Anda di halaman 1dari 18

JUDUL

PENGANTAR PEMILIHAN ALAT BERAT DALAM PEKERJAAN SIPIL

DISUSUN OLEH
NAMA: DIRGA FIRMANSYAH
STAMBUK: 20.023.22.201.001
KELAS: SIPIL 1

MATAKULIAH PTM DAN ALAT BERAT


FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA
Pengertian Alat Berat
Alat berat adalah alat atau mesin berukuran besar yang berfungsi
untuk membantu meringankan, mempercepat, dan atau mempermudah
pekerjaan yang dilakukan manusia.
alat pengaspalan, excavator, mixer truck, truck molen, cp, crane
1. LATAR BELAKANG
Pada pekerjaan proyek pembangunan teknik sipil yang cukup besar,
kontraktor atau pelaksana kadang-kadang dituntut untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut dengan waktu yang terbatas. Penggunaan alat berat
merupakan faktor penting di dalam proyek terutama proyek-proyek
konstruksi dengan skala yang besar (Rostiyanti, 2002). Tujuan alat-alat
berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan
pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih
mudah pada waktu yang relative lebih singkat dan diharapkan hasilnya
akan lebih baik.
Dalam pembangunan kantor tahap II KPPD Sleman terdapat
pekerjaan pemindahan tanah dengan volume besar, sehingga sangat
mustahil dilakukan secara manual. Pembangunan kantor ini sudah
seharusnya menggunakan bantuan alat berat untuk pekerjaan
pemindahan tanah. Beberapa alat berat yang dapat dipakai pada
pekerjaan pemindahan tanah yaitu excavator, wheel loaderdan dump
truck. Penggunaan alat berat tersebut dimaksudkan untuk pekerjaan
pemindahan tanah sehingga selesai sesuai waktu dan biaya yang
ekonomis.
Beberapa masalah timbul pada proyek pembangunan kantor tahap II
KPPD Sleman, salah satu yang menjadi persoalan adalah penggunaan
alat yang akan digunakan dalam hal ini adalah excavator, wheel loader,
dan dump truck. Bila penggunaan alat yang digunakan tidak sesuai
dengan kebutuhan maka
penggunaan alat berat tersebut tidak akan optimal dan akan
memperngaruhi waktu penyelesaian. Permasalahan tersebut dapat
ditanggulangi dengan membuat metode kombinasi alat berat yang sesuai
kebutuhan.
Dengan memanfaatkan penggunaan excavator, wheel loader, dan
dump truck, kita dapat mengetahui produktifitas alat-alat tersebut, maka
dapat menentukan kombinasi alat berat yang sesuai kebutuhan sehingga
kerugian dan keterlambatan proyek dapat diminimalisirkan atau bahkan
ditiadakan.
2. TUJUAN
Berdasarkan pada berbagai masalah yang dihadapi maka penelitian
ini dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan kombinasi alat berat
berupa excavator, loader, dan dump truck yang optimum dari segi
biaya dan waktu pada pekerjaan tanah pada proyek pembangunan kantor
tahap II KPPD Sleman.
3. MANFAAT
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
 Memberikan berbagai opsi kepada para
 kontraktor dalam pemilihan kombinasi alat
 berat sesuai dengan medan.
 Menambah wawasan bagi pembaca
 tentang kombinasi alat berat yang
 digunakan pada pekerjaan teknik sipil
 khususnya galian dan timbunan serta
 pengelolaan dan pemanfaatannya.
 Menambah pengetahuan bagi peneliti
 mengenai kombinasi alat berat yang
 digunakan untuk pekerjaan galian dan
 timbunan serta optimalisasi pengelolaan
 dan pemanfaatannya.
BATASAN PENELITIAN
Peneliti mempunyai pembatasan masalah agar tidak menjadi luas yaitu :
 Penelitian dilakukan pada proyek
 pembangunan kantor tahap II KPPD
 Sleman.
 Penelitian pada pekerjaan pemindahan
 tanah.
 Alat berat yang digunakan dalam
 kombinasi ialah excavator Komatsu
 PC200-8, wheel loader Komatsu WA380-
 3 dan dump truck kapasitas bak 7 m3
 Tanah sisa hasil galian diasumsikan
 dipindahkan ke quary.
 Data yang digunakan berupa jenis alat
 berat yang digunakan, jam kerja alat dan
 biaya peminjaman alat.
 Jam kerja alat berat yang ditinjau adalah
 jam kerja normal dengan waktu 7 jam/hari.
 Time Schedule proyek sebagai acuan untuk
 durasi kegiatan pengecoran pada proyek ini.
 Pada penelitian ini perbandingan biaya dan
 efektifitas waktu pekerjaan akan menjadi
 fokus yang utama.

5. LANDASAN TEORI
Pada perencanaan proyek yang menggunakan alat berat, hal yang
perlu diperhatikan yaitu bagaimana menghitung kapasitas operasi suatu
alat. Oleh karena itu perlu diketahui teori dan kemampuan memperkirakan
efisiensi kerja. Sehingga dapat diperkirakan dengan tepat penyelesaian
suatu volume tanah yang akan dikerjaakan menggunakan alat berat.
3.1 Proyek Konstruksi
Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan
dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Proyek biasanya
bersifat lintas fungsi organiPsasi sehingga membutuhkan berbagai
keahlian (skills) dari berbagai profesi dan organisasi. Setiap proyek adalah
unik, bahkan tidak ada dua proyek yang persis sama. Proyek adalah
aktivitas sementara dari personil, material, serta sarana untuk menjadikan
/ mewujudkan sasaran-sasaran proyek dalam kurun waktu tertentu yang
kemudian berakhir (PT. Pembangunan Perumahan, 2003).
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya
satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Suatu
rangkaian kegiatan dalam proyek konstruksi dapat dibedakan atas 2 jenis,
yaitu kegiatan rutin dan kegiatan proyek.Kegiatan rutin adalah suatu
rangkaian kegiatan terus-menerus yang berulang dan berlangsung lama,
sementara kegiatan proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya
satu kali dilaksanakan dan umumnya dalam jangka waktu yang pendek
5.1 Manajemen Alat Berat
Manajemen pemilihan dan pengendalianalat berat adalah proses
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan alat berat
untuk mencapai tujuan pekerjaan yang telah ditentukan (Sahid, 2017).
Beberapa faktor
yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat Klasifikasi alat berat
berdasarkan fungsi Alat berat memiliki beragam jenis dan fungsi / tujuan
penggunaan. Berdasarkan fungsi atau tujuan penggunaannya, alat berat
dapat diklasifikasikan menjadi:

 Alat penggali
 Alat pengolah lahan
 Alat pengangkut material
 Alat pemadatan
 Alat pemindah material
 Alat pemproses bahan
 Alat penggelar material
 Alat pemancangan atau pile driving

Alat berat paling banyak digunakan di industri pertambangan dan


juga konstruksi.
Dalam dunia konstruksi, alat berat sering digunakan pada proyek
pembangunan konstruksi dengan skala yang besar. Seperti pembangunan
jalan, pembangunan bendungan dan irigasi, serta pada pembangunan
gedung bertingkat. Berikut adalah alat alat yang umum digunakan pada
masing masing pekerjaan:
Alat berat yang digunakan pada pekerjaan pembangunan jalan:
 Bulldozer
 Excavator
Fungsi utama dari excavator adalah untuk melakukan pekerjaan
galian. Namun kemampuan excavator tidak hanya sebatas itu. Excavator
juga dapat mengerjakan pekerjaan lainnya seperti yang telah
kumpulengineer bagikan pada 3 fungsi lain dari excavator.

 Motor grader
 Vibratory roller
 Water tanker
 Asphalt finisher
 Tandem roller
 Pneumatic tyre roller
 Dump truck
 Wheel loader

Alat berat yang umum digunakan pada pekerjaan bendungan dan


irigasi:
 Excavator
 Bulldozer
 Foot sheep roller
 Dump truck
 Mixer truck
 Concrete pump
Sedangkan alat berat yang umum digunakan pada pekerjaan gedung
bertingkat antara lain:

 Backhoe loader
 Excavator
Alat pancang atau pile driving seperti Drop hammer, diesel
hammer, hydraulic hammer, maupun vibratory pile driver
 Concrete pump
 Mixer truck
 Plat bed truck
 Forklift
 Mobile crane
 Tower crane

Selain alat alat yang disebutkan diatas masih ada lagi jenis alat berat
yang memiliki peranan yang tidak kalah penting dalam pelaksanaan
konstruksi. Alat alat tersebut berfungsi sebagai penyedia atau memproses
bahan atau material untuk pelaksanaan pekerjaan. Alat alat tersebut
adalah stone crusher, asphalt mixing plant (AMP) dan concrete mixing
plant atau batching plant.
Pemilihan alat berat pada pekerjaan konstruksi

Dari semua alat berat yang ada tidak semua alat berat dapat dipakai
untuk setiap pekerjaan konstruksi. Oleh karena itu diperlukan pemilihan
alat berat yang tepat agar pelaksanaan pekerjaan konstruksi berjalan
dengan lancar dan efisien. Ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan alat berat pada pekerjaan konstruksi,
diantaranya:

1. Sasaran pekerjaan
2. Jenis pekerjaan
3. Kapasitas alat

secara teori kapasitas alat terbilang cukup besar namun seringkali


dalam pelaksanaannya terjadi penurunan. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor. untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang
berpengaruh pada produktivitas atau kapasitas dari sebuah alat anda
dapat mengunjungi artikel terkait Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
produktivitas alat berat.

Kondisi lokasi pekerjaan


Nilai ekonomis penggunaan alat
3.7 Pemilihan Peralatan Pekerjaan Tanah
3.7.1 Excavator
Excavator merupakan alat yang digunakan untuk menggali dan
memuat tanah
galian kedalam dump truck atau ke tempat penumpukan.
Produktivitas excavator
dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
a. Bucket Capacity (ukuran bucket)
Semakin besar ukuran bucket maka volume material yang terambil
setiap cycle akan semakin besar.
b. Swell Factor
Sweel factor adalah sifat fisik material yang diukur dari perubahan
volume padat / bank (Bcm) menjadi volume gembur / loose (Lcm).
c. Bucket Fill Factor
Persentasi / porsi bucket yang terisi material terhadap total kapasitas
bucket.
d. Cycle Time
Waktu yang diperlukan untuk proses pemuatan material ke dump
truck.
Cycle time unit hydraulic excavator meliputi waktu :
- Digging (penggalian material)
- Swing loaded (gerakan swing dengan muatan)
- Dumping (penumpahan material ke vessel)
- Swing empty (gerakan swing kosongan)
e. Job Efficiency Factor
Faktor koreksi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran produksi
yang sebenarnya. Untuk menentukan faktor efisiensi ini perlu disesuaikan
dengan kondisi operasi yang sebenarnya
Produksi excavator dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini
(Rochmanhadi, 1987)

𝑞 𝑥3600𝑥 𝐸
Q= 𝐶𝑚

Dimana:
Q = Produksi per jam (m3/jam)
q = Produksi per siklus (m3)
E = Efisiensi kerja
Cm = Waktu siklus dalam menit
Sedangkan kapasitas bucket excavator dapat dihitung dengan
menggunakan
persamaan (Rochmanhadi, 1987):
Rumus kapasitas bucket
𝑞 = 𝑞 ′ 𝑥 𝐾 (3.4)
Dimana:
q’ = Kapasitas munjung (penuh) yang tercantum dalam spesifikasi
alat
K = Faktor bucket yang besarnya tergantung tipe dan keadaan tanah
Untuk menentukan faktor bucket diperlukan data yang sesuai dengan apa
yang dikerjakan excavator di lapangan.
KONDISI PEMUATAN FAKTOR
Menggali dan memuat batu-batu pecah, tanah
liat yang keras, pasir campur kerikil, tanah

AGAK berpasir, tanah koloidal liat, tanah liat dengan


kadar air tinggi, yang telah di stockpile oleh
SULIT 0,6 : 0,5
excavator lain. Sulit untuk mengisi bucket
dengan material tersebut
Bongkahan, batuan besar dengan bentuk tak
teratur dengan ruangan di antaranya batuan

SULIT hasil ledakan, batu bundar, pasir campur batu 0,5: 0,4
bundar, tanah berpasir tanah campur tanah
liat, tanah liat yang sulit untuk dikeruk
bucket.
Sumber: Rochmanhadi (1986)

Waktu siklus dapat dihitung dengan menggunakan persamaan


(Rochmanhadi, 1987):
Cm= Waktu gali + waktu putar x 2 + waktu buang (3.5)
Keterangan : waktu gali/muat, besarnya dipengaruhi kondisi galian dan
kedalaman maksimum galian.
Tabel 3.5 Waktu Gali Excavator
KONDISI GALIAN
KEDALAMAN Ringan Rata-rata Agak sulit Sulit
0-2 m 6 detik 9 dkt 15 dkt 26 dkt
2-4 m 7 detik 17 dkt 17 dkt 28 dkt
4m 5 detik 13 dkt 19 dkt 30 dkt
Waktu putar dipengaruhi sudut dan kecepatan putar, menggunakan tabel
dibawah ini:
Tabel 3.6 Waktu Putar Excavator
SUDUT PUTAR WAKTU PUTAR

45° - 90 ° 4 – 7 dtk 90° - 180 ° 5 – 8 dtk

Sumber: Rochmanhadi (1986)

Waktu buang tergantung kondisi pembuangan,


a) Dalam dump truck = 5 – 8 detik
b) Ketempat pembuangan = 3 – 6 detik
3.7.2 Dump truck
Dump truck merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut bahan
material seperti pasir, krikil, atau material lainya untuk keperluan
konstruksi. Untuk memuat material kedalam dump truck dibantu oleh alat
pemuat sedangkan untuk membongkar muatan alat berat ini dapat bekerja
sendiri dengan mengangkat bagian bak dengan menggunakan teknologi
hidrolik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dump truck :
1. Dump truck kecil
Keuntungan :
a. Lebih lincah dalam beroperasi
b. Lebih mudah dalam beroperasi
c. Lebih flexible dalam pengangkutan jarak dekat
d. Pertimbangan terhadap jalan kerja lebih sederhana
e. Jika salah satu dump truck dalam satu unit angkutan tidak dapat
bekerja, tidak akan terasa terhadap produksi
f. Pemeliharaan lebih mudah dilaksanakan
Kerugian :
a. Waktu hilang lebih banyak, akibat banyaknya dump truck beroperasi
tertutama waktu muat24
b. Excavator lebih sukar memuat karena kecil baknya
c. Lebih banyak supir yang dibutuhkan
d. Biaya pemeliharaan lebih besar, karena lebih banyak dump truck begitu
pula tenaga pemeliharaannya.
2. Dump truck besar
Keuntungan :
a. Untuk kapasitas yang sama dengan dump truck kecil, jumlah unit dump
truck besar lebih sedikit
b. Sopir/crew yang digunakan lebih sedikit
c. Cocok untuk angkutan jarak jauh
Kerugian :
a. Jalan kerja harus diperitungkan, karena berat dump truck kerusakan
jalan
relatif lebih cepat
b. Pengoperasian lebih sulit karena ukurannya lebih besar
c. Produksi akan sangat berkurang, jika salah satu dump truck tidak
bekerja
d. Pemeliharaan lebih sulit dilaksanakan
Untuk menghitung produksi dump truck dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (Rochmanhadi, 1987) :
𝐶 𝑥 60 𝑥 𝐸𝐶𝑚
Q= 𝑐𝑚

Dimana:
Q = Produksi per jam (m3/jam)
C = Kapasitas rata-rata dump truck (m3)
E = Efisiensi kerja
Cm = Waktu siklus dalam menit
Waktu siklus dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
(Rochmanhadi, 1987) :
𝑑 𝑑
Cm = n 𝑥 𝐶 𝑚 𝑠 + 𝑣 +𝑣 + t1 + t2
𝑐
n =𝑞′𝑥𝑘

Dimana:
n = jumlah siklus yang dibutuhkan pemuat untuk memuat truck
c = kapasitas rata-rata dump truck (m3)
q’ = kapasitas bucket pemuat (loader/excavator, menit) (m3)
k = faktor bucket pemuat
Cms = waktu siklus pemuat (loader/excavator, menit)
D = jarak angkat dump truck (m)
V1 = kecepatan rata-rata dump truck bermuatan (m/menit)
V2 = kecepatan rata-rata dump truck kosong (m/menit)
t1 = waktu buang, standby sampai pembuangan mulai (menit)
t2 = waktu untuk posisi pengisian dan pemuatan mulai mengisi (menit)

Tabel 3.7 Waktu Bongkar Muat t1


KONDISI OPERASI KERJA BAIK SEDANG KURANG
Waktu buang (menit) 0,5 – 0,7 1,0 – 1,3 1,5 – 2,0

Sumber: Rochmanhadi (1986)

Tabel 3.8 Waktu Tunggu dan Tunda t2


KONDISI OPERASI BAIK SEDANG KURANG
KERJA
Waktu buang (menit) 0,1 – 0,2 0,25 – 0,35 0,4 – 0,5

Sumber: Rochmanhadi (1986)


Dalam hal ini harus diatur jenis dan jumlah alat yang dipakai sedemikian
sehingga diperoleh efisiensi dan efektifitas tinggi. Hal pokok yang harus
dipertimbangkan dan diketahui adalah:
1. Kapasitas alat sesuai volume pekerjaan
2. Kapasitas alat sesuai dengan alat lain (karena merupakan tim)
3. Sedapat mungkin dihindari ada satu atau lebih alat yang menganggur
karena harus menunggu
4. Jika terpaksa suatu alat harus menganggur, diusahakan alat yang
paling murah biayanya atau alat yang multi fungsi sehingga dapat
mengerjakan pekerjaan lain
5. Alat yang paling berpengaruh terhadap alat lain dalam tim
6. Produksi/kapasitas tiap jenis alat
Secara umum jumlah alat dapat dihitung dengan formula:
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟𝑢𝑕
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑟𝑖

3.7.3 Bulldozer
Bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor pada
penggerak utamanya. Bulldozer merupakan nama jenis dari
dozer yang mempunyai kemampuan untuk mendorong ke
depan. Bulldozer dikenal sebagai alat berat yang memiliki traksi
besar.
Oleh karena itu bulldozer difungsikan untuk menggali,
mendorong, menggusur, dan juga mengeruk material. Bulldozer
bisa dimanfaatkan untuk pembersihan lahan dari pepohonan,
membuka lahan baru, memindahkan material, mengisi material
pada scraper, membersihkan quarry, dan lain sebagainya.
Bulldozer juga sangat multi fungsi karena bisa dioperasikan
pada segala medan mulai dari yang berbatu, berlumpur,
berbukit, sampai di daerah perhutanan.
Produksi bulldozer dapat dihitung dengan persamaan dibawah
ini (Rochmanhadi, 1987):
Q = q 𝑥 60 𝐶𝑚 𝑥 𝐸 𝑥 𝑓(m3/jam)
Dimana: Q = Produksi per jam (m3 /jam)
q = Produksi per siklus (m3 )
E = Efisiensi kerja
Cm = Waktu siklus dalam menit
F = Koefisien perubahan volume tanah
Produksi per siklus :
𝑞 = 𝐿 𝑥 𝐻 2 𝑥 𝑎 (3.11)
Dimana:
q = Produksi per siklus (m3 )
L = Lebar blade/sudut (cm)
𝑎 = Faktor blade
Faktor balade perlu diperhitungkan karena mempengaruhi produktivitas
alat, besarnya dipengaruhi oleh besar tanah.
Tabel 3.9 Faktor blade bulldozer
KONDISI PEMUATAN FAKTOR
Penggusuran ringan Penggusuran dapat
dilaksanakan dengan sudut
penuh tanah lepas : kadar 1.1 : 0.9
air rendah, tanah biasa,
bahan/material untuk
timbunan
Penggusuran sedang Tanah lepas, tetapi tidak
mungkin menggusur
dengan sudut penuh : tanah 0.9 : 0.7
bercampur kerikil atau split,
pasir, batu pecah.
Penggusuran agak sulit Kadar air tinggi dan tanah
liat, pasir bercampur kerikil, 0.7 : 0.6
tanah liat yang sangat
kering dan tanah asli.
Penggusuran sulit Batu-batu hasil ledakan, 0.6 : 0.4
batu-batu berukuran besar.
Sumber: Rochmanhadi (1990)
Waktu siklus bulldozer diperhitungkan untuk menggusur, ganti
persenelling dan mundur, dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini:
Cm = 𝑧

Dimana:
D = jarak angkat (m)
F = kecepatan maju (m/menit). Berkisar 3-5 km/jam
R = kecepatan mundur (m/menit). Berkisar 5 -8 km/jam Jika mesin dengan
tongflow, kecepatan maju diambil 75 maksimum mundur 85 % kecepatan
maksimum
Z = waktu ganti perseneling (menit)

Tabel 3.10 Waktu Ganti Perseneling


Waktu Ganti perseneling
Mesin gerak langsung : - 0.10 menit
tongkat tunggal
Mesin gerak langsung : - 0.20 menit
tongkat ganda
Mesin-mesin torqflow 0.05 menit

Sumber: Rochmanhadi (1990

3.8 Komponen Biaya Alat Berat


3.8.1 Biaya Kepemilikan (owner Ship) atau Biaya Pasti
Biaya kepemilikan adalah biaya kepemilikan alat yang harus diperhatikan
selama alat yang bersangkutan dioperasikan, apabila alat tersebut milik
sendiri. Biaya ini harus diperhitungkan karena alat semakin lama akan
berkurang hasil produksinya, bahkan pada waktu tertentu alat sudah tidak
dapat berproduksi lagi, hal ini tersebut sebagai depresiasi.
3.8.2 Biaya Penyewahan Alat
Dalam suatu proyek konstruksi penggunaan alat berat selain
menggunakan alat milik pribadi dapat juga dengan penyewaan, yang
dalam proses penetapan biaya penyewaan peralatan tersebut terdapat
ketentuan-ketentuan yang telah dikeluarkan Departemen Pekerjaan
Umum.
3.8.3 Jam Operasi atau Waktu Kerja
Efisiensi waktu dibutuhkan guna tercapainya hasil kerja yang tepat sesuai
dengan rencana. Untuk mewujudkan disiplin khususnya waktu, maka
dibutuhkan adanya loyalitas tinggi dari semua pihak yang terlibat. Dalam
penentuan tenaga kerja, perlu diperhatikan beberapa faktor antara lain
jam operasional normal dan lembur.

1. Jam operasional normal


Waktu kerja pada setiap hari kerja (senin-sabtu) ditetapkan selama 7
jam/hari dengan upah kerja sebesar upah kerja normal.
2. Jam operasional lembur
Waktu lembur dihitung dari lama waktu kerja yang melebihi batas waktu
kerja normal (7 jam/hari). Waktu kerja lembur dilaksanakan diluar jam
operasi normal untuk hari kerja atau penambahan jumlah hari kerja
perminggu (hari minggu)

Anda mungkin juga menyukai