyai keterbatasan
geser.
607
9.9.3 Karakteristik Reaktance SUTT perlu ditambah relai
Ciri-cirinya: directional.
mengantisipasi gangguan
608
9.9.4 Karakteristik Quadrilateral • Dengan seting jangkauan
609
9.10 Pola Proteksi 9.10.1 Pola Dasar
Agar gangguan sepanjang Ciri-ciri Pola dasar:
SUTT dapat ditripkan dengan • Tidak ada fasilitas sinyal
seketika pada kedua sisi ujung PLC
saluran, maka relai jarak perlu • Untuk lokasi gangguan
dilengkapi fasilitas teleproteksi. antara 80 – 100% relai akan
bekerja zone-2 yang
waktunya lebih lambat
(tertunda).
Keterangan:
Z2 = Timer zone 2
T23 = Timer zone 3
610
9.10.2 Pola PUTT relai jarak zone-2 bekerja
(Permissive disertai dengan menerima
Underreach Transfer sinyal (carrier receipt).
Trip) • Bila terjadi kegagalan sinyal
Keterangan:
CS = sinyal kirim
CR = sinyal terima
Z2 = trip zone 2
TZ2 = waktu trip zone 2
611
9.10.3 Permissive Overreach relai jarak zone-2 bekerja
Transfer Trip (POTT) disertai dengan menerima
Prinsip Kerja dari pola POTT: sinyal (carrier receipt).
Keterangan:
CR = sinyal terima
tZ2 = waktu trip zone-2
612
9.10.4 Pola Blocking disertai dengan tidak ada
(Blocking Scheme) penerimaan sinyal block
(carrier receipt).
Prinsip kerja dari pola
Blocking: • Bila terjadi kegagalan sinyal
PLC maka relai jarak akan
• Pengiriman sinyal block
mengalami mala kerja.
(carrier send) oleh relai
• Membutuhkan sinyal PLC
jarak zone-3 reverse.
cukup half duplex.
• Trip seketika oleh • Relai jarak yang dibutuhkan
teleproteksi akan terjadi bila merek dan tipenya sejenis.
relai jarak zone-2 bekerja
613
9.10.5 Penyetelan Daerah Jangkauan pada Relai Jarak
selektivitas pengamanan,
yaitu dengan mengatur hubungan
614
9.10.6. Penyetelan Zone-1 ZL1 = Impedansi saluran berikutnya
Waktu kerja relai seketika, (t1= 0) Zone-3min = 1,2 (ZL1 + 0,8 · ZL2)
615
Waktu kerja relai t3= 1,2 sampai 2. Menentukan jenis gangguan
dengan 1,6 detik. dan memilih fasa yang
terganggu.
9.10.9 Peyetelan Zone-3 Re-
Prinsip penyetelan starting
verse
dibagi 2, yaitu:
Fungsi penyetelan zone-3 re-
1. Starting arus lebih :
verse adalah digunakan pada
I fasa-fasa = 1.2 CCC atau ct
saat pemilihan teleproteksi pola
I fasa-netral = 0.1. CCC
blocking. Dasar peyetelan
atau ct
zone-3 reverse ada dua jenis
2. Starting impedansi:
• Bila Z3 rev memberi sinyal trip.
Zsmin = 1,25 × Zone-3 Zsmax
Zone-3 rev = 1.5 Z2 – ZL1 = 0.5 x kV/(CCC
• Bila Z3 rev tidak memberi atau Ct × √3)
616
• Untuk system 150 dan 500 kV: arah gangguan, jika kedua relai
Rb = 8 × Zone-1 × k0 × 2 pada penghantar merasakan
gangguan di depannya maka relai
617
9.11 Current Differential • Relai sejenis pada setiap ujung
Relai saluran.
618
9.11.1 Pilot Relai
619
yang masuk dengan arus Untuk gangguan di depan:
yang keluar daerah pengaman. ∆Vr ∠–ø rep dan ∆ir mempunyai
Prinsip kerja diperlihatkan pada polaritas yang berlawanan
Gambar 9.21, di mana pada sedangkan untuk gangguan di
saat gangguan internal output belakang: ∆Vr ∠–ø rep dan ∆ir
dari comparator memberikan mempunyai polaritas yang sama
nilai 1. arah ditentukan dari persamaan:
620
9. 21 Gelombang sudut fasa pada Phase Comparison Relai
621
Gambar 9. 22 Prinsip pengukuran superimposed tegangan dan arus
622
9.11.4 Relai tanah selektif (se- dirasakan 67G penghantar 1 > 67G
lection ground Relai) penghantar 2. Apabila salah satu
pada gambar. Jika ada gangguan relai 50G umumnya < setting waktu
623
Relai arah hubung tanah a. Sistem proteksi cadangan
memerlukan operating signal lokal (local back up
dan polarising signal. Operating protection system).
signal diperoleh dari arus Proteksi cadangan lokal
residual melalui rangkaian trafo adalah proteksi yang dicadangkan
arus penghantar (Iop = 3Io) bekerja bilamana proteksi utama
sedangkan polarising signal yang sama gagal bekerja.
diperoleh dari tegangan Contohnya : penggunaan OCR
residual. Tegangan residual atau GFR.
dapat diperoleh dari rangkaian
b. Sistem proteksi cadangan
sekunder open delta trafo
jauh (remote back up
tegangan seperti pada Gambar
protection system)
9.25.
Proteksi cadangan jauh
VRES = VAG + VBG + VCG = 3Vo adalah proteksi yang
dicadangkan bekerja bilamana
proteksi utama di tempat lain
624
cadangan lokal. Hal ini berarti tenaga (circuit breaker) dan
bahwa kemungkinan sekali waktu kirim sinyal teleproteksi.
bahwa proteksi cadangan dari jauh Fault clearing time menurut SPLN
akan bekerja lebih efektif dari 52-1 1984 untuk sistem 150 kV
proteksi cadangan lokal. sebesar 120 ms dan untuk sistem
70 kV sebesar 150 ms.
Dengan penjelasan di atas
berarti bahwa waktu Besaran fault clearing time
penundaan bagi proteksi berhubungan dengan mutu
cadangan lokal cukup lama tenaga listrik di sisi konsumen,
sehingga mungkin sekali batasan Kedip menurut SE
mengorbankan kemantapan Direksi PT PLN (PERSERO)
sistem demi keselamatan No. 12.E/012/DIR/2000 adalah
peralatan. Dengan demikian 140 ms untuk bekerjanya
berarti pula bahwa proteksi proteksi utama sistem 150 kV
cadangan lokal hanya sekedar dan 170 ms untuk bekerjanya
proteksi cadangan terakhir proteksi utama di sistem 70 kV,
demi keselamatan peralatan. sedangkan untuk proteksi
cadangan maksimum sebesar
500 ms.
9.11.7 Operating time dan fault
clearing time Fault clearing time proteksi
Kecepatan pemutusan cadangan sebesar 500 ms
gangguan (fault clearing time) dapat dicapai dengan
terdiri dari kecepatan kerja memanfaatkan proteksi
(operating time) Relai, cadangan zone 2 distance
kecepatan buka pemutus Relai dari GI remote. Dari
625
kedua hal di atas maka untuk dan reach setting 80% sebesar
PLN UBS P3B fault clearing ≤ 50 ms.
time di sistem 150 kV adalah
120 ms untuk bekerja proteksi
9.11.8 Relai Proteksi Busbar
utama dan 500 ms untuk
Sebagai proteksi utama
bekerja proteksi cadangan,
Busbar adalah relai differensial,
sedangkan di sistem 70 kV
yang berfungsi mengamankan
adalah 150 ms untuk bekerja
pada busbar tersebut terhadap
proteksi utama dan 500 ms
gangguan yang terjadi di
untuk bekerja proteksi
busbar itu sendiri.
cadangan.
Konfigurasi Busbar ada 3
Untuk memenuhi fault
macam:
clearing time di atas maka
1. Busbar tunggal (Single
perlu ditetapkan batasan
Busbar).
operating time dari relai
itu sendiri. Dengan mem- 2. Busbar ganda (Double
pertimbangkan waktu Busbar).
kerja pmt dan waktu yang 3. Busbar 1,5 PMT.
diperlukan teleproteksi maka
operating time relai proteksi Gangguan pada busbar relatif
626
besar dibandingkan pada 1. Waktu pemutusan yang cepat
gangguan penghantar, (pada basic time).
terutama jika pasokan yang
2. Bekerja untuk gangguan di
terhubung ke pembangkit
daerah proteksinya.
tersebut cukup besar.
3. Tidak bekerja untuk gangguan
Dampak yang dapat
di luar daerah proteksinya.
ditimbulkan oleh gangguan di
bus jika gangguan tidak segera 4. Selektif, hanya mentripkan
diputuskan antara lain: PMT-PMT yang terhubung ke
seksi yang terganggu.
a. kerusakan instalasi,
627
Gambar 9.25 Wiring diagram sistem proteksi untuk konfigurasi double busbar
mencegah kerusakan
transformator sebagai akibat 9.12.1 Tujuan pemasangan
628
peralatan/sistem sehingga dihindari atau dibatasi se-
kerugian akibat gangguan minimum mungkin dan bagian
dapat dihindari atau dikurangi sistem lainnya tetap dapat
menjadi sekecil mungkin beroperasi.
dengan cara:
4. Memberikan pengamanan
1. Mencegah kerusakan cadangan bagi instalasi
transformator akibat adanya lainnya.
gangguan/ketidak normalan
5. Memberikan pelayanan
yang terjadi pada
keandalan dan mutu listrik yang
transformator atau
terbaik kepada konsumen.
gangguan pada bay
transformator. 6. Mengamankan manusia
terhadap bahaya yang
2. Mendeteksi adanya
ditimbulkan oleh listrik.
gangguan atau keadaan
abnormal lainnya yang
9.12.2 Gangguan pada trafo
dapat membahayakan
tenaga
peralatan atau sistem.
Gangguan pada
3. Melepaskan (memisahkan) transformator daya tidak dapat
bagian sistem yang kita hindari, namun akibat dari
terganggu atau yang gangguan tersebut harus
mengalami keadaan diupayakan seminimal
abnormal lainnya secepat mungkin dampaknya.
mungkin sehingga
Ada dua jenis penyebab
kerusakan instalasi yang
gangguan pada transformator,
terganggu atau yang dilalui
arus gangguan dapat
629
yaitu gangguan eksternal dan – gangguan tap changer
gangguan internal. kerusakan bushing,
630
penyalaan bunga api yang e. Pentanahan melalui reaktor
berulang-ulang (restrike yang impedansinya dapat
ground fault). berubah-ubah (resonant
gangguan.
9.12.5 Jenis proteksi trafo
• Relai Bucholz
• Relai Jansen
631
• Relai tekanan lebih • Lightning arrester
632
9.13. Relai Arus Lebih (Over 9.13.1 Relai gangguan
Current Relay) tanah terbatas
633
pengaman transformator rangkaian Open-Delta, tetapi
tenaga dan berfungsi untuk tidak menutup kemungkinan
mengamankan peralatan listrik ada yang menggunakan
akibat adanya gangguan koneksi langsung 3 Phasa.
phasa-phasa maupun phasa Untuk membedakan arah
ke tanah. tersebut maka salah satu
phasa dari arus harus
Relai ini mempunyai 2 buah
dibandingakan dengan
parameter ukur yaitu tegangan
Tegangan pada phasa yang
dan arus yang masuk ke dalam
lain.
relai untuk membedakan arah
arus ke depan atau arah arus • Relai connections
Sumber tegangan PT
umumnya menggunakan
634
Gambar 9.28 Diagram phasor Torsi
635
9.14 Proteksi Penyulang 20 KV 9.14.3 Relai hubung tanah
636
9.14.5 Relai frekwensi kurang DFR akan bekerja secara
(under freqwency relay) real time untuk memonitor
melepas SUTM atau SKTM bila terkait lainnya pada saat terjadi
637
• Mengetahui unjuk kerja • Time Synchronizing (GPS).
sistem proteksi terpasang. • Master Station.
• Melihat harmonik dari sistem • Monitoring Frekuensi.
tenaga Listrik.
• DC Monitoring
• Melihat apakah CT normal/
tidak (jenuh). Bagian dari DFR (Distur-
• Memastikan bahwa PMT bance Fault Recorder):
bekerja dengan baik. DAU (Data Acquisition Unit), AC/
DC Power Supply
• Dokumentasi Pengembangan
Communication Channel, Sistem
DFR
Alarm.
638
Mencetak/print out ulang menggunakan tombol panah
Record gangguan yang pernah ke atas/ke bawah.
direkam:
• Apabila nomor record yang
• DFR II harus dalam kondisi akan dicetak sudah
Manual Mode. diperagakan, maka
kita cukup menekan tombol
• Tekan tombol Record Select
Enter.
display akan tampil Record
Select.
Mencetak Setup Parameter
• Tekan kunci panah ke bawah,
display tampil: • DFR II harus dalam kondisi
639
9.16 Basic Operation yang menyala, maka lihat
Switch on: Menyalakan DFR petunjuk bagian trouble
JJ : MM : SS REC . . . . Catatan:
640
yang menyala, berarti ada Dari kondisi Automatic kita
gangguan di dalam DFR, dapat merubah ke kondisi
contoh lampu Off Line, artinya manual dengan cara:
DFR dalam keadaan tidak siap
Tekan tombol Manual,
merkam. Lihat bagian Trouble
pada display akan tampil
Shooting.
Manual Mode. Berarti kita
sudah ada pada posisi Manual
operation
641
peragaan, tekan tombol panah ke diikuti dengan perubahan
bawah atau cancel. status input digital.
642
kesinambungan pelayanan/ tidak tepat dapat menimbulkan
suplai energi listrik tetap terjaga kerusakan pada peralatan,
serta batas stabilitas tetap sehingga dapat menimbulkan
terpelihara maka PMT dicoba dampak pemadaman meluas
masuk kembali sesaat setelah serta waktu pemulihan yang
kejadian trip diatas. Dengan lebih lama.
memasukan kembali PMT ini
diharapkan dampak gangguan
9.17.1 Kaidah penyetelan A/R
yang bersifat temporer tersebut
penentuan dead time
dapat dikurangi. Untuk
mengurangi dampak gangguan Penentuan dead time harus
643
b. Karakteristik PMT • Waktu de-ionisasi udara
66 0,1
110 0,15
132 0,17
220 0,28
275 0,3
400 0,5
644
• Operating time PMT proteksi, namun untuk basic
(0.05 - 0.1 detik). time (instanteneous)
645
mekanik PMT, dan waktu 2) Seting berbeda untuk
pemadaman busur api kedua sisi
+ waktu deionisasi udara.
– Untuk sumber di kedua
– Tipikal set 0,5 – 1 detik. sisi maka sisi dengan
fault level rendah reclose
terlebih dahulu baru
2) Reclaim time
kemudian sisi lawannya.
– Memberi kesempatan
PMT untuk kesiapan – Untuk sumber di satu sisi
646
yang dipilih TPAR a. PMT dibuka secara manual
(inisiate gangguan atau beberapa saat setelah
1 fasa) dengan setting PMT ditutup secara manual.
dead time lebih lama.
b. PMT trip oleh Circuit Breaker
– SUTT yang hanya satu Failure (CBF) atau Direct
sisi tersambung ke Transfer Trip (DTT).
pembangkit maka pola
c. PMT trip oleh pengaman
yang dipilih TPAR
cadangan (Z2, Z3, OCR/GFR).
dengan pola S/C di sisi
pembangkit disetting d. PMT trip oleh Switch On To
DL/DB out. Fault (SOTF).
647
Auto Recloser tidak boleh h. Faktor yang mempengaruhi
dioperasikan pada: pola
648
b. Jaringan radial sirkit ganda. i. Pengoperasian high
speed auto recloser
c. Jaringan looping sirkit tunggal.
649
membahayakan turbin dan Penerapan A/R cepat 3
generator. (tiga) fasa Dapat diterapkan
pada konfigurasi atau sistem
d. Operasi high speed A/R 3
berikut.
(tiga) fasa khususnya pada
sistem 500 KV (SUTET) • SUTT jaringan radial sirkit
tidak boleh diterapkan bila tunggal atau ganda.
hasil studi menunjukan
• SUTT jaringan looping sirkit
bahwa high speed reclosing
tunggal atau ganda.
akan dapat menimbulkan
tegangan lebih transien • Pengoperasian high speed
650
A/R 3 (tiga) fasa harus memberikan manfaat yang
didahului dengan keyakinan besar dengan resiko yang
(berupa hasil studi) bahwa kecil.
pengoperasian A/R akan
651
CATATAN
652
CATATAN
653
CATATAN
654