Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSUMSI PANGAN DAN PRODUKSI PANGAN

DISUSUN OLEH :

KLARA LATARIMA
NIM : 711331119036

DOSEN MATA KULIAH

Dr. Grace Kerly Lony Langi,S.Pd,SST,MPHM

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MANADO


JURUSAN GIZI
2021
DAFTAR ISI

SAMPUL.........................................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG......................................................................................................
B. RUMUSAN
MASALAH...................................................................................................................
C. TUJUAN......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian produksi pangan......................................................................................
B. Pengertian konsumsi pangan....................................................................................
C. Konsumsi pangan individu................................................................................................
D. Konsumsi Pangan keluarga.................................................................................................
E. Hubungan pangan dan gizi.......................................................................................
F. usaha peningkatan produksi pangan...............................................................................
G. menjelaskan program peningkatan produksi pangan .........................................................

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN...........................................................................................................
B. SARAN.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa Atas segala limpahan rahmat sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sederhana. Semoga makalah ini dapat di pergunakkan sebagai salah satu acuan,petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.

Dalam pembuatan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya penulis
berharap akan ada yang mengembangkan makalah ini dimasa yang akan datang
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pangan merupakan komoditas strategis yang sering dikaitkan dengan aspek ekonomi dan
politik di Indonesia. Hal ini disebabkan karena pangan merupakan kebutuhan dasar
manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karenanya pemenuhan kebutuhan pangan
bagi setiap penduduk setiap waktu merupakan hak azasi manusia yang harus diupayakan
oleh pemerintah.Kewenangan juga memberlakukan kontrol harga langsung untuk
melindungi pasar lokal dari yang terpengaruh oleh volatilitas harga di pasar dunia, dan
faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi harga lokal dan dengan demikian
permintaan beras lokal dapat terjaga (Chung dan Tan, 2015). Konsumsi pangan
diperlukan aksesibilitas fisik dan ekonomi terhadap pangan. Aksesibilitas tercermin dari
jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Sehingga data konsumsi
pangan secara riil dapat menunjukkan kemampuan rumah tangga dalam mengakses
pangan dan menggambarkan tingkat kecukupan pangan rumah tangga (Riyanto, dkk,
2013). konsumsi pangan adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah
bahan makanan rata-rata perorang perhari yang umum dikonsumsi atau dimakan
penduduk dalam jangka waktu tertentu.Pangan merupakan kebutuhan manusia yang
sangat mendasar karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidupnya, baik
dipandang dari segi kuantitas dan kualitasnya. Mengingat kadar kepentingan yang
demikian tinggi, pada dasarnya pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang sepenuhnya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia.Setiap manusia disadari atau
tidak adalah konsumen. Setiap orang pada suatu waktu dalam posisi sendiri maupun
berkelompok bersama konsumen jorang lain, pasti menjadi konsumen untuk produk
barang dan/jasa tertentu. Keadaan konsumen yang universal ini pada satu sisi
menunjukkan kelemahan bagi konsumen itu sendiri karena secara mendasar konsumen
juga membutuhkan perlindungan hukum yang sifatnya universal.Sebagai kebutuhan dasar
bagi manusia maka pangan yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk dikonsumsi dalam
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan bangsa. Bangsa
yang besar dan kuat sudah tentu diperlukan tokoh-tokoh calon pemimpin bangsa yang
tangguh dan berkualitas yang dimulai dari ketersediaan pangan yang berkualitas sedini
mungkin yang disediakan dalam keluarga.Pangan memegang peranan penting dalam
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pemenuhan
penyediaan pangan juga tergolong sebagai hak asasi manusia. Kemampuan menyediakan
pangan bagi rakyat merupakan indikator kemajuan suatu bangsa.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan pengertian dari produksi pangan


2. Menjelaskan pengertian dari konsumsi pangan
3. Menjelaskan konsumsi pangan individu
4. Menjelaskan konsumsi pangan keluarga
5. Menjelaskan konsumsi pangan masyarakat
6. Menjelaskan pengertian pangan dan gizi
7. Apa yang dimaksud usaha peningkatan produksi pangan
8. Menjelaskan program peningkatan produksi pangan

C. TUJUAN

1. untuk mengetahui pengertian produksi pangan


2. untuk mengetahui pengertian dari konsumsi pangan j
3. untuk mengetahui konsumsi pangan individu
4. untuk mengetahui konsumsi pangan keluarga
5. untuk mengetahui konsumsi pangan masyarakat
6. untuk mengetahui hubungan pangan dan gizi
7. untuk mengetahui usaha peningkatan produksi pangan
8. mampu menjelaskan program peningkatan produksi pangan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian produksi pangan

Produksi pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah,


membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, dan atau mengubah bentuk
pangan. Pangan merupakan komoditas strategis yang sering dikaitkan dengan aspek
ekonomi dan politik di Indonesia. Hal ini disebabkan karena pangan merupakan
kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karenanya pemenuhan
kebutuhan pangan bagi setiap penduduk setiap waktu merupakan hak azasi manusia yang
harus diupayakan oleh pemerintah.Kewenangan juga memberlakukan kontrol harga
langsung untuk melindungi pasar lokal dari yang terpengaruh oleh volatilitas harga di
pasar dunia, dan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi harga lokal dan dengan
demikian permintaan beras lokal dapat terjaga (Chung dan Tan, 2015). Konsumsi pangan
diperlukan aksesibilitas fisik dan ekonomi terhadap pangan.  Proses juga diartikan
sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi
adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang
dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun
teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi
yang ada. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal  dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman
bagi konsumen manusia,  termasuk bahan tambahan pangan dan bahan lain yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan pembuatan makanan atau
minuman. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang terpenting disamping
papan, sandang, pendidikan, kesehatan. karena tanpa pangan tiada kehidupan dan tanpa
kehidupan tidak ada kebudayaan.  Produksi pangan adalah kegiatan atau proses
menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas
kembali, dan atau mengubah bentuk pangan.

2. Pengertian konsumsi pangan

konsumsi pangan adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan
makanan rata-rata perorang perhari yang umum dikonsumsi atau dimakan penduduk
dalam jangka waktu tertentu.Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat
mendasar karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidupnya, baik
dipandang dari segi kuantitas dan kualitasnya. Mengingat kadar kepentingan yang
demikian tinggi, pada dasarnya pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang sepenuhnya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia.Setiap manusia disadari atau
tidak adalah konsumen. Setiap orang pada suatu waktu dalam posisi sendiri maupun
berkelompok bersama konsumen jorang lain, pasti menjadi konsumen untuk produk
barang dan/jasa tertentu. Keadaan konsumen yang universal ini pada satu sisi
menunjukkan kelemahan bagi konsumen itu sendiri karena secara mendasar konsumen
juga membutuhkan perlindungan hukum yang sifatnya universal.Sebagai kebutuhan dasar
bagi manusia maka pangan yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk dikonsumsi dalam
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan bangsa. Bangsa
yang besar dan kuat sudah tentu diperlukan tokoh-tokoh calon pemimpin bangsa yang
tangguh dan berkualitas yang dimulai dari ketersediaan pangan yang berkualitas sedini
mungkin yang disediakan dalam keluarga.Pangan memegang peranan penting dalam
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pemenuhan
penyediaan pangan juga tergolong sebagai hak asasi manusia. Kemampuan menyediakan
pangan bagi rakyat merupakan indikator kemajuan suatu bangsa.

3. Konsumsi pangan individu

Setiap individu memerlukan proporsi asupan gizi yang bervariasi sesuai dengan berat
badan, tinggi badan dan aktivitas sehari-hari. Hanya tiga macam zat gizi yang berfungsi
sebagai sumber energy bagi tubuh, yaitu karbohidrat (pati, gula), protein dan lemak. Di
dalam tubuh, karbohidrat, lemak dan protein, akan dioksidasi dalam sel dengan bantuan
enzim, ko-enzim (misalnya vitamin) dan hormon. Prosesnya memerlukan oksigen dan
hasil yang diperoleh berupa karbon dioksida, air dan energi.
AKG adalah jumlah zat-zat gizi yang hendaknya dikonsumsi setiap hari untuk jangka
waktu tertentu sebagai bagian dari diet normal rata-rata orang sehat. Oleh sebab itu, perlu
dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh terhadap absorbsi zat-zat gizi yang
efisiensi penggunaanya di dalam tubuh. Untuk sebagian zat gizi, sebagian dari kebutuhan
mungkin dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suatu zat yang di dalam tubuh kemudian
dapat diubah menjadi zat gizi esensial.

4. Konsumsi pangan keluarga

Makanan keluarga adalah makanan yang dihidangkan dalam suatu keluarga dari hari ke
hari. Lengkap tidaknya susunan makanan keluarga ini banyak tergatung pada kemampua
keluarga itu sendiri untuk menyusun makanan, kemempuan untuk mendapatkan bahan-
bahan makanan yang diperlukan, adat kebiasaan, dan sedikit banyak pengetahuan dalam
hal menyusun makanannya.

Susunan makanan yang dihidangkan untuk keluarga dari hari ke hari lazimnya disebut menu
makanan. Jadi menu ialah kumpulan beberapa macam makanan atau masakan yang disajikan
untuk setiap kali makan. Menu yang sederhana hanya terdiri dari makanan
pokok, dan sedikit lauk pauk, misalnya nasi dengan sayur. Menu yang lengkap, akan
terdiri dari: nasi, sayur, sebagai pembantu untuk membasahi nasi yang umumnya dibuat
dari sayuran, kemudian lauk yang berupa ikan atau daging, serta buah-buahan pencuci
mulut. Menu yang disusun sedimikian itu sudah cukup memenuhi syarat. Ini adalah menu
untuk sekali makan.
Menu untuk 1 hari, akan terdiri dari hidangan berupa makan pagi, makan siang, makan
malam, dan kadang-kadang kita makan juga makanan selingan. Menu sedemikian itu
lazim digunakan pada keluarga-keluarga di kota. Di pedesaan, biasanya keluarga-
keluarga itu hanya makan dua kali sehari, yaitu makan pagi dan makan sore. Perbedaan
ini ada, karena umuumnya petani-petani berangkat ke sawah, atau ke kebunnya, pagi-pagi
sekali dan baru kembali sore harinya.
Konsumsi pangan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya. Pola
pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian dan
dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik,
mental, dan sosial, yang dalam kenyataannya pengaplikasian pemenuhan pangan masih
diutamakan untuk ayah, yang persepsinya dimana ayah itu sebagai pencari nafkah dalam
keluarga yang membutuhkan banyak energi/kalori. Persepsi yang demikian merupakan
persepsi yang keliru, dimana seharusnya yang paling diutamakan adalah kecukupan gizi
pada anak terutama balita, dikarenakan anak dan balita masih dalam proses pertumbuhan.

5. Konsumsi pangan masyarakat

Pemenuhan gizi yang cukup juga harus diperoleh seluruh masyarakat yang berekonomi
rendah, menengah sampai yang berekonomi tinggi. Karena dengan gizi yang cukup pada
masyarakat dapat meningkatkan produktivitas kerja yang berpengaruh terhadap
perekonomian Negara.

6. Pengertian Pangan dan Gizi

Pangan dan gizi, adalah sesuatu gabungan kata yang sulit dipisahkan, karena berbicara gizi
haruslah menyangkut pangan dan bahan makanan, dan ini tidak berarti bahwa bahan pangan
yang tidak bergizi menjadi menjadi tidak penting artinya. Peningkatan produksi pangan haruslah
dikaitkan dengan program kecukupan pangan dan gizi, bukan saja untuk memenuhi kecukupan
nasional tetapi juga bagi seluruh golongan rawan pangan dan gizi di Indonesia. Masalah ini perlu
mendapat perhatian dan diharapkan ada pemikiran mengenai bagaimana cara pemerataan pangan
dan gizi.Perwujudan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah
bersama masyarakat, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 68 Tahun 2002 tentang
Ketahanan Pangan, yang secara spesifik mengatur bahwa pemerintah menyelenggarakan
pengaturan, pembinaan,
pengendalian dan pengawasan terhadap ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah
maupun mutunya, beragam, bergizi, berimbang, aman, merata dan terjangkau oleh daya
beli masyarakat. Di sisi lain masyarakat berperan dalam menyelenggarakan produksi,
penyediaan, perdagangan, dan distribusi sekaligus sebagai konsumen.Keragaman
konsumsi pangan masyarakat Indonesia dengan indikator skor Pola Pangan Harapan
(PPH), menunjukkan bahwa skor mutu konsumsi pangan penduduk Indonesia periode
2005 – 2009 terjadi fluktuasi. Hal ini diindikasikan terjadinya penurunan Skor PPH dari
81,9 pada tahun 2008 menjadi 75,7 pada tahun 2009. Penurunan mutu konsumsi pangan
penduduk menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat akan pangan yang beragam,
bergizi, berimbang, dan aman. Kurangnya kesadaran masyarakat tersebut ditunjukkan
oleh dominasi konsumsi energi kelompok padi-padian sebesar 61,8 persen artinya masih
lebih besar 11,8 persen dari proporsi ideal sebesar 50 persen, diikuti dengan semakin
meningkatnya konsumsi terigu yang merupakan bahan pangan impor. Sementara itu,
konsumsi pangan yang lainnya masih belum memenuhi komposisi ideal yang
dianjurkan.Tercukupnya pangan merupakan faktor utama bagi kehidupan. Karena
manusia tidak bisa bertahan hidup jikalau sudah tidak ada makanan. Bukan hanya
tercukupnya pangan saja, tetapi gizi yang terkandung dalam pangan tersebut harus
diperhatikan, agar orang yang mengkonsumsinya dapat memperoleh kecukupan gizi yang
semestinya .

7. Program peningkatan produksi pangan

Program utama dalam usaha untuk meningkatkan produksi pangan adalah:

1. Ekstensifikasi, merupakan suatu usaha untuk meningkatkan hasil panen, perluasan hasil
pertanian, hasil peternakan, perikanan, perluasan areal peternakan, areal penangkapan
ikan lewat budi daya ikan dan lain sebagainya.
2. Diversifikasi, merupakan sebuah usaha yang digunakan untuk penganekaragaman.
3. Intensifikasi, merupakan sebuah usaha guna meningkatkan sumber daya alam dengan
memanfaatkan segala macam sarana produksi dan teknologi tepat guna, sehingga dapat
menghasilkan produksi sesuai yang kita harapkan.
4. Rehabilitasi, merupakan suatu usaha untuk memulihkan kembali kemampuan untuk
berproduksi sumber daya pertanian yang kritis dan memulihkan usaha tani di daerah-
daerah yang masih rawan, sehingga dapat menghasilkan hasil yang memadai dan mutu
yang baik.
8. Usaha peningkatan produksi pangan

Usaha manusia untuk meningkatkan produksi pangan dapat melalui beberapa cara antara
laindengandalam produksi pangan, pemilihan bibit unggul, pengolahan tanah pertanian,d
an sumber makanan baru.Pemanfaatan teknologi dalam produksi pangan, faktornya antar
a lain Faktor dalam, yang berupa keadaan tumbuhan atau hewan itu sendiri.Faktor luar,
yang berupa tanah dan hama pengganggu atau penyakit yang menyerang.Pemanfaatan
teknologi dalam bidang pertanian yang telah banyak digunakan adalah penggunaan
teknologi nuklir, yaitu yang berhubungan dengan radioaktif. Pemanfaatan rgani radioaktif
antara lain untuk pengawetan bahan makanan, pemberantasan hama tanaman, merunut
air, dan mengubah rgani pembawa sifat. Pengawetan bahan makanan. Untuk menghindari
terbuangnya hasil panen yang belum tergunakan tadi dapat dilakukan upaya pengawetan
agar bahan makanan hasil panen tersebut bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama
dan dapat dimanfaatkan untuk konsumsi di masa depan.Untuk meningkatkan produksi
pangan nasional, dapat dilakukan peningkatan produktivitas dengan menerapkan
teknologi produksi antara lain melalui penggunaan pupuk rganic/hayati. Pupuk tersebut
dapat mengembalikan kesuburan lahan melalui jasa mikroba yang menguntungkan.
Sejalan dengan itu, juga perlu dilakukan perluasan lahan pertanian antara lain melalui
pengembangan kawasan transmigrasi.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam mengonsumsi makanan, yang pertama harus dilakukan memperhatikan kecukupan
gizi yang akan diterima dalam tubuh. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan berbagai
hal yang berhubungan mengenai makanan tersebut, yaitu mutu gizi yang ada dalam
makanan, kondisi fisiknya, harga dari makanan tersebut, serta ketersediaan dan ketahanan
pangan
Produksi pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah,
membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, dan atau mengubah bentuk
pangan.
 Ketersediaan pangan di keluarga harus memenuhi jumlah yang cukup untuk memenuhi
seluruh anggota keluarga baik jumlah, mutu dan keamanannya. Kemampuan suatu
keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang dipengaruhi oleh daya beli
(kemiskinan), pengetahuan dan juga oleh kemampuan wilayah dan rumah tangga
memproduksi dan menyediakan pangan secara cukup, aman, dan kontiniu.

B. SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini dapat dijadikan media dan sarana dalam menunjang
dan membantu proses belajar mahasiswa.
Pengetahuan masyarakat tentang pemilihan makanan yang baik untuk mencapai hidup
yang sehat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, ekonomi, sosial, budaya, kondisi
kesehatan dan lain sebagainya. Karena manusia tidak bisa bertahan hidup jikalau sudah
tidak ada makanan. Bukan hanya tercukupnya pangan saja, tetapi gizi yang terkandung
dalam pangan tersebut harus diperhatikan, agar orang yang mengkonsumsinya dapat
memperoleh kecukupan gizi yang semestinya.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/43839/5/BAB%20I.pdf

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1290/3/BAB%20II.pdf

http://matakristal.com/program-peningkatan-produksi-pangan/

http://blog-pelajaransekolah.blogspot.com/2014/01/usaha-peningkatan-produksi-pangan.html

http://biotekn.blogspot.com/2013/04/definisi-pangan.html

http://muslim-tadjuddah.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai