Disusun Oleh:
Kelompok 10
1. Risa Mulyani 1931090170
2. Rizqi Angga Saputra 1931090174
3. Tri Romi Distanto 1931090212
4. Wisnu Arifan Difangga 1931090222
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan berlangsungnya perubahan sosial yang begitu cepat dan kemudian
bergerak secara simultan dengan makin kompleks serta lengkapnya kebutuhan
masyarakat, maka hal ini berdampak pada munculnya beragam kelompok yang
memiliki latar belakang serta tujuan yang berbeda. Kondisi seperti ini semakin terasa
dalam beberapa dekade terakhir ini terutama sejak terjadinya beragam konflik serta
pertikaian baik pada tingkat kelompok dan organisasi maupun konflik yang terjadi
antar Negara yang ternyata hal tersebut berdampak besar bagi lahirnya aneka rupa
gerakan sosial dan perilaku kolektif lainnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
kelihatannya semakin maju, heterogen dan modern suatu masyarakat maka semakin
terbuka ruang yang lebih bebas bagi terbentuknya gerakan sosial.
Apabila kita mengamati fenomena kehidupan umat manusia, akan kita dapati
suatu kenyataan bahwa mereka adalah pemeluk dari suatu agama tertentu, dalam
kenyataan yang demikian itu terlihat bahwa agama menempati kedudukan yang
penting dalam kehidupan manusia.
Pada saat yang sama ketika realitas menunjukan bahwa agama diperlukan dan
dianut oleh hampir seluruh umat manusia maka dapat dikatakan bahwa agama
merupakan sebuah fenomena universal, banyak dan beragamnya agama yang
dipercayai dan dianut oleh manusia mulai dari masyarakat yang kehidupanya primitif
sampai pada masyarakat yang memiliki kehidupan modern. Agama merupakan
kebutuhan mendasar bagi setiap manusia. Manusia beragama bukan hanya terbatas
pada mereka mempercayai adanya Tuhan namun bagi mereka yang mempercayai
adanya kekuatan lain yang tidak terlihat secara kasap mata, dapat dikatakan sebagai
manusia yang beragama. Agama meliputi berbagai bidang kehidupan manusia seperti
ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Mengatur dari hal sederhana sampai pada hal
yang komplek. Agama merupakan patokan manusia dalam bertindak dalam
kehidupannya. Agama yang mencakup berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat
dapat menjadi dasar dalam suatu pergerakan yang muncul dalam masyarakat.
Perubahan zaman yang semakin hari kian pesat dengan membawa berbagai
dampak pada kehidupan yang mulai menjauh dari nilai-nilai agama memicu
bermunculannya gerakan sosial dengan basis agama untuk melakukan pembaharuan.
Gerakan sosial keagamaan bermunculan untuk menjadi kontrol sosial masyarakat
secara umum atau pemeluk agama tersebut secara khususnya. Dari sini dapat terlihat
hubungan atau keterkaitan antara agama dan gerakan sosial yang notabenya agama
bisa menjadi salah satu faktor atau latar belakang munculnya suatau gerakan sosial di
masyarakat. Gerakan sosial ini ada yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat
negatif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Gerakan Sosial?
2. Apa Pengertian dari Gerakan Sosial Keagamaan?
3. Apa Dampak dari Gerakan Sosial Keagamaan?
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kaitannya dengan jenis gerakan sosial maka pada umumnya tipe
gerakan ini dapat dibagi kedalam kategori, umpamanya gerakan sosial yang bersifat
regresif, progresif, reformis, alternative, revolusioner, redemif, otopian dan gerakan
sosial imigrasi. Oleh karena itu, begitu bervariasinya tipe gerakan sosial ini sehingga
secara sosiologi dapat dijelaskan kalau cepat lambatnya muncul gerakan itu dapat
dipengaruhi pada kuat tidaknya frekuensi intensitas interaksi sosial diantaranya
individu dan membangun gerakan itu yang selanjutnya berdampak luas bagi
pencapaian target, tujuan dan sasaran sesuai dengan misi masing-masing jenis
gerakan sosial.
Dalam ilmu sosial berbicara tentang gerakan berarti suatu aktifitas atau
kegiatan di mana adanya interaksi antara manusia dengan manusia yang lain. Garner
mendefenisikan bahwa gerakan adalah suatu respon inidividu atau seseorang terhadap
seseorang yang lain. Gerakan tidak terpisahkan atau terkotak-kotak dalam interaksi
terhadap ‘sesuatu’ tetapi melibatkan pikiran manusia dan tindakan dalan interaksi
tersebut.
Gerakan yang sangat dikenal adalah gerakan Oikoumene, Gerakan yang peduli
pada relasi-relasi antar denominasi gereja (keKristenan) antar agama Kristen dengan
agama-agama lain, ideologi-ideologi bahkan tentang lingkungan hidup dan seluruh
ciptaan Allah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Agama adalah suatu ciri kehidupan sosial manusia yang universal dalam arti bahwa
semua masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dan pola-pola perilaku yang
memenuhi syarat untuk disebut sebagai agama.
2. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang per orang maupun
dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat.
3. Selain itu agama juga member dampak bagi kehidupan sehari-hari. Dengan demikian
secara psikologis agama dapat berfungsi motif intrinsic (dalam diri) dan motif
ekstrinsik (luar diri).
4. Motif yang didorong keyakinan agama dinilai memiliki kekuatan yang mengagumkan
dan sulit ditandingi oleh keyakinan non agama, baik sulit didefinisikan secara tepat dan
memuaskan.
5. Gerakan sosial merupakan suatu kolektivitas yang melakukan kegiatan dengan kadar
kesinambungan tertentu untuk menunjang atau menolak perubahan yang terjadi dalam
masyarakat atau kelompok yang mencakup kolektivitas itu sendiri, gerakan sosial
sesungguhnya berangkat dari kesadaran sekelompok orang atas kepentingannya.
Bagi mereka, kehidupan masyarakat seperti yang ada pada saat ini dirasakan semakin
tidak mampu menciptakan kesejahteraan, karena itu perlu diganti dengan tatanan sosial
baru yang lebih baik. Tatanan sosial baru tersebut harus bersumber pada salah satunya
adalah nilai-nilai keagamaan.
6. Banyak sekali faktor pembentuk gerakan sosial keagamaan di dunia ini. Namun secara
umum gerakan sosial keagamaan terbentuk karena adanya ketegangan struktural dan
politik, sumber Daya dan Struktur Mobilisasi, kesempatan dan Hambatan Dinamika
Sosial dan ideasional dan Proses Pembingkaian (Framing). Dari faktor-faktor tersebut,
maka lahirlah gerakan-gerakan sosial keagamaan yang berfariatif di dalam setiap
agama.
7. Dampak positif dari gerakan gerakan sosial keagamaan adalah munculnya nilai dan
norma baru, adanya struktur dan hubungan sosial baru, terjadinya diferensiasi
struktural, munculnya budaya ilmuan, serta terbukanya mobilitas. Sedangkan dampak
negatifnya yaitu perubahan tingkah laku serta munculnya konflik.
DAFTAR PUSTAKA
Syafi'i Mufid, Ahmad. Kuasa Jibril dan Sufisme Perenial Salamullah hingga Spiritualitas
Eden, dalam Martin Van Bruissen dan Julia Day Howell, a Day Howell, Urban
Sufisme . Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Krishna, Anand. Sanyas Dharma: Mastering the Art and Science of Discipleship. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2012.
Krishna, Anand. Neospiritual Hypnotherapy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012.
http://pakrizqon.blogspot.co.id/2015/04/lia-eden-agama-kontroversial.html