Anda di halaman 1dari 3

Review Jurnal 1

Nama: Anugerah al-Munawarah

NIM: 210701501134

Judul Psychological Correlates of Populist Attitudes


Jurnal Advance in Political Psychology
Volume dan halaman Vol.42 Hal.149-171
Tahun 2021
Penulis Cengis Erisen,Mattia Guidi,Sergio Martini,Selin
Toprakkiran,Pierangelo Isernia,Levente Littvay
Reviewer Anugerah al-Munawarah
Latar Belakang Minggu pertama tahun 2021 bisa di bilang minggu
tergelap di dunia Anglo-Saxon sejak dua Perang
Dunia.Inggris secara resmi dan definitif meninggalkan
Uni Eropa pada 1 Januari,dan hanya 6 hari kemudian di
Amerika Serikat,gerombolan pendukung Trump yang
marah menyerbu AS.Capitol saat mereka mengesahkan
hasil pemilihan,di mana Donald Trump kalah dalam
upaya untuk secara paksa mengubah hasil pemilihan
AS.Kesamaan dari dua episode ini adalah bahwa mereka
tumbuh dari gerakan populis radikal-kanan.Tapi bukan
hanya populis sayap kanan yang mendatangkan
malapetaka di negara mereka.Populisme di Ekuador
juga hampir berakhir dengan kekerasan ketika dalam
pemilihan yang mencerminkan kedekatan pemilihan
Trump,Evo Morales digulingkan dan harus
meninggalkan negara itu.Dan Venezuela secara
efektif,merupakan zona bencana ekonomi dan negara
gagal setelah populis sayap kiri Chavez pemerintahan
populis penggantinya Maduro.Populisme,di dalam dan
di luar kekuasaan,membuat masyarakat ini sangat
terpecah,dengan sedikit kesempatan untuk sembuh
Dasar Teori Peneliti menguji hipotesisnya di dua negara yang
berbeda yaitu Italia dan Turki.Hal tersebut membuat
analisisnya mirip dengan desain sistem yang paling
berbeda.Sementara di kedua negara kekuatan populis
didominasi sayap kanan,Italia juga memiliki Gerakan
Bintang 5 yang sekarang memerintah secara ideologis
lebih ambigu.Pada saat pengumpulan data,Gerakan 5
Bintang berada di pemerintahan dengan Liga.Pada saat
penulisan,mereka berdua adalah bagian dari mayoritas
besar termasuk Partai Demokrat Kiri Tengah dan Partai
Kanan Tengah Berlusconi Forza Italia.Di kedua negara
itulah kekuatan populis berkuasa sekarang.
Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif.Data
Italia berasal dari dua studi panel online yang dilakukan
secara paralel.Survei pertama dikumpulkan dari 28 Mei
hingga 26 Juni 2019,pada sampel populasi Italia berusia
14 tahun atau lebih (n=3179);survei kedua dikumpulkan
dari 19 Juni hingga 24 Juli,pada sebagian panelis yang
berpartisipasi dalam survei sebelumnya,berusia 18
tahun atau lebih (n=2047).Adapun data Turki berasal
dari sampel perwakilan probabilitas acak.Semua alamat
rumah tangga dipeproleh dari Institut Statistik
Turki.Sampel didistribusikan di seluruh wilayah
geografis dan provinsi berdasarkan klasifikasi NUTS
untuk mencakup seluruh negara,termasuk dilakukan
pemukiman perkotaan dan pedesaan.Secara total,1028
survei diselesaikan.
Hasil Penelitian Di seluruh negara dan kedua skala,dapat dilihat bahwa
mereka yang mereka yang memiliki kecenderungan
untuk percaya pada konspirasi sangat melekat pada
pandangan populis.Kedua,variabel kontrol kepercayaan
pada institusi nasional juga secara konsisten bersifat
prediktif.

Review Jurnal 2

Judul The Language of Pandemic Leaderships: Mapping


Political Rhetoric During the COVID-19 Outbreak
Jurnal Political Psychology
Volume dan halaman Vol. 42 Hal.747-766
Tahun 2021
Penulis Cristina Jayme Montiel,Joshua Uyheng, Erwine Dela
Pazo
Reviewer Anugerah al-Munawarah
Latar Belakang Selama krisis global seperti pandemi COVID-19,para
pemimpin nasional bertanggung jawab untuk
berkomunikasi secara efektif dengan warga.Bagaimana
para pemimpin menangani pengikut
mereka,menentukan bagaimana masalah utama
dipahami,memperkuat kepercayaan publik pada
kompetensi pemerintah,dan memunculkan perubahan
perilaku yang selaras dengan langkah-langkah kebijakan
utama.
Dasar Teori Untuk menerapkan metodologi linguistik,diperoleh
kumpulan retorika politik baru selama bulan-bulan awal
pandemi.Alamat publik (npidato=1201) dari sampel
internasional (nnegara=26).Untuk memilih kandidat yang
akan disertakan dalam analisis,dilakukanlah
penelusuran web secara manual di situs web
pemerintah yang berisi catatan alamat nasional oleh
kepala negara antara 1 Januari 2020,dan 30 Juni
2020.Untuk negara dengan perdana menteri dan
presiden,perdana menteri dipandang sebagai pemimpin
negara dengan kekuatan pengambilan
keputusan.Selanjutnya penghapusan negara dengan
kurang dari lima pidato yang tersedia.Kemudian
menambah dataset dengan alamat nasional dari video
YouTobe yang ditemukan menggunakan nama kepala
negara (misalnya Recep Tayyib EndorGa) beserta kata
“speech” sebagai kata kunci pencarian.
Metode Penellitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif.Dengan dua komponen utama menjelaskan
61,9 % varians dalam data.
Hasil penelitian Meski kata-kata para pemimpin memiliki kekuatan,
kata-kata itu tentu saja tidak menangkap gambaran
politik-psikologis yang lengkap tentang kepemimpinan
pandemi. Bagaimana para pemimpin menggunakan
bahasa mungkin tidak selalu sejalan dengan intervensi
konkret. Ucapan para pemimpin juga tidak secara
deterministik mendikte sikap atau perilaku publik.

Anda mungkin juga menyukai