Anda di halaman 1dari 23

Accomplishment

REFERENCE
Seligman, Martin (2011). FLOURISH : a visionary new understunding of happiness and well-being.
A William Heinemann Book – Random House Australia Pty Ltd.
Duckworth, Angela (2016). GRIT : The Power of Passion and Perseverance.
Scribner –An Imprint of Simon & Schuster, Inc. New York.
“A” from PERMA
ACCOMPLISHMENT
adalah bagian yang ditambahkan oleh Seligman sebagai salah
satu dimensi penting yang menunjang Well-being.

Seligman (2012) menambahkan Accomplishment dengan


berpandangan bahwa setiap manusia membutuhkan goals dan
tantangan dalam hidup, sense of competence, serta penguasaaan
atas diri dan lingkungan agar terus maju dan berkembang.
ACCOMPLISHMENT
 Dilihat dari sejauh mana orang meninggalkan
titik awal (menjadi lebih baik daripada kondisi
sebelumnya). Bukan hanya dilihat dari hasilnya
saja.
 Semakin besar skill dan effort yang dimiliki,
maka semakin besar pula kemungkinan
seseorang untuk mencapai accomplishment
dengan cepat.

RUMUS ACCOMPLISHMENT:
Accomplishment = Skill x Effort
BAGAIMANA CARA MEMBENTUK SKILL ?

 Untuk mendapatkan skill (ketrampilan) diperlukan juga effort


tertentu.
 Menurut McKenzie ( dalam Duckworth, 2016) Bakat/talent
dibarengi dengan upaya (effort) akan menghasilkan individu
yang memiliki skill. Semakin besar skill yang dimiliki maka
semakin besar pula effort yang dikeluarkan untuk melatih
talent.
RUMUS SKILLS :

Skills = Talent x Effort


RUMUS ACCOMPLISHMENT:
Accomplishment = Skills x Effort Dari rumus disamping dapat terlihat jelas
bahwa Accomplishment menekankan
pada Effort
RUMUS SKILLS :
Skills = Tallent x Effort  Tidak menekankan pada talent (cth :
Intelegensi) karena akan menjadi Fix
Mindset
 Tidak semua orang memiliki talent
yang diperlukan, tetapi semua orang
dapat berusaha/effort (cth : Grit).
RUMUS ACCOMPLISHMENT :
A = ( Tallent x Effort ) x Effort
PERLU DIINGAT
ACCOMPLISHMENT = SKILL X EFFORT
Caranya dengan memanfaatkan hal di bawah ini:
 Intelegensi (pemfungsian)  Skill
 Grit  Effort
INTELEGENSI
Intelegensi merupakan skill dalam
rumus accomplishment
INTELEGENSI
Menurut Seligman, pemfungsian inteligensi yang unggul
membutuhkan komponen di bawah ini:

Speed Slowness Rate of Learning


Executive Functioning
SPEED
 Terdapat korelasi yang kuat antara
kecepatan (seperti waktu reaksi) dan IQ
 Kecepatan untuk menyelesaikan tugas
 Namun , Intelegensi perlu proses dari speed
secara automatic. Semakin cerdas, maka
menuju slowness
semakin cepat pula seseorang
 Karena kecepatan juga dapat
menyelesaikan tugas.
menimbulkan :
 Agar bisa menyelesaikan tugas secara
- Sulit mendengarkan orang lain
automatic harus berlatih.
- Tidak sabar
- Kecemasan karena waktu
SLOWNESS Fungsi Excecutive Functions :
 Memusatkan perhatian dan mengabaikan distraksi

 Bagian dari kecerdasan yang terkait dengan  Mengingat dan menggunakan informasi baru

Excecutive Functions (planning, refining, checking for  Merencanakan tindakan & merubah rencana

errors & creativity). Semakin cepat seseorang selesai  Mencegah berpikir & bertindak impulsif

mengerjakan tugas, maka semakin banyak pula waktu


untuk mengunakan excecutive functions tersebut.

 Butuh waktu bagi seseorang untuk bisa menggunakan


executive functions dengan seksama. Bayangkan saat
anda harus merencanakan penyelesaian tugas dan
memeriksa tugas tersebut.
SLOWNESS
 Menurut Iman Setiadi Arif (2016) ternyata dalam komponen slowness perlu ada:
Cognitive Power (kekuatan kognitif).
Affective Regulation (keterampilan mengelola emosi supaya pikiran jernih).
Will Power (kemauan untuk berusaha menyelesaikan persoalan sesulit apapun dan
menjaga semangat & motivasi).
 Dalam slowness kekuatan utama yang dibutuhkan adalah character
RATE OF LEARNING
Seberapa cepat dan seberapa banyak informasi
tertentu dapat disimpan sebagai automatic knowledge
sehingga waktu untuk menggunakan excecutive
functions menjadi semakin banyak.
GRIT
Grit merupakan character yang
diperlukan dalam effort
GRIT
 Selama ini banyak orang lebih percaya bahwa talent memegang peranan utama dalam
pencapaian keberhasilan, sehingga mengabaikan hal-hal lain, termasuk effort
 Duckworth (2016), mengatakan sebaliknya, bahwa effort /usaha - 2 kali lipat lebih penting
peranannya dalam proses tercapainya keberhasilan individu
 Tanpa adanya effort, talent hanya akan menjadi potensi yang tidak terpenuhi. Tanpa effort,
skill hanya akan menjadi “sesuatu yang sebenarnya dapat dilakukan, tapi tidak dilakukan.”
Dengan adanya effort, talent akan menjadi skill dan pada saat yang sama, effort membuat
skill menjadi sesuatu yang produktif.
GRIT
passion & perseverance for long-term goals.

Grit ditunjukkan dengan bekerja yang tekun menghadapi


tantangan, adanya upaya mempertahankan usaha dan minat
saat terjadi kegagalan, tekanan, dan kemajuan yang stagnan demi
mencapai tujuan jangka panjang.
LONG TERM GOAL
Di dalam grit, tujuan yang dimaksud adalah
tujuan jangka panjang.
GOAL
 Pada bagan yang paling bawah (low-level goal):
1. Merupakan tujuan yang paling konkrit dan spesifik—suatu tugas yang dilakukan
sebagai short-term-to-do list.
2. Dianggap sebagai suatu tujuan yang menjadi “cara” untuk mencapai kondisi akhir.
3. Kita berusaha mencapai tujuan tersebut karena kita tujuan itu membawa kita ke
tujuan lain yang kita inginkan (yang lebih tinggi tingkatannya).
 Semakin tinggi tujuan kita dalam bagan, semakin abstrak, general dan penting pula
tujuannya. Semakin tinggi tujuan, semakin besar pula maknanya sebagai kondisi akhir
daripada sekedar menjadi “cara” semata.
 Untuk mencapai long-term goal perlu ada usaha untuk mencapai low-level goal terlebih
dahulu, kemudian naik ke arah mid-level goal dan top-level goal kemudian
PASSION

 Bukan sekedar intensitas semangat untuk


mencapai tujuan, melainkan konsistensi
semangat untuk mencapai tujuan.
 Passion diibaratkan sebagai “kompas” yang
akan digunakan individu untuk membangun
tujuan, mengotak-atik tujuan dan akhirnya
menemukan apa tujuan yang sebenarnya.
 Kemudian, passion mengarahkan individu
untuk mencapai tujuan tersebut.
PERSEVERANCE

Merupakan ketekunan dan ketangguhan yang


bertahan lama untuk mencapai long-term goal
walaupun:
 Menemukan berbagai macam tantangan.
 Berada dalam kondisi paling sulit sekalipun.

Akibatnya,
individu akan tetap tangguh untuk mengatasi
hambatan, menyelesaikan tugas, dan berusaha
sekuat tenaga untuk meraih long-term goal.
GRIT
The gritty individual approach achievement as a
marathon; his or her advantage is stamina.
Whereas disappointment or boredom signals to
others that it is time to change trajectory and cut
losses, the gritty individual stays the course
KESIMPULAN
TERDAPAT ELEMEN-ELEMEN PENTING UNTUK MENJELASKAN
ACCOMPLISHMENT
 SPEED, kecepatan seseorang untuk menyelesaikan tugas secara automatic
 SLOWNESS, excecutive function seperti planning, checking, memory, creativity
adalah proses yang membutuhkan waktu. Semakin banyak wawasan, skill,
dan pengetahuan yang dimiliki, semakin banyak waktu tersisa untuk
memanfaatkan proses slow tersebut.
 RATE OF LEARNING, kecepatan seseorang untuk belajar pengetahuan atau
wawasan yang baru. Semakin cepat rate of learning yang dimiliki, semakin
banyak pula pengetahuan, skill, wawasan yang dipelajari dalam waktu
tertentu.
 EFFORT, Waktu yang digunakan untuk mengerjakan tugas demi mencapai
tujuan. Effort bukan hanya diperlukan untuk accomplishment, tapi juga untuk
mengembangkan skill. Karakter yang diperlukan dalam effort adalah grit.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai