Anda di halaman 1dari 96

PENGARUH PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI

DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)


KABUPATEN MUSI RAWAS

(Studi Empiris Pada kantor DPPKAD Kab Musi Rawas)

Skripsi

Paber Antonius Sinaga


03111100071

UNIVERSITAS MUSI RAWAS


FAKULTAS EKONOMI

LUBUKLINGGAU
2015

i
PENGARUH PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI
DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
KABUPATEN MUSI RAWAS

(studi Empiris pada DPPKAD Kab Musi Rawas)

Skripsi

Untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi

Paber Antonius Sinaga


03111100071

UNIVERSITAS MUSI RAWAS


FAKULTAS EKONOMI

LUBUKLINGGAU
2015

ii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : PABER ANTONIUS SINAGA

Tempat dan tanggal lahir : Sidamanik, 09 Oktober 1987

Program Studi : Akuntansi

NPM : 03111100071

Menyatakan dengan sesungguhnya:

1. Seluruh data, informasi, interprestasi serta pernyataan dalam pembahasan dan


kesimpulan yang disajikan dalam karya ilmiah ini, kecuali yang disebutkan
sumbernya adalah merupakan hasil pengamatan, penelitian, pengolahan serta
pemikiran saya dengan pengarahan dari pembimbing yang ditetapkan.
2. Karya ilmiah yang saya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapat gelar akademik, baik di Universitas Musi Rawas maupun
diperguruan tinggi lainnya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebena-benarnya dan apabila dikemudian


hari ditemukan adanya bukti ketidakbenaran dalam pernyataan tersebut diatas,
maka saya bersedia menerima sangsi akademis berupa pembatalan gelar yang
saya peroleh melalui pengajuan karya ilmiah ini.

Lubuklinggau, Agustus 2015


Yang membuat pernyataan

Paber Antonius Sinaga

iii
Fakultas Ekonomi
Universitas Musi Rawas

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Pengaruh Penerimaan Pajak daerah dan Retribusi daerah


Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Musi
Rawas (Studi Empiris Pada DPPKAD Kab Musi Rawas)
Nama : Paber Antonius Sinaga
NPM : 03111100071
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Akuntansi
Mata Kuliah Pokok : Perpajakan (EKA 310),
Pajak dan Retribusi Daerah (EKA 401)

Diterima dan Disahkan


Pada Tanggal..........................
Pembimbing I Pembimbing II

Betri Sirajuddin, S.E., M.Si., Ak.CA. Ch. Ibramsyah, S.E., M.Si.,


NIDN. 02.1610.6902 NUPN. 02.2207.7603

Mengetahui,
Deka Fakultas Ekonomi

Kusnadi Yudha Wiguna, S.E.,M.Si.,


NIDN. 02.2307.8103

iv
Fakultas Ekonomi
Universitas Musi Rawas

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI SETELAH SEMINAR

Judul : Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah


Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Musi
Rawas (Studi Empiris pada DPPKAD Kab Musi Rawas)
Nama : Paber Antonius Sinaga
NPM : 03111100071
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Akuntansi
Mata Kuliah Pokok : Perpajakan (EKA 310),
Pajak dan Retribusi Daerah (EKA 401)

Diterima dan Disahkan


Pada Tanggal..........................
Penguji I Penguji II

Ir Suharto Patih, M.M Emmy Pancawati, S.E., M.Ak.


NIDN. 02.1703.6501 NIDN. 02.1101.8101
Pembimbing I Pembimbing II

Betri Sirajuddin, S.E., M.Si., Ak.CA. Ch. Ibramsyah, S.E., M.Si.,


NIDN. 02.1610.6902 NIDN. 02.2207.7603

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi

Kusnadi Yudha Wiguna, S.E., M.Si.,


NIDN. 02.2307.8103

v
Motto:

“Orang yang meraih kesuksesan tidak selalu orang


yang pintar, tapi orang yang meraih kesuksesan
adalah orang yang gigih dan pantang menyerah,
karena Tuhan tidak akan mengambil sesuatu dari
kita, melainkan Dia telah menyiapkan pengganti
yang lebih baik.” (Paber Antonius Sinaga, 2015)

Kupersembahkan skripsi ini untuk:


Ayahnda T. Sinaga dan Ibunda tercinta B. br. Pasaribu yang
selalu mendoakan keberhasilanku.
Abangku Hisar Marnangkok Sinaga dan Patar Hasintongan
Sinaga, dan Adikku satu-satunya Ester. br. Sinaga, yang selalu
mengharapkan keberhasilanku.
Pak Effendi, S.H., M.Si., yang telah memberi arahan dan
dukungan dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
Si “Dia” yang belum bisa disebutkan namanya, yang setia
menunggu kedatanganku dengan keberhasilan
Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi UNMURA yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuannya.
Teman-teman seperjuangan yang telah memberi semangat
serta dukungan dalam penulisan Skripsi ini.

vi
PRAKATA

Puji syukur kepada Yesus Kristus, atas segala Kasih dan Karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan proposal pengajuan untuk
menyusun Skripsi Pada Program Strata Satu Fakultas Ekonomi Unviersitas Musi
Rawas ini dengan judul “Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Musi Rawas (Studi
Empiris pada DPPKAD Kab Musi Rawas)”
Proposal ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyusun
Skripsi Pada Program Strata Satu Fakultas Ekonomi Unviersitas Musi Rawas.
Penyusunan Proposal ini banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak baik berupa saran, motivasi maupun bimbingan, oleh karena itu
perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir Jhon Bimasri., M.Si, Selaku Rektor Universitas Musi Rawas.

2. Bapak Kusnadi Yudha Wiguna., S.E. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi


Universitas Musi Rawas.

3. Ibu Miki Indika., S.E.,M.Si, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi Universitas Musi Rawas.

4. Bapak Betri Sirajuddin., S.E., M.Si., Ak.CA. Selaku Dosen Pembimbing I.

5. Bapak Ch. Ibramsyah., S.E., M.Si., Selaku Dosen Pembimbing II.

6. Ibu Dina Nellysa., S.E,. Ak,. Selaku Dosen Pembimbing III

7. Bapak Gotri Suyanto, SE.M.Soc.Sc selaku Kepala Dinas Pendapatan dan


Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Musi Rawas.

8. Bapak Effendi, SH.,M.Si., selaku Kepala Bidang Pendapatan Asli Daerah


Kabupaten Musi Rawas.

9. Kedua Orang Tua penulis, yang tak henti-hentinya memberikan doa dan
dukungan, baik secara formil maupun non formil.

vii
10. Sanak Saudara, Abang, dan Adek yang memberi suport baik secara materi
maupun doa.

11. Teman-teman satu kelas di Fakultas Ekonomi dalam seperjuangan.

12. Dan pihak – pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu.

Penulis sangat menyadari penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna,
telah dikerjakan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang Penulis
miliki, karena itulah kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan Penulis
agar menjadi lebih baik. Mudah-mudahan karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi
pembaca.

Lubuklinggau, April 2015

(Paber Antonius Sinaga)

viii
DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul ................................................................................................. i


Lembar Pernyataan Bebas Plagiat ............................................................... iii
Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... iv
Lembar Pengesahaan Setelah Seminar Skripsi .......................................... v
Lembar Persembahan dan Motto ................................................................ vi
Prakata ............................................................................................................ vii
Daftar Isi ......................................................................................................... ix
Daftar Tabel ................................................................................................... xi
Daftar Gambar ............................................................................................... xii
Daftar Lampiran ............................................................................................ xiii
Abstrak ........................................................................................................... xiv
BAB. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
BAB. II. KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Sebelumnya .................................................................... 7
B. Landasan Teori ................................................................................ 9
1. Pajak dan Ruang lingkupnya ...................................................... 9
2. Pendapatan Asli Daerah ............................................................. 20
3. Pajak Daerah ............................................................................... 21
4. Retribusi Daerah ......................................................................... 27
C. Hipotesis 34
BAB. III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 35
B. Lokasi Penelitian .............................................................................. 35
C. Operasional Variabel ...................................................................... 36

ix
D. Data yang Diperlukan ..................................................................... 37
1. Data yang berdasarkan jenisnya ................................................. 37
2. Data yang berdasarkan sumbernya ............................................. 37
3. Data menurut sifatnya ................................................................. 38
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 39
F. Teknik Analisis dan Analisis Data ................................................. 40
1. Analisis Data .............................................................................. 40
2. Teknik Analisis ........................................................................... 40
BAB. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 45
1. Gambaran Objek Penelitian ........................................................ 45
a. Letak geografis Kabupaten Musi Rawas ............................. 45
b. Kecamatan yang berada di Kabupaten Musi Rawas ........... 46
2. Struktur Organisasi ..................................................................... 46
3. Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi .......................................... 50
4. Kelompok Jabatan Fungsional ................................................... 55
5. Tata Kerja ................................................................................... 55
6. Komponen PAD Kabupaten Musi Rawas .................................. 56
7. Sumber-Sumber PAD Kabupaten Musi Rawas .......................... 57
B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 60
1. Analisis Deskriptif ...................................................................... 60
2. Uji Normalitas 61
3. Uji Hipotesis 62
a. Uji Regresi Sederhana ......................................................... 62
b. Uji Regresi Berganda .......................................................... 67
c. Analisis Determinasi (R2) .................................................... 68
d. Uji F (Fisher) 69
e. Uji T 70
BAB. V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 72
B. Saran ................................................................................................... 72

x
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75
LAMPIRAN – LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. 1 Realisasi dan Target Pendapatan Pajak Daerah

Kabupaten Musi Rawas ................................................................. 4

Tabel I. 2 Realisasi dan Target Pendapatan Retribusi Daerah

Kabupaten Musi Rawas ................................................................. 4

Tabel II. 1 Penelitian Sebelumnya ............................................................... 7

Tabel III. 1 Operasional Variabel Penelitian .............................................. 36

Tabel IV.1 Komponen PAD Kabupaten Musi Rawas

Tahun 2011-2014 ............................................................................. 43

Tabel IV. 2 Hasil Analisis Deskriptif ........................................................... 60

Tabel IV. 3 Hasil Uji Normalitas .................................................................. 62

Tabel IV. 4 Variabel Terkait Pada Regresi Sederhana .............................. 62

Tabel IV. 5 Hasi Korelasi Regresi Sederhana

Pajak Daerah dan PAD ................................................................... 63

Tabel IV. 6 Perolehan Nilai Sig Pada Variabel Pajak Daerah .................. 63

Tabel IV. 7 Perolehan Persamaan Regresi Sederhana ............................... 64

Tabel IV. 8 Variabel Terkait Pada Regresi Sederhana .............................. 64

Tabel IV. 9 Hasi Korelasi Regresi Sederhana

Retribusi Daerah dan PAD ........................................................................... 65

xii
Tabel IV. 10 Perolehan Nilai Sig Pada Variabel Retribusi Daerah .......... 66

Tabel IV. 11 Perolehan Persamaan Regresi Sederhana ............................. 66

Tabel IV. 12 Variabel Terkait Pada Regresi Berganda ............................. 67

Tabel IV. 13 Hasi Korelasi Regresi Berganda ............................................ 67

Tabel IV. 14 Perolehan Nilai Koefesien Regresi Berganda ....................... 68

Tabel IV. 15 Hasil Analisis Determinasi ...................................................... 68

Tabel IV. 16 Hasil Uji F ................................................................................ 69

Tabel IV. 17 Hasil Uji t .................................................................................. 70

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 Struktur Oerganisasi DPPKAD

Kabupaten Musi Rawas .................................................................. 47

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Output SPSS 16.0 for Windows ....................................................................

Kartu Bimbingan Skripsi ..............................................................................

Surat Izin Melaksanakan Penelitian ............................................................

Surat Izin Penelitian/Survey/Riset ...............................................................

Surat Keterangan ...........................................................................................

Laporan Ringkasan Perubahan APBD

Pemerintahan Kab Musi Rawas ...................................................................

xv
PENGARUH PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI
DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
KABUPATEN MUSI RAWAS

(Studi Empiris pada Kantor DPPKAD Kab Musi Rawas)

ABSTRAK

Paber Antonius Sinaga, Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi


Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Musi Rawas (Studi
Empiris pada Kantor DPPKAD Kab Musi Rawas)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaru penerimaan pajak daerah dan
retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Populasi penelitian ini
adalah Kabupaten Musi Rawas. Penelitian ini menggunakan data realisasi
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang diambil selama kurun waktu
4 tahun, mulai tahun 2011 sampai dengan 2014. Data-data tersebut diperoleh
dari kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Musi Rawas.

Hasil regresi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada


penerimaan pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah, dan pada
penerimaan hasil retribusi daerah tidak terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap Pendapatan Asli Daerah. Hal ini menunjukan bahwa penerimaan pajak
daerah memberikan sumbangan yang cukup besar pada pendapatan asli daerah,
sedangkan pada penerimaan hasil retribusi daerah masih memberikan
sumbangan yang rendah pada pendapatan asli daerah.

Kata Kunci: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Pendapatan Asli Daerah.

xvi
BAB. I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia sejak lama telah mencanangkan suatu gerakan

pembangunan yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional.

Pembangunan nasional adalah kegiatan pembangunan yang berlangsung

secara terus-menerus yang sifatnya memperbaiki dan bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan nasional diawali

dengan pembangunan pondasi ekonomi yang kuat sehingga menciptakan

pertumbuhan ekonomi. Untuk itu pemerintah harus berusaha meningkatkan

pendapatan guna menunjang keberhasilan pembangunan.

Keberhasilan pembangunan dapat tercapai dengan adanya

penerimaan yang kuat, Dimana sumber Penerimaan pemerintah yang paling

sentral adalah pajak, sumbangan pajak bagi anggaran pemerintah sangat

besar, sehingga peran pajak begitu sentral. Untuk itu pemerintah selalu

berupaya meningkatkan pendapatan dari sektor pajak. Sebagaimana yang

kita ketahui bahwasanya pajak merupakan iuran wajib masyarakat pada

negara. Dari pajak yang mana digunakan untuk membiayai kegiatan

pemerintah, (http;//www-pajak_daerah.htm). pemebiayaan pemerintah

dalam melaksanakan tugas pemerintah dan pembangunan senantiasa

memerlukan sumber pendapatan yang penerimaannya dapat diandalkan.

Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak di

1
berlakukannya otonomi daerah di indonesia sejak mulai tanggal 1 januari

2001.

Dengan adanya otonomi daerah dipacu untuk dapat berkreasi mencari

sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran

daerah. Dari berbagai alternatif sumber penerimaan yang mungkin dipungut

oleh daerah, Undang-undang tentang penerimaan daerah menetapkan pajak

dan retribusi daerah menjadi sumber penerimaan yang berasal dari dalam

daerah dan dapat dikembangkan sesuai kondisi masing-masing daerah.

Untuk merealisasikan keinginan dalam menetapkan otonomi guna

mengurangi ketergantungan daerah pada pemerintah pusat. Maka

Pemerintah Pusat telah menetapkan undang-undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Hal ini

mengisyaratkan diberlakukannya otonomi daerah, dimana pemerintah

daerah baik pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, maupun kota telah

diberikan wewenang untuk mengatur rumah tangga daerah sendiri melalui

otonomi daerah yang mengedepankan kemandirian daerah.

Retribusi daerah merupakan pendapatan asli daerah yang cukup besar

perannya dalam menyumbang pada terbentuknya PAD. Sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan di Indonesia saat ini penarikan

retribusi hanya dapat dipungut oleh pemerintah daerah. Jadi dengan

demikian, retribusi yang dipungut di Indonesia dewasa ini adalah retribusi

daerah.

2
Pengertian dari retribusi daerah adalah pembayaran wajib dari

penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh

negara bagi penduduknya secara perorangan (M. Pahala Siahaan, 2010:4).

Jadi dalam retribusi daerah jasa dan adanya retribusi daerah langsung dapat

ditunjuk. Misalnya, retribusi pasar dibayar karena adanya penggunaan ruang

pasar tertentu oleh sipembayar retribusi.

Sedangkan pengertian dari pajak daerah adalah pungutan dari

masyarakat oleh negara (pemerintah) berdasarkan undang-undang yang

bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya

dengan tidak mendapat prestasi kembali (kontra prestasi/balas jasa) secara

langsung yang hasilnya digunakan membiayai pengeluaran negara dalam

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan (M. Pahala Siahaan,

2010:7). Hal ini menunjukan bahwa pajak adalah suatu pembayaran yang

wajib dikenakan berdasarkan undang-undang, dan yang tidak dapat

dihindari bagi yang berkewajiban dan bagi mereka yang tidak mau

membayar pajak dapat dilakukan paksaan.

Kabupaten Musi Rawas adalah salah satu pemerintah daerah tingkat II

di Provinsi Sumatera Selatan, yang memiliki berbagai kegiatan ekonomi

baik dalam kegiatan pasar, kegiatan usaha kecil menengah, wisata, maupun

pertambangan galian golongan C dan kegiatan ekonomi lainnya yang

berpotensi menghasilkan pajak daerah dan retribusi daerah yang bersumber

dalam kawasan Kabupaten Musi Rawas.

3
Menurut data yang diperoleh dalam penerimaan Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini selalu dalam

peningkatan dan perkembangan yang baik.

Tabel I. 1
Realisasi Dan Target Pendapatan Pajak Daerah Kabupaten Musi Rawas

Target Pajak Realisasi Pajak


Tahun %
Daerah Daerah
2011 8.537.804.200,00 8.496.172.141,00 99,54
2012 9.846.782.200,00 13.934.157.972,00 141,51
2013 13.172.300.000,00 18.287.421.921,00 138,83
2014 23.180.601.764,00 45.864.775.684,00*) 197,78
Sumber : DPPKAD Kabupaten Musi Rawas.

Tabel I. 2
Realisasi Dan Target Pendapatan Retribusi Daerah Kabupaten Musi Rawas

Target Retribusi Realisasi Retribusi


Tahun %
Daerah Daerah
2011 7.319.158.194,00 7.228.539.343,00 97,54
2012 2.967.805.936,00 3.408.464.484,00 131,90
2013 3.692.238.410,00 4.167.862.309,00 112,88
2014 2.611.412.002,00 3.121.948.390,00*) 119,55
Sumber : DPPKAD Kabupaten Musi Rawas.

Berdasarkan data pada tabel diatas realisasi pendapatan Pajak dan

Retribusi Daerah yang dominan mengalami peningkatan dalam efektivitas

penerimaan diatas rata-rata 100%. Dengan itu pajak dan retribusi daerah

merupakan komponen dan peran yang mempunyai hubungan dan tingkat

pengaruh dari Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Musi Rawas.

Maka dari uraian diatas penulis tertarik meneliti melalui penulisan

skripsi yang bejudul “ Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah Dan

*) data belum diaudit BPK

4
Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten

Musi Rawas” (Studi Empiris pada DPPKAD Kab Musi Rawas)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan sebagai berikut;

1. Bagaimana tingkat pengaruh penerimaan Pajak Daerah terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Musi Rawas?

2. Bagaimana tingkat pengaruh penerimaan Retribusi Daerah

terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Musi Rawas?

3. Bagaimana pengaruh penerimaan Pajak Daerah dan Retreibusi

Daerah sacara berasama-sama terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Musi Rawas?

Untuk memudahkan dan menyederhanakan masalah agar tidak

melebar, dan menyimpang dari tema, maka penulis hanya menitik beratkan

pada data realisasi pendapatan asli daerah kabupaten Musi Rawas, yang

terdapata pada laporan DPPKAD kabupaten Musi Rawas pada periode 2011

sampai dengan 2014.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yang dapat penulis uraian adalah sebagai

berikut;

5
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengaruh penerimaan Pajak

Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Musi

Rawas?

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengaruh penerimaan

Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Musi Rawas?

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerimaan Pajak Daerah

dan Retreibusi Daerah sacara berasama-sama terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Musi Rawas?

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis beraharap karya ilimiah yang telah di

kemukakan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi pihak-

pihak berikut;

1. Penulis, Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah

pengetahuan, juga sebagai pelengkap atau sarana untuk

menerapkan teori-teori yang didapat selama dibangku kuliah.

2. Instansi terkait atau kantor DPPKAD Kabupaten Musi Rawas,

Diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan kebijakan yang

seharusnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam pemungutan

pajak untuk menambah jumlah pajak daerah dan retribusi daerah

secara tidak langsung akan menambah penerimaan PAD,

sehingga dapat digunakan untuk menunjang peningkatan

6
perekonomian daerah guna tercapainya kesejahteraan masyarakat

kabupaten Musi Rawas.

3. Almamater, penelitian ini diharapkan dpat digunakan oleh peneliti

lain baik mahasiswa Universitas Musi Rawas sendiri maupun

mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya yang ingin mengulas

masalah pajak dan retribusi daerah, dan dapat menambah ilmu

pengetahuan khusus dalam bidang pajak di Fakultas Ekonomi

Univrsitas Musi Rawas.

7
BAB. II. KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Sebelumnya
Tabel II. 1 Penelitian Sebelumnya
Judul,
No Nama Hasil Perbedaan/persamaan
1 Pengaruh (1) Pajak daerah Peneliti terdahulu menggunakan
Pajak mempunyai pengaruh metode kuantitatif dengan tehnik
Daerah dan yang signifikan analisis data yang digunakan dalam
Retribusi terhadap pendapatan penelitian ini yaitu analisis regresi
Daerah asli daerah, (2) linear berganda dengan menggunakan
Terhadap Retribusi daerah tidak program Statistical Package for the
Pendapatan mempunyai pengaruh Social Sciences (SPSS) for windows
Asli Daerah yang signifikan versi 16. sedangkan penulis
(PAD) Pada terhadap pendapatan menggunakan analisis kuantitatif.
Pemerintah asli daerah, Dan (3) menggunakan rumus-rumus statistik
Kabupaten Pajak daerah dan untuk perhitungan angka-angka dalam
Buleleng. retribusi daerah secara rangka menganalisis data yang
(Komang bersama-sama diperoleh. dengan analisis deskriptif,
Hendri berpengaruh uji normalitas, uji hipotesis. Dengan
Mastrianaw signifikan terhadap menggunakan program Statistical
ati. 2014) pendapatan asli Package for the Social Sciences
daerah. (SPSS) for windows versi 16.
2 Pengaruh terdapat pengaruh Penulis terdahulu menggunakan
Pajak antara pajak daerah Metodologi Penelitian
Daerah Dan dan pendekatan kuantitatif. Yaitu teknik
Retribusi retribusi daerah pengolahan data dimana data-data
Daerah terhadap pendapatan yang berbentuk angka
Terhadap asli daerah. Hal ini diklasifikasikan, dibandingkan dan
Pendapatan menunjukkan pajak dihitung dengan rumus-rumus yang
Asli Daerah daerah relevan. Prosesnya berupa
Jawa dan retribusi daerah mendiskripsikan dengan cara
Tengah. memiliki kontribusi menginterpretasi data yang telah
(Rika, yang cukup besar diolah. Sedangkan penulis
Wijayanti. terhadap peningkatan menggunakan analisis kuantitatif.
2013) pendapatan asli menggunakan rumus-rumus statistik
daerah. untuk perhitungan angka-angka dalam
rangka menganalisis data yang
diperoleh. dengan analisis deskriptif,
uji normalitas, uji hipotesis. Dengan
menggunakan program Statistical
Package for the Social Sciences
(SPSS) for windows versi 16.

8
3 Pengaruh pajak daerah dan Penulis terdahulu menggunakan
Pajak retribusi daerah metode pengumpulan data adalah
Daerah dan berpengaruh terhadap dengan metode dokumentasi yaitu
Retribusi Pendapatan Asli mengambil data penerimaan
Daerah Daerah Sendiri Pendapatan Asli Daerah Sendiri
Terhadap (PADS) kabupaten (PADS) di Dinas pendapatan,
Pendapatan Pati baik secara pengelolaan keuangan dan aset daerah
Asli Daerah parsial yaitu sebesar kabupaten Pati . Analisis data yang
Sendiri 21,3% untuk pajak digunakan dalam penelitian ini adalah
Kabupaten daerah dan 47,3% analisis deskriptif. Sedangkan penulis
Pati. untuk retribusi menggunakan analisis kuantitatif.
(Nhur daerah,maupun secara menggunakan rumus-rumus statistik
Wendhah simultan yaitu sebesar untuk perhitungan angka-angka dalam
Pramukti. 50%. Pengaruh pajak rangka menganalisis data yang
2012) dan retribusi yang diperoleh. dengan analisis deskriptif,
cukup dominan dalam uji normalitas, uji hipotesis. Dengan
mendukung menggunakan program Statistical
pendapatan asli daerah Package for the Social Sciences
sendiri membuat (SPSS) for windows versi 16.
pemerintah perlu
untuk terus menggali
dan mengoptimalkan
sumber daya yang
dimiliki agar
kesejahteraan
masyarakat kian
meningkat.
Kesimpualn dari
penelitian ini adalah
penambahan pajak
dan retribusi akan
menambah
pendapatan asli daerah
sendiri.
Sumber: berbagai sumber

9
B. Landasan Teori

1. Pajak dan Ruang lingkupnya

a. Definisi Pajak

M.J.H. Smeet 2951 dalam Erly Suandy (2011:10), mengatakan;

“belastingen zijn aan de overheid (volgens normen) verschuligde,

afdwinngbare pretties, zonder dat hiertegenover, in het individuele

gevel, aanwijsbaretegen-prestaties staan; zij strekken tot dekking van

publieke uintgaven.”

“Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui

norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya

kontraprestasi yang dapat ditunjukan dalam hal yang individual;

maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.”

DR. P. J. A. Andriani (Guru Besar Hukum Pajak Universitas

Amsterdam), dalam Erly Suandy (2011;11) pajak adalah iuran rakyat

kepada kas negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib

pajak untuk membayarnya menurut peraturan-peraturan, denga tidak

mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang

gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum

berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan

pemerintah.

Menurut undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, pajak adalah

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang sifatnya memaksa berdasarkan undang-undang dengan

10
tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Berdasarkan definisi dan pengertian pajak yang di kemukakan oleh

para ahli dan undang-undang Nomor 28 Tahun 2007. Penulis dapat

menyimpulkan bahwa pajak dapat di artikan sebagai peralihan

kekayaan dari pihak masyarakat kepada kas negara untuk membiayai

rutinitas pemerintah dalam menjalankan pemerintahan dan surplusnya

digunakan untuk simpanan publik (saving public) yang merupakan

sumber utama sebagai pendapatan negara dan sumber modal utama

dalam investasi publik.

b. Fungsi Pajak

Menurut Mardiasmo (2011;1). Fungsi pajak mempunyai 2 (dua)

fungsi yaitu;

1) Fungsi finansial (Fungsi Budgeter)

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluarannya.

2) Fungsi mengatur (Fungsi Regulerend)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

11
c. Pengelompokan Pajak

Menurut Mardiasmo (2011;5), pengelompokan pajak terdiri dari:

1) Menurut golongan

a) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri

oleh Wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau

dilimpahkan kepada orang lain.

Contohnya : pajak penghasilan

b) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya

dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Contohnya : pajak pertambahan nilai

2) Menurut sifatnya

a) Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau

berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan

keadaan dari wajib pajak.

Contohnya : pajak penghasilan

b) Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objek

tanpa memperhatikan keadaan dari Wajib pajak.

Contohnya : Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan

atas barang mewah.

3) Menurut lembaga pemungutannya

a) Pajak pusat, pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

12
Contohnya: pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai

dan pajak penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan

bangunan dan bea materai.

b) Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga

daerah.

Pajak daerah terdiri dari :

(1) Pajak Propinsi, contoh; pajak kendaraan bermotor

dan kendaraan di atas air, pajak bahan bakar

kendaraan bermotor.

(2) Pajak kabupaten/kota, contoh; pajak hotel, pajak

restoran, pajak hiburan, pajak reklame, dan pajak

penerangan jalan.

d. Tata Cara Pemungutan Pajak

1) Stelsel Pajak

Menurut Mardiasmo (2013;6) Pemungutan pajak dapat

dilakukan berdasarkan 3 stelsel:

a) Stelsel nyata (riel stelsel)

Pengenaan pajak berdasarkan pada objek (penghasilan

yang nyata), sehingga pemungutan baru dapat dilakukan

pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang

sesungguhnya diketahui. Stelsel nyata mempunyai

kelebihan atau kebaikan dan kekurangan. Kebaikan stelsel

13
ini adalah pajak yang dikenakan lebih realitas. Sedangkan

kelemahannya adalah pajak yang baru dapat dikenakan

pada akhir periode (setelah penghasilan diketahui).

b) Stelsel anggapan (fictieve stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang

diatur oleh undang-undang. Misalnya, penghasilan suatu

tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga

pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya

pajak yang terutang untuk pajak berjalan. Kebaikan stelsel

ini adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan,

tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedangkan

kelemahannya pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada

keadaan yang sesungguhnya.

c) Stelsel campuran

Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan

stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak

dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada

akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan

yang sebenarnya. Bila besarnya pajak menurut kenyataan

lebi besar dari pada pajak menurut anggapan, maka wajib

pajak harus menambah. Sebaliknya, jika lebih kecil

kelebihannya dapat diminta kembali.

14
2) Cara Pemungutan Pajak

Menurut Erly (2011:41), dalam era globalisasi ini batas negara

menjadi tidak jelas bagi wajib pajak dalam mencari dan

memperoleh penghasilan, sehingga pemungutan pajak ini

pentinguntuk menentukan negara mana yang berhak

memungut pajak. Dalam pemungutn pajak penghasilan ada

tiga macam cara yang bisa dilakukan:

a) Asas domisili ( tempat tinggal)

Dalam asas ini pemungutan pajak penghasilan pada

domisili atau tempat tinggal wajib pajak dalam suatu

negara. Negara dimana wajib pajak tinggal bertempat

tinggal berhak memungut pajak terhadap wajib pajak

tanpa melihat dari mana pendapatan atau penghasilan

tersebut diperoleh, baik dalam negeri maupun luar negeri

dan tanpa melihat kebangsaan/kewarganegaraan wajib

pajak tersebut.

b) Asas sumber

Dalam asas ini pemungutan pajak didasarkan pada sumber

pendapatan/penghasilan dalam suatu negara. Menurut asas

ini, negara yang menjadi sumber pendapatan/ penghasilan

tersebut berhak memungut pajak tanpa memperhatikan

domisili dan kewarganegaraan wajib pajak.

15
c) Asas kebangsaan

Dalam asas ini, pemungutan pajak didasakan pada

kebangsaan atau kewarganegaraan dari wajib pajak, tanpa

melihat dari mana sumber pendapatan/ penghasilan

tersebut maupun di negara mana tempat tinggal (domisili)

dari wajib pajak yang bersangkutan.

3) Sistem pemungutan pajak

Menurut Mardiasmo (2013;7), sistem pemungutan pajak

terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

a) Official Assessment System

Adalah suatu pemungutan yang memberi wewenang

kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya

pajak yang terutang oleh Wajib pajak.

Ciri-cirinya;

(1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak

terutang ada pada fiskus,

(2) Wajib pajak bersifat pasif,

(3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat

ketetapan pajak oleh fiskus,

b) Self Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada Wajib pajak untuk menentukan sendiri

besarnya pajak yang terutang.

16
Ciri-cirinya:

(1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak

terutang ada pada wajib pajak sendiri,

(2) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor

dan melaporkan sendiri pajak yang terutang,

(3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

c) With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan

wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan

besarnya pajak yang terutang oleh Wajib pajak.

Ciri-cirinya : wewenang menentukan besarnya pajak yang

terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan

Wajib pajak.

e. Kewajiban dan hak-hak pajak

Dari ketentuan yang dimuat dalam Undang-undang Pajak Nasional

(UU Perpajakan Tahun 2000) terdapat kewajiban dan hak-haknya

sebagai berikut:

1) Kewjiban Wajib Pajak

a) Melaksanakan pendaftaran diri untuk memperoleh Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai identitas dari wajib

pajak. Dengan diperolehnya NPWP tersebut selain

dipergunakan untuk mengetahui identitas wajib pajak yang

17
sebenarnya, juga berguna untuk menjaga ketertiban dalam

pembayaran pajak dan pengawasan administrasi

perpajakan. Terdapat wajib pajak yang tidak mendaftarkan

diri mendapatkan NPWP akan dikenakan sanksi pidana.

b) Mengambil sendiri blanko surat pemberitahuan (SPT)

ditempat-tempat yang ditentukan oleh Direktorat Jendral

Pajak. Fungsi SPT adalah sebagai sarana wajib pajak

untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan

perhitungan jumlah wajib pajak yang sebenarnya terutang

dan laporan tentang pemenuhan pembayaran pajak yang

telah dilaksanakan sendiri dalam satu tahun pajak serta

laporan tentang pembayaran pajak yang telah dipotong

oleh pihak ketiga.

c) Wajib pajak untuk mengisi dengan benar dan lengkap dan

menandatangani sendiri surat pemberitahuan pajak

kemudian mengembalikan surat pemberitahuan ini kepada

kantor inspeksi pajak

d) Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan-

pencatatan. Pada dasarnya setiap orang atau badan usaha

yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan diharuskan

mengadakan pembukuan.

18
2) Hak-hak Wajib pajak

a) Wajib pajak mempunyai hak untuk menerima tanda bukti

pemasukan surat pemberitahuan. Pengiriman surat

pemberitahuan melalui kantor pos dan giro harus

dilakukan secara tercatat, dan tanggal pengiriman

dianggap sebagai tanda bukti tanggal penerimaan.

b) Wajib pajak mempunyai hak mengajukan permohonan

penundaan penyampaian surat pemberitahuan. Penundaan

pemberitahuan dari wajib pajak disebabkan wajib pajak

mengalami kesulitan dalam menyelesaikanpembukuannya.

c) Wajib pajak mempunyai hak untuk melakukan pembetulan

sendiri SPT yang telah dimasukan pembetulan atas surat

pemberitahuan dapat dilakukan oleh wajib pajak jika

terdapat kekeliruan dalam pengisian SPT yang dibuat oleh

wajib pajak.

d) Wajib pajak berhak mengajukan permohonan dan

penundaan pengansuran pembayaran pajak sesuai dengan

kemampuan.

e) Wajib pajak berhak melakukan permohonan pembetulan

salah tulis atau salah hitung atau kekeliruan yang terdapat

dalam surat ketetapan pajak (SKP) dalam penerapan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

19
f) Wajib pajak berhak melakukan permohon pembetulan

salah tulis atau salah hitung kekeliruan yang terdapat

dalam Surat Ketetapan Pajak (SKP) dalam penerapan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

g) Wajib pajak berhak mengajukan keberatan dan berhak atas

kepastian terbitnya surat keputusan atas surat permohonan

keberatannya.

h) Wajib pajak berhak mengajukan permohonan banding atas

surat keberatannya yang telah diputuskan oleh Direktorat

Jendral Pajak.

i) Wajib pajak berhak mengajukan permohonan

penghapusan atau pengenaan sanksi perpajakan serta

pembetulan ketetapan yang salah atau keliru.

j) Wajib pajak berhak memberi kuasa khusus kepada orang

lain untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya.

f. Perbedaan Pajak dan Retribusi

Perbedaan Pajak dan Retribusi adalah sebagai berikut:

1) Kontra prestasi; pada retribusi kontra prestasinya dapat

ditunjuk secara langsung dan secara individu dan golongan

tertentu sedangkan pajak kontra prestasinya tidak dapat

ditunjuk secara langsung.

2) Balas jasa pemerintah; pajak balas jasa pemerintah berlaku

untuk umum, seluruh rakyat menikmati balas jasa, baik yang

20
membayar pajak maupun yang dibebaskan dari pajak.

Sebaliknya, pada retribusi balas jasa negara/ pemerintah

berlaku khusus, hanya dinikmati oleh pihak yang melakukan

pembayaran retribusi.

3) Sifat pemungutannya; pajak bersifat umum, artinya berlaku

untuk setiap orang yang memenuhi syarat untuk dikenakan

pajak. Sementara itu, retribusi hanya berlaku untuk orang

tertentu, yaitu yang menikmati jasa pemerintah yang dapat

ditunjuk.

4) Sifat pelaksanaan; pemungutan retribusi didasarkan atas

peraturan yang berlaku umum dan dalam pelaksanaannya

dapat dilaksanakan, yaitu setiap orang yang ingin mendapatkan

sesuatu jasa tertentu dari pemerintah harus membayar retribusi.

Jadi sifat paksaan pada retribusi bersifat ekonomis sehingga

pada hakikatnya diserahkan pada pihak yang bersangkutan

untuk membayar atau tidak. Hal ini berbeda dengan pajak, sifat

paksaan pada pajak adalah yuridis, artinya bahwa setiap orang

yang melanggarnya akan mendapat sanksi hukuman, baik

berupa sanksi pidana maupun denda.

5) Lembaga atau badan pemungutannya; pajak dapat dipungut

oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah sedangkan

retribusi hanya dapat dipungut oleh pemerintah daerah.

21
g. Manfaat Pajak

Masyarakat jelas perlu melihat apa manfaat nyata dari pajak yang

telah mereka bayarkan. Dengan begitu, mereka dapat melihat

bahwa pajak yang mereka bayarkan ada kegunaanya untuk bangsa.

Dengan itu mereka dapat bangga karena telah membayar pajak.

Pemerintah perlu transparansi terhadap penggunaan dana pajak.

Contoh, informasi berapa jumlah gaji pegawai yang sudah

dibayarkan, dimana saja jalan raya yang sudah diperbaiki, dimana

saja lampu jalan yang sudah diperbaiki atau diganti. Jika

pemerintah mampu melakukan hal ini, beban membayar pajak

bukan tidak mungkin akan terasa jauh lebih ringan dipundak wajib

pajak.

2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah

Setiap daerah memiliki wewenang dan kewajiban untuk menggali

sumber keuntungan sendiri dengan melakukan segala upaya untuk

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dengan demikian

pemerintah daerah dapat melaksanakan tugas pemerintah dan

pembangunan yang semakin mantap demi kesejahteraan

masyarakatnya.

Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah

dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut

22
berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Jadi dapat disimpulkan pendapatan asli daerah merupakan suatu

penerimaan daerah yang berasal dari sumber-sumber wilayahnya

sendiri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pendapatan Asli Daerah harus betul-betul dominan dan mampu

memikul beban kerja yang diperlukan hingga pelaksanaan otonomi

daerah tidak dibiayai oleh dari subsidi atau dari pihak ketiga atau

pinjaman daerah.

b. Sumber Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan asli daerah merupakan bagian dari sumber pendapatan

daerah sebagaimana diatur dalam pasal 55 UU No.5 1947 sebagai salah

satu sumber pendapatan daerah dalam kaitan pelaksanaan otonomi

daerah. Sumber-sumber pendapatan asli daerah tidak dapat dipisahkan

dari pendapatan daerah secara keseluruhan. Sebagaimana juga telah di

atur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

pemerintahan daerah, dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.

3. Pajak Daerah

a. Pengertian Pajak Daerah

Menurut Elry (2011:236), pajak daerah adalah iuran yang wajib

dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan

langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan

23
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Menurut Indonesia Tax Review (2007:17), terdapat dalam rencana

Undang-undang pajak daerah dan retribusi daerah adalah pemberian

sanksi kepada pemerintah daerah yang tidak mematuhi aturan pasal 138

ayat 1 dan 2 serta pasal 139 ayat 1 dan ayat 5 RUU Pajak Daerah dan

Retribusi daerah. Pasal-pasal RUU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

ini, mengatur tentang kewajiban daerah untuk meminta persetujuan

pihak diatasnya sebelum dan sesudah menetapkan suatu perda baru,

serta kewajiban memberhentikan pemberlakuan perda yang telah

dibatalkan pemerintah pusat.

b. Objek Pajak Daerah dan Tarif Pajak Daerah

Menurut Erly Suandy (2011: 236),objek pajak daerah dan tarif

pajak daerah, sebagai berikut:

Pajak Daerah Tingkat I Tarif Tertinggi

1. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air 5%

2. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air 10%

3. Pajak Bahan Bakar kendaraan bermotor 5%

4. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah

dan air permukaan 20%

Pajak Daerah Tingkat II Tarif Tertinggi

1. Pajak Hotel 10%

2. Pajak Restoran 10%

24
3. Pajak Hiburan 35%

4. Pajak Reklame 25%

5. Pajak Penerangan Jalan 10%

6. Pajak Pengambilan & Pengelolaan Bahan

Galian Golongan C 20%

Pajak Parkir 20%

Tarif pajak untuk Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diatas

Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diatas Air,

Pajak Bahan Bakar Kedaraan Bermotor, dan Pajak Pengambilan dan

Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan ditetapkan seragam

di seluruh indonesia dan diatur dengan peraturan pemerintah.

Sedangkan untuk Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan,

Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan dan

Pengelolaan Bahan Galian Golongan C, dan Pajak Parkir ditetapkan

dengan peraturan Daerah. Selain pajak tersebut diatas., Peraturan

Daerah dapat menetapkan jenis pajak Kabupaten/Kota lainnya dengan

kriteria sebagai berikut:

1. Bersifat pajak dan bukan retribusi,

2. Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah daerah

Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas

yang cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di

wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan,

25
3. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan

kepentingan umum,

4. Objek pajak bukan merupakan objek pajak propinsi dan/atau

objek pajak pusat,

5. Potensial memadai,

6. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negative,

7. Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat,

8. Menjaga kelestarian lingkungan.

c. Fungsi Pajak Daerah

Sebagaimana fungsi pajak pada umumnya, pajak daerah

mempunyai utama namun yang membedakan pajak pada umumnya

diperuntukan untuk negara sedangkan pajak daerah untuk daerah

sebagai pendapatan asli daerah.

d. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Daerah

Dalam pemungutan pajak daerah, terdapat suatu istilah yang

kadang disamakan walaupun sebenarnya memiliki pengertian yang

berbeda, yaitu subjek pajak dan wajib pajak. Dalam beberapa jenis

pajak, seperti pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air,

subjek pajak identik dengan wajib pajak, yaitu setipa orang atau badan

yng memenuhi ketentuan sebagai subjek pajak diwajibkan untuk

membayar pajak secara otomatis menjadi wajib pajak.

26
e. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan

Menurut Peraturan Bupati Musi Rawas Tahun 2011, tanggal jatuh

tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 30

(tiga puluh) hari setelah saat terutangnya pajak. Surat ketetapan Pajak

Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan

Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Tagihan Pajak Daerah,

Surat keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan

Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar ditambah

dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak

tanggal diterbitkan. Atas permohonan wajib pajak, kepala daerah dapat

memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur atau

menunda pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 20%

sebulan setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Dan tata

cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran, angsuran, dan

penundaan pajak diatur dengan keputusan Kepalah Daerah.

f. Sistem Pemungutan Pajak Daerah.

Menurut Marihot P Siahaan (2010;98). Sistem pemungutan pajak

daerah dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu;

1) System Self Assesment

Sistem pengenaan pajak yang memberi kepercayaan kepada

wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar,

melaporkan sendiri pajak yang terutang dengan menggunakan

SPTPD.

27
2) System Official Assesment

sistem pengenaan pajak yang dibayar oleh wajib pajak setelah

terlebih dahulu ditetapkan oleh kepala daerah atau pejabat

yang ditunjuk melalui surat ketetapan pajak daerah atau

dokumentasi lain yang dipersamakan

3) System With Holding

Sistem pengenaan pajak yang dipungut oleh pemungut pajak

pada sumbernya,

g. Daluwarsa Pajak Daerah

Menurut Peraturan Bupati Musi Rawas Tahun 2011, batas

daluwarsa dari pajak daerah adalah 5 tahun, kecuali wajib pajak daerah

melakukan tindak pidana pajak daerah. Jangka waktu 5 tahun

ditangguhkan jika:

1) Diterbitkan surat teguran dan surat paksa,

2) Ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik secara langsung

maupun tidak langsung.

h. Keberatan dan Banding

Menurut Peraturan Bupati Musi Rawas Tahun 2011, kebaratan dan

banding, adalah sebagai berikut:

1) Keberatan

a) Wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada

Bupati atau Pejabat,

28
b) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia

dengan disertai alasan-alasan yang jelas,

c) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama

3 (tiga) bulan sejak tanggal surat, tanggal pemotongan

atau pemungutan,

d) Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah

membayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui

Wajib Pajak,

e) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana

dimaksud pada ayat 1, ayat 2, ayat 3, dan ayat 4 tidak

dianggap sebagai surat keberatan sehingga tidak dapat

dipertimbangkan.

f) Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh

Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atau tanda pengiriman

surat keberatan melalui surat pos tercatat sebagai tanda

bukti penerimaan surat keberatan.

2) Banding

a) Wajib pajak dapat mengajukan permohonan banding

hanya kepada Pengadilan Pajak terhadap keputusan

mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Bupati.

b) Permohonan Banding sebagaimana dimaksud pada ayat 1

diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan

alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 bulan sejak

29
keputusan diterima, dilampiri salinan dari surat keputusan

keberatan tersebut,

c) Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban

membayar pajak samapi dengan 1 (satu) bulan sejak

tanggal penerbitan putusan banding.

i. Cara Perhitungan Pajak Daerah

Menurut Marihot P Siahaan (2010;91). Besarnya pokok pajak

dihitung dengan cara mengalikan tari pajak dengan dasar pengenaan

pajak. Cara perhitungan ini digunakan untuk setiap jenis pajak daerah,

yang juga merupakan dasar perhitungan untuk semua jenis pajak pusat.

Pajak Terutang = Tarif Pajak X Dasar Pengenaan Pajak


Sumber: Marihot Pahala Siahaan, (2010;91)

4. Retribusi Daerah

a. Pengertian Retribusi

Menurut Erly Suandy (2011: 242), retribusi adalah pemungutan

yang dilakukan oleh negara sehubungan dengan penggunaan jasa-jasa

yang disediakan oleh negara. Retribusi yang dipungut oleh pemerintah

Indonesia sekarang diatur dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun

1997 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor

34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Dalam

Undang-undang ini yang dimaksud dengan retribusi adalah pungutan

30
sebagai pembayaran atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah

dengan objek sebagai berikut:

1) Jasa umum, yaitu jasa untuk kepentingan dan pemanfaatan

umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan;

2) Jasa usaha, yaitu jasa yang menganut prinsip komersial karena

pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta;

3) Perizinan tertentu, yaitu kegiatan pemda dalam rangka

pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas

kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam,

barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna

melindungi kepentingan dan menjaga kelestarian lingkungan.

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas

jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau

diberi oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau

badan.

Ada beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini

dipungut di Indonesia adalah sebagai berikut (M.P. Siahaan, 2010:6);

1) Retribusi merupakan pungutan yang dipungut berdasarkan

Undang-undang dan peraturan daerah yang berkenaan.

2) Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintah daerah.

3) Pihak yang membayar retribusi mendapat kontra prestasi.

(balas jasa) secara langsung dari pemerintah daerah atas

pembayaran yang dilakukannya.

31
4) Retribusi terutang apabila ada jasa yang diselenggarakan oleh

pemerintah daerah yang dinikmati leh orang atau badan.

5) Sanksi yang dikenakan pada retribusi daerah adalah sanksi

secara ekonomi, yaitu jika tidak membayar retribusi, tidak

akan memperoleh jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah

daerah.

Retribusi Daerah merupakan bagian dari Pendapatan Asli Daerah

(PAD) yang diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan

penyelenggaraan pemerintah dan meratakan kesejahteraan masyarakat.

Daerah Kabupaten/Kota diberi kewenangan dalam menggali potensi

sumber-sumber keuntungannya dengan menetapkan jenis retribusi

selain yang telah ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi rakyat.

b. Objek Retribusi Daerah

Objek retribusi daerah terdiri dari, yaitu;

1) Jasa umum, yaitu jasa untuk kepentingan dan pemanfaatan

umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan;

2) Jasa usaha, yaitu jasa yang menganut prinsip komersial karena

pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta;

3) Perizinan tertentu, yaitu kegiatan Pemda dalam rangka

pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas

kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam,

32
barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna

melindungi kepentingan dan menjaga kelestarian lingkungan.

c. Subjek Retribusi Daerah

Subjek retribusi daerah adalah sebagai berikut;

1) Retribusi jasa umum adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan/ menikmati pelayanan jasa umum yang

bersangkutan,

2) Retribusi jasa usaha adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan/ menikmati pelayanan jasa usaha yang

bersangkutan,

3) Retribusi perizinan tertentu adalah orang pribadi atau badan

yang memperoleh izin tertentu dari Pemerintah Daerah.

d. Petunjuk Teknis Pemungutan Retribusi Daerah

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 Pasal 26

pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. Artinya seluruh proses

pemungutan retribusi daerah tidak dapat diserahkan kepada pihak

ketiga. Namun, dengan pengertian ini bukan berarti bahwa pemerintah

daerah tidak boleh bekerja sama dengan pihak ketiga. Dengan sangat

selektif dalam proses pemungutan retribusi, pemerintah daerah dapat

mengajak bekerja sama badan-badan tertentu yang karena

profesinalismenya layak dipercaya untuk ikut melaksanakan sebagian

tugas pemungutan jenis retribusi tertentu secara lebi efisien. Kegiatan

pemungutan retribusi yang tidak dapat dikerjasamakan dengan pihak

33
ketiga adalah kegiatan perhitungan besarnya retribusi yang terutang,

pengawasan penyetoran retribusi, dengan penagihan retribusi.

Menurut Mardiasmo (2011,18). Retribusi dipungut dengan

menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen

lain yang dipersamakan. SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang

menentukan besarnya pokok retribusi. Dokumen lain yang

dipersamakan, antara lain, berupa karcis masuk, kupon, dan kartu

langganan. Dalam hal Wajib retribusi tertentu tidak membayar tepat

pada waktunya atau kurang bayar, dikenakan sanksi admnistrasi berupa

bunga sebesar 2% setiap bulan dan retribusi yang terutang yang tidak

atau kurang bayar dan ditagih menggunakan Surat Tagihan retribusi

Daerah (STRD).

e. Sistem dan Tata Cara Pemungutan Retribusi

1) Sistem Pemungutan Retribusi

Menurut Erly (2011:246), sistem pemungutan retribusi daerah

adalah system official assessment, yaitu pemungutan retribusi

daerah berdasarkan penetapan kepala daerah dengan

menggunaka Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau

dokumen lainnya yang dipersamakan. Wajib retribusi setelah

menerima SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan

tinggal melakukan pembayaran menggunakan Surat Setor

Retribusi Daerah (SSRD) pada kantor pos atau bank persepsi.

34
Jika wajib retribusi tidak atau kurang membayar akan ditagih

menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD).

2) Tata Cara Pemungutan Retribusi

Tidak terdapat perbedaan dalam tata cara pemungutan dalam

Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 maupun Undang-

undang Nomor 34 Tahun 2000, berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah

Pasal 12 menyebutkan bahwa tata cara pelaksanaan

pemungutan retribusi ditetapkan Kepala Daerah. Pemungutan

retribusi daerah tidak dapat diborongkan. Retribusi dipungut

dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan.

f. Cara Perhitungan Retribusi Terhutang

Menurut M.P Siahaan (2010;642). Besarnya retribusi terutang oleh

orang pribadi atau badan yang menggunkan jasa atau perizinan tertentu

dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan tingkat penggunaan

jasa. Dengan demikian, besarnya retribusi yang terutang dihitung

berdasarkan tarif retribusi dan tingkat penggunaan jasa dengan rumus

berikut ini:

Retribusi Terutang = Tarif Retribusi X Tingkat Penggunaan Jasa

Sumber; Marihot Pahala Siahaan (2010;642)

35
Tingkat penggunaan jasa dapat dinyatakan sebagai kuantitas

penggunaan jasa sebagai dasar alokasi beban biaya yang dipikul daerah

untuk penyelenggaraan jasa yang bersangkutan. Misalnya; beberapa

kali masuk tempat rekreasi, berapa kali / berapa jam parkir kendaraan.

Akan tetapi ada pula pengguna jasa yang tidak dapat dengan mudah

diukur. Dalam hal ini tingkat penggunaan jasa mungkin perlu tingkat

berdasarkan rumus. Misalnya; mengenai izin bangunan, tingkat

penggunaan jasa dapat ditaksir dengan rumus yang didasarkan atas luas

tanah, luas lantai bangungan, jumlah tingkat bangunan, dan rencana

penggunaan bangunan.

g. Penetapan dan Pembayaran Retribusi

Dalam Peraturan Pemerintah Bupati Musi Rawas Tahun 2006

tentang Penetapan Retribusi Daerah sebagai berikut;

1) Berdasarkan SPdORD peraturan retribusi terutang ditetapkan

dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lainnya yang

dipersamakan,

2) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain

yang dipersamakan ditetapkan oleh Bupati Musi Rawas.

Sedangkan Pembayaran Retribusi Daerah adalah sebagi berikut;

1) Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus dimuka untuk

1(satu) kali masa retribusi,

36
2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima

belas) hari sejak diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan dan SKRDKBT,

3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran

retribusi diatur dengan peraturan Bupati.

h. Daluwarsa Retribusi Daerah

Batas daluwarsa dari retribusi daerah adalah 3 tahun kecuali wajib

pajak melakukan tindak pidana retribusi daerah. Jangka 3 tahun

ditangguhkan jika:

1) Diterbitkan surat teguran

2) Ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi secara

langsung maupuntidak langsung.

C. Hipotesis

Mengacu pada landasan teori, maka penulis dapat menurunkan hipotesis

yang menunjukan Terdapat Pengaruh antara penerimaan pajak daerah dan

retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Musi Rawas.

37
BAB. III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2012;7). Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada

umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.

Menurut Lexy J Moleong M A, (2011;7). Metode kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian secara holistik, dengan cara deskripsi dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif,

alasan penulis menggunakan penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk

memahami dan mengetahui tingkat pengaruh penerimaan pajak daerah dan

retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah dengan metode yang telah

ditetapkan dalam penelitian kuantitatif.

B. Lokasi Penelitian

Dalam pembuatan karya ilmiah atau skripsi ini, penulis melakukan

penelitian pada kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Musi Rawas, yang beralamatkan di Jln Komplek Agropolitan Musi

Rawas Muara Beliti.

38
C. Operasionalisasi Variabel

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variable independent (variabel bebas)

Yaitu, variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya

variabel dependent.

Dalam hal ini pajak daerah dan retribusi daerah menjadi variabel

independent dalam penelitian ini.

2. Varible dependent (variabel terikat)

Yaitu, variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independent.

Pendapatan Asli Daerah menjadi variabel dependent, karena dipengaruhi

oleh independent, yaitu pajak daerah dan retribusi daerah.

Tabel III. 1 Operasional Variabel Penelitian


Variabel Definisi Indikator
pungutan yang dapat 1. Pajak Reklame
Pajak Daerah dipaksakan pemerintah 2. Pajak Mineral Bukan Logam
(variabel X1) kepada masyarakat 3. Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan
berdasarkan undang-
4. Pajak Air Tanah
undang dan tidak 5. Pajak Parkir
berdampak langsung 6. Pajak Penerangan Jalan
7. Pajak Sarang Burung Wallet
8. Pajak Restoran
9. Pajak Hiburan
Pungutan yang diterima 1. Retribusi Jasa Umum
Retribusi dari masyarakat yang 2. Retribusi Jasa Usaha
Daerah mendapat pelayanan 3. Retribusi Perizinan Tertentu
(variabel X2) langsung dari pemerintah
Pendapatan Penerimaan yang diterima 1. Pendapatan Pajak Daerah
Asli Daerah oleh pemerintah yang 2. Hasil Retribusi Daerah
(PAD) telah disahkan dan diatur 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
(variabel Y) undang-undang
4. Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah

39
D. Data yang Diperlukan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan atau memerlukan jenis data

sebagai berikut;

1. Data yang berdasarkan jenisnya

a. Data Kauntitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai

dengan bentukanya, data kauntitatif dapat diolah atau dianalisis

menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data

kauntitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah

objek yang akan diteliti. Data ini bersifat nyata atau dapat diterima oleh

panca indera sehingga peneliti harus benar-benar jeli dan teliti untuk

mendapatkan keakuratan data dari objek yang akan diteliti.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah datang yang berbentuk kata-kata, bukan dalam

angka. Data kualitatif berfungsi untuk mengetahui kualitas dari suatu

objek yang akan diteliti. Data ini bersifat abstrak sehingga peneliti harus

benar-benar memahamai kualitas dari objek yang diteliti.

2. Data yang berdasarkan sumbernya

a. Data Internal

Data internal adalah data yang diperoleh dari objek penelitian yang

diteliti, yang menjadi suatu penganalisisan dalam penelitian, data

internal memiliki klasifikasi yang bermacam, sesuai dengan yang

40
dibutuhkan oleh peneliti. Data internal ini disajikan menjadi dua yaitu,

data berbentuk angka dan data berbentuk kata-kata.

b. Data Eksternal

Data eksternal terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer

merupakan data yang diperoleh peneliti dengan cara langsung dari

sumbernya. sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh

dari berbagai sumber yang sudah ada sebelumnya.

3. Data menurut sifatnya

a. Data Time Series (Data Berkala)

Data time series adalah data yang datanya menggambarkan suatu dari

waktu ke waktu atau periode secara historis.

b. Data Cross Section

Data cross section adalah data yang menunjukan titik waktu tertentu.

Adapun data yang diperlukan penulis dalam penelitian ini adalah data

internal yaitu laporan Realisasi dan Target pajak dan retribusi daerah selama 4

(empat) tahun yang menujukan pada pendapatan atau perolehan pajak dan

retribusi daerah Kabupaten Musi Rawas. Data ini berbentuk data kuantitaf dan

bersifat time series.

41
E. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012;137) berdasarkan teknik pengumpulan data

penelitian kuantitatif dapat dilakukakan dengan cara wawancara, observasi, dan

data kepustakaan. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengumpulkan data dengan

metode kuantitatif.

1. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapat informasi awal tentang

permasalahan yang ada, sehingga penulis dapat menentukan permasalahan

atau variabel apa yang harus diteliti. Untuk mendapatkan gambaran yang

lebih lengkap, maka penulis perlu melakukan wawancara dengan pegawai

yang terkait guna memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian.

2. Obervasi

Hadi, dalam Sugiyono (2012;145) observasi merupakan Pengamatan

langsung atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam rangka

pengumpulan data dalam penelitian.

3. Metode Kepustakaan

Untuk memperoleh landasan atau kajian dan konsep yang kuat agar dapat

memcahkan permasalahan, maka penulis mengadakan penelitian

kepustakaan dengan mempelajari dan mengumpulkan data melalui buku-

buku, jurnal perpajakan, jurnal akuntansi, literature, artikel, Undang-undang

perpajakan, data dari internet, dan bacaan yang berkaitan dengan penelitian

yang sedang dilakukan.

42
F. Teknik Analisis dan Analisis Data

1. Analisis Data

Menurut Sunyoto (2013;24) analisis data terdiri dari ;

a. Analisis kualitatif

Analisis kualitatif merupakan analisis non statistik yang membantu

dalam penelitian yang kemudian ditafsirkan dengan baik.

b. Analisis kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan rumus-rumus

statistik untuk perhitungan angka-angka dalam rangka menganalisis data

yang diperoleh.

Untuk menjelaskan pengaruh penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah

terhadap pendapatan Asli Daerah Kabupaten Musi Rawas, maka penulis

menggunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan analisis

deskriptif, uji normalitas, uji hipotesis.

2. Teknik Analisis

Teknik analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

a. Analisis Deskriptif.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan populasi dan sampel

Kabupaten Musi Rawas. Data dalam penelitian ini bersumber laporan

APBD Pemerintahan Kabupaten Musi Rawas yakni data PAD, Pajak

Daerah, Retribusi Daerah dan penerimaan lain-lain yang diperoleh dari

kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Musi Rawas.

43
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran secara umum

mengenai data sehingga dapat dilihat nilai maksimum, minimum, rata-rata,

serta standar deviasinya.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variasi pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, jika terdapat

normalitas, maka residual akan terdetribusi secara normal dan

independent, yaitu perbedaan antara nilai prediksi dengan skor yang

sesungguhnya atau error akan terdestribusi secara simetri disekitar nilai

means sama dengan nol.

Untuk uji normalitas data, penulis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

dengan taraf signifikansi 0,05 (5%). Apabila signifikasinya lebih dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa data terdestribusi secara normal.

c. Uji Hipotesis

1) Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk memprediki besarnya

vriabel terikat dengan menggunakan data variabel bebas secara

terpisah yang sudah diketahui besarnya. Adapun persamaan regresi

sederahana yaitu:

Y=a+bX

44
Dimana:

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka

peningkatan

ataupun penurunan variable dependen yang didasarkan pada variabel

independent.

Bila b (+) maka berpengaruh, dan bila (-) maka tidak berpengaruh.

Y = Subjek / nilai dalam variabel dependen yang di prediksikan

X = Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu

2) Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi besarnya

vriabel terikat dengan menggunakan data variabel bebas secara

bersamaan yang sudah diketahui besarnya. Adapun persamaan regresi

berganda yaitu:

Y= a + b1X1 + b2X2 + et

Dimana:

Y = Variabel dependent pendapatan asli daerah (PAD)

X1 = Variabel independent penerimaan Pajak Daerah

X2 = Variabel independent penerimaan Retribusi Daerah

a = konstanta

e = error

b = angkah arah atau koefesien yang menunjukkan angka

peningkatan atau penurunan variabel dependent

45
berdasarkan pada variabel independent

3) Analisis Determinasi (R2)

Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk

mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independent

secara serentak terhadap variabel dependent. Taraf siginifikasi yang

digunakan adalah sig α < 0,05.

R2 diperoleh dengan mengkuadratkannya.

R2 = r2 X 100%

4) Uji F (Fisher)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independentnya yang dimaksudkan dalam model regresi secara

bersama-sama terhadap variabel dependent yang di uji pada tingkat

signifikan 0,05 (5%), maka dapat memberi kesimpulan bahwa semua

variabel independent yang diteliti secara bersama-sama dapat

mempengaruhi atau tidak mempengaruhi variabel dependent.

5) Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-

masing variabel independent secara individual terhadap variabel

dependent yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (5%), dan untuk

menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak.

46
Untuk Uji t, penelitian ini membandingkan antara t hitung dengan t

tabel, maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel

independent secara individual berpengaruh terhadap variabel

dependent, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

– Jika -t tabel ≤ t hitung ≤ +t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak,

– Jika t hitung ≤ -t tabel atau t hitung > +t tabel maka Ho ditolak dan

Ha diterima.

Dalam uji t ini dilakukan pada derajat kebebasan (n-k-1), dimana n

adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Untuk tingkat

keyakinan yang digunakan adalah 95% atau α = 5%.

47
BAB. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Objek Penelitian

a. Letak geografis Kabupaten Musi Rawas

Kabupaten Musi Rawas, letak geografisnya pada posisi 102 0 07’

00” – 1030 40’ 10” Bujur Timur dan 20 20’ 30” – 30 38’ 00” Lintang

Selatan. Dengan luas ± 12.185,43 km² dan kepadatan penduduknya

adalah 43,12 jiwa/km². Berada di bagian barat Provinsi Sumatera

Selatan, tempat pertemuan hulu sungai musi dengan aliran sungai

Rawas. Kabupaten Musi Rawas berbatasan dengan kabupaten Musi

Rawas Utara dan Provinsi Jambi di bagian utara, bagian selatan

berbatasan dengan Kabupaten Empat Lawang, di bagian barat

berbatasan dengan Kota Lubuklinggau dan Provinsi Bengkulu dan di

bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten

Musi Banyuasin. Dalam skripsi atau karya ilimah ini penulis membahas

Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Musi Rawas.

Kabupaten Musi Rawas mempunyai iklim tropis dan basah dengan

curah hujan yang bervariasi, di mana setiap tahun jarang ditemukan

bulan kering. Wilayah ini berada diketinggian 129 M dpl, terdiri dari

66,5% dataran rendah yang subur dengan struktur 62,75% tanah liat.

Keadaan alam Wilayah Kabupaten Musi Rawas terdiri atas hutan

48
potensial, sawah, ladang, kebun karet, cadas dan kebun lainya. Di

sebelah barat terdapat dataran rendah yang sempit dan berbatasan

dengan bukit barisan, dataran ini semakin ketimur semakin luas.

b. Kecamatan yang Berada di Kabupaten Musi Rawas

Pada tahun 2007 di Kabupaten Musi Rawas terjadi pemekaran

wilayah kecamatan, pada awal kecamatan yang ada 17 Kecamatan yang

dimekarkan menjadi 21 Kecamatan. Kecamatan hasil pemekaran

tersebut antara lain Kecamatan Sumber Harta hasil pemekaran dari

Kecamatan Batu Kuning Lakitan Ulu, kemudian Kecamatan Batu

Kuning Lakitan Ulu berubah nama menjadi Suku Tengah Lakitan Ulu.

Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut hasil pemekaran Kecamatan

Muara Beliti, Kecamatan Suka Karya hasil pemekaran dari Kecamatan

Jayaloka dan Kecamatan Tuah Negeri merupakan daerah pemekaran

dari Kecamatan Muara Kelingi. Pada Bulan Mei Tahun 2009, terjadi

pemekaran wilayah administrasi desa dan kelurahan di Kabupaten Musi

Rawas, dari 261 desa/kelurahan dimekarkan menjadi 277

desa/kelurahan.

2. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya diperlukan sebuah alat

yaitu berupa struktur organisasi. Dengan adanya struktur organisasi, maka

semua kegiatan dapat dilakukan dan berjalan dengan lancar sehingga

tercapai tujuan yang telah ditetapkan.

49
Halam ini Gambar struktur organisasi

Filenya masih dalm Microsoft Excel

50
Adapun uraian tentang Struktur Organisasi serta uraian tugas pokok dan

fungsi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Musi Rawas adalah sebagai berikut:

a. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah terdiri atas

Sekretariat yang membawahkan Sub Bagian-sub bagian, dan Bidang

yang masing-masing bidang membawahi Seksi-seksi:

b. Sekretariat Membawahi:

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2) Sub Bagian Keuangan; dan

3) Sub Bagian Perlengkapan.

c. Masing-masing Bidang terdiri dari:

1) Bidang Pendapatan Asli Daerah, membawahi:

a) Seksi Pendaftaran dan Pendataan;

b) Seksi Penetapan, Keberatan dan Penghapusan; dan

c) Seksi Penagihan.

2) Bidang Dana Perimbangan dan Penerimaan Lainnya

membawahi:

a) Seksi Bagi Hasil Pajak;

b) Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak; dan

c) Seksi Penerimaan Lain-lain.

3) Bidang Akuntansi dan Pelaporan membawahi :

a) Seksi Pembukuan Pendapatan Daerah;

b) Seksi Pembukuan Belanja Daerah; dan

51
c) Seksi Pelaporan.

4) Bidang Anggaran membawahi :

a) Seksi Belanja Tidak Langsung;

b) Seksi Belanja Langsung; dan

c) Seksi Penyusunan Program.

5) Bidang Perbendaharaan membawahi :

a) Seksi Belanja Tidak Langsung;

b) Seksi Belanja Langsung; dan

c) Seksi Tuntutan Perbendaharaan Ganti Rugi (TPGR).

6) Bidang Aset Daerah membawahi:

a) Seksi Analisis Kebutuhan;

b) Seksi Inventarisasi; dan

c) Seksi Pemeliharaan dan Penghapusan.

7) Bidang Verifikasi dan Pengendalian membawahi :

a) Seksi Verifikasi;

b) Seksi Pembinaan; dan

c) Seksi Hukum dan Perundang-undangan.

d) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah

dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

e) Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah

dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas, dan dalam

pelaksanaan tugasnya secara administratif dikoordinasikan

oleh Sekretaris.

52
f) Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada

di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris.

g) Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

3. Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi

a. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

1) Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai

tugas pokok membantu Bupati dalam menyelenggarakan urusan

pemerintahan daerah di bidang pendapatan pengelolaan keuangan dan

aset daerah.

2) Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dipimpin oleh

Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

b. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan administrasi umum, program,

kepegawaian, keuangan dan perlengkapan.

Untuk melaksanakan tugasnya. Sekretariat menyelenggarakan fungsi:

1) Pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi keuangan dan

administrasi kepegawaian;

2) Penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan

hubungan masyarakat;

3) Penyelenggaraan ketatalaksanaan, kearsipan dan perpustakaan

DPPKAD;

53
4) Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kerja di lingkungan DPPKAD;

dan

5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat membawahi :

a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b) Sub Bagian Keuangan

c. Bidang Pendapatan Asli Daerah

Bidang Pendapatan Asli Daerah mempunyai tugas merumuskan, menyusun

kebijakan teknis dan melaksanakan pendataan, penetapan, penagihan pajak dan

retribusi daerah serta pendapatan asli daerah (PAD) lainnya.

Untuk melaksanakan tugasnya, bidang pendapatan asli daerah

menyelenggarakan fungsi :

1) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis pendataan, penetapan,

penagihan pajak dan retribusi serta PAD lainnya.

2) Pelaksanaan pendaftaran dan pendataan pajak dan retribusi

3) Perhitungan besarnya pajak dan retribusi, serta penyusunan data target

penerimaan/PAD sesuai potensi yang ada.

4) Penebitan Surat ketetapan pajak dan retribusi, serta penyusunan data

ketetapan retribusi daerah (SKR-Daerah)

5) Penerbitan surat peringatan, teguran dan paksa kepada wajib pajak dan

wajib retribusi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

54
6) Penerimaan dan pemprosesan usul keberatan dan banding atas materi

penetapan pajak dan retribusi.

7) Pengkoordinasian dengan instansi terkait dalam pelaksanaan

pengelolaan PAD

8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas, sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pendapatan Asli Daerah membawahi :

1) Seksi Pendataan dan Pendaftaran mempunyai tugas :

2) Seksi penetapan, Keberatan dan Penghapusan mempunyai :

3) Seksi Penagihan mempunyai fungsi :

d. Bidang dana Perimbangan dan Penerimaan Lain-lain

Bidang Dana Perimbangan dan penerimaan lain-lain mempunyai tugas

menyusun rencana dan upaya peningkatan pendapatan daerah yang berasal dari

dana perimbangan dan penerimaan lain-lain.

Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang dana perimbanagan dan penerimaan

lain-lain menyelenggarakan fungsi :

1) Penyusunan program dan kegiatan pengelolaan dana perimbangan dan

penerimaan lain-lain;

2) Penghimpunan pedoman dan petunjuk teknis pengelolaan penerimaan

yang berasal dari dana perimbangan dan penerimaan lain-lain;

3) Pelaksanaan kegiatan penggalian potensi sumber-sumber pendapatan

daerah yang berasal dari dana perimbangan dan penerimaan lain-lain;

55
4) Pengkoordinasian dengan instansi terkait dalam rangka penerimaan

maupun pencairan dana yang berasal dari dana perimbangan dan

penerimaan lain-lain;

5) Pendistribusian surat pemberitahuan pajak terhitung (SPPT) pajak

bumi dan bangunan (PBB) kepada wajib pajak;

6) Pemberian bantuan kepada kepala Desa/Lurah dalam rangka

penagihan PBB sektor pedesaan dan perkotaan; dan

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas, sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Dana Perimbangan dan penerimaan lain-lain membawahi :

1) Seksi bagi hasil pajak mempunyai tugas

2) Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas

3) Seksi Penerimaan lain-lain mempunyai tugas

e. Bidang Akutansi dan Pelaporan

Bidang Akutansi dan Pelaporan Membawahi:

1) Seksi pembukuan pendapatan Daerah

2) Seksi pembukuan belanja daerah

3) Seksi pelaporan

f. Bidang Anggaran

Bidang Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan

pengendalian kegiatan di bidang anggaran.

Untuk melaksankan tugasnya. Bidang Anggaran menyelenggarakan fungsi:

Bidang Anggaran Membawahkan:

56
1) Seksi Belanja Tidak Langsung

2) Seksi Belanja Langsung

g. Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan membawahi :

1) Seksi Belanja Tidak Langsung

2) Seksi Belanja Langsung

3) Seksi Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi

h. Bidang Aset Daerah

Bidang Aset Daerah mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan

kebijakan teknis perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, pendistribusian dan

penghapusan aset daerah.

Bidang Aset Daerah Membawahi:

1) Seksi Analisa Kebutuhan

2) Seksi Inventarisasi

3) Seksi Pemeliharaan dan Penghapusan

i. Bidang Verifikasi dan Pengendalian

Bidang Verifikasi dan Pengendalian Membawahi :

1) Seksi Verifikasi

2) Seksi Pembinaan

3) Seksi Peraturan Perundang-undangan

57
4. Kelompok Jabatan Fungsional

a. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

b. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang

diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

c. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional

senior yang ditunjuk.

d. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban

kerja.

e. elompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

5. Tata Kerja

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan pimpinan satuan

organisasi serta kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi

integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar

dinas/instansi lainnya.

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-

masing, mengkoordinasikan bawahannya dan memberikan bimbingan serta

petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya, bila terjadi penyimpangan

akan mengacu dengan perundang-undangan yang berlaku.

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi

petunjukpetunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing serta

menyampaikan laporan secara berjenjang.

58
6. Komponen Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Musi Rawas

Pendapatan Asli Daerah dalam struktur Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah (APBD) merupakan elemen yang cukup penting peranannya, baik untuk

mendukung penyelenggaraan pemerintah maupun pemberian pelayanan

pemerintah kepada masyarakat. Apabila dikaitkan dengan pembiayaan, maka

pendapatan merupakan alternatif pilihan utama dalam mendukung program dan

kegiatan penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik.

Adapun komponen Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Musi Rawas yang

diterima pada periode 2011 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada tabel sebagi

berikut:

Tabel. IV.1

Sumber Tahun
Pendapatan
Asli Daerah 2011 2012 2013 2014

Pajak Daerah 8.496.172.141,00 13.934.157.972,00 18.182.992.377,00 45.846.775.684,00

Hasil
Retribusi 2.747.586.139,00 3.408.464.484,93 4.167.862.309,00 3.121.948.390,00
Daerah

Hasil
Pengelolaan
Kekayaan 7.404.227.888,01 7.416.997.975,86 3.850.760.207,78 453.024.345,80
Daerah yang
Dipisahkan

Lain-lain
PAD yang 46.779.716.449,96 48.258.776.653,61 49.533.131.147,02 67.864.335.828,19
Disahkan

Jumlah 65.427.702.617,97 73.018.397.086,40 75.734.746.040,80 117.228.280.392,99


Komponen PAD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2014
Sumber: Dinas DPPKAD Kabupaten Musi Rawas (Data diolah)

59
Dilihat dari tabel.5. Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan jumlah

noniminal yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, hal ini

menunjukan potensi penerimaan pada pemerintah Kabupaten Musi Rawas selalu

berkembang dan menunjukan bahwa Pemerintah Kabupetan Musi Rawas

berusaha dengan kerja keras untuk meningkatkan Pendapatan Asli daerah.

Sumber keuangan Pendapatan Asli Daerah lebih penting dengan sumber-

sumber diluar pendapatan asli daerah. Karena Pendapatan Asli Daerah dapat

dipergunakan sesuai dengan prakarsa dan insiatif daerah.

7. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Musi

Rawas

Adapun sumber Pendapatan Asli daerah Kabupaten Musi Rawas yang

menjadi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pajak daerah

Pajak daerah dalam kawasan Kabupaten Musi Rawas terdapat 10 jenis

kriterai pajak yang dikenakan pemerintah Kabupaten Musi Rawas,

namun dalam ketetapan dalam pajak ini, pemerintah Kabupaten Musi

Rawas belum menetapkan pajak hotel, hal ini menunjukan kawasan

Kabupaten Musi Rawas belum terdapatnya potensi Pajak Hotel.

Adapun 10 kriteria pajak daerah Kabupaten Musi Rawas adalah

sebagai berikut:

1) Pajak Restoran

2) Pajak Hiburan

3) Pajak Reklame

60
4) Pajak Penerangan Jalan

5) Pajak Pengambilan & Pengelolaan Bahan Galian Golongan C

6) Pajak Parkir

7) Pajak Air Tanah

8) Pajak Sarang Burung Walet

9) Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Pedesaan

10) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

b. Retribusi Daerah

Dalam retribusi daerah Kabupaten Musi Rawas yang ditetapkan

Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas adalah sebagai berikut:

1) Retribusi Jasa Umum

Retribusi Jasa Umum terdiri dari:

a) Retribusi Pelayanan Kesehatan

b) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

c) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan

Akta Catatan Sipil

d) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

e) Retribusi Pelayanan Pasar

f) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

2) Retribusi Jasa Usaha

Retribusi Jasa Usaha terdiri dari:

a) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

b) Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan

61
c) Retribusi Terminal

d) Retribusi Tempat Khusu Parkir

e) Retribusi Rumah Potong Hewan

f) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

3) Retribusi Perizinan Tertentu

Retribusi Perizinan tertentu terdiri dari:

a) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

b) Retribusi Izin Gangguan/Keramian/HO

c) Retribusi izin trayek

c. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Musi Rawas

Pendapatan Asli daerah (PAD) Kabupaten Musi Rawas Terdiri dari:

1) Pajak daerah

2) Hasil Retribusi Daerah

3) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Dipisahkan

4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Disahkan

B. Pembahasan Penelitian

1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif keseluruhan variabel penelitian yang mencakup nilai

minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi adalah seperti yang

terlihat pada pada tabel dibawah ini:

62
Tabel IV. 2 Hasil Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Pajak Daerah 4 8.50 45.85 21.6145 16.63363
Hasil Retribusi Daerah 4 2.75 4.17 3.3608 .60179
Pendapatan Asli
4 65.43 117.23 82.8518 23.32891
Daerah
Valid N (Listwise) 4
Sumber: Output SPSS

Tabel IV. 2 dapat dijelaskan bahwa jumlah data (N) yang di uji sebanyak 4.

Selain itu diperoleh gambaran nilai minimum, maksimum, nilai rata-rata, serta

standar deviasi masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Pajak Daerah sebagai variabel X1

Penerimaan Pajak Daerah dalam kurun waktu 4 tahun terkhir ini yaitu

pada tahun 2011 sampai 2014 yang menunjukan penerimaan terbesar

terdapat pada tahun 2014 sebesar Rp 45,85 miliyar, sedangkan

penerimaan terkecil terdapat pada tahun 2011 sebesar Rp. 8,50 Miliyar.

Rata-rata penerimaan pajak daerah adalah sebesar Rp. 21,6145 Miliyar

dengan standar deviasi Rp. 16,63363 Miliyar.

b. Retribusi Daerah sebagai variabel X2

Penerimaan Hasil Retribusi Daerah dalam kurun waktu 4 tahun terkahir

ini yaitu pada tahun 2011 sampai tahun 2014, yang menunjukan

penerimaan terbesar terdapat pada Tahun 2013 sebesar Rp. 4.17 milyar,

sedangkan penerimaan terkecil terdapat pada tahun 2011 sebesar Rp.

63
2,75 Miliyar. Rata-rata penerimaan hasil retribusi daerah adalah sebesar

Rp. 3,3608 Miliyar dengan standar deviasi Rp. 21,26369 Miliyar.

c. Pendapatan Asli Daerah

Selama kurun 4 tahun terakhir ini yaitu pada tahun 2011 sampai tahun

2014 dapat diketahui bahwa jumlah PAD terbesar terdapat pada Tahun

2014 sebesar Rp 117,23 Miliyar, sedangkan penerimaan terkecil

terdapat pada Tahun 2011 sebesar Rp. 65.43 Miliyar. Rata-rata

penerimaan PAD adalah sebesar Rp. 82.8518 Miliyar, dengan standar

deviasi Rp. 23.32891 Miliyar

2. Uji Normalitas

Uji Normalitas yang digunakan dalam pnelitian ini adalah dengan uji

Statistik. Hasil uji normalitas dengan kolomogorov-smirnov terlihat

pada tabel berikut:

64
Tabel IV. 3 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pajak Retribusi
Daerah Daerah PAD
N 4 4 4
Normal Parametersa Mean 21.6145 3.3608 82.8518
Std. Deviation 16.63363 .60179 2.33289E1
Most Extreme Absolute .332 .219 .370
Differences Positive .332 .219 .370
Negative -.215 -.160 -.228
Kolmogorov-Smirnov Z .663 .437 .740
Asymp. Sig. (2-tailed) .771 .991 .645
Monte Carlo Sig. (2- Sig. .663c .969c .537c
tailed) 95% Confidence Lower
.654 .965 .527
Interval Bound
Upper
.672 .972 .547
Bound
a. Test distribution is Normal.

Sumber: Output SPSS

Tabel IV. 3 dapat diketahui bahwa nilai signifikansinya pada setiap

variaber adalah sebagi berikut:

a. Variabel Pajak Daerah

Nilai signifikansi pada variabel pajak daerah sebesar 0,771 lebih besar

dari 0,05 (5%). Maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel pajak

daerah terdestribusi secara normal karena nilai signifikansinya diatas

0,05.

b. Variabel Retribusi Daerah

Nilai signifikansi pada variabel pajak daerah sebesar 0,991 lebih besar

dari 0,05 (5%). Maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel

65
retribusi daerah terdestribusi secara normal karena nilai signifikansinya

diatas 0,05.

c. Variabel PAD

Nilai signifikansi pada variabel pajak daerah sebesar 0,645 lebih besar

dari 0,05 (5%). Maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel PAD

terdestribusi secara normal karena nilai signifikansinya diatas 0,05.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Regresi Sederhana

1) Penerimaan Pajak Daerah

Tabel IV. 4 Variabel Terkait Pada Regresi Sederhana


Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Pajak Daeraha . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Y (Pendapatan Asli Daerah)


Sumber: Output SPSS

Tabel IV.4 menunjukan variabel X1 atau Penerimaan Pajak Daerah yang

menjadi variabel bebas, sedangkan variabel Y atau Pendapatan Asli Daerah adalah

variabel terikat.

Tabel IV. 5 Hasi Korelasi Regresi Sederhana Pajak Daerah dan PAD

66
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .998a .996 .993 1.90799
a. Predictors: (Constant), Pajak Daerah
Sumber: Output SPSS
Tabel IV.5 menampilkan nilai R yang merupakan simbol dari nilai

koefisien korelasi, dengan nilai korelasi 0,998. Nilai ini dapat diinterprestasikan

bahwa hubungan kedua variabel penelitian ada dikategori korelasi sangat kuat.

Melalui tabel ini juga diperoleh nilai R Square atau koefisien determinasi

(KD) yang menunjukan sebarapa bagus model regresi yang dibentuk interaksi

variabel bebas dan variabel terikat. Nilai KD yang yang diperoleh adalah 99,7%.

Yang dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas X1 memiliki pengaruh kontribusi

terhadap variabel Y.

Tabel IV.6 Perolehan Nilai Sig Pada Variabel Pajak Daerah


ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1625.433 1 1625.433 446.495 .002a
Residual 7.281 2 3.640
Total 1632.713 3
a. Predictors: (Constant), Pajak Daerah
b. Dependent Variable: PAD
Sumber: Output SPSS

Tabel IV.6 menunjukan perolehan nilai Sig.= 0,002 yang berarti < kriteria

signifikansi (0,05) dengan demikian model persamaan regresi berdasarkan data

penelitian adalah signifikan artinya, model regresi linier memenuhi kriteria

linieritas.

67
Tabel IV.7 Perolehan Persamaan Regresi Sederhana
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 52.605 1.720 30.580 .001
Pajak Daerah 1.399 .066 .998 21.130 .002
a. Dependent Variable: PAD
Sumber: output SPSS

Tabel IV.7 menunjukan model persamaan regresi yang diperoleh dengan

koefesien konstanta dan koefesien varaibel yang ada pada kolom Unstandardized

Coefficients B. Berdasarkan tabel ini diperoleh persamaan regresi : Y= 52,605 +

1,399X.

2) Hasil Retribusi Daerah

Tabel IV.8 Variabel Terkait Pada Regresi Sederhana


Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Retribusi
. Enter
Daeraha
a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah


Sumber: Output SPSS

68
Tabel IV.8 menunjukan variabel X2 atau Hasil Retribusi Daerah yang

menjadi variabel bebas, sedangkan variabel Y atau Pendapatan Asli Daerah adalah

variabel terikat.

Tabel IV.9 Hasi Korelasi Regresi Sederhana Retribusi Daerah dan PAD
Sumber:
Model Summary
Output SPSS
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Tabel
1 .089a .008 -.488 28.45844
IV.9
a. Predictors: (Constant), Retribusi Daerah
menampilkan nilai R yang merupakan simbol dari nilai koefisien korelasi, dengan

nilai korelasi 0,089. Nilai ini dapat diinterprestasikan bahwa hubungan kedua

variabel penelitian ada dikategori sangat lemah.

Melalui tabel ini juga diperoleh nilai R Square atau koefisien determinasi

(KD) yang menunjukan sebarapa bagus model regresi yang dibentuk interaksi

variabel bebas dan variabel terikat. Nilai KD yang yang diperoleh adalah 0,08%.

Yang dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas X2 memiliki pengaruh kontribusi

terhadap variabel Y.

Tabel IV. 10 Perolehan Nilai Sig Pada Variabel Retribusi Daerah


ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12.948 1 12.948 .016 .911a
Residual 1619.766 2 809.883
Total 1632.713 3
a. Predictors: (Constant), Retribusi Daerah

69
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12.948 1 12.948 .016 .911a
Residual 1619.766 2 809.883
Total 1632.713 3
b. Dependent Variable: PAD
Sumber: Output SPSS

Tabel IV. 10 menunjukan perolehan nilai Sig.= 0,911 yang berarti > kriteria

signifikansi (0,05) dengan demikian model persamaan regresi berdasarkan data

penelitian adalah tidak signifikan artinya, model regresi linier tidak memenuhi

kriteria linieritas.

Tabel IV.11 Perolehan Persamaan Regresi Sederhana


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 94.454 92.855 1.017 .416
Retribusi Daerah -3.452 27.303 -.089 -.126 .911
a. Dependent Variable: PAD
Sumber: Output SPSS

Tabel IV.11 menunjukan model persamaan regresi yang diperoleh dengan

koefesien konstanta dan koefesien varaibel yang ada pada kolom Unstandardized

Coefficients B. Dalam tabel ini diperoleh persamaan regresi : Y= 94,454 –

3,452X.

b. Uji Regresi Berganda

Tabel IV. 12 Variabel Terkait Pada Regresi Berganda

70
Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Retribusi
Daerah, . Enter
Pajak Daeraha
a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah


Sumber: Output SPSS

Tabel IV.12 menunjukan variabel X1 atau Penerimaan Pajak Daerah dan

X2 atau Hasil Retribusi Daerah yang menjadi variabel bebas, sedangkan variabel

Y atau Pendapatan Asli Daerah adalah variabel terikat.

Model Summaryb

Change Statistics
R
R Adjusted Std. Error of Square F Sig. F
Model R Square R Square the Estimate Change Change df1 df2 Change
1 1.000a .999 .997 1.22020 .999 547.797 2 1 .030
a. Predictors: (Constant), Retribusi Daerah, Pajak Daerah

b. Dependent Variable: PAD


Tabel IV. 13 Hasi Korelasi Regresi Berganda
Sumber: Output SPSS

Tabel IV.13 menunjukan Model Summary diperoleh nilai koefesien

determinasi R Square = 0,999 yang berarti sekitar 99,9 % variabel Penerimaan

Pajak Daerah dan Hasil Retribusi Daerah dapat menjelaskan variabel Pendapatan

Asli Daerah Kabuparen Musi Rawas. Nilai ini merupakan nilai yang tinggi dan

71
mencerminkan terjadinya hubungan kuat antara variabel bebas X 1 dan X2 dan

variabel terikat Y, dan nilai Adjusted R Square juga menunjukan nilai yang tinggi

yaitu 0,997.

Tabel IV. 14 Perolehan Nilai Koefesien Regresi Berganda


Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 60.421 4.113 14.690 .043
Pajak Daerah 1.397 .042 .996 32.968 .019 .999 1.001
Retribusi
-2.310 1.171 -.060 -1.972 .299 .999 1.001
Daerah
a. Dependent Variable: PAD
Sumber: Output SPSS

Tabel IV.14 menujukan nilai koefesien/parameter regresi linear berganda

diatas a = 60,421, b1 = 1,397 dan  b2  = -2,310. Sehingga persamaan regresi yang

diperoleh adalah : Y = 60,421 + 1,397 X1 – 2,310X2

d) Analisis Determinasi (R2)

Hasil uji Determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel pada tabel dibawah ini:

72
Model Summaryb
Change Statistics
R
R Adjusted Std. Error of Square F Sig. F Durbin-
Model R Square R Square the Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
1 1.000a .999 .997 1.22020 .999 547.797 2 1 .030 3.122
a. Predictors: (Constant), Retribusi Daerah, Pajak Daerah
b. Dependent Variable: PAD
Tabel IV. 15 Hasil Analisis Determinasi
Sumber: Output SPSS

Tabel IV.15 dapat diketahui bahwa hasil Adjusted R Square adalah 0,997

atau 99,7%. Hal ini menunjukan bahwa Pendapatan Asli Daerah dapat dijelaskan

oleh variabel pajak daerah dan retribusi daerah sebesar 99,7% , sedangkan sisanya

0,3% (100%-99,7%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian, seperti

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang

Disahkan.

e) Hasil uji F (fisher)

Hasil uji F untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV. 16 Hasil Uji F
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1631.225 2 815.612 547.797 .030a
Residual 1.489 1 1.489
Total 1632.713 3
a. Predictors: (Constant), Retribusi Daerah, Pajak Daerah
b. Dependent Variable: PAD
Sumber: Output SPSS

73
Tabel IV.16 menunjukan hasil uji F sebesar 547,797 dengan tingkat

signifikansi 0,030. Karena nilai probabilitasnya 0,030 lebih kecil dari 0,05 dapat

dikatakan bahwa pajak daerah dan retribusi daerah secara bersama-sama

mempengaruhi variabel Pendapatan Asli Daerah.

Dengan hipotesis yang telah dikemukakan pada landasan teori, kedua

variabel independent yaitu variabel Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara

bersama-sama mempengaruhi variabel dependent yaitu Pendapatan Asli Daerah.

Maka hipotesis yang dikemukakan dapat diterima

f) Uji t

Hasil uji t dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV. 17 Hasil Uji t


Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 60.421 4.113 14.690 .043
Pajak
1.397 .042 .996 32.968 .019 .999 1.001
Daerah
Retribusi
-2.310 1.171 -.060 -1.972 .299 .999 1.001
Daerah
a. Dependent Variable: PAD
Sumber: Output SPSS

Tabel IV.17 Uji t dilakukan untuk menyelidiki lebih lanjut, mana diantara

variabel independent yang berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

74
Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel, taraf signifikansi

5%:2=2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) = n-k-1 atau 4-2-1=1 (n

adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independent). Dengan

pengujian 2 sisi (Signifikan = 0,025), maka hasil yang diperoleh untuk t tabel

sebesar 12,70620. Sehingga didapat hasil pengujian sebagai berikut:

(1) Variabel pajak daerah memiliki t hitung sebesar 32,968 dengan taraf

signifikansi 0,019 dibawah signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian t

hitung > t tabel atau 32,968 > 12,70620.

(2) Variabel retribusi daerah memiliki t hitung -1,972 dengan taraf

signifikansi 0,299 dibawah signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian t

hitung < t tabel atau -1,972 < 12,70620.

Dari hasil perolehan uji t diatas dengan membandingkan t hitung dengan t

tabel pada kedua variabel bebas, yaitu nilai uji t pada variabel pajak daerah

(32,968 > 12,70620) dan retribusi daerah (-1,972 < 12,70620) maka hipotesis

ditolak maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel secara parsial memiliki

pengaruh yang berbeda dalam mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Komang

dengan hasil, Pajak Daerah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pendapatan asli daerah sedangkan Retribusi Daerah tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.

dari tabel IV.17 dapat disimpulkan bahwa Pajak Daerah secara parsial

mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah secara signifikan, sedangkan Retribusi

75
Daerah secara parsial mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah secara tidak

signifikan.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerimaan Pajak

Daerah dan Hasil Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Kabupaten Musi Rawas. Data-data yang menyangkut penelitian ini

diperoleh dari Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Musi Rawas. Sampel data yang diambil dalam penelitian

ini data perolehan Pendapatan Asli Daerah selama 4 Tahun(2011-2014).

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagi berikut:

1. Pajak Daerah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan

Asli Daerah (PAD) ini dibuktikan pada hasil nilai t hitung (32,968) >

nilai t tabel (12,70620).

76
2. Hasil Retribusi Daerah tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) ini dibuktikan pada hasil t

hitung (-1,972) < nilai t tabel (12,70620).

3. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara bersama-sama berpengaruh

terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) ini dibuktikan pada hasil uji

F karena nilai probabilitasnya 0,030 < 0,05.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disampaikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas

Pemerintah daerah Kabupaten Musi Rawas sebaiknya berkonsentrasi

untuk meningkatkan penerimaan Pajak Daerah dan pada khususnya

Hasil Retribusi Daerah karena pada penerimaan retribusi daerah

terdapat beberapa sumber penghasilan retribusi daerah dengan

peningkatan penerimaan Pajak Daerah dan Hasil Retribusi Daerah

akan Berpengaruh pada Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) pemerintah akan

semakin mudah membiayai kegiatan-kegiatan dan keperluan daerah

yang nantinya akan meningkatkan kinerja pemerintah daerah. Selain

itu, dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan

berpengaruh terhadap peningkatan fasilitas-fasilitas bagi masyarakat

Kabupaten Musi Rawas. Dengan kata lain, adanya peningkatan

77
PendapatnAsli Daerah (PAD) diharapkan meningkatkan kesejahteraan

penduduk Kabupaten Musi Rawas.

Peningkatan Pendapat Asli Daerah (PAD) harus didukung pula oleh

peningkatan kualitas dari para pejabat pemerintah Kabupaten Musi

Rawas. Pajak dan retribusi daerah yang diterima dapat disalurkan

untuk keperluan daerah bagi kemakmuran rakyat, bukan kepentingan

pribadi atau kelompok tertentu.

2. Bagi peneliti lain

Penulis menyadari masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini,

baik dari segi jumlah data yang hanya terbatas 4 tahun, serta

pembahasan mengenai pendapatan daerah yang hanya berfokus pada

pajak daerah dan retribusi daerah.

Diperlukan penelitian dengan ruang lingkup yang lebih luas, karena

hasil yang diperoleh bisa saja berbeda apabila dilakukan pada daerah

lain di Indonesia. Agar penelitian lebih baik, penelitian lebih lanjut

sebaiknya dilakukan dalam kurun waktu lebih dari 4 tahun. Agar

penelitian lebih jelas dan lengkap sebaiknya penerimaan daerah

lainnya selain pajak daerah dan retribusi daerah juga dijabarkan

sehingga dapat dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap Pendapatan

Asli Daerah.

78
DAFTAR PUSTAKA

Danang Sunyoto, (2011), Parktik SPSS untuk Kasus, dilengkapi Contoh


Penelitian Bidang Ekonomi, Nuha Medika, Yogyakarta

Fakultas Ekonomi, (2014), Pedoman Penulisan Proposal Penelitian dan Skripsi,


UNMURA, Lubuklinggau.

Hasan, Iqbal. (2013), Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Bumi Aksara.
Jakarta.

http://www-Pajak.Retribusi.htm (diakses 4 Januari 2015)

http://www-Pajak.Daerah.htm (diakses 4 Januari 2015)

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2006/KabupatenMusiRawas-9-
2006.pdf. (diakses 14 Januari 2015.)

Indonesia tax Review. “Mengintip Amandemen UU Pajak”. Volume VII/ Edisi


05. 2007

Kumpulan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Tentang Pajak Daerah Dan
Retribusi Daerah. 2011.

79
Margono. (2010). Metodolgi Penelitian. Jakarta: Rineka cipta.

Mardisamo. (2011), perpajakan, Edisi Revisi. Yogyakarta. Andi.

Moleong, L.J. (2011). Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung. PT


Remaja Rosdakarya.

Peraturan Bupati Musi Rawas Tahun 2011 Pemungutan Pajak Daerah kabupaten
Musi Rawas. 2011. Musi Rawas: DPPKAD Musi Rawas.

Peraturan Bupati Musi Rawas Tahun 2006 Penetapan dan Pemebayaran


Retribusi Daerah kabupaten Musi Rawas. 2011. Musi Rawas:
DPPKAD Musi Rawas.

Suandy, Erly. (2011), Perpajakan, Edisi Revisi. Salemba Empat.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan


ke-17. Bandung. Alfabeta.

Siahaan. Marihot.P. (2010). Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Edisi revisi-cet.
2. Jakarta. PT Grafindo Persada.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Metode Penelitian .Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak


Daerah dan Retribusi Daerah. 2009. Jakarta: Direktorat Jendral Pajak.

80

Anda mungkin juga menyukai