Anda di halaman 1dari 5

1.

Ilmu pengetahuan hakekatnya adalah eksposisi dari cara manusia menjelaskan


fenomena alam, manusia dan kehidupan. Dalam hal ini manusia mengalami
perkembangan dari zaman ke zaman baik dari sisi objek maupun alat yang digunakan.
Uraikan secara singkat perkembangan ilmu pengetahuan yang telah dilalui oleh
ummat manusia sejak ummat manusia mulai berfikir.

Manusia mengembangkan ilmu pengetahuan yang berawal dari munculnya suatu


intuisi dan kecerdasan dari dalam diri yang utamanya dipicu oleh kebutuhan untuk
melangsungkan hidup. Kebutuhan akan keamanan secara fisik dan biologis, membuat
manusia melakukan pengamatan dan menciptakan sesuatu dari apa yang bisa mereka
temukan disekitarnya. Pada awalnya mereka membuat tempat tinggal, pakaian,
peralatan sederhana serta berburu dari apa yang mereka dapatkan. Pengalaman
berburu dan menghadapi hewan buas mendorong manusia untuk menciptakan alat
bantu yang mampu menaklukan dan membunuh yang akhirnya dapat memberikan
mereka makanan, serta bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan
sesuatu.
Seiring dengan berlalunya waktu dan semakin bertambahnya populasi mereka,
membuat mereka menyadari akan munculnya masalah lain, yaitu kekurangan bahan
makanan dan keterbatasan tempat tinggal, sehingga mendorong mereka untuk
menemukan solusi akan hal tersebut. Manusia mulai menemukan cara untuk
menyimpan dan mengawetkan makanan hasil dari perburuan dan mulai
mengumpulkan biji-bijian untuk dapat bertahan di musim-musim tertentu. Semakin
lama, manusia melakukan berbagai percobaan dari pemikiran dan teori yang dapat
mereka ciptakan, membawa mereka yang awalnya berburu untuk mencari bahan
makanan menjadi mengerti bagaimana cara menanam dan panen, terus berlanjut dan
berkembang hingga terciptanya berbagai macam peralatan dan teknologi di bidang
pertanian dan pangan sampai sekarang ini.
Tentu perkembangan ilmu pengetahuan tidak terbatas dalam urusan kebutuhan
hidup dasar. Umat manusia terus melakukan upaya untuk meningkatkan
kemampuannya, memecahkan berbagai persoalan hidup, membantu untuk memahami
secara jelas dan rinci bagian-bagian kehidupan yang ditelitinya, hingga akhirnya
membawa umat manusia ke jaman seperti sekarang ini.
Bagi manusia, dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan merupakan alat,
kemampuan, dan kekuasan untuk mengatur, menata, dan menaklukan alam semesta
bagi kepentingan hidupnya.
2. Pengembangan ilmu didasarkan atas obsesi manusia untuk mendapatkan
“pengetahuan yang benar benar benar”. Jelaskan hal-hal yang berhubungan
dengan proses tersebut, kaitkan dengan kriteria dan jenis-jenis kebenaran
ilmiah,

Dalam proses kehidupannya, manusia memiliki kecenderungan untuk


mencari dan mendapatkan pengetahuan yang benar. Rasa penasaran
(curiosity) menjadi dorongan utama yang menggerakkan manusia untuk
mencari ilmu pengetahuan, namun diperlukan parameter yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk mengetahui apakah suatu pengetahuan itu
dianggap benar. Dalam studi ilmiah, kebenaran dapat dipandang dengan
beragam, misalnya,
Pertama kebenaran yang memiliki keterkaitan dengan kualitas
pengetahuan, dimana kebenaran ini bersifat subjektif, relatif, dan kebenaran
ini merupakan kebenaran yang bersifat dogmatif/absolut.
Kedua, kebenaran yang dikaitkan dengan sifat dan karakteristik dari
berbagai cara, penginderaan, rasio, atau intuisi dengan keyakinan. Kebenaran
ini perlu dibuktikan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Maksudnya, apabila seseorang membangun suatu kebenaran melalui indera,
maka ia perlu membuktikan kebenaran tersebut harus menggunakan indera,
tidak bisa yang lain.
Keitga, terdapat kebenaran yang dikaitkan atas ketergantungan, yang
berarti bahwa kebenaran tersebut tergantung pada objek atau sibjek yang
memiliki pengetahuan tersebut.
Sedangkan ilmu pengetahuan ilmiah berbeda dengan pengetahuan biasa.
Ilmu pengetahuan ilmiah adalah hasil dari serangkaian kegiatan yang
memiliki kualifikasi ilmiah, mengharuskan adanya metode ilmiah, objektif,
universal, dan harus berguna atau dapat dimanfaatkan, sehingga harus terdapat
pendekatan dari sudut pandang ontologi, epistemologi, dan aksiologi supaya
dapat diperoleh pemahaman yang benar.
Dengan begitulah manusia akan terus mendorong dirinya dalam
memperoleh kebenaran yang benar benar benar, tidak hanya berkutat pada
spekulasi, namun diperlukan proses hingga memperoleh pengalaman dari
kebenaran tersebut.
3. Ilmu-ilmu pengetahuan secara ontologis dapat dikelompokkan ke dalam
beragam jenis berdasar pendekatan yang digunakan. Coba uraikan struktur
ilmu pengetahuan berdasarkan berbagai pendekatan tersebut? Di manakah
posisi ilmu pendidikan di dalam struktur ilmu pengetahuan?

Dalam pengertiannya, ilmu sebagai pengetahuan merupakan suatu sistem


pengetahuan sebagai dasar teoritis untuk suatu tindakan yang praktis, atau
dapat dipahami sebagai suatu sistem penjabaran mengenai saling berhubungan
diantara peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa dalam upaya pencarian
dari pertanyaan menganai “apa” pada sesuatu, diperlukan suatu sistem yang
memiliki dasar terotis untuk nantinya dapat ditentukan suatu tindakan yang
praktis. Dalam sistem pengetahuan ilmiah, terdapat lima kelompok unsur yang
terdiri dari :
1. Jenis-jenis sasaran,
2. Bentuk-bentuk pernyataan,
3. Ragam-raham proposisi,
4. Ciri-ciri pokok,
5. Pembagian sistematis.

Melalui pendekatan filosofis berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami


bahwa posisi ilmu pendidikan di dalam struktur ilmu pengetahuan terdapat
pada upaya dalam pengembangan kemampuan manusia dalam menerima
pengaruh dari luar terutama secara etis, sehingga perkembangan manusia itu
dapat diarahkan pada nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
4. Kerja ilmuwan dalam mengekpose, menganalisis dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dibimbing oleh cara yang dapat dipertanggungjawabkan.
Uraikan hal-hal yang berkaitan dengan sarana penalaran ilmiah, dan metode
pengambilan kesimpulan ilmiah.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang terus dilakukan oleh ilmuwan


dengan cara dan metode yang dapat dipertangungjawabkan, merupakan upaya
dalam membawa kesadaran dan peradaban umat manusia ke tahap yang lebih
tinggi. Tentu dalam prosesnya berkaitan dengan penalaran ilmiah dan metode
pengambilan kesimpulan ilmiah.
Sarana penalaran ilmiah adalah salah satu alat bantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh, tanpa adanya penguasaan sarana
penalaran ilmiah, maka ilmuwan tidak akan dapat melaksanakan kegiatan
penalaran ilmiah dengan baik. Berfikir ilmiah adalah berfikit secara logis dan
empiris. Logis berarti masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara
mendalam sesuai dengan fakta dan dapat dipertanggung jawabkan, selain itu
akal budi digunakan untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan
mengembangkan. Proses berpikir semacam inilah yang membuahkan
pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran yang
akhirnya akan sampai pada sebuah kesimpulan berupa pengetahuan.
5. Ilmu Pengetahuan tidak terlepas dari nilai-nilai hidup. Bagaimanakah
keterlibatan, etis-normatif, relijius-imperatif, dan nilai-nilai estetis dalam
pengembangan dan aplikasi ilmu pengetahuan dan bagaimana sikap ilmiah
yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan.

Salah satu ilmuwan besar yang dikenal hingga sekarang, Albert Einstein
pernah mengungkapkan bahwa Ilmu tanpa agama adalah buta dan agama
tanpa ilmu adalah lumpuh. Ungkapan ini memiliki makna yang cukup dalam
jika direnungkan dan dipahami. Ilmu yang tanpa dilandasi dengan agama dan
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat digunakan oleh manusia untuk
berbagai macam kepentingan yang dapat bersifat merusak ataupun digunakan
untuk membangun serta meningkatkan kesejahteraan kehidupan.
Etika, atau sering disebut sebagai filsafat moral, yang berasal dari bahasa
Yunani, yaitu ethos yang berarti sifat, watak, dan kebiasaan. Begitu juga
dengan ethikos yang berarti keadaban, kelakuan, dan perbuatan yang baik.
Kemudian moral yang berasal dari bahasa Latin mores yang berarti kebiasaan
atau adat istiadat, watak, kelakuakn, tabiat, dan cara hidup. Sedangkan
estetika, yang merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan keindahan.
Berasal dari bahasa Yunani, aesthetika adalah hal-hal yang dapat dicerap
dengan indera. Pemahaman mengenai etika dan estetika erat kaitannya dengan
nilai-nilai. Pada etika berkaitan dengan baik – jahat dan nilai moral,
sedangkan estetika berkaitan dengan keindahan dan kejelekan dan nilai non –
moral.
Nilai-nilai seperti ini diperlukan, terlebih sebagai landasan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan yang berarti pelaku ilmu pengetahuan itu
sendiri perlu untuk memilikinya dan menerapkannya dalam aktivitas
ilmiahnya, karena ilmu itu sendiri bersifat netral, tidak mengenal sifat baik
dan buruk. Ilmuan dan manusia sebagai pemiliki ilmu pengetahuanlah yang
wajib memiliki sikap. Akan digunakan untuk apa sebenarnya ilmu
pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai