Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : CLAUDIA SAFIRA ANDINI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 856963016

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4301/Evaluasi Pembelajaran di SD

Kode/Nama UPBJJ : 20/Bandar Lampung

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
No. Soal dan Jawab
1 Bagaimana langkah-langkah dalam menyusun asesmen kinerja siswa agar dapat menilai kualitas
kinerja siswa, baik proses maupun produk?
Jawaban:
Langkah-langkah utama yang perlu ditempuh ketika menyusun asesmen kinerja yaitu:
1) menentukan indicator kinerja yang akan dicapai siswa;
2) memilih fokus asesmen (menilai proses/prosedur, produk, atau keduanya);
3) memilih tingkatan realisme yang sesuai (menentukan seberapa besar tingkat keterkaitannya
dengan kehidupan nyata);
4) memilih metode observasi, pencatatan dan penskoran;
5) menguji coba task dan rubrik pada pembelajaran; serta
6) memperbaiki task dan rubrik berdasarkan hasil uji coba untuk digunakan pada pembelajaran
berikutnya.
2 Rubrik adalah pedoman pemberian skor yang digunakan untuk menilai mutu kinerja atau hasil
kinerja siswa. Berkaitan dengan konsep tersebut, bagaimana langkah-langkah dalam
pengembangan rubrik?
Jawaban:
1. Menentukan konsep, keterampilan atau kinerja yang akan diasesmen.
2. Merumuskan atau mendefinisikan dan menentukan urutan konsep atau keterampilan yang
akan diasesmen ke dalam rumusan atau definisi yang menggambarkan aspek kognitif dan
aspek kinerja.
3. Menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam tugas yang harus
diasesmen.
4. Menentukan skala yang akan diasesmen.
5. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang tidak
diharapkan (secara gradual). Deskripsi konsep atau keterampilan kinerja tersebut dapat
diikuti dengan memberikan angka pada setiap gradasi atau member deskripsi gradasi.
6. Melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil kerja dengan rubrik yang
telah dikembangkan.
7. Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja atau hasil kerja dari uji coba tersebut
kemudian dilakukan revisi terhadap deskripsi kinerja maupun konsep dan keterampilan
yang akan diasesmen.
8. Memikirkan kembali tentang skala yang digunakan.
9. Merevisi skala yang digunakan.
3 Portofolio merupakan hasil karya siswa, contohnya sebagai pengembangan level berikutnya
dan untuk mempromosikan pengembangan berikutnya.

Buatlah tahapan-tahapan dalam perencanaan penilaian portofolio dan jelaskan keuntungan


penilaian dengan portofolio tersebut!
Jawaban:
a. Tahap Persiapan
1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang akan diakses dengan penilaian portofolio.
2. Menjelaskan pada mahasiswa bahwa akan dilaksanakan penilaian portofolio, proses
yang harus ditempuh mahasiswa, bila perlu diperlihatkan contohnya.
3. Menjelaskan bagian mana, seberapa banyak kinerja dan hasil karya yang secara
minimal harus disertakan dalam portofolio, dalam bentuk apa dan bagaimana hasil karya
akan diakses.
4. Menjelaskan bagaimana hasil karya harus disajikan.

b. Tahap Pelaksanaan
1. Guru mendorong dan memotivasi siswa
2. Guru mendiskusikan secara rutin dengan mahasiswa tentang proses pembelajaran yang
akan menghasilkan karya siswa.
3. Memberikan umpan balik secara berkesinambungan.
4. Memamerkan keseluruhan hasil karya siswa yang disimpan dalam portofolio bersama
siswa lainnya.

c. Tahap Penilaian
1. Menegakkan kriteria penilaian bersama-sama atau dengan partisipasi siswa.
2. Kriteria yang disepakati dilaksanakan secara konsisten oleh dosen dan siswa.
3. Arti penting dari tahap penilaian adalah self assesment yang dilakukan oleh mahasiswa
4. Hasil penilaian dijadikan tujuan batu bagi proses pembelajaran berikutnya.

Keunggulan:
1. Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu ke
waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri.
2. Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik.
3. Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggungjawab terhadap apa yang telah mereka
kerjakan, baik dikelas maupun diluar kelas dalam rangka implementasi program
pembelajaran.
4. Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
penilaian.
5. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka.
6. Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara peserta didik yang pandai
dan kurang pandai.

4 Menurut Andersen (1980) ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur ranah afektif,
yaitu metode observasi dan metode laporan diri yang memerlukan kejujuran observer (yang
diobservasi).
Bagaimana menurut pendapat Anda mengenai pernyataan tersebut?
Kemudian jelaskan tahapan pengembangan instrument penilaian afektif!
Jawaban:
Menurut pendapat saya, apa yang dikemukakan oleh Andersen sudah
tepat dimana karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari
berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah
kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal
perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Ranah afektif mencakup watak
perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. Ketiga ranah
tersebut merupakan karakteristik manusia sebagai hasil belajar dalam
bidang pendidikan. Pertama, perilaku melibatkan perasaan dan emosi
seseorang. Kedua, perilaku harus tipikal perilaku seseorang.

Tahapan pengembangan instrumen penilaian afektif:


1. Menentukan spesifikasi instrumen.
Spesifikasi instrumen terdiri dari tujuan dan kisi-kisi instrumen.
Dalam bidang pendidikan, ditinjau dari tujuannya ada lima
macam instrumen pengukuran ranah afektif, yaitu:
 Instrumen sikap.
 Instrumen minat.
 Instrumen konsep diri.
 Instrumen nilai.
 Instrumen moral
2. Menulis instrumen.
Ada 5 (lima) ranah afektif yang biasa dinilai di sekolah, yaitu
sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Penilaian ranah
afektif peserta didik dilakukan dengan menggunakan instrumen
afektif.
3. Menentukan skala instrumen.
Secara garis besar skala instrumen yang sering digunakan dalam
penelitian, yaitu Skala Thurstone, Skala Likert, dan Skala Beda
Semantik. Skala Thurstone terdiri dri 7 kategori, yang paling
banyak bernilai 7 dan yang paling kecil bernilai 1.
4. Menentukan sistem penskoran.
Sistem penskoran yang digunakan tergantung pada skala
pengukuran. Apabila digunakan skala Thurstone, maka skor
tertinggi untuk tiap butir adalah 7 dan yang terkecil adalah 1.
Demikian pula untuk instrumen dengan skala beda semantik,
tertinggi 7 terendah 1. Untuk skala Likert, skor tertinggi tiap
butir adalah 5 dan yang terendah adalah 1.
5. Menelaah instrumen.
Kegiatan pada telaah instrumen adalah meneliti tentang: a)
apakah butir pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan
indikator, b) bahasa yang digunakan apa sudah komunikatif dan
menggunakan tata bahasa yang benar, dan c) apakah butir
pertanyaan atau pernyataan tidak bias, d) apakah format
instrumen menarik untuk dibaca, e) apakah pedoman menjawab
atau mengisi instrumen jelas, dan f) apakah jumlah butir sudah
tepat sehingga tidak menjemukan menjawabnya.
6. Merakit instrumen.
Setelah isntrumen diperbaiki selanjutnya instrumen dirakit, yaitu
menentukan format tata letak instrumen, urutan pertanyaan atau
pernyataan. Format instrumen harus dibuat menarik, sehingga
responden tertarik untuk membaca dan mengisi instrumen.
Format instrumen sebaiknya tidak terlalu padat. Setiap sepuluh
pertanyaan sebaiknya dipisahkan dengan cara memberi spasi
yang lebih, atau diberi batasan garis empat persegi panjang.
Urutkan pertanyaan atau pernyataan instrumen sesuai dengan
tingkat kemudahan dalam menjawabnya atau mengisinya.
7. Melakukan uji coba.
Setelah dirakit instrumen diuji cobakan kepada responden,
sesuai dengan tujuan penilaian apakah kepada peserta didik,
kepada guru atau orang tua peserta didik. Untuk itu dipilih
sampel yang karakteristiknya mewakili populasi yang ingin
dinilai. Bila yang ingin dinilai adalah siswa SMA, maka
sampelnya juga siswa SMA. Ukuran sampel yang diperlukan
adalah minimal 30 siswa, bisa berasal dari satu sekolah atau
lebih.
8. Menganalisis hasil uji coba.
Analisis hasil uji coba meliputi variasi jawaban tiap butir
pertanyaan atau pernyataan. Apabila skala instrumen 1 sampai 5,
maka bila jawaban responden bervariasi dari 1 sampai 5, maka
instrumen ini bisa diharapkan menjadi instrumen yang baik.
Namun apabila jawabannya hanya pada satu pilihan jawaban
saja, misalnya pada pilihan nomor 3, maka butir instrumen ini
tergolong tidak biak Indikator yang digunakan adalah besarnya
daya beda.
9. Memperbaiki instrumen.
Perbaikan dilakukan terhadap butir-butir yang tidak baik,
berdasarkan hasil analisis hasil uji coba. Bisa saja hasil telaah
instrumen tampak baik, namun hasil uji coba empirik tampak
tidak baik. Untuk itu butir instrumen harus diperbaiki.
Perbaikan termasuk pada semua saran-saran dari responden uji
coba. Instrumen harus dilengkapi dengan pertanyaan terbuka.
10. Melaksanakan pengukuran.
Pelaksanaan pengukuran seperti disarankan di depan bukan
pada waktu responden sudah lelah. Selain itu ruang untuk
mengisi instrumen harus memiliki sinar yang cukup dan
sirkulasi udara ruang juga cukup. Tempat duduk juga diatur
agar responden tidak terganggu satu sama lain. Diusahakan agar
responden tidak saling tanya pada responden yang lain agar
jawaban pada kuesioner tidak sama atau homogen.
Pengisian instrumen dimulai dengan penjelasan tentang tujuan
pengisian, manfaat bagi responden, dan pedoman pengisian
instrumen.
11. Menafsirkan hasil pengukuran.
Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Menafsirkan hasil
pengukuran disebut dengan penilaian. Untuk menafsirkan hasil
pengukuran diperlukan suatu kriteria. Kriteria yang digunakan
tergantung pada skala dan jumlah butir yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai