Sop Skdi - pp73
Sop Skdi - pp73
KELAMIN
Disusun Oleh :
PP73
Periode 10 Januari – 6 Februari 2022
Dosen Pengampu :
Dr.dr.Renni Yuniati, SpKK, FINDSV, FAADV, MH.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
1. Veruka Vulgaris
STANDAR VERUKA VULGARIS
OPERASION
AL No. Dokumen :
PROSEDUR /SOP/RSUP/I/2022 No. Revisi :
0 Vira Niyatasya Shiva
Tanggal : 18/01/2022 D NIM
Halaman : 1/6 22010118140095
Faktor -
Memperingan
Faktor -
Memperberat
PEMERIKSAA 1. Lokasi
N FISIK Sesuai predileksi.
2. Morfologi
Papul/nodul berbentuk kubah, berskuama/bersisik, warna
abu/cokelat/seperti kulit, permukaan verukosa/ireguler. Lesi
berbatas tegas dengan diameter 1 mm hingga 1 cm.
3. Konfigurasi
Soliter/berkelompok.
4. Distribusi
Dapat tumbuh di semua permukaan kulit, sirkumskrip
(berbatas tegas.
GAMBAR
DIAGNOSIS Diagnosis veruka vulgaris dapat ditegakkan berdasarkan
gambaran klinis dan anamnesis. Lesi veruka vulgaris yang khas
DIAGNOSIS Veruka vulgaris harus dibedakan secara klinis dan histologi dari
BANDING lesi keratotik lainnya pada tangan atau kaki seperti keratosis
aktinik, bantalan buku jari atau yang lebih jarang karsinoma sel
skuamus atau keratoderma fokal palmoplantar.
Pada kaki, klavus, kalus atau callosities merupakan diagnosis
banding dari veruka vulgaris, tetapi pengelupasan dan inspeksi
yang dekat dapat menyingkirkannya.
Pada tungkai, lesi hiperkeratosis lain seperti liken planus atau
angiokeratoma dapat menyebabkan kebingungan, dan plane wart
mungkin perlu dibedakan dari liken planus atau lesi aktinik yang
tipis atau keratosis seboroik.
PEMERIKSAA 1. Dermoskopi
N Gambaran red-black (hemorrhagic) dot dikelilingi white halo
PENUNJANG yang dihubungkan dengan papilomatosis, red-black
(hemorrhagic) streaks pada weight bearing area palmoplantar,
dan hairpin vessels. Pemeriksaan dermoskopi dapat membantu
diagnosis dan evaluasi terapi.
2. Histopatologi
Gambaran epidermal akantosis dengan papilomatosis,
hiperkeratosis, parakeratosis, terdapat pemanjangan rete
ridges kearah tengah veruka, dan penonjolan pembuluh darah
dermis yang memungkinkan terjadinya trombus. Pemeriksaan
histopatologi diperlukan pada lesi yang memiliki diagnosis
banding atau kelainan yang luas.
TERAPI Tujuan dari penatalaksanaan veruka vulgaris adalah untuk
mengobati ketidaknyamanan pasien baik fisik maupun psikologis
dan untuk mencegah timbulnya infeksi.
A. Terapi Oral/Topikal
1. Asam Salisilat (Keratolitik)
2. Imiquimod krim 5%, sekali sehari selama 4 minggu 3.
Bleomycin (Blenoxane), terdapat 15 unit vial Bleomicyn;
diencerkan dalam 30ml NS dan 0.3ml (0.15unit)
diinjeksikan ke dalam kutil tersebut. Injeksi dapat dilakukan
setiap 3-4minggu sampai bersih dari veruka.
4. Asam Retinoid, 1 mg/kgBB/hari selama kurang dari 3
bulan.
B. Tindakan
1. Krioterapi
2. Kauter/elektrokoagulasi
3. Laser karbon dioksida
4. Bedah eksisi
Cara Kerja Efek keratolitik asam salisilat membantu
untuk mengurangi ketebalan kutil.
2. Kondilma Akuminata
STANDAR KONDILOMA AKUMINATA
OPERASION
AL No. Dokumen :
PROSEDUR /SOP/RSUP/I/2022 No. Revisi :
0
Tanggal : 18/01/2022 Vira Niyatasya Shiva
Halaman : 1/6 D NIM
22010118140095
GAMBAR
TERAPI Infeksi HPV bersifat subklinis dan laten, maka tidak terdapat
terapi spesifik terhadap virus ini. Perawatan diarahkan pada
pembersihan kutil – kutil yang tampak dan bukan pemusnahan
virus. Perhatian pada kebersihan arena genital sangat penting
karena kelembaban mendukung pertumbuhan kutil. Beberapa
modalitas terapi yang dapat dilakukan:
1. Tinktura podofilin 10-25%
2. Larutan trichloroacetic acid (TCA) 80-95%
3. Imiquimod 5%.
4. Bedah eksisi.
5. Bedah listrik.
6. Bedah beku.
Cara Kerja Podofilin resin bekerja sebagai anti
mitotic yang menginduksi nekrosis
jaringan. Pada satu sesi terapi hanya
diperbolehkan meliputi area seluas
10cm2atau jumlah podofilin kurang
dari 0,5ml. Tidak boleh diberikan
pada ibu hamil.
3. Moluskum Kontagiosum
STANDAR Moluskum Kontagiosum
OPERASION
AL No. Dokumen :
PROSEDUR /SOP/RSUP/I/2022 No. Revisi :
0
Tanggal : 18/01/2022 Vira Niyatasya Shiva
Halaman : 1/6 D NIM
22010118140095
GAMBAR
DIAGNOSIS Penegakan diagnosis moluskum kontagiosum secara pasti dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan fisik lesi yang cermat.
Pemeriksaan histopatologi moluskum kontagiosum
menunjukkan gambaran proliferasi sel-sel stratum spinosum
yang membentuk
lobules disertai central cellular dan viral debris. Lobulus
intraepidermal dipisahkan oleh septa jaringan ikat dan
didapatkan badan moluskum di dalam lobulus berupa sel
berbentuk bulat atau lonjong yang mengalami degenerasi
keratohialin. Pada stratum basalis dijumpai Gambaran mitosis
sel dengan pembesaran nukleus basofilik. Pada fase lanjut dapat
ditemui sel yang
mengalami proses vakuolisasi sitoplasmik dan didapatkan globi
eosinofilik. Beberapa kasus lesi moluskum kontagiosum dengan
infeksi sekunder, didapatkan gambaran inflamasi predominan
limfosit dan neutrophil pada pemeriksaan histopatologi.
3. Terapi sistemik:
Terapi sistemik hanya diberikan untuk pasien
imunokompromais yaitu interferon-α sub kutan.
PEMERIKSAA 1. Lokasi
N FISIK Unilateral, sesuai dengan dermatom yang terkena
2. Morfologi
Lesi makulopaplar eritem, terdapat vesikel atau bula dengan
dasar eritem. Dapat pula terdapat erosi dan krusta. 3.
Konfigurasi
Herpetiformis
4. Nyeri saat dilakukan palpasi
GAMBAR
GAMBAR
DEFINISI Infeksi akut oleh virus Varisela zoster yang bersifat swasirna,
mengenai kulit dan mukosa, yang ditandai dengan gejala konstitusi
(demam, malaise) dan kelainan kulit polimorfik (vesikel yang
tersebar generalisata terutama berlokasi di bagian sentral tubuh).
Onset Akut
GAMBAR
EDUKASI • Bila mandi, harus hati-hati agar vesikel tidak pecah. • Jangan
menggaruk dan dijaga agar vesikel tidak pecah, biarkan
mengering dan lepas sendiri.
• Istirahat pada masa aktif sampai semua lesi sudah mencapai
stadium krustasi.
• Rawat bila berat, bayi, usia lanjut dan dengan komplikasi. •
Makanan lunak, terutama bila terdapat banyak lesi di mulut.
DEFINISI Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus herpes simplex
(HSV), bersifat rekuren. Ada 2 tipe HSV yaitu HSV-1 dan HSV-2
yang diketahui merupakan patogen bagi manusia dan manusia
adalah satu-satunya reservoar HSV. Cara penularan HSV
dipengaruhi 2 faktor yaitu melalui kontak erat dengan (kulit-
mukosa) penderita yang terinfeksi dan adanya trauma (luka
terbuka).
GAMBAR
Herpes Labialis
Herpes Genitalis
DIAGNOSIS Diagnosis herpes simplex didasarkan pada anamnesis dan
gambaran klinis. Diagnosa biasanya sudah bisa ditegakkan dengan
pemeriksaan fisik.
MEDIKAMENTOSA :
Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topikal berupa
salap/krim yang mengandung preparat idoksuridin (stoxil,
viruguent, virunguent-P) atau preparat asiklovir (zovirax).
• Pengobatan oral preparat asiklovir dengan dosis 5x200mg per
hari selama 5 hari mempersingkat kelangsungan penyakit dan
memperpanjang masa rekuren.
• Pemberian parenteral asiklovir atau preparat adenine arabinosid
(vitarabin) dengan tujuan penyakit yang lebih berat atau
terjadi komplikasi pada organ dalam.
• Terapi sistemik dapat digunakan asiklovir, valasiklovir, atau
famsiklovir.
• Jika pasien mengalami rekuren sebanyak enam kali dalam
setahun, pertimbangkan untuk menggunakan asiklovir 400 mg
atau valasiklovir 1000 mg oral setiap hari selama satu tahun.
• Untuk obat oles digunakan lotion zinc oxide atau calamine. •
Pada wanita hamil diberi vaksin HSV sedangkan pada bayi yang
terinfeksi HSV disuntikkan asiklovir intravena.
8. Impetigo
STANDAR ERISIPELAS
OPERASIONA
L PROSEDUR
(SOP)
No. Dokumen : /SOP/RSUP/I/2022
No. Revisi : 0
Tanggal : 18/01/2022 Halaman Malik Abdul
: 1/6 Hakim
22010121210005
Impetigo Bulosa :
Daerah intertriginosa/lipatan kulit
(aksila, inguinal, gluteal), dada,
punggung
GAMBAR
Impetigo krustosa
tampak gambaran krusta khas seperti madu (honey colored
crust)
Impetigo bulosa
DIAGNOSIS • Diagnosis impetigo didasarkan pada anamnesis dan gambaran
klinis. Diagnosa biasanya sudah bisa ditegakkan dengan
pemeriksaan fisik.
• Lesi awal pada impetigo adalah berupa bula keruh yang
nantinya akan menjadi krusta, biasanya berwarna kuning
keemasan, dengan daerah sekitarnya yang eritem. Besarnya
lesi bervariasi antara vesiko-pustul berukuran kacang hingga
lesi menyerupai ringworm
Impetigo Krustosa
• Virus Herpes Simplex
Vesikel yang berdasar eritem pecah sehingga menimbulkan
erosi yang dikelilingi oleh krusta, terjadi padakulit dan bibir. •
Kandidiasis
Papul eritema atau merah, plak lembab biasanya terbatas
pada membran mukosa dan area intertriginosa.
• Ektima
Lesi berkrusta yang mengelilingi area yang ulserasi,
bertahan selama beberapa minggu dan sembuh
meninggalkan skar jika infeksi sampai kelapisan dermis.
• Dermatitis Atopik
Lesi pruritik yang kronik atau relaps dan kulit kering yang
abnormal. Likenifikasi fleksural biasanya terjadi pada orang
dewasa. Pada anak-anak biasanya berpredileksi di area
wajah dan ekstensor
PEMERIKSAA Bila diperlukan :
N • Kultur dan resistnsi spesimen lesi
PENUNJANG Bakteri jenis β-hemolitik streptokokus atau Stafilokokus
aureus dikultur untuk mendapatkan diagnosa pasti. Kerokan
spesimen haruslah diambil dari dasar lesi.
• Kultur dan resistensi darah bila diduga
bakteremia • Pemeriksaan sederhana dengan
pewarnaan gram
MEDIKAMENTOSA
• Topikal:
- Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan
Kalium permangat (PK) 1/5.000 dan 1/10.000.
- Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau
krim asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3
kali sehari selama 7-10 hari.
• Sistemik:
Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di
bawah ini:
- Penisilin yang resisten terhadap penisilinase, seperti:
oksasilin, kloksasilin, dikloksasilin dan flukloksasilin.
Dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari,
selama 5-7 hari.
Dosis anak: 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis,
selama 5-7 hari.
- Amoksisilin dengan asam klavulanat.
Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg
Dosis anak: 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis,
selama 5-7 hari
- Sefalosporin dengan dosis 10-25 mg/kgBB/hari terbagi
dalam 3 dosis, selama 5-7 hari
- Eritromisin
Dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari
Ddosis anak: 20-50 mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis,
selama 5-7 hari.
KEPUSTAKAAN • Wolff K, Goldsmith LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA,
Paller AS, Leffell DJ, editor. Dalam: Fitzpatrick’s
Dematology in general medicine. Edisi ke-8. New York
:McGraw Hill, 2012;2128-47.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia
(PERDOSKI).
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Spesialis Kulit dan
Kelamin di Indonesia. Jakarta: PERDOSKI; 2017.
• Nardi NM, Schaefer TJ. Impetigo. [Updated 2021 Aug 11]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430974/.
Kuantitas -
Perjalanan Lesi awal berupa vesikel atau vesikopustula
penyakit di atas kulit yang eritematosa, membesar
dan pecah, terbentuk krusta tebal dan
kering yang sukar dilepas dari dasarnya.
Jika krusta dilepas terdapat ulkus dangkal.
Jika keadaan umum baik akan sembuh
sendiri dalam waktu sekitar 3 minggu,
meninggalkan jaringan parut yang tidak
berarti. jika keadaan Imun buruk dapat
menjadi gangren.
GAMBAR
2. Farmakologi
Pengobatan farmakologi bertujuan mengurangi morbiditas dan
mencegah komplikasi (
a. Sistemik
Pengobatan sistemik digunakan jika infeksinya luas.
Pengobatan sistemik dibagi menjadi pengoatan lini pertama
dan pengobatan lini kedua.
1. Pengobatan lini pertama (golongan Penisilin)
a. Dewasa: Dikloksasilin 4 x 250 - 500 mg selama 5 - 7
hari. Anak : 5 - 15 mg/kgBB/dosis, 3 - 4 kali/hari.
b. Amoksisilin + Asam klavulanat 3 x 25
mg/kgBB c. Sefaleksin 40 - 50 mg/kgBB/hari
selama 10 hari 2. Pengobatan lini kedua
(golongan Makrolid)
a. Azitromisin 1 x 500 mg, kemudian 1 x 250 mg selama 4
hari b. Klindamisin 15 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama
10 hari c. Dewasa: Eritomisin 4 x 250 - 500 mg selama 5 - 7
hari. Anak : 12,5 - 50 mg/kgBB/dosis, 4 kali/hari.
b. Topikal
Pengobatan topikal digunakan jika infeksi terlokalisir, tetapi
jika luas maka digunakan pengobatan sistemik. Neomisin,
Asam
fusidat 2%, Mupirosin, dan Basitrasin merupakan antibiotik
yang dapat digunakan secara topikal.
Kualitas Nyeri.
PEMERIKSAA Furunkel
N FISIK
Lokalisasi : sering pada bagian tubuh yang berambut dan
mudah terkena iritasi, gesekan atau tekanan; atau pada daerah
yang lembap seperti ketiak, bokong, punggung, leher, dan
wajah. Efloresensi : Mula-mula berupa makula eritematosa
lenticular numular setempat, kemudian menjadi nodula
lenticular numular berbentuk kerucut.
Karbunkel
Lokalisasi : tengkuk, punggung dan bokong.
Efloresensi : makula eritematosa kemudian menjadi nodula
lentikular hingga numular, regional, bentuk teratur dan tampak
fistula mengeluarkan sekret putih/kental.
GAMBAR
Gambar a. Furunkel.
Gambar b. Karbunkel.
Karbunkel:
1. Sporotrikosis : nodula berjejer sepanjang aliran
limfe, 2. Blastomikosis : Nodula kronik dengan
multipel fistula,
12. Eritrasma 4A
STANDAR ERITRASMA
OPERASION
AL
PROSEDUR No. Dokumen : /SOP/RSUP/I/2022
(SOP)
No. Revisi : 0
Onset Akut.
Gejala -
penyerta
GAMBAR
DIAGNOSIS Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, lampu wood
berwarna merah bata (coral red), dan kerokan kulit dengan
pewarnaan gram tampak batang gram (+) sedangkan KOH
fungi (-).
Terapi Topikal
Salep Tetrasiklin 3%.
Onset Akut
Kualitas Nyeri
Kuantitas -
DIAGNOSIS Erisipelas
STANDAR SKROFULODERMA
OPERASION
AL
PROSEDUR
No. Dokumen :
(SOP)
/SOP/RSUP/I/2022 No.Revisi : 0
Tanggal : 18/01/2022 Fadila Risang Ayu
Halaman : 1/3 NIM 22010118120007
Onset Kronik
Kualitas Lesi yang semakin lama membesar,
tidak nyeri
Kuantitas -
Faktor Memperingan -
Memperberat Immunocompromised
GAMBAR
DIAGNOSIS Skrofuloderma
DIAGNOSIS - Limfosarkoma
BANDING - Limfoma maligna
- Hidradenitis supurativa
- Limfogranuloma venerum
TERAPI Terapi topikal
Topikal: pada bentuk ulkus 🡪 kompres dengan larutan antiseptik
(povidon iodin 1%)
Terapi sistemik
- Tahap Intensif (2 bulan) Dosis
lepasan:
1. INH
Dewasa : 5mg/kgbb/hari
Anak < 10 tahun : 10mg/kgbb/hari
2. Rifampisisn
Dewasa : 10mg/kgbb/hari (sebelum makan pagi)
Anak: 10-20mg/kgbb/hari maksimal 600mg/hari
3. Etambutol
Dewasa : 15-25mg/kgbb/hari
Anak: maksimal 1250mg/kgbb/hari
4. Pirazinamid
Dewasa : 20-30mg/kgbb/hari
Anak: 30-40mg/kgbb/hari maksimal 2000mg/hari
Dosis FDC :
1. Rifampicin 150mg
2. INH 75 mg
3. Pirazinamid 400mg (hepatotoksik : dipakai 2 bulan
kemudian diganti obat lain (bila belum sembuh) :
etambutol (bulan I/II 25 mg/kg BB) dan streptomisin (25
mg/kg BB)
4. Etambutol 275 mg
- Tahap Lanjut (hingga 2 bulan setelah lesi kulit sembuh) minimal
1 tahun
Dosis lepasan :
1. INH
Dewasa : 5mg/kgbb/hari
Anak : 10mg/kgbb/hari maksimal 300mg
2. Rifampisin
Dewasa : 10mg/kgbb/hari
Anak 10-20mg/kgbb/hari maksimal
600mg/kgbb/hari Dosis FDC
1. INH : 150mg
2. Rifampisin : 150mg
STANDAR LEPRA
OPERASION
AL
PROSEDUR
No. Dokumen :
(SOP)
/SOP/RSUP/I/2022 No.Revisi : 0
Tanggal : 18/01/2022 Fadila Risang Ayu
Halaman : 1/3 NIM 22010118120007
Fakto Memperingan -
r
Memperberat -
Tanda PB MB
Utama
GAMBAR
BL LL BB
DIAGNOSIS Kusta/Lepra.
DIAGNOSIS - Vitiligo (tanpa ada keluhan neurologis penyerta)
BANDING - Tinea versicolor
- Pitiriasis alba
- Lupus eritematous sistemik
- Dermatomikosis
- Erupsi obat
Saat RFT
- Beri selamat karena telah menyelesaikan pengobatan dan
berarti telah sembuh sehingga tidak memerlukan MDT lagi. -
Bercak kulit yang masih tersisa memerlukan waktu lebih lama
untuk menghilang sebagian menetap selamanya.
- Mati rasa, kelemahan otot karena kerusakan saraf akan menetap.
- Lapor segera apabila timbul gejala dan tanda reaksi kusta. -
Walaupun sangat jarang terjadi, beri penjelasan tentang gejala dan
tanda relaps.
- Tetap melaksanakan kegiatan rawat-diri seperti biasanya.
PENGERTIAN Reaksi interupsi atau reaksi kekebalan (respon seluler) atau reaksi
antigen-antibodi (respon humoral) dalam perjalanan kronis
penyakit lepra. Reaksi dapat terjadi pada penderita sebelum
pengobatan. Namun sering terjadi pada 6 bulan sampai setahun
setelah pengobatan
ANAMNESIS Lokasi Sebagian atau seluruh lesi yang sudah terkena lepra.
GAMBAR
Faktor -
Memperingan
Faktor -
Memperberat
Gejala Penyerta Beberapa orang dengan sifilis sekunder juga
mengalami rambut rontok, nyeri otot, demam, sakit
tenggorokan, hingga pembengkakan kelenjar getah
bening.
2. Sifilis stadium 2
3.
Cara: satu injeksi 2,4 juta Unit IM pada 1 bokong, atau 1,2 juta
Unit pada setiap bokong.
dan pengobatan
o Konseling/edukasi tentang risiko mudah tertular HIV perlu
o Kondom dapat melindungi diri dari infeksi IMS dan HIV o Tidak
PROGNOSIS Prognosis sifilis baik sejak ditemukan penicillin. Jika sifilis tidak diobati,
seperempat kasus akan kambuh, 5% akan menjadi sifilis tersier, 10%
akan menjadi sifilis kardiovaskuler, neurosifilis pada pria (9%) dan
wanita (5%), dan 23% meninggal. Pada sifilis dini yang diobati, angka
penyembuhan mencapai 95%
Onset Akut-kronik
Gejala Penyerta -
PEMERIKSAA Bergantung pada etiologinya.
N FISIK
o Noninflammatory, human, atau epidemic type (“grey patch”)
®
2. Kultur terbaik dengan agar Sabouraud plus (Mycosel ,
® 0
Mycobiotic ): pada suhu 28 C selama 1-4 minggu (bila dihubungkan
dengan