Anda di halaman 1dari 2

TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PROSES KEBIJAKAN PUBLIK

Teori Pilihan Rasional (Rational Choice Theory)


Teori pilihan rasional adalah varian dari teori proses kebijakan publik yang mengacu ke-
pada teori ekonomi. Asumsi tentang kata ‘pilihan’ dibuat berdasarkan situasi pasar
(marketplace) yang kompetitif dan diterapkan untuk proses politik pembuatan kebijakan.
Sedangkan asumsi tentang kata ‘rasional’ didasarkan kepada individu yang bertindak
demi kepentingan pribadi terbaiknya dan berkompetisi dalam proses pembuatan
kebijakan.
Gagasan tentang politik sebagai pasar (marketplace) di mana para pemimpin politik
bersaing memperebutkan suara dukungan, sebenarnya telah dikembangkan oleh
Anthony Downs dalam bukunya An Economic Theory of Democracy (1957). Downs
menggunakan teori ekonomi untuk menganalisis perilaku politik para pemimpin politik.
Perspektif teori pluralis ia kembangkan dengan menambahkan unsur penalaran ekonomi
untuk melihat kepentingan pribadi sebagai kekuatan motif dominan dalam perilaku
politik. Dalam pasar politik itu (marketplace) semua pemimpin politik, terutama peme-
rintah, bersaing untuk memenangkan kekuasaan dengan menanggapi tuntutan/tekanan
kelompok.
Teori pilihan rasional secara khusus dikembangkan oleh para ahli yang berpikir bahwa da-
lam pembuatan kebijakan publik lebih baik menggunakan mekanisme pasar untuk me-
nyelesaikan masalah pilihan kolektif. Kompetisi antar kepentingan pribadi yang berkem-
bang akan menghasilkan pilihan terbaik di dalam proses pembuatan kebijakan. Karena
itu teori ini bertujuan menempatkan pilihan kebijakan publik yang terbaik, sebaiknya
dibuat/ditentukan dengan cara-cara yang tidak berbeda dengan pasar komersial, karena
dalam beberapa hal mekanisme pasar komersial umumnya lebih baik di dalam menye-
lesaikan masalah pilihan dari pada pasar politik.
Jadi dalam teori pilihan rasional, semua kekurangan selama proses pembuatan kebijakan
diperhitungkan (akibat adanya pluralisme kepentingan individual) dan sebaliknya prakar-
sa/inisiatif untuk menyelesaikan kekurangan itu dikembangkan. Oleh karena itu advokasi
‘bagaimana kebijakan itu harus dibuat’ menjadi penting dari pada analisis ‘bagaimana hal
itu terjadi’. Teori ini pada akhirnya membenarkan bahwa untuk kepentingan kolektif
negara dalam keadaan tertentu bisa melakukan intervensi kebijakan.
Bagaimana dengan posisi Ilmu Administrasi Publik ? Dapat ditambahkan di sini bahwa
pengetahuan teori pilihan rasional diperlukan untuk memahami dimensi-dimensi yang
berkembang di dalam proses pembuatan kebijakan publik, mengingat para administrator
(birokrat) termasuk salah satu pelaku (aktor) yang terlibat. Peran mereka dalam kebijak-
an publik telah dijelaskan dengan baik oleh Guy Peters dalam bukunya Politics of Bureau-
cracy (2001) dan Merilee S. Grindle dalam bukunya Public Choice and Policy Change: The
Political Economy Reform in Developing Countries (1991).
Teori pilihan rasional dalam studi Ilmu administrasi Publik berhubungan dengan advokasi
para administrator (birokrat) dalam menciptakan ‘bagaimana kebijakan itu harus dibuat’
di dalam proses pembuatan kebijakan publik. Rasionalitas administrator (birokrat) terli-
bat dan masuk kedalam arena kompetisi dan berupaya mempengaruhi para pemimpin
politik, terutama pemerintah, untuk memutuskan kebijakan terbaik. Oleh karena itu pe-
mahaman terhadap dimensi-dimensi politik dalam mekanisme pasar (marketplace) pro-
ses kebijakan publik menjadi bagian/analisis dari ilmu administrasi publik. Dengan de-
mikian teori pilihan rasional diperlukan untuk menunjang pemahaman tersebut.

Sumber :
Michael Hill, The Policy Process, fourth edition, Longman-Pearson, 2005. P. 51-56

Anda mungkin juga menyukai