Anda di halaman 1dari 9

1

Jurnal Gizi Nusantara


Vol I Agustus 2021

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN DAN ZAT BESI DENGAN KADAR


HEMOGLOBIN PADA PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSU
SILOAM KUPANG

Syeni Kartina Ratuhalin1 Nomensen L. Banunaek2 Oktovianus Matabesi2


1
mahasiswa Stikes Nusantara Prodi Gizi, 2 Dosen Stikes Nusantara Prodi Gizi E-Mail:
Syeni881@gmail.com, nomensenbanunaek@gmail.com,
OktovianusMatabesi@gmail.com
ABSTRAK

Gagal ginjal kronik adalah penyakit yang mempunyai prognosis buruk dimana
akan terjadi penurunan fungsi ginjal secara bertahap, dimana pasien diharuskan menjalani
tindakan homodialisis dalam jangka panjang. Hemodialisis adalah terapi pengganti fungsi
ginjal yang menggunakan alat khusus dengan tujuan mengeluarkan toksis uremik dan
mengatur cairan elektrolit tubuh dengan tujuan memperpanjang dan memperbaiki kualitas
hidup. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui asupan protein dan zat besi dengan
kadar hemoglobin pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini merupakan
penelitian analitik observasi dengan desain crossectional. Pengambilan Sampel
dilakukan dengan menggunakan rumus simple random sampling. Sampel penelitian
terdiri dari 53 pasien. Data dikumpulkan melalui kuisioner dan melalui pengukuran kadar
hemoglobin, kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji chi-quare dan
Spearman's.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan hubungan antara asupan protein dengan
kadar hemoglobin pada pasien yang menjalani hemodialisis di RSU Siloam Kupang
dengan nilai (p =0.003), dan ada hubungan hubungan antara asupan zat besi dengan
kadar hemoglobin pada pasien yang menjalani hemodialisis di RSU Siloam Kupang
dengan nilai (p =0.000)

Kata Kunci : Asupan protein, Asupan Zat Besi, Kadar Hemoglobin,


Hemodialisis

Program Studi S1 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Nusantara Kupang


2
Jurnal Gizi Nusantara
Vol I Agustus 2021

PENDAHULUAN
Gagal ginjal kronik adalah pada tahun 2010 (Kemenkes RI, 2013).
penyakit yang mempunyai prognosis Dari data Hasil Riset Kesehatan Dasar
buruk dimana akan terjadi penurunan Tahun 2013 dan 2018 menunjukan bahwa
fungsi ginjal secara bertahap. prevalensi penyakit gagal ginjal kronis di
Hemodialisis adalah Indonesia dengan umur ≥ 15 tahun
pengalihan darah pasien dari tubuhnya berdasarkan diagnosis dokter pada tahun
melalui dialiser yang terjadi secara difusi 2013 adalah 0,2% dan terjadi peningkatan
atau ultrafiltrasi, kemudian darah kembali pada tahun 2018 sebesar 0,38%. Pada
lagi kedalam tubuh pasien. Hemodialisis tahun 2015 kematian yang disebabkan
merupakan pengalihan darah pasien dari karena gagal ginjal kronis mencapai
tubuhnya melalui dialiser yang terjadi 1.243 orang (Kemenkes RI, 2018).
secara difusi atau ultrafiltrasi, kemudian Menurut Data Riskesdas tahun 2018
darah kembali lagi kedalam tubuh pasien. prevalensi penyakit ginjal kronis (permil)
Hemodialisis adalah terapi pengganti berdasarkan diagnosis dokter pada
fungsi ginjal yang menggunakan alat penduduk umur ≥ 15 tahun menurut
khusus dengan tujuan mengeluarkan provinsi Nusa tenggara Timur dari tahun
toksis uremik dan mengatur cairan 2013-2018 prevalensi gagal ginjal kronis
elektrolit tubuh dengan tujuan untuk (GGK) sebesar 0,3%, dan Data Riskesdas
memperpanjang dan memperbaiki tahun 2018 Prevalensi Gagal Ginjal
kualitas hidup penderita gagal ginjal Kronis Berdasarkan Diagnosis Dokter
kronik. (Kemenkes RI, 2017). pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun
Menurut World Health menurut Kota kupang sebesar 0,35.
Organization (WHO), penyakit gagal Protein yang berarti yang utama
ginjal kronis berkontribusi pada beban atau yang didahulukan, berasal dari
penyakit dunia dengan angka kematian bahasa Yunani yaitu proteos. Protein
sebesar 850.000 jiwa per tahun merupakan salah satu makronutrient yang
(Pongsibidang, 2016). Hasil penelitian memiliki fungsi kompleks dan berperan
Global Burden of Disease tahun 1990 penting dalam berbagai ragam.
penyakit gagal ginjal kronis merupakan Sumber protein terbagi atas dua
penyebab kematian peringkat ke-27 di yaitu sumber makanan hewani
dunia dan meningkat menjadi urutan ke-
18

Program Studi S1 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Nusantara Kupang


3
Jurnal Gizi Nusantara
Vol I Agustus 2021

dan nabati yang sering dikonsumsi oleh zat besi yang merupakan mineral makro
manusia. Jumlah dan jenis protein yang yaitu sebanyak 3-5 gr di dalam tubuh
diberikan pada pasien gagal ginjal kronik (Almatsier, 2010).
sangat penting untuk diperhatikan karena Hemoglobin merupakan sel
protein berguna untuk mengganti jaringan darah merah yang terdapat dalam darah
yang rusak. Asupan protein pada pasien yang berfungsi untuk mengangkut O2
GGK yang menjalani hemodialisis harus dan CO2 di dalam tubuh (Merryana A,
disesuaikan dengan derajat gangguan 2016)
fungsi ginjal/laju filtrasi glomerulus yaitu Pasien gagal ginjal kronik akan
< 25%, pada pasien yang menjalani mengalami berbagai gangguan akibat
hemodialisis sangat diperlukan peranan anemia seperti gangguan aktivitas,
asupan protein 0,5-0,6 gr/kg BB/hari, dimana pasien dengan anemia tidak dapat
rata-rata 0,5 gr/kg BB/hari agar dapat melakukan aktivitas yang baik
tercapai keseimbangan metabolisme dikarenakan kadar hemoglobin (Hb)
protein yang optimal di dalam tubuh. menyebabkan pasien cepat lelah, serta
Pemberian protein 0,5 gr/kg BB/hari ini gangguan proses berfikir pasien karena
haruslah diusahakan sekurang-kurangnya berkurangnya suplai oksigen (O2) dan
60% atau 0,35 gr/kg BB/hari yaitu berupa nutrisi ke otak akibat Hb yang rendah,
protein dengan nilai biologik tinggi. sehingga dapat
(Oser, 1951 dalam Muchtadi, 2019) mengakibatkan gangguan proses kognitif
Zat besi sangat dibutuhkan dan kualitas hidup menurun (Sukandar,
untuk kesehatan namun zat besi tidak 2016).
dapat diproduksi oleh tubuh dan hanya di Penelitian ini bertujuan untuk
dapat dari makanan. Zat besi yang paling Mengetahui hubungan asupan protein
banyak terdapat dalam tubuh manusia dan zat besi dengan kadar hemoglobin
dewasa yakni pada pasien yang menjalani hemodialisis

METODE PENELITIAN:
Penelitian ini merupakan besi dengan kadar hemoglobin pada
penelitian analitik observasi dengan pasien yang menjalani hemodialisis
desain cross sectional untuk melihat
hubungan asupan protein dan zat

Program Studi S1 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Nusantara Kupang


4
Jurnal Gizi Nusantara
Vol I Agustus 2021

Lokasi dan waktu penelitian: hemodialisis di RSU Siloam Kupang


Penelitianini dilakukan di RSU yang berjumlah 111 orang. Sedangkan
Siloam Kupang pada bulan mei sampel dari penelitian ini adalah pasien
hingga juni yang menjalani hemodialisis di RSU
Populasi dan Sampel Siloam Kupang yang memenuhi kriteria
Populasi dalam penelitian ini adalah Inklusi dengan total samppel 53 pasien.
seluruh pasien yang menjalani

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan asupan protein pada pasien
hemodialisis
Asupan Protein Jumlah Persentase %
Baik 41 77.4
Kurang 12 22.6
Jumlah 53 100

Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan asupan zat besi pada pasien


hemodialisis
Asupan Zat Besi Jumlah Persentase %
Baik 23 43.4
Kurang 30 56.6
Jumlah 53 100

Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan kadar Hemoglobin pada


pasien hemodialisis
Kadar Hemoglobin Jumlah Persentase %
Baik 9 17
Kurang 44 83
Jumlah 53 100

Analisa Bivariat
a. Hubungan Asupan Protein dangan Kadar Hemoglobin pada Pasien yang
Menjalani Hemodialisis

Program Studi S1 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Nusantara Kupang


5
Jurnal Gizi Nusantara
Vol I Agustus 2021

Tabel 5. Hubungan asupan protein dengan kadar hemoglobin


pada pasien yang menjalani hemodialisis
Kadar Hemoglobin
Jumlah
Asupan Protein Baik Kurang
n % n % N %
Baik 9 17 32 60.4 41 77.4
Kurang 0 0 12 22.6 12 22.6
Jumlah 9 17 44 83 53 100

Hasil menunjukkan bahwa asupan semakin rendah tingkat konsumsi protein


protein dengan kategori baik memiliki maka semakin cenderung untuk
kadar hemoglobin yang baik sebanyak 9 menderita anemia
orang (17%), dan kadar hemoglobin Hal ini sejalan dengan penelitian
kurang sebanyak 32 orang (60.4%). Hasana et al. (2014) yang menyebutkan
Sedangkan asupan protein kategori bahwa ada hubungan yang signifikan
kurang tidak memiliki kadar hemoglobin antara asupan protein dengan kadar
baik 0%, sedangkan kategori kadar hemoglobin pada pasien gagal ginjal
hemoglobin kurang sebanyak 12 orang kronik yang menjalani hemodialisis
(22.6%). Hasil analisis statistik dengan rawat jalan di Rumah Sakit Tugurejo
chisquare menunjukkan bahwa nilai p = Semarang
0,004 dimana p<α, hasil analisis ini juga Salah satu zat gizi yang banyak
didukung dengan analisis Spearman's tebuang saat hemodialisis adalah protein,
rho, p saat hemodialisis asam amino yang
=0.003 dengan Correlation Coefficient terbuang sebesar 1-2g/jam dialisis atau
atau tingkat keeratan hubungan positif diperkirakan 10-12 g protein akan hilang
0.245 dimana memiliki korelasi yang setiap hemodialisis. Oleh sebab itu
tinggi, sehingga dapat disimpulkan ada asupan 1-1,2/kg BB ideal/hari diharapkan
hubungan antara asupan protein dengan dapat menggantikan protein yang
kadar hemoglobin pada pasien yang sebelumnya dan lebih baik di dapat dari
menjalani hemodialisis. protein hewani karena asam amino yang
Menurut Linder (2006), didapat lebih lengkap (Sari et al.,2018).
menjelaskan bahwa tingkat konsumsi
protein perlu diperhatikan karena

Program Studi S1 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Nusantara Kupang


6
Jurnal Gizi Nusantara
Vol I Agustus 2021

b. Hubungan Zat Besi dangan Kadar Hemoglobin pada Pasien yang Menjalani
Hemodialisis
Tabel 6. Hubungan asupan zat besi dengan kadar hemoglobin
pada pasien yang menjalani hemodialisis
Kadar Hemoglobin
Asupan Zat Jumlah
Baik Kurang
Besi
n % n % N %
Baik 9 17 14 26.4 23 43.4
Kurang 0 0 30 56.6 30 56.6
Jumlah 9 17 44 83 53 100

Dari 53 Pasien menunjukan Keterkaitan zat besi dengan


asupan zat besi dengan kategori baik kadar hemoglobin dapat dijelaskan
memiliki kadar hemoglobin yang baik bahwa zat besi merupakan komponen
sebanyak 9 orang (17%), dan kadar utama yang memegang peranan
hemoglobin kurang sebanyak penting dalam
14 orang (26.4%). Sedangkan asupan zat pembentukan darah (hemopoiesis), yaitu
besi kategori kurang tidak memiliki mensintesis hemoglobin. Apabila jumlah
kadar hemoglobin baik, sedangkan simpanan zat besi berkurang dan jumlah
kategori kadar hemoglobin kurang zat besi yang diperoleh dari makanan
sebanyak 30 orang (56.6%). Hasil juga rendah, maka akan
analisis statistik dengan chisquare terjadi
menunjukkan bahwa nilai p = 0,000 ketidakseimbangan zat besi di dalam
dimana p<α, hasil analisis ini juga tubuh, akibatnya kadar hemoglobin
didukung dengan analisis Spearman's menurun di bawah batas normal yang
rho, p =0.000 dengan Correlation disebut sebagai anemia gizi besi
Coefficient atau tingkat keeratan (Soekirman, 2000)
hubungan positif 0.517 dimana memiliki apabila jumlah simapanan zat
korelasi yang tinggi,sehingga dapat besi berkurang dan jumlah zat besi yang
disimpulkan ada hubungan antara diperoleh dari makanan juga rendah,
asupan zat besi dengan kadar maka akan terjadi ketidakseimbangan
hemoglobin pada pasien yang menjalani zat besi dalam tubuh, akibatnya kadar
hemodialisis. hemoglobin menurun dibawah batas
normal.

Program Studi S1 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Nusantara Kupang


7
Jurnal Gizi Nusantara
Vol I Agustus 2021

Artinya semakin tinggi asupan zat besi, terganggu sehingga produksi sel darah
maka kadar hemoglobin akan semakin merah berkurang. Seiring dengan
baik (Almtasier, 2010). kerusakan ginjal,
Menurut Suhardjono (2009), perdarahan karena trombopati, defisiensi
menjelaskan bahwa pasien GGK besi yang disertai penurunan laju filtrasi
mengalami defisiensi eritropoietin, hal glomerulus maka derajat anemia akan
tersebut merupakan penyebab utama meningkat.
terjadinya anemia. Kerusakan ginjal
yang berat mengakibatkan produksi
eritropoietin di ginjal

KESIMPULAN
1. Ada hubungan antara asupan protein 2. Ada hubungan antara asupan protein
dengan kadar hemoglobin dengan kadar hemoglobin
pada pasien yang menjalani pada pasien yang menjalani
hemodialisis RSU Siloam Kupang hemodialisis RSU Siloam Kupang
dengan nilai p = 0,004 dengan nilai p = 0,000

DAFTAR PUSTAKA
AKG. 2013. Angka Kecukupan Gizi Ilmu Komputer dan Sains
Energi, Protein, Lemak, Mineral Terapan
dan Vitamin yang di Anjurkan
Bagi Bangsa Indonesia. Chairunnisa, O., Nuryanto, N., &
Lampiran Probosari, E. (2019). Perbedaan
Peraturan Menteri Kesehatan Kadar
Republik Indonesia Nomor 75 Hemoglobin Pada Santriwati
Tahun 2013 Dengan Puasa Daud, Ngrowot
Dan Tidak Berpuasa Di Pondok
Almatsier S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Pesantren Temanggung Jawa
Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Tengah. Journal of Nutrition
Utama College
Al Rahmad, A. H. (2017). Pengaruh Chandra, B. (1995). Pengantar statistik
asupan protein dan zat besi (Fe) kesehatan. Jakarta : EGC
terhadap kadar hemoglobin pada
wanita bekerja. Jurnal Depkes RI. 2002. Evaluasi Program
Kesehatan, 8(3), 321-325 Kesehatan. Badan Penelitian dan
Pengembangan
Anamisa, Devie. R. 2015. Rancang Kesehatan Departemen
Bangun Metode OTSU Untuk
Deteksi Hemoglobin. Jurnal

Program Studi S1 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Nusantara Kupang


8
Jurnal Gizi Nusantara
Vol I Agustus 2021

Kesehatan RI. Jakarta: dan Informasi Kementrian


Departemen Kesehatan RI. Kesehatan RI
Diniyyah, S. R., & Nindya, T. S. (2017). Kemenkes. 2018. Cegah dan kendalikan
Asupan energi, protein dan Penyakit Ginjal dengan Cerdik.
lemak dengan kejadian gizi Jakarta
kurang pada balita usia 24-59
bulan di Desa Suci, Gresik. Luyckx, V. A., Tonelli, M. and Stanifer,
Amerta Nutrition J. W. (2018) ‘The global burden
of kidney disease and the
Hasanah, Ika Purnama Fitria. 2016. sustainable development goals’,
Hubungan Asupan Protein dan Bulletin of the World Health
Zat Besi dengan Kadar Organization
Hemoglobin Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronik Post Hemodialisis Merryana Adriani, S. K. M. (2016).
di Unit Hemodialisis RSUD Pengantar gizi
Kabupaten Sukoharjo. masyarakat. Prenada
Surakarta : Fakultas Ilmu Media.153
Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta Muchtadi, D. (2019). Teknik evaluasi
nilai gizi protein
Hidayanti, F., Thaha, A. R.,
Najamuddin, U. (2014). Namuyimbwa L, Atuheire C, Okullo J,
Gambaran Pola Konsumsi Zat Kalyesubula R. 2018.
Pelancar Dan Zat Penghambat Prevalence and associated
Absorpsi Zat Besi (Fe) Serta factors of protein-energy
Kadar Hb Padawanita wasting among pastients with
Prakonsepsidi Kota Makassar. chronic kidney disease at
Skripsi. Program Studi Ilmu Mulago hospital, Kampala
Gizi, Fakultas Kesehatan Uganda: a Cross Sectional Study
Masyarakat Universitas
Hasanuddin, Makassar Noto atmojo, 2010, Metogologi
penelitian Kesehatan, rineka
Hidayat, R., Azmi, S., & Pertiwi, D. Cipta, Jakarta
(2016). Hubungan Kejadian
Anemia dengan Penyakit Ginjal Pongsibidang. 2016. Risiko Hipertensi,
Kronik pada Pasien yang Diabetes, Dan Konsumsi
Dirawat di Bagian Ilmu Minuman Herbal Pada Kejadian
Penyakit Dalam RSUP dr M Gagal Ginjal Kronik Di RSUP
Djamil Padang Tahun 2010 Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar Tahun 2015
Kemenkes RI, (2017). Situasi Penyakit
Ginjal Kronid di Indonesia. RAHMA, I. (2017). Hubungan Tingkat
Jakarta: Pusat Data dan Kecukupan Fe, Vitamin B9, Dan
Informasi Vitamin B12 Dengan Kadar
Hemoglobin Anak Usia 11
Kementrian Kesehatan RI, 2018. Tahun Sekolah Dasar Negeri 02
Laporan Hasil Riset Kesehatan Pedurungan Kidul Semarang
Dasar (Doctoral dissertation,
(Riskesdas) indonesia tahun Universitas Muhammadiyah
2018. Jakarta : Pusat data Semarang)

Program Studi S1 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Nusantara Kupang


9
Jurnal Gizi Nusantara
Vol I Agustus 2021

Rifani Rosida, R., Suparman, S., Sugiyono. 2011. Metode Penelitian


Pusparini, P., & Mamat, M.
Kuantitatif, Kualitatif dan
(2020). Gambaran Asupan
Protein, Zat Besi (Fe), Vitamin R&D.: Afabeta. Bandung
C. dan Kejadian Anemia pada
Sukandar E. (2016). Gagal Ginjal dan
Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Pasirkaliki Kota Panduan Terapi Dialysis.Pusat
Cimahi (Doctoral dissertation, Informasi Ilmiah Bagian Ilmu
Politeknik Kesehatan Penyakit dalam FK Unpad
Kemenkes Bandung) RSHS. Bandung
Riyanto, B.2011. Dasar-dasar dari Susetyowati, DCN. 2017. Gizi Bayi dan
Pembelanjaan Perusahaan.
Edisi keempat, cetakkan Balita, dalam Ilmu Gizi Teori
kesebelas.Universitas Gadjah dan Aplikasi. Buku Kedokteran
Mada
EGC. Jakarta
Rokhmah et al. 2017. Faktor- Faktor
Yang Berhubungan Dengan Tjokroprawiro, A. (Ed.). (2015). Buku
Penurunan Nafsu Makan Pada
ajar ilmu penyakit dalam. Ed. 2:
Pasien Gagal Ginjal Kronik
Yang Menjalani Terapi Hemod Fakultas Kedokteran Universitas
Ialisis (Studi Kasus Di Rsud Airlangga Rumah Sakit
Prof. Dr. Margono Soekarjo) Pendidikan Dr. Soetomo
Surabaya.
Setyawati, V. A. V., & Hartini, E. Airlangga University Press.
(2018). Buku Ajar Dasar Ilmu
Gizi Kesehatan Masyarakat. Trijayani, N. K. N. (2020). Hubungan
Deepublish
Asupan Protein Dengan Status
Sholicha, C. A., & Muniroh, L. (2019).
Gizi Dan Kadar Hemoglobin
Hubungan Asupan Zat Besi,
Protein, Vitamin C dan Pola Pasien Gagal Ginjal Kronik
Menstruasi dengan Kadar
Yang Menjalani Hemodialisis
Hemoglobin pada Remaja Putri
di SMAN 1 Manyar Gresik Di Rsd Mangusada
Correlation Between Intake of
Badung (Doctoral dissertation,
Iron, Protein, Vitamin C and
Menstruation Pattern with Poltekkes
Hemoglobin Concentration
Denpasar)
among Adolescent Girl in
Senior High School 1 Manyar
Gresik]. Media Gizi Indonesia

Program Studi S1 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Nusantara Kupang

Anda mungkin juga menyukai