1. Saluran Komunikasi Formal (formal communications channel)
a. Komunikasi dari Atas ke Bawah Secara umum, komunikasi dari atas ke bawah (top-down or downward communication) adalah aliran komunikasi dari manager ke bawahannya. Seorang manager yang menggunakan komunikasi ini bertujuan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah. Komunikasi dari atas ke bawah dapat berbentuk lisan berupa percakapan biasa, wawancara formal antara supervisor dengan karyawan, atau dalam bentuk pertemuan/ diskusi kelompok. Sedangkan yang berbentuk tertulis dapat berupa memo, manual pelatihan, kotak informasi, surat tugas, surat keputasan, surat pemberhentihan/pemecatan, papan pengumuman, dan buku petunjuk pelaksanaan tugas bagi karyawan. Menurut Katz dan Kahn, komunikasi kebawah memiliki lima tujuan pokok, yaitu : Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai Salah satu kelemahan komunikasi ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting yang ditujukan ke bawahannya. Oleh karena itu, dalam penyampaian pesan perlu diperhatikan panjangnya saluran komunikasi yang digunakan dan kompleksitas pesan yang ingin disampaikan kepada karyawannya. b. Komunikasi dari Bawah ke Atas Komunikasi dari bawah ke atas (bottom-up or upward communications) adalah pesan yang ingin disampaikan oleh bawahan ke jalur yang lebih tinggi. Untuk memecahkan masalah – masalah yang ada dalam suatu organisasi atau mengambil sebuah keputusan, sudah sepantasnya manager memperhatikan aspirasi yang berasal dari bawah. Keterlibatan bawahan (karyawan) dalam proses pengambilan keputusan dapat membantu upaya pencapaian tujuan organisasi. Dalam hal ini, manager harus dapat percaya penuh kepada karyawan. Jika tidak, informasi apapun dari bawahan tidak akan bermanfaat karena hanya menimbulkan rasa kecurigaan dan ketidakpercayaan pada informasi tersebut. salah satu kelemahan dari komunikasi dari bawah ke atas adalah kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi (laporan) yang baik – baik saja, sedangkan informasi yang agaknya mempunyai kesan negatif atau tidak disenangi oleh manager cenderung disimpan dan tidak disampaikan. Hal ini terjadi karena bawahan beranggapan jika melaporkan hal yang baik – baik saja, mereka dapar menjaga atau menyelamatkan posisinya serta mendapatkan rasa aman dalam suatu organisasi tersebut. c. Komunikasi Horizontal Komuninkasi horizontal (horizontal communications) atau juga dikenal dengan istilah komunikasi lateral (lateral communications) adalah komunikasi yang terjadi antara bagian – bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi ini, untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar. Komunikasi horizontal bersifat koordiantif diantara mereka yang memiliki posisi sederajat, baik didalam satu departemen atau diantara beberapa departemen. Komunikasi horizontal menjadi penting ketika setiap bagian atau departemen dalam suatu organisasi memiliki tingkat saling ketergantungan yang cukup besar. Akan tetapi jika masing – masing departemen dapat bekerja sendiri tanpa harus bergantung pada bagian lain, komunikasi horizontal tidak sering dipakai. d. Komunikasi Diagonal Bentuk komunikasi diagonal (diagonal communications) memang menyimpang dari bentuk – bentuk komunikasi tradisional yang ada, seperti komunikasi dari bawah ke atas atau komunikasi dari atas ke bawah. Komunikasi ini melibatkan dua tingkat (level) organisasi yang berbeda dalam berkomunikasi. Menurut penelitian yang pernah dilakukan, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal lebih banyak diterapkan dalam suatu organisasi berskala besar ketika terdapat saling ketergantungan antarbagian atau antardepartemen yang ada dalam organisasi tersebut. Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah : Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi tradisional Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi Namun, komunikasi diagonal juga memiliki kekurangan. Salah satunya, bahwa komunikasi diagonal dapat menganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Disamping itu, komunikasi diagonal juga sulit dikendalikan secara efektif dalam suatu organisasi besar. e. Keterbatasan Komunikasi Formal Saluran komunikasi formal memang sangat penting bagi perusahaan besar, namun tetap saja memiliki dampak kurang menguntungkan dari sudut pandang individual maupun perusahaan. Dari sudut pandang individual (perseorangan) komunikasi formal dapat membuat keterbatasan untuk masuk kedalam proses pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi besar, banyak jalur yang harus dilewati bawahan untuk dapat berkomunikasi langsung dengan manager puncak. Dari sudut pandang perusahaan Masalah terbesar dengan saluran komunikasi formal adalah kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan penyampaian informasi ke level yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link) dalam jalur komunikasi berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengurangi tingkatan (level) dalam struktur organisasi. Struktur yang mendatar (flat) dengan tingkatan organisasi yang lebih sedikit, dan lebih banyak rentang kendalinya (spain of control) akan dapat membantu mengurangi terjadinya distorsi. 2. Saluran Komunikasi Informal (informal communications channel) Dalam praktiknya,tampaknya tingkatan dalam suatu organisasi tidak mampu mencegah orang – orang dalam satu organisasi untuk saling bertukar informasi antara satu dengan yang lainnya. Orang – orang yang ada pada suatu organisasi tanpa memedulikan jenjang hierarki, pangkat, dan kedudukan/pangkat dapat berkomunikasi secara luas. Meskipun hal – hal yang mereka bicarakan bersifat umum, seperti, hobi, keluarga, olahraga, atau membicarakan hal – hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada dalam organisasinya. Banyak orang yang juga leboh percaya pada desas – desus atau rumor yang didapat dari komunikasi informal sebagai sumber informasi dalam suatu organisasi daripada informasi yang didapat dari manager suatu organisasi. Oleh karena itu, keberadaan saluran komunikasi informal tidak dapak dielakkan. Saluran komunikasi informal dapat digunakan oleh para manager untuk memonitor para karyawannya dalam melakukan tugasnya. DAFTAR PUSTAKA Buku Komunikasi Bisnis Ditulis oleh Djoko Purwanto
Pendekatan sederhana untuk komunikasi profesional: Panduan praktis untuk komunikasi profesional dan strategi komunikasi bisnis tertulis dan interpersonal terbaik