Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri

dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer yang

menghasilkan sinar spektrum dengan panjang gelombang yaitu (400 -

800 nm) dan  fotometer adalah alat pengukuran intensitas cahaya

ditransmisikan atau yang diabsorbsi.

Seorang farmasis dituntut harus mampu mengidentifikasi obat-

obat yang akan beredar di kalangan masyarakat, mengenai

pengendalian kualitas dari bahan-bahan farmasi dan sediaan obat

lainnya, sehingga yang nantinya akan menjamin keselamatan

penggunaan obat, dalam hal itulah dilakukanlah analisis kuantitatif

terhadap sediaan.

Dalam ilmu kefarmasiaan spektrofotometri digunakan untuk

menganalisis kadar obat. Spektrofotometri dapat mengindikasikan

bahwa setiap obat harus dapat bekerja secara maksimal dalam tubuh

terutama dalam hal penyerapannya. Spektrofotometri merupakan

metode analisis yang didasarkan pada absorpsi radiasi elektromagnet.

Cahaya terdiri dari radiasi terhadap kepekaan mata manusia.

Gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya

yang berlainan sedangkan campuran cahaya dengan panjang-panjang


ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh

spektrum nampak 400-760 nm. Dalam analisis spektrofotometri

digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah

spektrum ultraviolet itu. Dari spektrumini, dipilih panjang-panjang

gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm.

1.2 Maksud

Memahami dan mengetahui penetapan kadar paracetamol secara

Spektrofotometri UV-VIS

1.3 Tujuan

Untuk menentukan kadar paracetamol dengan metode

Spektrofotometri UV-VIS
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang

kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau

blanko dan suatu alat untuk perbedaan absorbsi antara sampel dan

blanko ataupun pembanding. Spektrofotometer digunakan untuk

mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,

direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang

(Khopkar, 2010).

Spektrofotometri dapat dibayangkan sebagai suatu perpanjangan

dari penilikan visual dimana studi yang lebih terinci mengenai

pengabsorpsian energi cahaya oleh spesies kimia memungkinkan

kecermatan yang lebih besar dalam pencirian dan pengukuran

kuantitatif (Rohman, 2012).

Spektroskopi adalah metode penelitian yang didasarkan pada

interaksi antara materi dengan cahaya. Bila materi disinari cahaya,

maka ada kemungkinan bahwa cahaya akandiserap, dihamburkan,

dipantulkan, dibelokkan, atau diubah sudut getarnya. Spektrofotometri

merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsi radiasi

elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap kepekaan mata

manusia. Gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan


cahaya yang berlainan sedangkan campuran cahaya dengan panjang-

panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh

spektrum nampak 400-760 nm (Gandjar, 2007).

Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan

energi cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari

panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan

yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu, Keuntungan

utama pemilihan metode spektrofotometri bahwa metode ini

memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat

yang sangat kecil (Purwadi, 2007).

Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua

komponen adalah komponen-komponen dalam larutan tidak boleh

saling bereaksi, penyerapan komponen-komponen tersebut tidak sama,

komponen harus menyerap pada panjang gelombang tertentu. Cara

kerja spektrofotometri secara singkat adalah sebagai berikut.

Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama

sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih

fotosel yang cocok 200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm) agar daerah λ

yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan

tertutup “nol” galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current.

Pilih yang diinginkan, bukan fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada
blangko dan “nol” galvanometer didapat dengan memutar tombol

sensitivitas (Rohman, 2012).

Parasetamol atau asetaminofen adalah turunan apara-

aminophenol memiliki khasiat sebagai analgesik, antipiretik, dan

aktivitas antiradang yang lemah. Parasetamol merupakan metabolit

henasen dengan efek antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus

aminobenzena dengan efek analgetik parasetamol menghilangkan atau

mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Efek antiinflamasi sangat

lemah. Parasetamol diamsorgbsi cepat dan sempurna melalui saluran

cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam

dan masa penuh plasma antara 1-3 jam. Dalam plasma 25%

paracetamol terikat oleh plasa, dimetabolisme oleh enzim mikrosom

dihati (Sulistia, 2007).

REM mempunyai vektor listrik dan vektor magnet yang bergetar

dalam bidang-bidang yang tegak lurus satu sama lain dan masing-

masing tegak lurus pada arah perambatan radiasi. Berbeda dengan

spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi

sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-

380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium

(Khopkar, 2010).
2.2 Uraian Bahan

1. Aquadest (Dirjen POM Edisi III, 1979)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling

BM / RM :18,02 / H2O

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Metanol (Dirjen POM Edisi III, 1979)

Nama resmi : METHANOL

Nama lain : Metanol

BJ : 0,796

Indeks bias : 1,328

Titik didih : 65,50C

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih dan bau khas

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pelarut

3. Paracetamol (Dirjen POM Edisi III, 1979)

Nama Resmi : ACETAMINOPHENUM

Nama lain : Asetaminofen, Paracetamol


RM/BM : C8H9NO2 / 151,16

Suhu lebur : 1690

Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih ; tidak berbau dan

rasa pahit .

Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam bagian

etano (95%) P, dalam 13 bagian aseton P,

dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9

bagian propilengglikol ; larut dalam larutan

alkali hidroksida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya

Khasiat : Analgetik, antipiretik

Kegunaan : Sebagai sampel


BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah

aluminuimfoil, batang pengaduk, gelas kimia, kertas timbang, kuvet

labu takar, mikropipet, pipet volume, sendok tanduk, spektrofotometer

evolution 201 dan timbangan analitik.

3.2 Bahan Praktikum

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

aquades, metanol, sediaan obat paracetamol.

3.3 Cara Kerja

1. Pembuatan Larutan Standar

Adapun pembuatan larutan standar yaitu disiapkan alat dan

bahan yang akan digunakan, kemudian timbang 100 mg paracetamol

murni, kemudian dikeringkan pada suhu 105 ºC selama 1 jam,

dilarutkan dengan 15 ml metanol dalam labu takar dan encerkan

dengan aquadest hingga batas tanda 500 ml (larutan stok 200 ppm).

2. Penentuan Spektrum Absorbsi (panjang gelombang maksimum)

Disiapkan alat dan bahan. Dipipet 5 mL larutan stok dan

encerkan dengan aquades sampai 100 mL dalam labu takar dengan

kosentrasi larutan 10 ppm. Kemudian dimasukkan larutan standar


kedalam kuvet (sel sampel) dan kuvet lain berisi pelarut tanpa bahan

obat (sel blangko). Dan diukur absorbansi menggunakan

spektrofotometer didaerah radiasi ultraviolet dengan interval 10 nm,

dimulai dari 220 nm sampai 350 nm. Dan pada sekitar absorbansi

optimal dilakukan pengukuran pada interval 5 nm, dan pada daerah

puncak maksimum atau minimum lakukan pengukuran pada interval

2 nm.

3. Pembuatan Kurva Baku

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Disiapkan

empatmacam deret konsentrasi (4, 6, 8 ,10 dan 12 ppm). Setelah itu,

tentukan absorbansinya pada ƛmaks. Dibuat plot hukum beer pada

kertas grafik antara absorbansi (ordinat) terhadap konsentrasi (absis)

dan tentukan persamaan regresi liner serta hitung absorvitas jenis (a)

pada absorvitas molar dari parasetamo.

4. Penentuan Kadar Paracetamol

Disiapkan alat dan bahan yang digunakan, kemudian timbang

10 mg contoh serbuk sediaan parasetamol tablet, lalu dihitung berat

rata-rata dan berat yang ditimbang. Larutkan serbuk parasetamol

dengan 15 mL methanol dalam labu takar 100 mL. Kemudian dipipet

8 mL ke dalam labu takar 100 mL. Setelah itu, diencerkan dengan

aquadest hingga batas tanda. Selanjutnya dipipet 1 mL ke dalam

kuvet, kemudian diukur absorbansi larutan pada ƛ maks relatif.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

a. Tabel Paracetamol

Sampel Panjang gelombang

Paracetamol 270nm
4.2 Pembahasan

Spektrofotometri sesuai dengan namanya dalah alat yang terdiri

dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotmeter yang

menghasilkan sinar spektrum dengan panjang gelombang yaitu dan 

fotometer adalah alat pengukuran intenstas cahaya ditransmisikan atau

yang diabsorbsi.

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

absorbansi denga cara melewatkan cahaya dengan panjang

gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut

kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan

dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dielwatkan akan

sebanding dengan kosentarasi larutan yang didalam kuvet.

Salah satu contoh instrumentasi analisis yang lebih kompleks

adalah spektrofotometer UV-Vis. Alat ini banyak bermanfaat untuk

penentuan konsentrasi senyawa-senyawa yang dapat menyerap radiasi

pada daerah ultraviolet (200 – 400 nm) atau daerah sinar tampak (400 –

800 nm). Analisis ini dapat digunakan yakni dengan penentuan

absorbansi dari larutan sampel yang diukur.

Spektrofotometer UV-Vis mempunyai prinsip dimana penyerapan

sinar tampak untuk ultraviolet dengan suatu molekul dapat

menyebabkan terjadinya eksitasi molekul dari tingkat energy dasar

(ground state) ketingkat energi yang paling tinggi (excited stated).


Pengabsorbsian sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu molekul

umumnya menghasilkan eksitasi elektron bonding, akibatnya panjang

absorbs maksimum dapat dikolerasikan dengan jenis ikatan yang ada

didalam molekul.

Dimana tujuan dari percobaan ini yang harus dicapai adalah

menentukan panjang gelombang maksimum, kurva baku dan kadar

parasetamol secara spektrofotometri ultraviolet. Dimana hal yang

pertama dilakukan yaitu pembuatan larutan standar dengan kosentrasi

larutan stok 200 ppm.

Gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya

yang berlainan sedangkancampuran cahaya dengan panjang-panjang

ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putihmeliputi seluruh

spektrum nampak 400-760 nm. Dalam analisis spektrofotometri

digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah

spektrum ultraviolet itu. Dari spektrumini, dipilih panjang-panjang

gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm.

Ada berbagai macam Obat-obat yang dapat dibedakan

berdasarkan sifat fisika kimianya, identifikais berdasarkan reaksinya

terhadap pereaksi tertentu, cara pemisahan, sisa pemijaran, ataupun

uap yang keluar pada saat dipijarkan.

Cara kerja spektrofotometri secara singkat adalah sebagai berikut.

Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama


sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih

fotosel yang cocok 200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm) agar daerah λ

yang diperlukan dapat terliputi.

Dari hasil praktikum didapatkan penetapan panjang gelombang

maksimumparacetamol didapatkan hasil 270 nm. Hal ini telah sesusai

dengan literatur yang menyatakan bahwa pengukur panjang gelombang

maksimum paracetamol yang diperoleh 270nm. Panjang gelombang

maksimum tersebut menunjukkan bahwa serapan paracetamol berada

pada daerah uv karena masuk rentang panjang gelombang 200-400nm.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pengamatan percobaan yang dilakukan ini dapat disimpulkan

bahwa panjang gelombang maksimum yang didapatkan yaitu 270nm.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebaiknya dalam

pemeriksaan laporan, saat pengumpulan saat itu juga diperiksa agar

kiranya dapat diberikan nilai untuk laporan sehingga praktikum

selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan lancar.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2016.Penuntun Praktikum Kimia AnalisisInstrumen. Fakultas


Farmasi, UMI : Makassar.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Edisi III. Jakarta: Depkes RI.

Ditjen POM. 1995. Farmakope Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.

Gandjar, I.G &Rohman.A., 2007, Kimia FarmasiAnalisis, PustakaPelajar,


Yogyakarta.

Khopkar, S.M., 2010, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI-Press : Jakarta

Purwadi, A., 2007, Kimia, PT. Grasindo: Jakarta.

Rohman, A., 2012, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Sulistia, Gunawan, 2007, Farmakologi dan Terapi, UI Press, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai