Gagal ginjal kronik adalah penyakit yang mempunyai prognosis buruk dimana
akan terjadi penurunan fungsi ginjal secara bertahap, dimana pasien diharuskan menjalani
tindakan homodialisis dalam jangka panjang. Hemodialisis adalah terapi pengganti fungsi
ginjal yang menggunakan alat khusus dengan tujuan mengeluarkan toksis uremik dan
mengatur cairan elektrolit tubuh dengan tujuan memperpanjang dan memperbaiki kualitas
hidup. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui asupan protein dan zat besi dengan
kadar hemoglobin pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini merupakan
penelitian analitik observasi dengan desain crossectional. Pengambilan Sampel
dilakukan dengan menggunakan rumus simple random sampling. Sampel penelitian
terdiri dari 53 pasien. Data dikumpulkan melalui kuisioner dan melalui pengukuran kadar
hemoglobin, kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji chi-quare dan
Spearman's.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan hubungan antara asupan protein dengan
kadar hemoglobin pada pasien yang menjalani hemodialisis di RSU Siloam Kupang
dengan nilai (p =0.003), dan ada hubungan hubungan antara asupan zat besi dengan
kadar hemoglobin pada pasien yang menjalani hemodialisis di RSU Siloam Kupang
dengan nilai (p =0.000)
PENDAHULUAN
Gagal ginjal kronik adalah pada tahun 2010 (Kemenkes RI, 2013).
penyakit yang mempunyai prognosis Dari data Hasil Riset Kesehatan Dasar
buruk dimana akan terjadi penurunan Tahun 2013 dan 2018 menunjukan bahwa
fungsi ginjal secara bertahap. prevalensi penyakit gagal ginjal kronis di
Hemodialisis adalah Indonesia dengan umur ≥ 15 tahun
pengalihan darah pasien dari tubuhnya berdasarkan diagnosis dokter pada tahun
melalui dialiser yang terjadi secara difusi 2013 adalah 0,2% dan terjadi peningkatan
atau ultrafiltrasi, kemudian darah kembali pada tahun 2018 sebesar 0,38%. Pada
lagi kedalam tubuh pasien. Hemodialisis tahun 2015 kematian yang disebabkan
merupakan pengalihan darah pasien dari karena gagal ginjal kronis mencapai
tubuhnya melalui dialiser yang terjadi 1.243 orang (Kemenkes RI, 2018).
secara difusi atau ultrafiltrasi, kemudian Menurut Data Riskesdas tahun 2018
darah kembali lagi kedalam tubuh pasien. prevalensi penyakit ginjal kronis (permil)
Hemodialisis adalah terapi pengganti berdasarkan diagnosis dokter pada
fungsi ginjal yang menggunakan alat penduduk umur ≥ 15 tahun menurut
khusus dengan tujuan mengeluarkan provinsi Nusa tenggara Timur dari tahun
toksis uremik dan mengatur cairan 2013-2018 prevalensi gagal ginjal kronis
elektrolit tubuh dengan tujuan untuk (GGK) sebesar 0,3%, dan Data Riskesdas
memperpanjang dan memperbaiki tahun 2018 Prevalensi Gagal Ginjal
kualitas hidup penderita gagal ginjal Kronis Berdasarkan Diagnosis Dokter
kronik. (Kemenkes RI, 2017). pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun
Menurut World Health menurut Kota kupang sebesar 0,35.
Organization (WHO), penyakit gagal Protein yang berarti yang utama
ginjal kronis berkontribusi pada beban atau yang didahulukan, berasal dari
penyakit dunia dengan angka kematian bahasa Yunani yaitu proteos. Protein
sebesar 850.000 jiwa per tahun merupakan salah satu makronutrient yang
(Pongsibidang, 2016). Hasil penelitian memiliki fungsi kompleks dan berperan
Global Burden of Disease tahun 1990 penting dalam berbagai ragam.
penyakit gagal ginjal kronis merupakan Sumber protein terbagi atas dua
penyebab kematian peringkat ke-27 di yaitu sumber makanan hewani
dunia dan meningkat menjadi urutan ke-
18
dan nabati yang sering dikonsumsi oleh zat besi yang merupakan mineral makro
manusia. Jumlah dan jenis protein yang yaitu sebanyak 3-5 gr di dalam tubuh
diberikan pada pasien gagal ginjal kronik (Almatsier, 2010).
sangat penting untuk diperhatikan karena Hemoglobin merupakan sel
protein berguna untuk mengganti jaringan darah merah yang terdapat dalam darah
yang rusak. Asupan protein pada pasien yang berfungsi untuk mengangkut O2
GGK yang menjalani hemodialisis harus dan CO2 di dalam tubuh (Merryana A,
disesuaikan dengan derajat gangguan 2016)
fungsi ginjal/laju filtrasi glomerulus yaitu Pasien gagal ginjal kronik akan
< 25%, pada pasien yang menjalani mengalami berbagai gangguan akibat
hemodialisis sangat diperlukan peranan anemia seperti gangguan aktivitas,
asupan protein 0,5-0,6 gr/kg BB/hari, dimana pasien dengan anemia tidak dapat
rata-rata 0,5 gr/kg BB/hari agar dapat melakukan aktivitas yang baik
tercapai keseimbangan metabolisme dikarenakan kadar hemoglobin (Hb)
protein yang optimal di dalam tubuh. menyebabkan pasien cepat lelah, serta
Pemberian protein 0,5 gr/kg BB/hari ini gangguan proses berfikir pasien karena
haruslah diusahakan sekurang-kurangnya berkurangnya suplai oksigen (O2) dan
60% atau 0,35 gr/kg BB/hari yaitu berupa nutrisi ke otak akibat Hb yang rendah,
protein dengan nilai biologik tinggi. sehingga dapat
(Oser, 1951 dalam Muchtadi, 2019) mengakibatkan gangguan proses kognitif
Zat besi sangat dibutuhkan dan kualitas hidup menurun (Sukandar,
untuk kesehatan namun zat besi tidak 2016).
dapat diproduksi oleh tubuh dan hanya di Penelitian ini bertujuan untuk
dapat dari makanan. Zat besi yang paling Mengetahui hubungan asupan protein
banyak terdapat dalam tubuh manusia dan zat besi dengan kadar hemoglobin
dewasa yakni pada pasien yang menjalani hemodialisis
METODE PENELITIAN:
Penelitian ini merupakan besi dengan kadar hemoglobin pada
penelitian analitik observasi dengan pasien yang menjalani hemodialisis
desain cross sectional untuk melihat
hubungan asupan protein dan zat
Analisa Bivariat
a. Hubungan Asupan Protein dangan Kadar Hemoglobin pada Pasien yang
Menjalani Hemodialisis
b. Hubungan Zat Besi dangan Kadar Hemoglobin pada Pasien yang Menjalani
Hemodialisis
Tabel 6. Hubungan asupan zat besi dengan kadar hemoglobin
pada pasien yang menjalani hemodialisis
Kadar Hemoglobin
Asupan Zat Jumlah
Baik Kurang
Besi
n % n % N %
Baik 9 17 14 26.4 23 43.4
Kurang 0 0 30 56.6 30 56.6
Jumlah 9 17 44 83 53 100
Artinya semakin tinggi asupan zat besi, terganggu sehingga produksi sel darah
maka kadar hemoglobin akan semakin merah berkurang. Seiring dengan
baik (Almtasier, 2010). kerusakan ginjal,
Menurut Suhardjono (2009), perdarahan karena trombopati, defisiensi
menjelaskan bahwa pasien GGK besi yang disertai penurunan laju filtrasi
mengalami defisiensi eritropoietin, hal glomerulus maka derajat anemia akan
tersebut merupakan penyebab utama meningkat.
terjadinya anemia. Kerusakan ginjal
yang berat mengakibatkan produksi
eritropoietin di ginjal
KESIMPULAN
1. Ada hubungan antara asupan protein 2. Ada hubungan antara asupan protein
dengan kadar hemoglobin dengan kadar hemoglobin
pada pasien yang menjalani pada pasien yang menjalani
hemodialisis RSU Siloam Kupang hemodialisis RSU Siloam Kupang
dengan nilai p = 0,004 dengan nilai p = 0,000
DAFTAR PUSTAKA
AKG. 2013. Angka Kecukupan Gizi Ilmu Komputer dan Sains
Energi, Protein, Lemak, Mineral Terapan
dan Vitamin yang di Anjurkan
Bagi Bangsa Indonesia. Chairunnisa, O., Nuryanto, N., &
Lampiran Probosari, E. (2019). Perbedaan
Peraturan Menteri Kesehatan Kadar
Republik Indonesia Nomor 75 Hemoglobin Pada Santriwati
Tahun 2013 Dengan Puasa Daud, Ngrowot
Dan Tidak Berpuasa Di Pondok
Almatsier S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Pesantren Temanggung Jawa
Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Tengah. Journal of Nutrition
Utama College
Al Rahmad, A. H. (2017). Pengaruh Chandra, B. (1995). Pengantar statistik
asupan protein dan zat besi (Fe) kesehatan. Jakarta : EGC
terhadap kadar hemoglobin pada
wanita bekerja. Jurnal Depkes RI. 2002. Evaluasi Program
Kesehatan, 8(3), 321-325 Kesehatan. Badan Penelitian dan
Pengembangan
Anamisa, Devie. R. 2015. Rancang Kesehatan Departemen
Bangun Metode OTSU Untuk
Deteksi Hemoglobin. Jurnal