Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH
NAMA: DIRGA FIRMANSYAH
STAMBUK: 20.023.22.201.001
KELAS: SIPIL 1
Selain itu, peletakan pondasi pun harus tepat, yaitu meletakkan konstruksi
pondasi di atas kekuatan tanah atau daya dukung tanah yang kuat.
Jenis Pondasi
Pengertian
Nama pondasi tapak diambil dari kata telapak. Hal ini mengacu pada
bentuk pondasi yang melebar di bagian sisi bawahnya. Sederhananya,
pondasi tapak adalah jenis pondasi yang terbuat dari bahan beton
bertulang yang memiliki ciri khas bentuk layaknya telapak kaki.
Selain beton bertulang sebagai komponen utamanya, pondasi ini juga
terbuat dari batu kerikil, semen PC, pasir dan besi beton. Ukuran pondasi
tapak yang lebih lebar di bagian bawah digunakan untuk meneruskan
bangunan hingga ke dalam tanah dengan baik.
Pondasi ini sering digunakan untuk membangun bangunan bertingkat dua
atau tiga karena dinilai lebih stabil dan mampu menahan beban berat.
Dalam pengerjaannya, pengaturan denah pondasi tapak harus
ditancapkan ke dalam hingga mencapai bagian tanah yang keras.
Fungsi
Pada dasarnya, pondasi memiliki fungsi krusial dalam sebuah bangunan.
Tanpa adanya pondasi, sebuah rumah tidak bisa berdiri. Pondasi jenis
tapak ini memiliki fungsi yang unggul pada tanah yang lembek. Selain itu,
masih ada fungsi lain dari pondasi ini yaitu:
a. Menahan bangunan apabila terjadi penyesuain bentuk tanah.
Dengan menggunakan pondasi jenis tapak, bangunan Anda tidak
mudah runtuh meskipun berada di tanah yang labil.
b. Menahan beban live load (beban hidup) dalam fungsi bangunan
yang sudah ditentukan.
c. Membuat bangunan lebih aman saat terjadi bencana alam, seperti
gempa bumi.
d. Menahan beban bangunan secara horizontal dan memastikan tidak
ada struktur yang bergeser.
e. Menahan berat total dari bangunan yang dibangun di atasnya.
Jenis pondasi tapak juga dibagi dalam beberapa tipe diantaranya pondasi
pelat, gabungan, dinding, setempat dan tiang pancang. Kelima jenis
tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda disesuaikan dengan besar
dan tingginya bangunan. Berikut penjelasannya:
1. Pondasi pelat
Jenis pondasi pelat digunakan untuk menahan beban kolom dan dinding
bangunan. Pondasi ini memiliki telapak yang berukuran cukup lebar.
Biasanya diterapkan pada jenis tanah yang tidak stabil agar bangunan
tidak mudah bergeser.
2. Pondasi gabungan
Jenis ini disebut juga dengan kantilever, terdiri dari dua pondasi yang
digabungkan menggunakan balok pengikat. Pondasi ini biasanya
digunakan untuk menahan dua kolom sekaligus.
3. Pondasi dinding
Pondasi ini digunakan untuk menyokong beban dinding. Tidak hanya satu
dinding yang bertumpu tetapi juga turut menahan bagian-bagian dinding
lainnya. Pondasi ini cocok digunakan untuk bangunna yang berada di
lingkungan lereng gunung.
4. Pondasi setempat
Kelebihan
Kekurangan
foto: pekerjasipil
Pondasi jalur atau pondasi memanjang digunakan untuk bangunan
dengan beban memanjang.Jenis pondasi ini dibangun dengan
mencampurkan pecahan batu, batu kali dan cor beton tanpa tulang.
Sama dengan jenis pondasi rumah tapak, jenis pondasi rumah ini relatif
murah. Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding
pondasi rumah jenis batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal
maupun horizontal, misalnya gempa bumi, angin, atau ledakan. Jenis
pondasi rumah ini pas untuk rumah impian, bukan.
Pondasi Rumah Bentuk Rakit
Pondasi Sumuran
foto: pekerjasipil
Ada beberapa rekomendasi jenis pondasi untuk rumah anti gempa yang
dilansir dari antigempa.com. Pondasi anti gempa digunakan
untuk menjaga kestabilan dan kekuatan yang cukup keras.
Biasanya jenis pondasi ini diaplikasikan pada daerah rawan gempa, tidak
terkecuali di beberapa daerah Indonesia.
Pondasi anti gempa diterapkan dengan menyambung pondasi dengan
kuat ke berbagai bagian rumah.
Hal tersebut turut serta didukung dengan pemilihan bahan bangunan yang
memadai dan pengerjaan yang tepat.
Pondasi anti gempa pada umumnya menggunakan sistem pondasi batu
kali yang terus-menerus.
Sehingga antara pondasi rumah dengan sloof akan menggunakan angket
di setiap jarak setengah meter.
Pondasi batu kali yang banyak ditemukan di berbagai bangunan menjadi
pilihan tepat sebagai pondasi untuk rumah anti gempa.
Pondasi batu kali memiliki daya tahan tinggi terhadap goncangan. Selain
itu, pondasi ini pun memiliki biaya pembuatan yang murah.
Pondasi batu kali biasanya di tanam di bawah permukaan tanah agar
topangnya semakin kuat.
Pondasi ini mengandung komposisi seperti urugan pasir dengan ketebalan
10 cm dan batu kosong setebal 20 cm.
Selain itu, ada di dalamnya campuran batu kali berbentuk trapesium,
pasir, semen PC, kapur, dan memiliki lebar permukaan sekitar 30 cm.
Keunggulan lainnya, pondasi batu kali pun dapat meminimalisir risiko
kebocoran pada rumah.
Pondasi ini mempunyai bentuk konstruksi yang sederhana dan proses
pengerjaanya yang cepat.