Pendidikan Anti Korupsi Dan Cara Mengatasinya
Pendidikan Anti Korupsi Dan Cara Mengatasinya
Si, MH
OLEH :
2022
DR. H. HUSEN SARUJIN, SH, MM, M.Si, MH
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan
sahabatnya. Berkat rahmat dan hidayahnyalah akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah yang membahas tentang “Pendidikan anti korupsi
dan cara pencegahannya ” ini.
2. Bapak Dr. H. Husen Sarujin, SH, MM, M.Si, MH selaku dosen penyusun
makalah ini.
Dalam makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami
nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun
dan para pembaca pada umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
A. LATAR BELAKANG................................................................................................................5
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................14
C. TUJUAN.............................................................................................................................14
BAB II.................................................................................................................................................15
PEMBAHASAN.................................................................................................................................15
A. PENGERTIAN KORUPSI....................................................................................................15
1. Apa itu korupsi ?................................................................................................................15
2. Jenis-jenis korupsi............................................................................................................17
B. PENGERTIAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI.................................................................18
a. Nilai-nilai pendidikan anti korupsi....................................................................................19
b. Tujuan pendidikan anti korupsi........................................................................................20
C. KASUS KORUPSI YANG TERJADI DI INDONESIA...................................................21
a. Faktor penyebab terjadinya korupsi di indonesia.........................................................21
1. Sifat Serakah Manusia.........................................................................................................21
2. Gaya Hidup yang Konsumtif...............................................................................................21
3. Dorongan Keluarga..............................................................................................................21
4. Aspek Pemahaman Masyarakat Terhadap Korupsi........................................................21
5. Aspek Ekonomi.....................................................................................................................21
6. Aspek Politis..........................................................................................................................22
7. Aspek Organisasi..................................................................................................................22
b. Teori penyebab korupsi....................................................................................................22
1. Teori Penyebab Korupsi Menurut Jack Bologne (GONE)...............................................22
2. Teori Penyebab Korupsi Robert Klitgaard (CDMA).........................................................22
3. Teori Penyebab Korupsi Menurut Donald R. Cressey Fraud.........................................23
4. Teori Cost-Benefit Model.....................................................................................................23
5. Teori Willingness and Opportunity to Corrupt...................................................................23
c. Kasus korupsi di indonesia..............................................................................................23
D. MENANAMKAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI JIWA PEMUDA.........................25
E. PENCEGAHAN KORUPSI..................................................................................................28
Peran masyarakat dalam membasmi korupsi.......................................................................30
BAB III................................................................................................................................................32
3
PENUTUP..........................................................................................................................................32
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................32
B. SARAN...................................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................34
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah Korupsi telah menjadi perhatian semua pihak pada saat ini.
Bentukbentuk dan perwujudan korupsi jauh lebih banyak daripada kemampuan
untuk melukiskannya. Iklim yang diciptakan oleh korupsi menguntungkan bagi
tumbuh suburnya berbagai kejahatan.1 Korupsi pun menjadi permasalahan yang
sungguh serius dinegeri ini. Kasus korupsi sudah tidak terhitung lagi jumlahnya.
Berkembang dengan pesat, meluas dimana–mana, dan terjadi secara sistematis
dengan rekayasa yang canggih dan memanfaatkan teknologi modern. Kasus
terjadinya korupsi dari hari kehari kian marak. Hampir setiap hari berita tentang
korupsi menghiasi berbagai media. Bahkan Korupsi dianggap biasa dan
dimaklumi banyak orang sehingga masyarakat sulit membedakan nama
perbuatan korup dan mana perbuatan yang tidak korup. Meskipun sudah ada
komisi pemberantasan korupsi (KPK) dan beberapa instansi antikorupsi lainnya,
faktanya negeri ini menduduki rangking teratas sebagai negara terkorup di dunia.
Tindak korupsi di negeri ini bisa dikatakan mulai merajalela, bahkan menjadi
kebiasaan, dan yang lebih memprihatinkan adalah korupsi dianggap biasa saja
atau hal yang sepele. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk
mencegah terjadinya korupsi, namun tetap saja korupsi menjadi hal yang sering
terjadi. Memerangi korupsi bukan cuma menangkapi koruptor. Sejarah mencatat,
dari sejumlah kejadian terdahulu, sudah banyak usaha menangkapi dan
menjebloskan koruptor ke penjara. Era orde baru, yang berlalu, kerap
membentuk lembaga pemberangus korupsi. Mulai Tim Pemberantasan Korupsi
di tahun 1967, Komisi Empat pada tahun 1970, Komisi Anti Korupsi pada 1970,
Opstib di tahun 1977, hingga Tim Pemberantas Korupsi. Nyatanya,
penangkapan para koruptor tidak membuat jera yang lain. Koruptor junior terus
bermunculan.2 Upaya pemberantasan korupsi semata-mata hanya lewat
penuntutan korupsi, padahal yang perlu saat sekarang ini adalah kesadaran
setiap orang untuk taat pada undang-undang korupsi.3 Bangsa Indonesia
sekarang butuh penerus bangsa yang berakhlak mulia, dalam artian mempunyai
sikap dan perilaku yang baik. Kesadaran tersebut membuat pemerintah memutar
5
otak untuk bagaimana menciptakan hal tersebut. Lebih khusus kepada
penanaman nilai antikorupsi pada setiap individu putra bangsa. Namun
masalahnya adalah Membentuk hal tersebut tidaklah mudah seperti
membalikkan telapak tangan. Generasi sekarang memang masih mengalaminya
(korupsi), tetapi generasi yang akan datang, semoga dikabulkan Tuhan dengan
kerja keras semuanya, hanya akan melihat kejahatan korupsi, kemiskinan dan
ketimpangan sosial pada deretan diorama di Museum Nasional. Harapan
segenap bangsa ini adalah dimana korupsi tidak akan terjadi lagi digenerasi
berikutnya. Lain sisi, penindakan korupsi sekarang ini belum cukup dan belum
mencapai sasaran, hingga pemberantasan korupsi perlu ditambah dengan
berbagai upaya di bidang pencegahan dan pendidikan. Menanggapi masalah
tersebut beberapa kalangan elemen masyarakat mengungkapkan bahwa ada
kekeliruan dalam upaya pemberantasan korupsi oleh pemerintah, karena
fokusnya hanya kepada menindak para koruptor. Seperti apa yang dikatakan
oleh M. Zaki:
7
Sejak reformasi bergulir tahun 1998 yang lalu hingga kini, berita tentang
korupsi makin gencar. Berbagai harian (surat kabar) di Indonesia hampir tiap hari
dalam terbitannya memberitakan peristiwa korupsi. Dalam berita tersebut,
korupsi tidak hanya melanda kehidupan politik, tetapi juga ekonomi dan sosial.
Pelaku yang ditindak oleh aparat tidak hanya para pelaku bisnis, tetapi juga
mereka yang berasal dari kalangan birokrasi dan pemerintahan, DPR, DPRD,
bahkan pula kalangan kampus perguruan tinggi dan sekolah. Rakyat kecil pun,
seperti pedagang beras, pedagang buah, kondektur bus, sopir angkutan, dan
tukang becak pun turut melakukan korupsi kecil-kecilan. Korupsi tampaknya
sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Korupsi sesungguhnya bukan
merupakan penyakit di luar diri bangsa. Ia adalah penyakit bawaan, sebab benih-
benih korupsi sudah ada dalam tubuh bangsa Indonesia tidak hanya pada
masamasa ketika Indonesia dijajah bangsa kolonial, tetapi juga sudah
berlangsung pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan nusantara.
13
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
14
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KORUPSI
Korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio atau corruptus yang kemudian
dikatakan bahwa corruptio berasal dari bahasa Latin yang lebih tua, yaitu
corrumpere. Secara harfiah, korupsi adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, dan penyimpangan dari kesucian.
15
Korupsi adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin corruptio dari kata kerja
corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik,
menyogok, mencuri, maling. Menurut kamus Oxford, pengertian korupsi adalah
perilaku tidak jujur atau ilegal, terutama dilakukan orang yang berwenang.
Dalam arti yang luas, pengertian korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi
untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan rentan korupsi
dalam praktiknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam
bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima
pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya.
16
2. Jenis-jenis korupsi
Masih mengutip buku 'Teori & Praktik Pendidikan Anti Korupsi' menurut studi yang
dilakukan oleh Transparency International Indonesia, praktik-praktik korupsi, meliputi
manipulasi uang negara, praktik suap dan pemerasan, politik uang, dan kolusi
bisnis. Pada dasarnya praktik korupsi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yakni :
1. Penyuapan (Bribery)
2. Penggelapan/Pencurian (Embezzlement)
3. Penipuan (Fraud)
4. Pemerasan (Extortion)
Korupsi dalam bentuk pemerasan merupakan jenis korupsi yang melibatkan aparat
17
dengan melakukan pemaksaan untuk mendapatkan keuntungan sebagai imbal jasa
pelayanan yang diberikan. Pada umumnya, pemerasan dilakukan from above, yaitu
dilakukan oleh aparat pemberi layanan terhadap warga.
5. Favoritisme (Favortism)
Hari-hari ini kita menyaksikan berita tentang tindak pidana korupsi dan perilaku
koruptif di mana-mana. Terjadi di hampir semua daerah di Tanah Air, di semua level,
dan di semua segi kehidupan dengan beragam jenis, modus, dan kompleksitas.
Perilaku koruptif telah merasuki semua elemen bangsa. Padahal kita semua tahu
bahwa korupsi adalah perilaku yang tidak bermoral. Sebuah ironi.
Muara dari persoalan korupsi adalah hilangnya nilai-nilai antikorupsi (jujur, peduli,
mandiri, disiplin, tanggung- jawab, kerja keras, sederhana, berani, adil) dari dalam diri
individu. Ketika hari-hari ini kita menyaksikan kasus-kasus korupsi kian marak, meluas
dan beragam, serta perilaku saling tidak percaya, saling menyalahkan, lepas
tanggungjawab, mencari jalan pintas, arogan, inkonsisten, dan rupa-rupa perilaku tak
pantas lainnya kian menyesakkan dada, kita sadar budaya antikorupsi kita menghilang.
Kemanakah budaya antikorupsi kita?
Di satu sisi Bangsa kita memiliki kelemahan perilaku yang diwariskan sebagai hasil
penjajahan. Sejak lama kita sadari kelemahan ini. Mental menerabas, tidak menghargai
waktu, meremehkan mutu, tidak percaya diri, dan banyak lagi.
Sementara di sisi lain, dunia pendidikan yang diharapkan menjadi penguat budaya
antikorupsi makin dirasakan tidak konsisten dalam menjalankan fungsinya. Proses
18
pendidikan seperti mementingkan penguasaan pengeta- huan semata ketimbang
membiasakan perilaku baik. Sekalipun sekolah mengimplementasikan berbagai
kegiatan sejenis, akan tetapi hal tersebut dilaksanakan seolah terpisah dari proses
pembelajaran yang utuh.
Oleh karena itu, inilah saatnya untuk mengembalikan sekolah sebagai lokomotif
penguatan budaya antikorupsi untuk jangka panjang. Kita awali dengan melakukan
Pendidikan Antikorupsi yang dimotori oleh satuan pendidikan. Pendidikan anti
korupsi adalah program pendidikan tentang korupsi yang bertujuan untuk
membangun dan meningkatkan kepedulian warganegara terhadap bahaya dan
akibat dari tindakan korupsi.
1 . Kejujuran
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
2. Kepedulian Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakatyang membutuhkan
3. Kemandirian Sikap dan perilaku yang tidak mudah pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas
19
6. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguhdalam menatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-
baiknya
7. Kesederhanaan Bersahaja, sikap dan perilku yang tidak berlebihan, tidak banyak
seluk beluknya, tidak banyak pernik , lugas, apa adanya, hemat sesuai kebutuhan,
dan rendah hati
8. Keberanian Mempunyai sifatyang mantap dan rasa percaya diri yang besar
dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb (tidak takut, gentar), dan pantang mundur
9. Keadilan Sama beat, tidak berat sebelah, tidak pilih kasih, berpihak pada
kebenaran,, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, netral, objektif, dan proporsional.
Pendidikan anti korupsi merupakan salah satu pendidikan karakter , yang bertujuan
unuk memperbaiki karakter bangsa dengan titik tekan agar generasi muda tidak
melakukan dan berkata “tidak”untuk korupsi.
20
a. Faktor penyebab terjadinya korupsi di indonesia
1. Sifat Serakah Manusia
Faktor internal penyebab terjadinya korupsi yang pertama, yaitu karena adanya
sifat serakah manusia. Setiap manusia memiliki sikap serakah, selalu merasa tidak
berkecukupan, dan memiliki hasrat besar untuk memiliki segalanya. Jika tidak dapat
mengendalikan diri, maka korupsi akan terjadi dari diri sendiri.
Demi diterima dalam lingkungan sosial, banyak orang memilih untuk melakukan
gaya hidup yang konsumtif. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya korupsi secara
disadari. Perilaku konsumtif adalah perilaku yang suka membeli barang-barang tidak
penting, dengan harga yang mahal maupun ekonomis. Perilaku ini dilakukan untuk
memenuhi semua keinginan yang sementara.
3. Dorongan Keluarga
Karena memiliki jabatan yang tinggi, ada beberapa orang yang menyelewengkan
jabatannya untuk korupsi. Bahkan pelaku tindak pidana korupsi mendapatkan
dorongan dari keluarganya untuk melakukan perbuatan tersebut. Hal ini tentu saja
didasari dengan alasan memenuhi kebutuhan keluarga.
Adanya aspek pemahaman masyarakat yang kurang terhadap korupsi, bisa menjadi
penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dasari karena masyarakat tidak sadar kalau
terlibat dalam korupsi, atau menjadi korban utama dalam tindak pidana korupsi.
Masyarakat juga kurang paham, jika korupsi dapat dicegah dan diberantas.
5. Aspek Ekonomi
Penyebab terjadinya korupsi paling sering karena adanya aspek ekonomi. Karena
banyaknya kebutuhan untuk hidup dan merasa memiliki pendapatan yang kurang,
sehingga ada sebagian orang yang nekat melakukan korupsi. Aspek ekonomi bisa
21
menjadi dasar manusia merasa terdesak untuk mengambil jalan pintas, demi
mencukupi kebutuhan dan keinginannya.
6. Aspek Politis
7. Aspek Organisasi
Penyebab terjadinya korupsi yang terakhir, yaitu karena aanya aspek organisasi.
Biasanya hal ini akan didukung karena organisasi tersebut tidak memiliki aturan
yang kuat. Organisasi juga tidak memiliki pemimpin yang dapat diteladani.
Parahnya, organisasi tidak memiliki lembaga pengawasan dan sistem pengendalian
manajemen yang lemah.
22
disimpulkan bahwa korupsi terjadi karena disebabkan oleh faktor kekuasaan dan
monopoli yang disertai adanya akuntabilitas.
23
Kasus Korupsi berhasil diungkap oleh lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK). Beberapa kasus besar yang sangat banyak merugikan Negara ini sangat
memecahkan rekor dengan nilai yang fantastis.
Soeharto
Mantan Presiden kedua kita yaitu Soeharto telah melakukan tindak pidana korupsi
terbesar dalam sejarah dunia. Perkiraan harta Negara yang telah dicuri oleh
Soeharto sekitar 15 hingga 35 miliar dollar AS atau sekitar Rp.490 triliun.
Kasus BLBI
Kasus korupsi Bantuan Likuiditas Nak Indonesia (BLBI) menjadi salah satu kasus
korupsi terbesar yang ada di Indonesia. BLBI adalah program pinjaman dari Bank
Indonesia kepada sejumlah bank yang mengalami masalah pembayaran kewajiban
saat menghadapi krisis moneter 1998. Bank yang telah mengembalikan bantuan
mendapatkan Surat Keterangan Lunas (SKL), namun belakangan diketahui SKL itu
diberikan sebelum bank tertentu melunasi bantuan. Menurut keterangan dari KPK
kerugian negara akibat kasus megakorupsi ini mencapai Rp 3,7 triliun.
Asabri
Kasus PT Asabri menjadi sorotan meskipun belum diketahui secaa pasti, namun
total kerugian Negara diyakini mencapai Rp.10 triliun.
Jiwasraya
Kasus korupsi yang menjerat PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menjadi sorotan
publik . Jiwasraya sebelumnya mengalami gagal bayar polis kepada nasabah terkait
investasi Saving Plan sebesar Rp.12,4 triliun. Produk tersebut adalah asuransi jiwa
berbalut investasi hasil kerja sama dengan sejumlah bank sebagai agen penjual.dan
akibatnya, negara mengalami kerugian lebih dari Rp 13,7 triliun.
Kasus E-KTP
Kasus pengadaan E-KTP menjadi kasus korupsi yang paling fenomenal. Kasus ini
menyeret Mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto yang telah bergulir
sejak 2011 dengan total kerugian negara mencapai Rp 2,3 triliun.
24
Ada sekitar 280 saksi yang telah diperiksa KPK atas kasus ini dan hingga kini ada 8
orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Pelindo II
Ada empat proyek di PT Pelindo II yang menyebabkan kerugian negara mencapai
Rp 6 triliun. Empat proyek tersebut di luar proyek pengadaan mobile crane dan quay
crane container yang dugaan korupsinya ditangani oleh Bareskrim Polri dan KPK.
Kasus ini menyeret nama mantan Dirut PT Pelindo RJ Lino yang telah ditetapkan
tersangka sejak 2015 lalu. Dalam kasus ini, Lino juga diduga menyalahgunakan
wewenangnya dengan menunjuk langsung HDHM dari China dalam pengadaan tiga
unit QCC.
Praktek-paktek korupsi terjadi dihampir semua daerah di tanah air, disemua level
dan disemua segi kehidupan dengan beragam jenis modus dan kompleksitas,
artinya sifat atau perilaku korupsi ini telah merasuki semua elemen bangsa tanpa
mengenal usia, latar belakang, jenis kelamin, ras dan lain sebagianya. Padahal kita
tahu bahwa korupsi adalah perilaku yang tidak bermoral. Muara dari persoalan
korupsi adalah hilangnya nilai-nilai anti korupsi itu sendiri yakni jujur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggungjawab, sederhana, berani, adil dari dalam diri individu. Korupsi juga
menjadi masalah serius dan menjadi bahaya yang harus segera ditangani oleh
seluruh kalangan masyarakat disebabkan kondisi keuangan negara tergerogoti
habis oleh praktek korupsi pejabat negara. Hal ini perlu diatasi secara tepat sebagai
wujud kesadaran kita sebagai masyarakat yang masih rindu akan kemakmuran
bangsa. Lembaga pendidikan menjadi salah satu media strategis dalam rangka
menyuarakan kebaikan serta membekali generasi muda yang bebas korupsi
25
menanamkan nilai-nilai antikorupsi yang dapat dilakukan di sekolah, yaitu:
A. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Materi
Materi yang harus disampaikan sebagai berikut:
26
16. Melakukan control diri terhadap kesederhanaan yang dilakukan
17. Memahami dampak perilaku tidak berdisiplin
b.Metode
Metode penyampaian materi Pendidikan antikorupsi melalui kegiatan ekstrakurikuler
khusus ini menggunakan prinsip “belajar sambil bermain”. Teknik penyampaian
dapat melalui:
27
c. Debat
d. Dan lain-lain
Dengan demikian terjadi proses saling interaktif dan saling menguatkan (mutually
interactive and reinforcing). Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib Pendidikan
Kepramukaan diorganisasikan dalam model blok, model aktualisasi, dan model
regular di gugus depan. Apapun model yang dilaksanakan, Pendidikan antikorupsi
sangat strategis ditanamkan dalam berbagai kegiatan kepramukaan. Hal ini sesuai
dengan prinsip kepramukaan yang menggunakan trisatya dan dasadarma sebagai
ruhnya.
E. PENCEGAHAN KORUPSI
Korupsi memicu kemiskinan dan kerawanan sosial. Oleh karena itu, tindak pidana
korupsi dapat menjadi pangkal dari permasalahan yang lain, termasuk mengganggu
penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan harga kebutuhan pokok. Hal ini
tecermin dari hasil sebuah survei nasional pada November 2021 yang lalu.
Masyarakat menempatkan pemberantasan korupsi sebagai permasalahan kedua
yang mendesak untuk diselesaikan.
28
masyarakat menginginkan harga kebutuhan pokok yang terjangkau sebesar 10,6
persen.
Terlepas dari persepsi antikorupsi yang membaik, Kepala Negara juga menyoroti
indeks persepsi korupsi tahun 2020 Indonesia yang masih tertinggal dibandingkan
dengan negara-negara Asia lainnya. Dari 180 negara Indonesia berada di posisi ke-
102. Adapun Singapura menempati ranking ke-3, Brunei Darussalam ranking 35,
Malaysia ranking 57, dan Indonesia tercecer di ranking 102.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi menekankan perlunya upaya keras untuk
memperbaiki hal tersebut. "Aparat penegak hukum termasuk KPK, sekali lagi jangan
cepat berpuas diri dulu, karena penilaian masyarakat terhadap upaya
pemberantasan korupsi masih dinilai belum baik. Kita semua harus sadar mengenai
ini," tegasnya.
Pencegahan
Perjanjian kerja sama ini sebagai pedoman bagi para pihak dalam rangka kerja
sama pelaksanaan integrasi ALPHA dan LHKPN, mendukung kegiatan pengawasan
29
internal, serta sebagai penyederhanaan administrasi pelaporan kewajiban dari
pejabat dan/atau pegawai di Kementerian Keuangan.
Dengan adanya perjanjian kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
dan integritas data, serta memberikan manfaat optimal bagi Kementerian Keuangan.
Sinergi itu juga dilakukan dengan seluruh kementerian/lembaga pemerintah,
legislatif, yudikatif, BUMN/BUMD hingga pemerintah daerah serta korporasi swasta.
Sebagus apapun sistem pencegahan yang dibangun, tanpa fondasi integritas yang
kuat, pemberantasan korupsi menjadi tak bergigi
Strategi Preventif
1. Memperkuat Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR.
4. Membangun kode etik di sektor partai politik, organisasi profesi, dan asosiasi bisnis.
Di samping itu, dengan peran serta tersebut masyarakat akan lebih bergairah untuk
melaksanakan kontrol sosial terhadap tindak pidana korupsi. Peran serta
masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi
diwujudkan dalam bentuk antara lain mencari, memperoleh, memberikan data atau
informasi tentang tindak pidana korupsi dan hak menyampaikan saran dan pendapat
30
secara bertanggungjawab terhadap pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
korupsi.
31
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
32
B. SARAN
33
DAFTAR PUSTAKA
https://inspektorat.jatengprov.go.id/17/pages/materi-pendidikan-anti-korupsi-kpk
https://lp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/03/Pendidikan-Anti-Korupsi-
Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi.pdf
https://dindik.jatimprov.go.id/pak//blog/1/pengertian-pendidikan-antikorupsi
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5803362/korupsi-pengertian-jenis-dan-cara-
memberantasnya
https://hot.liputan6.com/read/4730252/pengertian-korupsi-menurut-para-ahli-penyebab-
dan-dampaknya
https://www.kompasiana.com/ivena07423/61a0f17762a70442ac00b062/menanamkan-
jiwa-antikorupsi-melalui-pendidikan-antikorupsi
https://m.fimela.com/lifestyle/read/4895746/7-faktor-internal-dan-eksternal-penyebab-
terjadinya-korupsi-di-indonesia
https://www.kompas.com/skola/read/2020/08/12/081500069/bagaimana-caramu-
menanamkan-sifat-antikorupsi-di-kehidupan-sehari-hari
34