Anda di halaman 1dari 2

Nama 

    :Riziq Azfa Maulana


No.absen :20

Assalamu'alaikum Warohmatullohi wabarokaatuh. 


Yang terhormat ibu wali kelas 6 SD Negeri 1 Pasir Kidul
serta teman-teman sekalian yang saya cintai.Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji
dan syukur kita ke hadirat Allah SWT karena berkah dan karunia Nya kita semua dapat
berkumpul dalam keadaan sehat pada hari yang cerah ini. 
Teman-teman yang saya banggakan, pertama-tama perlu kita sadari bahwa kasus COVID-19
di Indonesia terus mengalami kenaikan. Data per hari ini (03 Febuari 2022) menunjukkan
konfirmasi positif di Indonesia menembus angka 27.197, tertinggi sejak diumumkannya
konfirmasi Omicron pertama di Indonesia.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi
menyatakan, virus COVID-19 varian omicron memiliki karakteristik tingkat penularan yang
sangat cepat jika dibandingkan dengan varian Alpha, Betha, dan Delta. Namun jika dilihat
dari gejala lebih ringan dan tingkat kesembuhan juga sangat tinggi. Sehingga Pasien positif
Omicron tanpa gejala atau gejala ringan diimbau isolasi mandiri (Isoman) di rumah.

“pasien yang masuk rumah sakit, 85% sudah sembuh, sedangkan yang kasusnya berat, kritis
hingga membutuhkan oksigen sekitar 8%,” katanya di kantor Kemenkes, Jumat (4/2).

Bagi pasien Isoman selama saturasi di atas 95% ke atas tidak perlu khawatir. Kalau ada gejala
seperti batuk, flu, demam segera konsultasi melalui telemedisin atau puskesmas setempat.

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/4641/2021 tentang


Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan, Pelacakan, Karantina dan Isolasi dalam Rangka
Percepatan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 terdapat 5 derajat gejala COVID-19,
antara lain ;

1.Tanpa gejala/asimtomatis yaitu tidak ditemukan gejala klinis.

2. Gejala Ringan yaitu Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa
hipoksia, frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasi oksigen >95%.
Gejala umum yang muncul seperti demam, batuk, kelelahan, kehilangan nafsu makan, napas
pendek, mialgia dan nyeri tulang. Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan,
kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, hilang penciuman (anosmia) atau
hilang pengecapan (ageusia).

3. Gejala Sedang dengan tanda klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat
tanpa tanda pneumonia berat, dengan saturasi oksigen 93% .

4. Gejala Berat dengan tanda klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat, dan
ditambah satu dari: frekuensi napas > 30 x/menit, distres pernapasan berat, atau saturasi
oksigen <93% . 5. Kritis yaitu Pasien dengan gejala gagal nafas, komplikasi infeksi, atau
kegagalan multiorgan Dalam penanganan varian Omicron, rumah sakit diprioritaskan untuk
pasien dengan gejala sedang, berat, kritis, dan membutuhkan oksigen. "Melihat kasus
Omicron yang kian bertambah, masyarakat tetap waspada jangan sampai lengah. Tetap
disiplin protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak,
hindari kerumunan, dan kurangi mobilitas.

Hanya itu yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya dan semoga kita
semua senantiasa diberikan kesehatan jasmani rohani yang baik oleh Allah SWT. Aamiin.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi wabarokaatuh.

Anda mungkin juga menyukai