NIM : 043425791
TUGAS : 1(SATU)
Tugas 1.
1. Salah satu ciri sistem sosial budaya masyarakat adalah bersifat dinamis, artinya
cenderung mengalami perubahan, uraikan pendapat anda faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan terjadinya perubahan dalam sistem sosial budaya masyarakat Indonesia,
jelaskan jawaban anda dengan memberi contoh nyata dalam kehidupan sosial
masyarakat!
2. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang ditandai dengan keanekaragaman suku,
agama, ras dan antargolongan, heterogenitas masyarakat merupakan sebuah
keniscayaan, namun kecenderungan akibat adanya keragaman dan perbedaan adalah
terjadilah disintegritas sosial/konflik sosial antar sesama warga, pertanyaannya adalah
bagaimanakah upaya atau strategi yang harus dilakukan oleh bangsa baik bagi
pemerintah maupun warga negara guna menciptakan persatuan, sehingga mampu
meminimalisir terjadinya konflik sosial di tengah kehidupan sosial masyarakat?
kaitkan jawaban anda dengan paham pluralisme.
3. Indonesia dikenal dengan adanya keanekaragaman etnis. Keanekaragaman etnis
tersebut nampak dengan adanya keragaman budaya yang dihasilkan didalamnya,
mulai sabang sampai merauke. Pertanyaannya adalah bagaimana pola hubungan antar
etnis yang berada di Indonesia? jelaskan jawaban anda dengan memberikan satu
contoh kasus hubungan antar etnis dan upaya dalam menjaga integrasi Indonesia
melalui hubungan antar etnis tersebut!
Jawaban:
1. Perubahan sosial budaya biasanya terjadi karena adanya dorongan dari beberapa
faktor, baik yang berasal dari dalam masyarakat (internal) maupun yang berasal dari
luar masyarakat (eksternal). Faktor-faktor internal, misalnya:
1) Perubahan aspek demografi (bertambah dan berkurangnya penduduk),
2) Konflik antar-kelompok dalam masyarakat,
3) Terjadinya gerakan sosial dan/atau pemberontakan (revolusi), dan
4) Penemuan-penemuan baru, yang meliputi:
Discovery, atau penemuan ide/alat/hal baru yang belum pernah ditemukan
sebelumnya,
Invention, penyempurnaan penemuan-penemuan pada discovery oleh
individu atau serangkaian individu, dan
Inovation, yaitu diterapkannya ide-ide baru atau alat-alat baru
menggantikan atau melengkapi ide-ide atau alat-alat yang telah ada.
Sedangkan faktor-faktor eksternalnya dapat berupa:
1) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain, yang meliputi proses-proses difusi
(penyebaran unsur kebudayaan), akulturasi (kontak kebudayaan), dan asimilasi
(perkawinan budaya),
2) Perang dengan negara atau masyarakat lain, dan
3) Perubahan lingkungan alam, misalnya disebabkan oleh bencana.
Contoh nyata dari perubahan sistem sosial budaya masyarakat di Indonesia, saya akan
mengambil dari salah satu faktor yang sudah saya jabarkan, yaitu karena pengaruh
kebudayaan masyarakat lain. Karena teknologi sudah maju, maka masyarakat semakin
dimudahkan dalam mencari atau mendapatkan informasi tentang suatu negara atau
kebudayaan negara lain, seperti tren berpakaian disana, bahasa yang mereka gunakan,
tradisi atau kebiasaan disana, dan lain-lain. Bahkan tidak hanya tentang informasi
tentang negara tersebut saja yang kita dapatkan, tapi kita juga dapat berkomunikasi
dengan warga negara dari negara tersebut. Dari kejadian-kejadian itulah sistem sosial
budaya dapat berubah.
2. Upaya atau strategi untuk meminimalisir terjadinya konflik sosial, yaitu masyarakat
perlu mengembangkan sikap saling menghargai berbagai keragaman yang ada dalam
masyarakat. Kita boleh saja membanggakan kelompok kita, namun tidak boleh
berlebihan, apalagi sampai merendahkan kelompok yang lain. Sikap seperti itu
tentunya akan menimbulkan perpecahan. Alangkah baiknya apabila kita menghormati
dan menghargai budaya daerah lain. Hal ini harus dilakukan agar bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang besar dan maju serta disegani oleh bangsa lain. Apabila tidak
mampu untuk menerima, kita hanya perlu untuk tidak berkomentar yang mengandung
unsur provokatif.
3. Hubungan antar etnik hanya bisa terjadi ketika setiap kelompok etnik terlibat dalam
pertukaran sosial, kerjasama, persaingan serta konflik, dan ketika keterlibatan setiap
kelompok etnik itu dibatasi oleh faktor status, peran, kelompok, jaringan interaksi,
dan institusi sosial. Hubungan antar etnik dapat terjadi di mana saja, seperti dalam
pergaulan sosial, kehidupan bertetangga, dalam kegiatan perdagangan, dan
sebagainya. Pola hubungan sosial antar golongan etnik biasanya juga diwarnai oleh
keanekaragaman latar belakang daerah asal dan kebudayaan daerah yang mereka
kembangkan di lingkungan yang kompleks ini. Latar belakang kebudayaan tersebut
merupakan dasar dari perwujudan nilai budaya yang mereka gunakan sebagai
identitas etnik, alat pelestari keberadaan suku bangsa, serta antisipasi bagi perubahan
sosial yang mungkin timbul seketika.
Contoh kasus hubungan antar etnis, yaitu proses komunikasi akomodasi antarbudaya
etnis cina dan etnis jawa di perusahaan Karangturi Group Purwokerto. Karangturi
Group merupakan sebuah tempat usaha bisnis di Purwokerto yang sudah mengalami
akulturasi kebudayaan Cina dan Jawa. Pemilik perusahaan yang berkebudayaan Cina
dapat berkomunikasi dan hidup berdampingan dengan para karyawannya yang
berkebudayaan Jawa dengan sangat harmonis. Mereka menjalin komunikasi yang baik
tanpa memandang kebudayaan mereka. Saling menghargai dan menghormati antar
karyawan ataupun pemilik kepada karyawannya. Perusahaan ini selalu mementingkan
toleransi antara yang satu dengan yang lain, tanpa memandang suku, ras, agama atau
kebudayaan. Hidup berdampingan seperti sebuah keluarga besar perusahaan yang
bahu-membahu meningkatkan setiap kualitas kerja dan komunikasi antarkaryawan,
dan karyawan kepada pemilik atau pemilik kepada karyawan.