Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tulus Fernando Goklas Simamora

NPM : 193515516110
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Administrasi Publik
Mata kuliah / Kelas : Teori Kebijakan Publik (R.03)
Dosen Penguji : Drs. Rusman Ghazali, M.Si., Ph.D.
TUGAS RESUME MATERI PERTEMUAN 4
MASALAH DAN ISU KEBIJAKAN
Lahirnya kebijakan publik pada umumnya berawal dari adanya awareness of
problem (kesadaran akan adanya masalah tertentu), misal, gagalnya tindakan
pemerintah dalam upaya mengatasi suatu masalah pada tingkat yang dianggap
memuaskan, atau karena adanya masalah tertentu yang dianggap belum tersentuh oleh
kebijakan pemerintah (Wahab, 1997).
Adanya suatu masalah tertentu yang menjadi penyebab munculnya kebijakan publik
disebut masa lah kebijakan. Contoh : masalah pengangguran yang terus meningkat dan
harus dipecahkan oleh pemerintah merupakan masalah kebijakan, baik terhadap masalah
pengangguran tersebut sudah pernah ada kebijakan maupun belum.
William N. Dunn (1994) memberikan ciri-ciri penting tentang masalah kebijakan :
1. Adanya Saling Ketergantungan Dengan Masalah lain
Satu masalah kebijakan tidak berdiri tunggal akan tetapi saling
berhubungan/bergantungan de ngan masalah-masalah lain. Contoh : Masalah kebijakan
energi seringkali berhubungan atau mempengaruhi masalah bidang lain misalnya pelayanan
kesehatan, transportasi, perdagangan, industri, dsb.
2. Adanya Subyektivitas dari Masalah Kebijakan.
Meskipun ada anggapan bahwa suatu masalah itu obyektif, misalnya, polusi udara
didefinisikan sebagai banyaknya gas dan partikel berbahaya di udara, namun terhadap data
yang sama tentang polusi udara itu dapat diinterpretasikan berbeda-beda oleh para aktor
kebijakan. Jadi untuk satu masalah yang obyektif dapat diinterpretasikan menjadi subyektif
oleh para aktor kebijakan berdasarkan persepsi, latar belakang pengetahuan, dan lingkungan
aktor bersangkutan.
3. Adanya Sifat Buatan dari Masalah Kebijakan.
Masalah kebijakan dapat muncul apabila aktor kebijakan membuat penilaian dan
ingin meru bah beberapa situasi masalah. Jadi masalah kebijakan bisa dibuat aktor kebijakan
berdasar kan keinginannya untuk merubah situasi masalah. Contoh : Masalah kriminalitas
bisa menjadi masalah kebijakan bila aktor kebijakan menganggap sudah pada tingkat yang
sangat meresahkan sehingga beberapa situasi yang mendukung nya harus dirubah.
4. Adanya Dinamika Dari Masalah Kebijakan.
Satu masalah seringkali diakui mengandung banyak solusi yang mungkin dapat
diambil. Jadi masa lah kebijakan tidak konstan tetapi dinamis karena mengandung banyak
solusi. Contoh : Masalah polusi menjadi masalah kebijakan karena mengandung banyak
solusi yang mungkin dapat diambil.
Selanjutnya Willam N. Dunn (1994) mengklasifikasikan 3 (tiga) jenis masalah
kebijakan dari segi luasnya :
Masalah yang sederhana (well-structured),
Masalah yang agak sederhana/sedang (moderately-structured) dan
Masalah yang rumit (ill structured).
Perbedaan dari masing-masing masalah tersebut terletak pada tingkat
kompleksitasnya, yaitu derajat ketergantungan/keterhubungan antara satu masalah dengan
masalah lainnya.
ISU KEBIJAKAN
Isu kebijakan adalah silang pendapat, perdebatan atau konflik berlatarbelakang
perbedaan persepsi/pandangan dari masing-masing aktor kebijakan tentang rumusan,
rincian, penyelesaian atau pun penilaian atas suatu masalah kebijakan (Wahab, 1997).
Isu kebijakan dapat menjadi peluang dipilihnya tindakan tertentu atau
terciptanya kondisi potensial untuk lahirnya sebuah kebijakan alternatif, karena di
dalamnya mengandung muatan muatan asumsi dan persepsi mengenai perlunya
sebuah kebijakan.
William N Dunn (1994) membagi 4 (empat) hiarkhi (jenjang) isu kebijakan :
1. Isu-Isu Utama (Major Issues).
2. Isu-Isu Sekunder (Secondary Issues).
3. Isu-Isu Fungsional (Functional Issues).
4. Isu-Isu Minor (Minor Issues).
KRITERIA ISU YANG DAPAT MENJADI AGENDA KEBIJAKAN
Brian Hogwood & Lewis Gunn (1986) memberikan kriteria :
1. Isu tersebut telah mencapai titik kritis sehingga tidak dapat diabaikan begitu saja
oleh para aktor kebijakan, atau dengan kata lain isu tersebut telah dipersepsikan
sebagai sebuah ancaman serius jika tidak segera di tanggapi.
2. Isu tersebut telah mencapai tingkat partikularitas tertentu yang dapat
menimbulkan dampak bersifat dramatik.
3. Isu tersebut menyangkut emosi tertentu dilihat dari sudut kepentingan orang
banyak dan menjadi liputan media massa.
4. Isu tersebut menimbulkan dampak yang amat luas.
5. Isu tersebut mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan/legitimasi.
6. Isu tersebut menyangkut persoalan yang fashionable,di mana posisinya sulit untuk
dijelaskan tetapi mudah dirasakan kehadirannya

Anda mungkin juga menyukai