PPDS IPD FKUB-RSSA SEKSI/STRUKTUR: GASTRO DARI : Feb-Apr 2020
KE: Mei-Juli 2020 PJ POKJA: dr. Ferdi
OPERAN GASTRO
Hal yang harus dilakukan saat awal stase Gastro :
1. Menyerahkan surat penugasan ke Mba Laili 2. Ijin kepada SPV pada H-1, diusahakan tatap muka ke dr. Bogi Pratomo, Sp.PD-KGEH, dr. Supriono, SP.PD-KGEH, dan dr, Syifa Mustika, Sp.PD. Jika tidak bertemu, dapat whatsapp ke beliau-beliau 3. Memperkenalkan diri kepada perawat dan pekarya di Endoskopi 4. Mengisi buku biodata PPDS stase gastro dan dibubuhkan foto 5. Menghubungi Mba Laili untuk tugas ilmiah 6. Membuat jadwal PPDS yang bertugas di poli hepato, poli endoskopi, dan poli gastro 7. Operan dan orientasi ruang endoskopi
Kegiatan di Divisi GEH :
1. Ada 3 poli di gastro: a. Poli Endoskopi (Setiap hari) - Harus standby di Ruang endoskopi jam 07.00 - PPDS yang bertugas adalah yang free, tidak post jaga dan tidak maju MR - Tugas PPDS (harus selesai sebelum SPV datang): 1. Menyalin daftar tindakan dari buku perawat ke lembar tindakan hari ini di Map Kuning 2. Melengkapi status pasien 3. Melengkapi status endoskopi/kolonoskopi 4. Melengkapi lembar lokasi operasi 5. Melengkapi SP 6. Melengkapi lembar KIE 7. Mempersiapkan laporan kolonoskopi dan endoskop, distempel nama SPV di ketiga lembaran. Jika pasien RJ, lembaran putih saja yang diberikan, jika pasien MRS lembaran putih dan pink yang diberikan - PIC berganti-ganti setiap harinya, sesuai jadwal di buku tindakan perawat - Pelaksana tindakan sesuai dengan DPJP ruangan, kecuali jika dialih-delegasikan - Pelaksana tindakan dari Poli IPD adalah dr. Syifa, terkadang dibantu oleh dr. Bogi dan dr. Supriono - Pelaksana tindakan rujukan parsial atau dari RS swasta adalah SPV tertuju (By name di surat rujukan), jika tidak ada nama yang dituju, pelaksana adalah PIC sesuai jadwal - Pasien dapat dipanggil ke dalam ruangan jika sampai dengan pukul 07.00 belum ada pasien yang datang, karena terkadang pasien menunggu dan duduk saja di depan endoskopi - Pasien ruangan yang akan tindakan harus dikoordinasikan oleh PPDS seksi ruangan dan PPDS endoskopi yang bertugas, PPDS tugas endoskopi juga harus paham pasien dari ruangan, walaupun tidak merawat pasien - BIOPSI, saat tindakan beberapa kali akan dilakukan biopsi 1. Biopsi PA : tugas, menyiapkan lembar permintaan PA dan labelling botol PA, untuk kolonoskopi, di surat pengantar PA, ditulis, lokasi jaringan x cm dari anus (x cm ini ditanyakan ke perawat yang menjdai asisten kolonos). Untuk Endoskopi, tergantung di bagian mana biopsi dilakukan 2. BIOPSI H. Pylori : akan dikirim 2 sampel yang akan dikirim kelab PA dan lab PK a. LAB PA, sama dengan Biopsi PA biasa, menggunakan botol PA b. LAB PK, dengan tabung vacuntainer tutup merah (sudah ada di endoskopi), diberi pengantar dengan lembaran Lab yang biasanya, di atas pengantar dituli dr. DWI (besar-besar), kemudian untuk jenis pemeriksaan ditulis sendiri : KULTUR H. PYLORI dan IgM-IgG anti H. Pylori. Pasien mengantar sendiri ke PK karena di PK akan diambil darah. - Pasien yang DIPERIKSAKAN PENUNJANG, disertakan lembar casemix kuning, supaya bisa terlayani. - Diharapkan di endoskopi kerja dengan cepat b. Poli Hepato (Setiap hari) - Melayani pasien di Ruang endoskopi, melayani pasien di meja diskusi - PPDS yang stase poli Hepato, paginya ikut MR dulu, jam 08.00 minimal 1 ppds stand by poli hepato. - Tugasnya menulis resep untuk PASIEN HEPATITIS B dan suntik pasien Pegasyss dan evakuasi ascites atau tindakan lainnya, fibroscan. - Apa aja yang dibutuhkan saat poli hepato akan dibantu sama Mba Denis/Mba Arin - Sesekali Mba Denis akan minta tolong diambilkan kertas resep + protokol + lembar pengantar lab dari poli gastro. Bisa teman-teman yang sedang di poli gastro membantu mengambilkan. - Resep yang diberikan untuk HEP B (resep BPJS + protokol) misalnya Sebivo 600mg, Ricovir (Tenofovir 300mg), pegasys 180mcg langsung diberikan 4 resep. Semuanya untuk 1 bulan. - Peresepan untuk HEP C dilakukan di Poli HEPATO dengan resep biasa, jumlah pemberian obat 28 buah. - Jika ada pasien newly diagnosed/baru dapat terapi (baik HEP B atau HEP C). Pasien biasanya dari poli Gastro yang sebelumnya telah dikonsulkan ke SPV untuk dapat terapi apa, untuk kelengkapan status selanjutnya di poli hepato. - Pasien yang ke poli hepato untuk ambil resep obat hepatitis dan suntik, mereka akan tetap ke poli gastro dulu utk administrasi, isi status + case mix, baru ke poli hepato. - Supaya mereka tidak menunggu lama, biasanya koordinasi dengan perawatnya untuk pasien yang hanya ambil obat, agar didahulukan terlebih dahulu - USG Belakang pinjem ruangan (ke mbak Lucky pinjam kunci & isi buku), buka pintu, siapkan USG dan alat, menghubungi perawat endoskopi (alat2 di endoskopi), botol isi formalin (dari endos), selesai tindakan dibersihkan. c. Poli Gastro (Selasa dan Kamis 08.00 sd selesai) - Ada lembar rekapan kasus pasien di poli rawat jalan - Nanti dikasih kertasnya dr Mba Denis, jika belum diberikan, kertasnya ada di laci meja poli gastro yang dekat washtafel lembar rekapan/wa rekapan dikirim ke mbak Denis - Memeriksakan lab dan pemeriksaan penunjang harus sesuai indikasi dan WAJIB dikonsultasikan apabila high cost, misalnya pemeriksaan HBV DNA, HCV RNA, CT Scan, USG Abdomen. - Khusus HBVDNA harus benar-benar diperiksakan sesuai indikasi dan mendapat ACC dari SPV (saat di Poli, lapor per WA) - Harap membaca lebih dulu/membawa buku guideline terapi hepatitis sebelum cek lab atau memberikan terapi. - Pasien baru mendapatkan antivirus harus sesuai indikasi, sebelum memberikan anti virus harus dikonsultasikan dengan SPV terkait (Baca di Buku Panduan Hepatitis PPHI) - Untuk pasien yang baru mulai pengobatan hepatitis, setelah di acc oleh spv, buat pengantar tulis di resep kecil utk diserahkan ke poli hepato. - Pasien bisa dikonsulkan ke SPV Poli sesuai jadwal - Pasien yang Hepatitis kronis bila belum masuk masa pengobatan kontrol SGOT/SGPT SAJA, TIDAK USAH YANG LAIN, pemeriksaan disesuaikan dengan guideline, diperiksakan per bulan atau per 3 bulan. - Jika mengMRSkan pasien dari Poli, wajib dilaporkan dulu secara singkat melalui WA, dituliskan indikasi MRS, melengkapi lembar MRS dan transfer. - Tindakan pungsi ascites, saat ini dilakukan di poli hepato, tidak lagi dilakukan di Poli gastro, membuat pengantar ke poli hepato untuk ascites, ditulis di casemix tindakan evakuasi ascites, pasien harus diantar pekarya dan membawa status pink. Tidak boleh pasien berangkat sendiri tanpa didampingi pekarya. - Pasien yang indikasi endoskopi dan kolonoskopi, dibuatkan pengantar (form sudah ada di Meja Poli Gastro), tulis tindakan endoskopi/kolonos di casemix, dan pasien diminta mendaftar ke endoskopi, dituliskan di pengantarnya assessment dan dituliskan rujukan dari dokter siapa jika ada. Jangan lupa diresepkan Mouth Piece & underpad untuk endoskopi - Pasien dengan Hep B harus diKIE untuk memeriksakan status hepatitis pasangan seksualnya dan juga anaknya. Pasien harus menggunakan kondom. - Pasien dengan Hep C dalam masa pengobatan, DILARANG hamil, dikarenakan tidak ada regimen yang aman untuk ibu hamil (KIE penundaan kehamilan). - Pasien Hep C harus diyakinkan BERSEDIA MENJALANI PENGOBATAN, karena obat mahal, sekitar 7 juta setiap bulannya, dan ada beberapa pasien yang DO. - Tindakan harus ditulis di casemix lembar putih dibawakan sampai ke endoskopi 2. Ilmiah di gastro : journal reading dan MIPI, akan dibagikan pembimbingnya oleh Mba Laili, sangat mungkin mendapatkan tugas tambahan berupa Lapsus jika ada kasus atau pasien yang menarik 3. Perhatian untuk kolonoskopi : - Bila dr. Supriono utk kolonoskopi, dipastikan paginya BAB pasien sudah bersih, jika perlu di RT dulu, klo masih kotor bisa ditambahkan glycerin paginya. Krn klo masih kotor saat tindakan bisa lgs mempengaruhi mood beliau. - Memastikan pasien yang akan dikolonoskopi bersih adalah tugas PPDS Gastro ruang terkait dan PPDS Gastro di endoskopi - Pasien rujukan jg tetap harus dipastikan kebersihannya jika mau kolonoskopi - Tips jika masih kotor, berikan minum sebanyak banyaknya, jika perlu pasang NGT. 1 jam kemudian diberikan glycerin 4. Perhatian untuk endoskopi/EUS: - Pasien telah dipuasakan (Termasuk makan dan minum) - Setiap pasien dari ruangan yang mau endoskopi diresepkan Mouth piece No. II, disuruh beli underpad (2 buah) sehingga saat endoskopi sudah ada dan lengkap alatnya - Bila ada hasil lab dan pemeriksaan penunjang lain (USG, CT Scan) dicatat di status endoskopi 5. Jika ADA ILMIAH di hari selain poli SEMUA PPDS Gastro WAJIB IKUT kecuali 1 orang standby yang di Poli Hepato, jika berhalangan karena ada visite atau tindakan lain, tetap ijin ke chief disiplin. Jika ada Ilmiah di hari Poli, yang mengikuti Ilmiah adalah yang bertugas di Hepato 6. Jika ada senior yang TA dengan pembimbing SPV Gastro, pada hari kesekian sebelum presentasi resmi, akan dilakukan GR di Endoskopi, semua PPDS Gastro wajib ikut, kecuali jika ada pelayanan di Poli Gastro. 7. Pembagian SPV sebagai DPJP ruangan akan dibagikan oleh Mba Denis setiap awal bulan. Umumnya akan berganti setiap 1 minggu. 8. DPJP Gastro bersifat SPO, dari awal masuk IGD sampai dengan KRS. Bisa Raber dengan cara dikonsultasikan bila SPV berhalangan karena pergi/lainnya ada surat pelimpahan DPJP. Disiapkan oleh PPDS Stase Gastro 9. Pesan dr. Supriono setiap ppds yg pegang pasien harus mengikuti pasien tersebut dari awal hingga akhir (sampe KRS/meninggal). Maksudnya jika pasien tersebut awalnya di 26 kemudian pindah ke ruang belakang, bila sewaktu-waktu dr. Supriono tanya mengenai progress pasien tersebut maka PPDS awal yang merawat di Ruang 26 harus tahu progressnya. 10. Apabila dijapri SPV untuk visit maka PPDS Gastro yang lain tidak wajib ikut namun lebih baik jika ikut, yang wajib ikut adalah PPDS yang di WA SPV, kecuali apabila diminta. Atau pada jam bebas tugas poli dan tidak ada ilmiah. Sedangkan apabila di jam pelayanan poli PPDS lain yang TIDAK DIMINTA IKUT VISITE tidak perlu meninggalkan pelayanan (poli gastro atau jadwal tindakan endoskopi). 11. Ada status gastro yang harus diisi dan dikumpulkan. Nanti kertasnya diberikan oleh Mba Denis kemudian diperbanyak sendiri. Semua pasien harus dibuat baik leader maupun raberan. Bila dengan dokter Supri bila konsul tatap muka harus dengan membawa status Gastro. Status Gastro wajib dibuat oleh Seksi Gastro dan tidak boleh didelegasikan ke dokter ruangan. 12. Setiap pagi sebelum jam 10 pagi PPDS Gastro update pasien di grup Stase Gastro, termasuk laporan pasien pindah ruang, meninggal, atau KRS WAJIB di wa ke mbak Denis sebelum jam 10 supaya diketik dan bisa di upload laporan terbaru di grup. Bila terlambat konfirmasi ke Mba Denis harap posting ralat di grup SPV. 13. Untuk konsul atau melaporkan pasien ke dr.Supriono harus fotokan status yang ditulis yaitu F6.1. Bila gawat atau pun tidak dijawab harap telpon, izin dulu untuk menelepon. Sesekali dr. Supriono sore akan mengajak visit keliling pasien gastro dari Ruang 26 sampai belakang. 14. Jika saat fasilitator MR adalah dr. Bogi, diharapkan semua PPDS Gastro mengikuti MR terlebih dahulu, dan dapat meninggalkan ruang MR saat pukul 08.00 atau saat ada tindakan endoskopi lain pagi hari tersebut. 15. Semua tindakan di Gastro ada buku dan laporannya, wajib ditulis oleh PPDS Seksi: laporan pungsi abses liver, pemasangan flow care, dll. Contoh laporan ada di ruang belajar, bisa tanya ke Mba Denis. Jika tidak ada lembar laporannya, dapat meminta ke mbak Arin atau mbak Denis 16. Jika tidak ada tugas Poli atau Ilmiah SEMUA PPDS GASTRO WAJIB BERKUMPUL DI RUANG BELAJAR DI ENDOSKOPI, standby hingga pukul 15.00 atau hingga SPV telah pulang. 17. Semua PPDS seksi Gastro harus tau tindakan APAPUN yang akan dilaksanakan PADA PASIEN SIAPAPUN, baik Nama, jenis tindakan, tempat dan waktu tindakan 18. OPERAN PASIEN HARUS JELAS, BILA ADA PASIEN PINDAH BAIK RABER MAUPUN LEADER DI INTERN PPDS GASTRO HARUS TAHU DAN SPV GASTRO HARUS TAHU. 19. EUS - Persiapan sama seperti endoskopi - PPDS bertugas untuk foto-foto layar EUS dan juga untuk membantu mengoperasikan mesin EUS - Setelah itu foto-foto dikirimkan ke Mba Arin untuk dibuat laporannya - Kertas format laporan dapat diambil di rak kertas bersamaan dengan formulir status endoskopi dan lain-lain 20. ERCP : a. Persiapan ERCP - Pasien pro MRCP pro ERCP, permintaan radiologi harus di TTD dr. Syifa langsung dan dibawa ke dr. Era, Sp.Rad atau dr. Islana, Sp.Rad agar dapat jadwal segera (disegerakan) - Pastikan pasien telah ada MRCP. (Jika ada pasien yang sudah MRCP, pasien harus KRS dulu baru bisa ERCP karena pagu BPJS tidak cukup bila MRCP lanjut ERCP dalam 1 waktu MRS) - Memastikan pasien layak atau tidak dan mengonsultasikan ke SPV adalah tanggung jawab seksi Gastro - Membuat laporan ERCP berupa PPT dengan format seperti laporan jaga, dari anamnesa, pemeriksaan fisik hingga POMR. Sudah harus jadi H – 2 sebelum ERCP, di print, hard copy diberikan ke dr Syifa dan soft copy dikirim email - Memastikan ke SPV terkait kapan tindakan ERCP dilakukan dan jam berapa - PPDS yang bertanggung jawab mendaftarkan pasien ke OK sentral dengan permintaan sesuai form terlampir. - PPDS yang bertanggung jawab mengonsulkan pasien ke anestesi segera setelah pasien MRS - Konfirmasi dengan Pak Setyo jika jadwal sudah dapat. Terkadang perlu juga konfirmasi pada Pak Pandoyo perawat OK terkait jadwal. - Agar memudahkan, sebelum ERCP pastikan Hb> 10, Alb> 2,5, Ur/Cr dbn agar tidak ribet nantinya dengan anestesi, untuk amilase dan lipase dapat ditanyakan terlebih dahulu ke SPV apakah diperlukan atau tidak. - H-1 pasien biasanya diberikan profilaksis ceftriaxone 1x1 gram dan ketoprofen supp (dibawa ke OK ) buscopan inj No. III + dysflatil No. V (digerus) Keduanya dibawa ke OK. - Alat harus sudah siap di APOTEK OK jam 12 siang 1 hari sebelumnya supaya bisa dicek kelengkapan oleh perawat Gastro (biasanya Bu Anjar yg mengecek) dibantu PPDS Seksi pastikan resep ke bu Anjar sehari sebelumnya. b. Saat ERCP - SEMUA pemeriksaan penunjang : MRCP, USG, CXR, WAJIB dibawa ke OK, laporan PPT - PPDS gastro yg memiliki pasien dan dokter ruangan ikut masuk ke OK. Pastikan pasien 1 jam sebelum tindakan sudah berada di OK untuk premed. Sehingga saat jam yg sudah ditentukan, pasien sudah siap tindakan di meja operasi - Perawat OK/Sie gastro sebelum tindakan membuka kata2 sbb : “Selamat pagi dokter, dan bapak Ibu sekalian. Hari ini kita akan melakukan ERCP. Pasien atas nama …/usia …/ Rencana pasang stent atau evaluasi dengan operator dr. Syifa MustikaSpPD dengan asisten operator Pak Setyo, anestesi dr.. dan DPJP anestesi… Mari kita berdoa agar dapat berjalan dengan lancar. Berdoa dipersilahkan” - Tugas ppds memfoto layer, (utamanya: memfoto ampula normal, memfoto fluoroskopi saat kontras masuk, memfoto saat tindakan baik pasang stent atau tampak batu, dan lain2 tentatif). Pakai kamera HP yg memiliki resolusi bagus karena gambar akan diprint sebagai laporan. - Bawa lembar hasil ERCP (di Mbak Arin) - Saat keluar ruang OK, pastikan sudah membawa lembar biru laporan operasi, site marking dan mintakan tanda tangan ke SPV. - Pasien saat di ruang premed, bantu ppds anes juga utk mendorong ke OK. Lalu setelah selesai tindakan, pastikan pasien sudah sadar dan dibawa ke RR, baru ditinggal. c. Setelah ERCP - Menulis laporan ERCP, melengkapi administrasi (foto billimg tindakan kertas segiempat ada kode tindakan dan billing). - Membuat laporan ERCP seperti format sebelumnya, diprint berwarna. Susunan kalimatnya dicoba membuat sendiri, lalu konsulkan (lembar hasil ERCP yang ditulis tangan DPJP, dikasi ke mbak Arin) - Konsulkan foto mana yang dipakai sebagai hasil ERCP, untuk jaga2 ada 2 HP yg dipakai foto agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan - Laporan ERCP harus sudah dibuat pada hari saat ERCP selesai dan foto yg dicantumkan di laporan sudah dipilih dan disetujui oleh dr Syifa - Laporan ERCP di print 3, 1 diletakkan di status, 1 diberikan dan dibawa pulang pasien, 1 arsip di gastro. HASIL ERCP yang dibawa pulang pasien WAJIB DISERAHKAN SEBELUM PASIEN KRS, JADI LAPORAN ERCP HARUS SUDAH JADI SETELAH ERCP (PADA HARI YANG SAMA) DAN DITANDATANGANI OLEH SPV. SEHINGGA BISA DISERAHKAN SEBELUM PASIEN KRS. - Cek amylase, lipase post tindakan (ditanyakan terlebih dahulu, apakah perlu dicek, karena tidak rutin. Biasanya dr. Syifa minta 12 jam post tindakan). Laporkan secara berkala kepada SPV tentang pasien pasca tindakan karena rentan terjadi pancreatitis atau komplikasi lainnya. - MENGISI BUKU ERCP 21. Resep ERCP - Spuit 20 cc no. II - Hipafix 5 cm No. I - Spuit 10 cc/5 cc/3 cc No. X/V/III - Aqua bides (WFI) No. VIII - Blood set No. I - Transofix No. II - Venflon 20 No. I - O2 nasal canule No. I - O2 NRBM No. I - Mouth piece No. II - NaCl 500 cc No IV tutup karet (Ecosol) - Buscopan Inj. No III (Bawa sendiri ke OK) - Water 1000 cc No. II - Dysflatyl tab No. V digerus dibuat bubuk sejumlah 5 (bawa sendiri ke OK) - Underpad III - Ceftriaxone - Ketoprofen Supp (Bawa sendiri ke OK/di Apotek OK juga ada) 22. Kemana pun pergi, PPDS harus ijin, bisa ke Mba Admin atau perawat, yang pasti PPDS harus diketahui di mana jejaknya 23. Mohon ditengok tempelan-tempelan di whiteboard, berisi protap tertentu
Bila masih ada hal-hal yang kurang jelas dapat ditanyakan.
Terima kasih.
Lampiran: 1. Template laporan post ERCP (word) 2. Contoh review pre ERCP (ppt) 3. Alur dan Jadwal Tindakan (word) 4. Panduan singkat kasus-kasus sering (word) 5. Contoh Laporan post ERCP (PDF)