Kontak sosial dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila
ada kontak langsung dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dsb. Kontak
sekunder terjadi dengan perantara. Kontak sekunder langsung, misalnya melalui
telepon, radio, TV, dll.
1
Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Kontak antarindividu, misalnya seorang siswa baru mempelajari tata tertib dan
budaya sekolah.
2. Kontak antarindividu dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru mengajar
di suatu kelas tentang suatu pokok bahasan.
3. Kontak antarkelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting
antarkelas.
Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan atas berbaai faktor, antara lain faktor
imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati.
Imitasi adalah proses atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain baik sikap,
perbuatan, penampilan, dan gaya hidup.
Sugesti adalah rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan individu
kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti itu melaksanakan
apa yang disugestikan tanpa sikap kritis dan rasional.
Identifikasi adalah upaya yang dilakukan individu untuk menjadi sama (identik)
dengan individu yang ditirunya.
Proses identifikasi erat kaitannya dengan imitasi.
Simpati adalah proses kejiwaan seorang individu yang merasa tertarik dengan
individu atau kelompok karena sikap, penampilan, atau perbuatannya.
Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulasi yang
diberikan individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi
motivasi melaksankannya secara kritis, rasional, dan tanggung jawab.
Empati adalah proses kejiwaan seoran individu untuk larut dalam perasaan orang
lain baik suka maupun duka.
2
DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN KEPENTINGAN
MASYARAKAT
3
2. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.
Prinsip ini juga mengandung pengertian membiarkan setiap orang untuk
melakukan berbagai aktivitas untuk kepentingan sendiri. Pemenuhan akan
kepentingan sendiri-sendiri diyakini akan membawa kemakmuran bersama.
3. Pemberian kebebasan penuh pada individu. Individu adalah primer,
sedangkan masyarakat adalah sekunder. Bila individu mendapat kebebasan
dan kepuasan maka masyarakat akan mendapat kemakmuran.
4. Persaingan bebas untuk mencapai kepentinannya masing-masing.
2. Pandangan Sosialisme
Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan.
Masyarakat tidak sekedar kumpulan dari individu. Masyarakat merupakan
kelompok yang besar dan berdiri sendiri dimana individu-individu itu berada.
Individu dan kepribadiannya dianggap sebagai alat dari mesin raksasa masy.
Kedudukan individu hanyalah obyek dari masyarakat.
4
Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-
hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau
kelompok. Individu terikat pada komitmen suatu kelompok. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa pandangan sosialisme bertolak belakang dengan
pandangan individualisme.
6
Timbul pertanyaan, apakah Negara Indonesia ini termasuk negara yang menganut
pandangan individualistik liberalism ataukah pandangan sosialisme ?
Paduan harmoni antara individu dan social dalam diri bangsa Indonesia
diungkapkan dalam sila kedua dan ketiga Pancasila.
Sila kedua mengungkapkan penghargaan manusia sebagai makhluk yang memiliki
harkat dan martabat luhur, karena itu harus dihargai dan dijunjung tinggi.
Konkritisasi atas hal tersebut adalah adanya jaminan atas hak asasi manusia dan
hak-hak warga Negara.
- Pasal 33 ayat 2 UUD 1945 isinya: Cabang-cabang produksi yang penting bagi
Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
7
- Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 isinya : Bumi dan air serta kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Jadi berdasarkan uraian tersebut di atas, maka Negara Indonesia tidak menganut
kedua pandangan (baik individualistik maupun sosialisme) tersebut, akan tetapi
berdasarkan pada asas Pancasila.