Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
W DENGAN DIAGNOSA
MEDIS POST OP COLOSTOMI ATRESIA ANI DI RUANG BAYI RSUD
ULIN BANJARMASIN
Disusun Oleh:
Nor Atia, S.Kep
NIM: 11194692110114
FAKULTAS KESEHATAN
BANJARMASIN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui,
I. KELUHAN UTAMA
Ayah pasien mengatakan anaknya masuk rumah sakit pada karena muntah-muntah
sebanyak 3 – 4 kali sehari. Ayah pasien juga mengatakan anaknya mengalami
kembung (perut membesar), feses tidak keluar dari anus melainkan dari penis
bersamaan dengan air kencing.
2. Keluhan Saat ini
Perut pasien masih nampak besar, terdapat stoma yang terbuka kurang lebih 3 cm,
berwarna kemerahan, namun tidak ada pembengkakan. Tidak terdapat adanya
perdarahan pada stoma, dan stoma dilindungi kantong kolostomi. Pada kantong
kolostomi terdapat sedikit feses berwarna hijau kehitaman, namun pasien juga masih
mengeluarkan feses dominan melalui penis dengan warna kuning kehijauan. Ayah
pasien mengatakan cemas dengan kondisi anaknya, beliau ingin bisa merawat
anaknya dengan baik saat nanti sudah pulang kerumah. Namun, ayah pasien bingung
bagaimana caranya karena kondisi penyakit yang dialami anak merupakan hal yang
baru baginya.
An. MA lahir pada 27 Maret 2022 berjenis kelamin laki-laki dan lahir di bidan yang ada di
klinik dekat rumah secara spontan. BBL pasien 3500 gram, tidak ada kekuningan
maupun sianosis. Awalnya pasien nampak sehat, pada saat lahir segera menangis, dan
tidak ada masalah. Namun setelah 2 hari, keluarga pasien baru mengetahui bahwa
anaknya tidak memiliki lubang anus. Keluarga pasien tidak memiliki BPJS dan tidak ada
biaya untuk berobat ke rumah sakit. Pada usia 21 hari, pasien mengeluhkan muntah 3 –
4 kali, perut kembung, dan BAB melalui penis, akhirnya pasien baru di bawa ke RSUD
Datu Sanggul dan periksa ke poli anak pada saat BPJS telah aktif . Pada saat di poli
anak, dokter menyarankan untuk di rujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin.
Prenatal : Pada saat masa prenatal, ibu pasien rutin periksa ke puskesmas
dan bidan. Namun selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah
melakukan USG. Selama kehamilan, ibu pasien tidak ada
mengalami keluhan dan tidak ada riwayat konsumsi obat atau
vitamin baik dari pelayanan kesehatan maupun diluar dari pelayanan
kesehatan.
Postnatal : Pada masa postnatal, ibu pasien mengatakan tidak ada masalah,
namun 2 hari setelah lahir ibu pasien baru menyadari jika bayi tidak
ada lubang anus.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi, tidak ada riwayat pengobatan, tidak ada cidera,
tidak pernah mengalami hospitalisasi dan tidak pernah operasi.
Keluarga tidak ada memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes mellitus,
jantung, dan lain sebagainya.
Pre Natal
a. Jumlah Kunjungan : Tidak terhitung, sering di puskesmas dan
bidan
b. Bidan/ dokter : Bidan
c. Penkes yang didapat : Tidak ada
d. HPHT : Ibu pasien mengatakan tidak ingat
e. Kenaikan BB selama Hamil : dari 70 kg ke 83 kg (± 13 kg)
f. Komplikasi kehamilan : Tidak ada
g. Obat-obatan yang didapat : Tidak ada
h. Riwayat hospitalisasi : Tidak ada
i. Golongan darah ibu : Tidak diketahui
j. Pemeriksaan kehamilan /Maternal screening
( x ) Rubella ( x ) Hepatitis ( x ) CMV ( x ) GO
( x ) Herpes ( x ) HIV ( ) lain-lain; sebutkan
Natal
a. Lama Persalinan : ± 2 jam
b. Komplikasi Persalinan : Tidak ada
c. Tempat Melahirkan : Klinik
d. Penolong Persalinan : Bidan
e. Cara Melahirkan :
( ) Pervaginam ( ) Caesar
( ) Lain-lain, sebutkan ………………….
Post natal
a. Usaha nafas : ( ) dengan bantuan ( ) tanpa bantuan
b. Trauma lahir : ( ) ada ( ) tidak
c. Skor Apgar : 7, 8, 9
Normal : () Rendah : ( ) Sangat Rendah : ( )
d. Obat-obatan yang diberikan pada neonatus
Tidak ada
e. Interaksi orang tua dan bavi
Ibu pasien mengatakan saat lahir anak langsung IMD kurang lebih 10 menit
f. Keluarnya urine/bab
( ) ada ( ) tidak
g. Respon fisio Riwayat Ibu
GII PII A0
h. Riwayat Imunisasi (dasar, ulangan)
Vaksin hepatitits
i. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Menurut ibu pasien, selama 20 hari ini kurang baik. Pada awal kelahiran anak
memang segera menangis dan kuat. Namun setelah hari kedua disadari tidak
memiliki lubang anus, kondisi anak menurun. Anak tidak terlalu mau minum ASI,
mual dan muntah, serta lebih banyak menangis. Terkait dengan berat badan anak
3500 gram, untuk sekarang berat badan mengalami kenaikan dari awal masuk
RSUD Ulin seberat 3550 gram hingga sekarang 3600 gram.
j. Riwayat Sosial dan Lingkungan (sistem pendukung/keluarga terdekat yang dapat di-
hubungi. lingkungan rumah, problem sosial yang penting, budaya dalam keluarga
dan lingkungan, bahasa yang digunakan, dll)
1) Sistem pendukung / keluarga terdekat : orang tua pasien
2) Lingkungan rumah : pasien dan keluarga asli suku banjar yang tinggal di daerah
Rantau, pasien dan keluarga tinggal di daerah padat penduduk dan di dekat
pesantren. Lingkungan rumah bersih, bangunan rumah permanen, dan tidak
dapat peternakan, pabrik, maupun tambang.
3) Problem sosial yang penting : Ayah dan ibu pasien mengatakan sangat cemas
dengan kondisi pasien karena takut terjadi hambatan dalam tumbuh kembang
anak. Ayah dan ibu pasien merasa menyesal karena kurang pengetahuan
tentang kesehatan selama kehamilan.
4) Budaya dalam keluarga : Ayah pasien mengatakan tidak ada budaya khusus
yang diterapkan dalam keluarga
5) Bahasa yang digunakan sehari-hari : Banjar
k. Perencanaan makan bayi (data untuk pasien bayi)
Jika pasien diperbolehkan pulang, ibu pasien mengatakan ingin memberikan ASI full
hingga anak usia 2 tahun serta memberi makanan pendamping ASI yang bergizi
dimulai dari usia 6 bulan. Jika ASI tidak keluar maka ibu akan memberikan susu
formula
l. Hubungan orang tua (ayah/ibu) dan bayi (data untuk pasien bayi)
Ayah dan ibu mengatakan hubungan dengan bayi baik, ayah dan ibu sangat
menyayangi bayinya, terkadang menangis meratapi nasib bayinya sehingga ingin
berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan anak
m. Riwayat anak lain (data untuk pasien bayi)
5. Genogram (3 generasi)
Keterangan :
Laki- laki
Perempuan
Klien
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara, anak pertama berjenis kelamin laki-
laki berusia 6 tahun. Ayah pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara
perempuan dan ibu pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara
perempuan. Kakek dan nenek pasien dari ayah dan ibu masih hidup. Pasien tinggal
serumah dengan ayah, ibu, dan saudara kandungnya.
Sebelum masuk rumah sakit : Ibu pasien mengatakan sebelum masuk rumah
sakit mau minum ASI tapi seperti menahan sakit
sehingga rewel
Pengkajian Mual dan Muntah : Pasien tidak mengalami mual dan muntah
Sebelum masuk rumah sakit : Ibu pasien mengatakan saat sebelum masuk
rumah sakit BAK pasien normal, berwarna
kekuningan, sehari berganti diapers bisa 4 – 5
kali. Namun BAK pasien bercampur dengan
BAB yang keluar melalui penis. BAB pasien
konsistensinya cair, berwarna kuning kehijauan,
dan hanya sedikit.
d. Kebutuhan Istirahat dan Tidur (bandingkan saat sakit dan sebelum sakit)
Sebelum masuk rumah sakit : Ibu pasien mengatakan pasien kurang tidur
karena sering terbangun menangis seperti
kesakitan
Sebelum masuk rumah sakit : Pasien diseka oleh ibu dengan bantuan bidan
Setelah masuk rumah sakit : Pasien tidak ada dimandikan selama sakit,
namun diapers diganti setiap pergantian shift
dan tubuh pasien juga terlihat bersih
f. Obat-Obatan
obat paracetamol
digunakan untuk
Inj. Paracetamol
3 x 53 gram meredakan rasa nyeri
Hari kedua
dan menurunkan
demam.
mengatasi masalah
kurang nafsu makan dan
Supralysin -
gangguan pertumbuhan
bayi ataupun anak
g. Radiologi
Hasil : Gambaran atresia ani letak tinggi
h. Hasil laboratorium
a. Keadaan Umum : Pasien nampak pucat, lebih banyak tidur, pasien terpasang OGT
dan infus di kaki kanan. Saat menangis, pasien menangis kuat, nafas spontan dan
tanpa oksigen, gerak aktif, serta refleks hisap baik.
c. Tanda Vital
RR : 32 x /menit
Suhu : 36,6 °C
SpO2 : 98%
Data lainnya :-
d. Pengukuran BB, PB/TB, LK, LLA, lingkar perut, lingkar dada (khusus pasien bayi
bandingkan saat lahir dan saat dirawat)
TB : 50 cm
LK : 35 cm
LD : 31 cm
LP : 39 cm
LLA : 10 cm
= 3150 + ( 30 x 14 )
= 3150 + 420
= 3570 gram
Inspeksi : Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada bekas jahitan
di kepala.
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan dan tidak ada pembesaran kepala,
distribusi rambut normal dan berwarna kehitaman. Pada leher tidak
ada deviasi trakea dan tidak ada distensi vena jugularis
i. Ekstremitas
Akral teraba hangat, tidak terdapat edema, tidak terdapat polidaktili, dan tidak terdapat
sindaktili
j. Integritas Kulit
Terdapat luka terbuka yaitu stoma dengan panjang kurang lebih 3 cm, berwarna
kemerahan namun tidak ada pembengkakan. Di samping stoma terdapat luka robekan
sedikit kurang lebih 0,5 cm, tidak ada kemerahan, tidak ada peradangan, tidak ada
nyeri, maupun eksudat yang muncul.
Data khusus bayi : Tidak ada tanda lahir, ada kemerahan pada bagian stoma, tidak
ada lanugo, tidak ada jaundice, tidak ada sianosis periorbital/sianosis seluruh tubuh
k. Dada, Toraks, Jantung
Inspeksi : Simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada
Perkusi : Sonor
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan krepitasi
Auskultasi : Tidak terdapat ronchi, tidak terdapat wheezing, S1 S2 normal
dan tidak ada murmur
l. Abdomen
Inspeksi : Terdapat distensi abdomen, terdapat stoma yang ditutup
kantong kolostomi. Stoma terletak pada bagian kolon
transversum, tepatnya di atas umbilikus
Auskultasi : Bising usus 9x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Perbaan abdomen supel, tidak terdapat organomegali
m. Genitalia
Anus : Imperforata
Alat kelamin : Testis turun bilateral, panjang penis ± 2,8 cm, tidak terdapat
fimosis
Interpertasi : titik (plot) berada di antara -2 sampai dengan 2, ini menandakan gizi
anak tergolong baik
TB/U
Interpertasi : titik (plot) berada tepat pada garis – 2, hal ini menandakan bahwa
tinggi badan pasien menurut umur normal
II. DATA FOKUS
Data
Subjektif
Data Objektif
- Bayi lahir dengan kelainan kongenital (tidak ada anus)
- Bayi tampak gelisah
- Post op atresia ani
- Gerakan bayi tampak lemah
- Reflek menghisap lemah
- Reflek menggengam lemah
- Refleks rooting lemah
- Refleks babynski lemah
- Adanya luka operasi tertutup dengan perban
- Terpasang kolostomi bag
- RR 78x/menit
- Denyut nadi 130x/menit
- SPO2 : 98%
- Suhu tubu 36,3oC (dalam inkubator)
- Hemoglobin 13,5
- Skrining resiko jatuh (Humpthy Dumpty): 18 (resiko tinggi jatuh)
-
dilakuka
Senin, 18 April Resiko infeksi Setelah n tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi (I.14539)
2022 (D.0142) selama 2x8 jam, diharapkan masalah Observasi
keperawatan resiko infeksi tidak terjadi
dengan - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
kriteria hasil: Teraupetik
Tingkat Infeksi (L.14 - Batasi pengunjung
Kebersihan badan, dari cukup
- menurun - Berikan perawatan pada area luka
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
(2) ke meningkat (5) pasien
- Kemerahan pada luka, dari cukup -Kolaborasi pemberian medikasi, jika perlu
dilakuka
Senin 18 April Resiko gangguan Setelah n tindakan keperawatan Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
2022 integritas kulit selama 2x8 jam masalah keperawatan Observasi
integritas kulit tidak terjadi dengan
(D.0139) kriteria - Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
hasil: Teraupetik
Integritas Kulit dan Jaringan (L.14125) - Lakukan perawatan luka
- Elastisitas, Hindari menyentuh area luka dengan tangan
dari cukup menurun (1) ke - tanpa
meningkat (5) teknik aseptik
- Kerusakan lapisan kulit, dari meningkat
(1) Kolaborasi
ke menurun
(5) - Kolaborasi pemberian medikasi untuk luka
- Kemerahan, dari meningkat (1) ke
menurun (5)
- Suhu kulit, dari memburuk (1) ke
membaik (5)
dilakuka
Senin, 18 April Resiko jatuh (D.0144) Setelah n tindakan keperawatan Pencegahan jatuh (I.14540)
selama 1x30 menit, diharapkan risiko
2022 jatuh Observasi
teratasi dengan kriteria hasil: - Identifikasi faktor risiko jatuh
- Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan
Tingkat jatuh (L.14138) risiko
-Jatuh dari tempat tidur, dari sedang (3) ke jatuh
menurun (5) Terapeutik
- Pastikan roda inkubator selalu dalam kondisi
terkunci
- Pastikan penutup inkubator terkunci setiap
setelah
melakukan tindakan/meninggalkan pasien
VI. IMPLEMENTASI dan EVALUASI
Resiko infeksi 09.30 - Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik S
(D.0142) - Membatasi pengunjung O
- Memberikan perawatan pada area luka - Dilakukan tindakan invasif
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan - Post op colostomi hari ke 2
pasien dan lingkungan pasien
- Mempertahankan teknik aseptik pada pasien
beresiko - Tampak adanya perban menutupi luka operasi
tinggi laparatomi
- Pemberian merofenem dan ceftazidime - Adanya kolostomi
- Dalam inkubator
- Hemoglobin 13,5
A
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan intervensi
A
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan intervensi
I
- Pantau keadaan stoma
- Pantau tanda-tanda infeksi
- Ganti balutan jika kotor
- Ganti kolostomi bag jika penuh/kotor
A
Masalah belum teratasi
P
- Memonitor tanda syok
- Monitor tanda vital CPAP 7/25
- Pemberian kalium Transfusi PRC
VII. CATATAN PERKEMBANGAN
Rabu, 20 April 2022
Paraf
Profesional
Evaluasi (nama,
no Hari / Tanggal Pukul Diagnosa Keperawatan Pemberi
(SOAPIE) paraf, tgl,
Asuhan
jam)
Rabu, 20 April
07.15 Resiko infeksi (D.0142) S
2022 O
- Dilakukan tindakan invasif
- Perawatan dalam inkubator
- Tidak ada perdarahan di stoma
A
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan intervensi
I
- Pantau keadaan stoma
- Pantau tanda-tanda infeksi
- Ganti balutan jika kotor
- Ganti kolostomi bag jika penuh/kotor
A
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan intervensi
I
- Pantau keadaan stoma
- Pantau tanda-tanda infeksi
- Ganti balutan jika kotor
- Ganti kolostomi bag jika penuh/kotor