Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

Disusun Oleh:
yoandra resa veronika
Nim: 2019.C.11a.1034

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Pendauluan Disusun Oleh:


Nama : yoandra resa veronika
NIM : 2019.C.11a.1034
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Laporan Pendahuluan

Telah melakukukan laporan pendahuluan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan


Praktik Pra Klinik Keperawatan III Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Yelsteria Ulina T,S.Kep,Ners Maradons S.Kep.,Ners.M.Kep


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang
berjudul “Laporan Pendahuluan”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas
Praktik Praklinik Keperawatan III (PPK III).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Ika Paskaria, S.Pd., M.Kes. selaku penanggungjawab mata kuliah Praktik Praklinik
Keperawatan II (PPK).
4. Ibu Yelsteria Ulina T,S.Kep,Ners selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini.
5. Ibu Maradons S.Kep.,Ners.M.Kep selaku Pembimbing Lahan yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini.
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 11 Maret 2022

yoandra resa veronika


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Dasar Harga Diri Rendah
1.1.1 Definisi
1.1.2 Etiologi
1.1.3 Klasifikasi
1.1.4 Patofisiologi
1.1.5 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)
1.1.6 Komplikasi
1.1.7 Penatalaksanaan Medis
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Dasar Harga Diri Rendah


1.1.1 Definisi
Keliat B.A mendefinisikan harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Perasaan tidak
berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Harga diri rendah adalah semua pemikiran, kepercayaan dan keyakinan yang
merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan
orang lain. Harga diri terbentuk waktu lahir tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik
seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia.
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Adanya perasaan 10 hilang percaya diri, merasa gagal karena karena tidak mampu
mencapai keinginansesuai ideal diri.
Menurut Schult & videbeck (1998) gangguan harga diri rendah adalah penilaian
negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung
maupun tidak langsung.
Dapat disimpulkan harga diri rendah adalah kurangnya rasa percaya diri sendiri yang
dapat mengakibatkan pada perasaan negatif pada diri sendiri, kemampuan diri dan orang
lain. Yang mengakibatkan kurangnya komunikasi pada orang lain.
2.1.2 Etiologi
Penyebab terjadi harga diri rendah adalah:
a. Pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
b. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dan tidak diterima.
c. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan
d. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut
lebih dari kemampuannya.

2.1.3 Klasifikasi
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. Gangguan harga
diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara:
a. Situasi sosial
Terjadi trauma yang tiba tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami,
putus sekolah, putus hungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban
perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba tiba)
b. Perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikirr yang negatif. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien
gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.
2.1.4 Patofisiologi
Faktor Predisposisi yang menyebabkan timbulnya harga diri rendah meliputi:
1. Biologi
Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa Selain itu adanya riwayat penyakit kronis atau
trauma kepala merupakan merupakan salah satu faktor penyebab gangguan jiwa.
2. Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri rendah adalah
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, penolakan dari lingkungan dan
orang terdekat serta harapan yang tidak realistis. Kegagalan berulang, kurang
mempunyai tanggungjawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi
pada orang lain merupakan faktor lain yang menyebabkan gangguan jiwa. Selain
itu pasiendengan harga diri rendah memiliki penilaian yang negatif terhadap
gambaran dirinya, mengalami krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri
yang tidak realistis.
3. Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah adalah adanya
penilaian negatif dari lingkungan terhadap klien, sosial ekonomi rendah,
pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan lingkungan pada tahap
tumbuh kembang anak.
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain:
1. Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman psikologis
yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan,
menjadi pelaku, korban maupun saksi dari perilaku kekerasan.
2. Ketegangan peran: Ketegangan peran dapat disebabkan karena:
a. Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan seperti transisi dari masa anak-anak ke remaja.
b. Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran dari kondisi sehat
kesakit. Transisi ini dapat dicetuskan antara lain karena kehilangansebahagian
anggota tuhuh, perubahan ukuran, bentuk penampilan atau fungsi tubuh atau
perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal, prosedur
medis dan keperawatan. (Nurhalimah, 2016)
2.1.5 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)
Ungkapan negatif tentang diri sendiri merupakan salah satu tanda dan gejala harga
diri rendah. Selain itu tanda dan gejala harga diri rendah didapatkan dari data
subyektif dan obyektif.
Tanda dan Gejala Mayor
1. Tanda (Obyektif)
a. Enggan mencoba hal baru
b. Berjalan menunduk
c. Postur tubuh menunduk
2. Gejala (Subjektif)
a. Menilai diri negatif (misal:tidak berguna, tidak tertolong)
b. Merasa malu atau bersalah
c. Merasa tidak mampu melakukan apapun
d. Meremehkan kemampuan mengatasi masalah
e. Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
f. Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
g. Menolak penilaian positif tentang diri sendiri

Tanda dan gejala miyor

1. Tanda (Objektif)
a. Kontak mata kurang
b. Lesu dan tidak bergairah
c. Berbicara pelan dan lirih
d. Pasif
e. Perilaku tidak asertif
f. Mencari penguatan secara berlebihan
g. Bergantung pada pendapat orang lain
h. Sulit membuat keputusan
2. Gejala (Subjektif)
a. Merasa sulit konsentrasi
b. Sulit tidur
c. Mengungkapkan keputusasaan

Pohon masalah

Resiko tinggi perilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori: Halusinasi

Isolasi sosial: Menarik Diri

Harga Diri Rendah

Koping individu tidak efektif

Gambar 1.1 pohon masalah

2.1.6 Komplikasi
Akibat Terjadinya Harga Diri Rendah Harga diri rendah menyebabkan perasaan
kosong dan terkadang menyebabkan depresi, rasa gelisah, atau rasa cemas. Harga
diri rendah dan pengalaman hidup yang penuh tekanan berpotensi memicu
pemikiran dan perilaku bunuh diri. Perasaan tidak yakin pada diri sendiri berakar
pada konsep diri yang tidak baik. Lebih tepatnya lagi karena harga diri yang rendah
atau rendah diri. Akibat yang ditimbulkan oleh perasaan rendah diri ini bisa
bermacam-macam. Salah satu efek negatifnya adalah tidak bisa merasa diri cukup
berharga untuk mendapatkan apa yang diinginkan .Hingga pada akhirnya akan
mengisolasi diri pada lingkunganya dan kelompok. Orang rendah diri akan
cenderung menarik diri, menyendiri serta menghindari keramaian. Harga diri rendah
dapat beresiko terjadi isolasi sosial, menarik diri dan perilaku kekerasan.
2.1.7 Penatalaksanaan Medis
Terapi yang dapat diberikan pada penderita Harga diri rendah yaitu:
1. Psikoterapi
Digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi lagi dengan orang lain.
Tujuanya agar klien tidak menyendiri lagi karena jika klien menarik diri, klien
dapat membentuk kebiasaan buruk
2. Therapy aktivitas kelompok
Dilakukan pada lien harga diri rendah terapi aktivitas kelompok ini dilakukan
dengan menggunakan stiulasi atau diskusi untuk mengetahui pengalaman atau
perasaan yang dirasakan saat ini dan untuk membentuk kesepakataan atau
penyelesaian masalah.
DAFTAR ISI
Hermand, K. &. (2016). No Title. In ester monica (Ed.), NANDA-I Diagnosis
Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020 (pp. 324–325). EGC
Keliat, B. A. (2019). Harga Diri Rendah Kronis. In ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA (pp. 171–172). EGC.
Kusumawati Farida, H. Y. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Salemba
Medika
Meryana. (2017). Upaya Meningkatkan Harga Diri Dengan Kegiatan Positif
Pada Pasien Harga Diri Rendah.
Muftianingrum, Y., Pudjiastuti, S. E., & Sawab, S. (2019). Efektivitas Edukasi
Konsep Diri Untuk Meningkatkan Pengetahuan Perkembangan Remaja. Jendela
Nursing Journal, 3(1), 11. https://doi.org/10.31983/jnj.v3i1.4494
Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar Keperawatan Jiwa. Pusdik SDM
Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai