Anda di halaman 1dari 17

MINI RISET

PENGEMBANGAN PROGRAM BK DI SEKOLAH

Dosen Pengampu: Miswanto, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 7

Puan Maharani 1191151006

Efti Alzika 1193151014

Johana Rirista Tondang 1193351020

Masdalifah Harahap 1193351026

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021/202
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
bimbingan dan petunjuk serta kemudahan dan rahmatnya Penulis dapat menyelesaikan tugas
“MINI RISET”. Mata Kuliah ” Pengembangan Program BK di Sekolah” Penulis berterima kasih
kepada dosen pembimbing yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.

Penulis menyadari bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan oleh karena itu penulis
mohon maaf sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran dalam tugas penulis ini agar bisa memberi waktu dengan
membuat tugas yang lebih baik lagi.

Selanjutya, Penulis berharap semoga makalah MR ini bisa memberikan manfaat serta
menambah wawasan bagi para pembaca terkhusus terkait dengan Instrumen yang diberikan
kepada sekolah “ SMA YP KARSA UTAMA SEJAHTERA MEDAN ”. Akhir kata penulis
meminta maaf apabila adanya kata-kata yang sulit untuk dipahami.

Medan, Maret 2022

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Tujuan.................................................................................................................. 1

1.3 Manfaat................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

2.1 Kajian Teori......................................................................................................... 3


2.1.1 Pengertian Progrma BK.................................................................................... 4
2.1.2 Tujuan Program Bimbingan.............................................................................. 4
2.1.3 Prisip-Prinsip Program BK .............................................................................. 4
2.1.4 Manfaat Program BK........................................................................................ 5
2.1.5 Upaya Program BK .......................................................................................... 5
2.1.6 Jenis layanan BK............................................................................................... 7
BAB III METODELOGI PENELITIAN............................................................... 11

3.1 Subjek Penelitian ................................................................................................. 11

3.2 Lokasi Dan Waktu ............................................................................................... 11

3.3 Metode Penelitian................................................................................................. 11

3.4 langkah penelitian ............................................................................................... 11

3.5 teknik pengumpulan data..................................................................................... 12

3.6 Hasil Penelitian.................................................................................................... 12

BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 13

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 13

4.2 Saran .................................................................................................................... 13


ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari pelayanan
pendidikan dan pengajaran di sekolah agar setiap peserta didik dapat berkembang ke arah
perkembangan yang optimal, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Terlebih
dalam sejarah kehidupan anak berkebutuhan khusus, mereka sering dipandang sebelah mata
dalam kehidupannya dan secara tidak langsung hal itu dapat mengganggu kondisi psikologisnya.
Pengembangan kemampuan siswa secara optimal merupakan tanggung jawab besar dari kegiatan
pendidikan. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan yang bermutu sangat penting untuk
pengembangan peserta didik sebagai manusia yang maju, mandiri dan bertanggung jawab.

Bimbingan dan konseling di sekolah menengah merupakan suatu bantuan yang diberikan
kepada siswa agar mampu mengenal dirinya sendiri, lingkungan dan menentukan masa depan.
Menempatkan siswa pada jurusan tertentu secara tepat berarti memberikan peluang kepada siswa
untuk dapat berhasil pada masa yang akan datang. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan
layanan dari seorang guru yaitu guru Bimbingan dan Konseling dalam usaha memberikan arahan
dan petunjuk kepada siswa terutama dalam menentukan karir dalam hal ini pemilihan jurusan,
Persoalan pemilihan jurusan bagi siswa-siswa menjadi persoalan tersendiri. Banyak kejadian di
sekeliling kita yang seringkali memaparkan bagaimana para siswa kecewa dan merasa salah
dengan jurusan yang dipilih. Hal itu terjadi karena tidak adanya informasi yang akurat dan
relevan atau mereka hanya ikut-ikutan teman.

1.2 Tujuan
1) Untuk mengetahui bagaimana konsep bimbingan konseling di SMA YP Karsa Utama
Sejahtera Medan

2) Untuk mengetahui bagaimana perencanaan program bimbingan konseling di SMA YP


Karsa Utama Sejahtera Medan

3) Untuk mengetahui bagaimana penyusunan program bimbingan konseling di SMA YP


Karsa Utama Sejahtera Medan

1
1.3 Manfaat

1) Menjadi sumber data untuk evaluasi terhadap program bimbingan konseling yang telah
berjalan

2) Menjadi bahan masukan untuk membuat program bimbingan konseling yang lebih efektif
lagi, sesuai dengan kebutuhan peserta didik saat ini

3) Agar hasil riset yang didapat, bisa bermanfaat bagi kalangan umum dan sebagai referensi
penelitian lanjut untuk peneliti lainnya

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Program BK

Program bimbingan dan konseling yang ada di sekolah memiliki berbagai program, baik
dalam program kegiatan layanan, maupun dalam program satuan pendukung. Salah satunya
adalah program layanan bimbingan kelompok yang sering juga disebut sebagai program
bimbingan (guidance curriculum). Dalam rangka itu, penting membahas lebih dalam mengenai
program bimbingan tersebut. Program bimbingan adalah layanan bimbingan yang diberikan
dalam kelompok. Gazda dalam prayitno (2004) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok
disekolah kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyususn
rencana dan keputusan yang tepat. Gazda juga menyebutkan bahwa bimbingan kelompok
diselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional, dan sosial.

Setiap guru BK perlu membuat program BK, karena membuat program merupakan tugas
pokok pertama guru BK. Rencana program itu dijadikan acuan pelaksanaan kegiatan
penyelenggaraan BK disekolah. Menurut Prayitno (2000) program BK adalah satuan rencana
kegiatan BK yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, program BK diartikan
seperangkat kegiatan BK yang dirancang secara terencana, terorganisasi, terkoordinasi selama
periode waktu tertentu dan dilakukan secara kait mengait untuk mencapai tujuan. Sementara
Dewa Ketut Sukardi (2003) menyatakan bahwa perencanaan merupakan otot dan urat yaitu
bagian dari pengelolaan dan dikatakan sebagai suatu pemikiran kemasa depan. Pengurus Besar
ABKIN (dalam Modul BK,2013) mendefinisikan program BK sebagai satuan rencana
keseluruhan kegiatan BK yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti periode
bulanan, semester, tahunan, sedangkan menurut Wahyu Sumidjo (dalam Modul BK,2013) yang
dimaksud dengan program ialah rencana komprehensif yang memuat penggunaan sumber dalam
pola yang terintegrasi serta urutan tindakan kegiatan yang dijadwalkan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Program menggariskan apa, oleh siapa, bilamana dan dimana tindakan
akan dilakukan selanjutnya.

3
2.2.1 Tujuan Program Bimbingan

Bekerja dalam kelompok atau bekerja dengan kelompok (group work) menunjuk pada
seperangkat metode dan teknik yang dirancang untuk mendampingi suatu kelompok dalam
meningkatkan cara dan mutu berinteraksi sedemikian rupa, sehingga menunjang pencapaian
tujuan yang ditetapkan pengembangan kepribadian masing-masing anggota yang tergabung
dalam suatu kelompok. Bagi guru BK di sekolah, bekerja dengan kelompok berarti merancang
dan mengelola serangkaian kegiatan yang memberikan pengalaman kepada siswa berinteraksi
satu sama lain dalam lingkup satu kelompok. Tujuan dari bimbingan kelompok ini adalah
menunjang perkembangan pribadi, perkembangan sosial, serta perkembangan belajar dan karier
siswa.

2.1.3 Prinsip-prinsip program BK


Prinsip merupakan panduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Dalam pelayanan bimbingan
konseling prinsip-prinsip pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah konseli,
tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan, dan penyelenggaraan
pelayanan.Manusia adalah mahluk filosofis, artinya manusia mepunyai pengetahuan dan
berpikir, mausia juga memiliki sifat yang unik, berbeda dengan mahluk lain dalam
pekembanganya.
Ada beberapa prinsip pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya:
a. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya
sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
b. Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing
c. Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki karakteristik tersendiri.
d. Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga hendaknya
diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang menyelesaikannya.
e. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang
akan dibimbing.
f. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
g. Program bimbingan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan
program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.

4
h. Hendaknya pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki keahlian
dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan sumber-sumber yang
relevan yang berada di dalam ataupun di luar lembaga penyelenggara pendidikan.

2.1.4 Manfaat program BK


Manfaat Penyusunan Program Bimbingan Konseling Penyusunan program oleh guru BK
memiliki manfaat atau keuntungan bagi banyak pihak terutama bagi sekolah, petugas bimbingan,
dan bagi pengelola pendidikan.
a) Keuntungan bagi sekolah
 Memperkokoh kekompakkan kerjasama antar petugas bimbingan dengan guru bidang
studi/ wali kelas, kepala sekolah dan staf administrasi sekolah.
 Diusahakannya pengadaan sarana bimbingan dan konseling yang lebih memadai dan
fungsional.
 Terwujudnya tradisi musyawarah dalam penyusunan program bimbingan di sekolah
mendorong petugas bimbingan dan konseling untuk mewujudkan dirinya menjadi suatu
organisasi yang kaya dengan kegiatan yang profesional.
 Mantapnya kedudukan dan peranan bimbingan dan konseling sebagai suatu kegiatan
yang fungsional dalam membantu tercapainya kelancaran dan keberhasilan siswa belajar
secara optimal.
 Sekolah secara langsung akan terhindar dari usaha pelaksanaan layanan bimbingan yang
bersifat “trial and error”. Sehingga pelaksanaan layanan bimbingan lebih efisien dan
efektif.
 Sekolah (terutama kepala sekolah) akan lebih mudah untuk mengadakan evaluasi
program bimbingan.
b) Keuntungan bagi guru bimbingan dan konseling
 Petugas bimbingan akan memiliki keterampilan dalam penyusun program bimbingan
secara lebih terarah dan operasional.
 Terwujudnya bentuk kerja sama diantara petugas bimbingan, guru, kepala sekolah dan
staf sekolah lainnya.
 Dengan adanya input dari guru dan staf sekolah lainnya maka akan dapat dirumuskan
secara tepat masalah bimbingan dan konseling yang dihadapi di sekolah.

5
 Petugas bimbingan akan dapat merumuskan dan memilih bentuk-bentuk kegiatan yang
tepat untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.
 Petugas bimbingan akan dapat menyusun program kerja yang jelas, terencana dan
operasional.
 Petugas bimbingan akan memiliki ketrampilan dalam kegiatan pelaksanaan bimbingan
dan konseling di sekolah secara lebih operasional, kontinyu dan terarah.
 Petugas bimbingan akan memiliki pengertian tentang kewajiban dan kewenangannya,
serta apa yang harus dikerjakannya.
 Dalam pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah akan dapat dihindari terjadinya
overlapping, antara petugas bimbingan dengan staf sekolah lainnya.

Untuk menambah pemahamam guru bimbingan konseling tentang keuntungan dari penyusunan
program, Djumhur (dalam Suhertina, 2000) mengemukakan sebagai berikut:

 Tujuan setiap langkah bimbingan akan lebih jelas.


 Setiap petugas bimbingan akan menyadari peranan dan tugasnya.
 Penyediaan fasilitas akan lebih sempurna
 Pemberian pelayanan lebh teratur dan memadai
 Memungkinkan lebih eratnya komunikasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan
dengan kegiatan bimbingan.
 Adanya kejelasan kegiatan bimbingan di antara keseluruhan kegiatan program disekolah.
c) Keuntungan bagi pengelola pendidikan
 Memberikan dasar rasional dalam mengimplementasikan program bimbingan dan
konseling di sekolah.
 Menjamin kualitas program bimbingan dan konseling sekolah.
 Menggambarkan kebutuhan pembiayaan yang tepat.
 Memberikan kemudahan dalam penempatan staf.
 Memberi informasi tentang pelaksanaan program bimbingan dan konseling sekolah.
 Membantu menentukan standar program
 Memberikan data tentang prestasi siswa.

6
2.1.5 Upaya Guru BK Dalam Menyusun Progaram BK
Program BK yang baik adalah, program yang apabila dijalankan memiliki efektivitas dan
efeisiensi yang optimal. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, upaya yang dapat dilakukan oleh
guru BK adalah menyusun program BK yang baik.Ciri-ciri program BK yang baik adalah:
a. Program BK itu dikembangkan secara bertahap dengan melibatkan semua unsur atau staf
sekolah dalam perencanaannya.
b. Program BK memiliki tujuan yang ideal dan realitas dalam perencanaannya.
c. Penyusunan program BK mencerminkan komunikasi yang kontiniu antara semua unsur
staf sekolah yang bersangkutan.
d. Program BK menyediakan dan memiliki fasilitas yang diperlukan.
e. Program BK memberikan pelayanan kepada semua siswa.
f. Program BK hendaknya menunjukkan peranan yang signifikan dalam menghubungkan
dan memadukan sekolah dan masyarakat.
g. Program BK hendaknya memberikan kesempatan untuk melaksanakan penilaian terhadap
diri sendiri.
h. Program BK menjamin keseimbangan pelayanan BK
Penyusunan program BK yang baik sesuai dengan ciri-ciri di atas merupakan upaya yang dapat
dilakukan oleh guru BK dalam mengoptimalkan penyusunan program BK di sekolah.

2.1.6 Jenis Layanan Bimbingan Konseling


a. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa
baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Pemberian layanan ini
bertolak dari anggapan bahwa memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat
berlangsung dengan mudah dan menyenangkan bagi setiap orang. Demikian juga bagi siswa
baru di sekolah atau bagi orang-orang yang baru memasuki suatu dunia kerja, mereka belum
banyak mengenal tentang lingkungan yang baru dimasukinya
b. Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan layanan yangmemungkinkan individu untuk memperoleh
pemahaman dari suatu informasi danpengetahuan yang diperlukan sehingga dapat
dipergunakan untuk mengenali dirisendiri dan lingkungan.Mugiarso menjelaskan bahwa

7
layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan
pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenali diri, merencanakan dan
mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
c. Layanan Layanan penyaluran dan penempatan
Pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli)
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran
dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan
korikuler atau ekstra kurikuler, sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi
pribadinya.
d. Layanan penguasaan konten
Layanan penguasan konten adalah salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan siswa mdapat memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
mbelajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan
dirinya. Dengan kemampuan ataupun kompetensi itulah individu itu hidup dan berkembang.
Banyak atau bahkan sebagaian besar dari kemampuan atau kompetensi itu harus di pelajari.
Untuk itu individu harus belajar, dan belajar. Layanan penguasaan konten adalah layanan
yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetisi dan atau
kebiasaan yang berguna dalam kehidupan disekolah, keluarga, dan masyarakat
e. Layanan Konseling Induvidual
Konseling individual yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik atau konseli mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan
guru pembimbing dalam rangka pembahasan pengentasan masalah pribadi yang di derita
konseli
f. Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok merupakan upaya bantuan untuk dapat memecahkan masalah
siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Layanan konseling kelompok
memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan
pengentasan masalah melalui dinamika kelompok dalam konseling kelompok.
g. Layanan Bimbingan Kelompok

8
Layanan bimbingan kelompok ialah usaha yang dilakukan untuk membantu individu
menyelesaikan masalah kesulitan pada diri konseli dan pencegahan masalah guna
memperoleh informasi dan membantu konseli dalam menyusun rencana atau mengambil
keputusan yang tepat.
h. Layanan konsultasi
Merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap seorang pelanggan,
disebut konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-
cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan/atau permasalaha pihak
ketiga.Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam format tatap muka
antara konselor (sebagaikonsultan) dengan konsulti. Konsultasi dapat juga dilakukan
terhadap dua orang konsulti atau lebih kalau konsulti- konsulti itu menghendakinya.
i. layanan mediasi
layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua
pihak (atau lebih) yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan. layanan
mediasi bertujuan agar tercapainya kondisi hubungan yang positif dan kondusif di antara para
klien atau pihak-pihak bertikai atau bermusuhan. Dengan kata lain agar tercapainya
hubungan yang positif dan kondusif di antar siswa yang bertikai atau bermusuhan.

2.1.7 Jenis Bimbingan BK


a. Bidang Bimbingan Pribadi
Yaitu membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.
b. Bidang Bimbingan Sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah berusaha
iriembatu pesrta didik meiigeiial dan berhubungan dengan lingkungan sosixlnya yang
dilandasi budi pekerti, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan.
c. Bidang  Bimbingan Belajar
Dalam bimbingan belajar, layanan bimbingan konseling membantu peserta didik untuk
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai
pengetahuan dan keterampilan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi

9
dan kesenian serta mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat
yang lebih tinggi atau untuk teijun ke lapangan pekerjaan tertentu.
d. Bidang Bimbingan Karir
Merupakan bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan
pemecahan masalah-masalah karier, seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas
kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri. pemecahan masalah-masalah karier yang
dihadapi dan lain-lain.

10
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru BK di SMA YP Karsa Utama Sejahtera yang
bernama ibu Badriah.

3.2 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini mengambil lokasi Medan, tepatnya di jalan Suluh No. 80A Sidorejo Hilir,
Kec. Medan Tembung Sumatera Utara. Pemilihan tempat ini karenakan disekitaran daerah ini
merupakan daerah tempat tinggal para peneliti. Dan bertepatan pada hari Kamis, 10 Maret 2022.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancarai subjek. Wawancara menurut
Esterberg dalam Sugiyono (2015:72) adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk
bertukar informasi maupun suatu ide dengan cara tanya jawab sehingga dapat di kerucutkan
menjadi sebuah kesimpulan atau makna dalam topic tertentu.

3.4 Langkah-langkah Penelitian

 Memiliki instrument mini riset


 Menentukan sekolah untuk melakukan mini riset
 Setelah diberikan izin oleh pihak sekolah kami membuat janji kepada guru BK untuk di
wawancarai
 Mendiskusikan dengan kelompok untuk memahami instrument yang akan ditanyakan
kepada guru BK secara langsung
 Tepatnya pada hari kamis kami melakukan wawancara instrument mini riset dengan guru
BK dan mengambil dokumentasi dengan guru BK
 Berdiskusi dengan kelompok untuk menyusun laporan
 Membuat laporan mini riset

11
3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara memperoleh data-data yang diperlukan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah wawancara. Tujuan dari
penggunaan wawancara adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, pihak
yang diwawancarai dapat diminta untuk mengemukakan pendapat dan ide nya (Esterberg dalam
Sugiyono, 2015:73).

Wawancara adalah suatu bentuk percakapan secaralangsung dengan maksud tertentu.


Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
(Moleong, Lexy. 2007 : 186). Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya
menetapkan sendiri masalah dan pertanyaanpertanyaan yang akan diajukan.

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang
subjek.

3.6 Hasil penelitian

Adapun hasil penelitian yang kami dapat dari hasil wawancara dengan guru BK SMA YP
Karsa Utama Sejahtera Medan adalah sebagai berikut terlampir dibawah ini.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Program BK merupakan satuan rencana keseluruhan kegiatan BK yang akan


dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti periode bulanan, semesteran dan
tahunan. Dengan demikian, ada program tahunan BK, program semesteran BK yang
seterusnya akan dijabarkan ke dalam program bulanan, mingguan dan harian. Program ini
memuat unsur-unsur yang terdapat di dalam berbagai ketentuan tentang pelaksanaan BK
dan diorientasikan pada pencapaian tujuan kegiatan BK di sekolah.
Penyusunan program penting dilakukan sebelum mengentaskan permasalahan
peserta didik sangatlah penting bagi guru BK, karena dengan adanya program ini dapat
memudahkan guru BK dalam melaksanakan program yang akan diberikan kepada peserta
didik. Untuk membuat program bimbingan dan konseling yang efektif diperlukan
perencanaan yang matang, sehingga tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan harapan dari
pendidikan dan individu.

4.2 Saran

Berdasarkan Riset yang kami lakukan ada beberapa saran yang ingin kami
sampaika yaitu:

a) Guru BK diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam membuat dan


melaksanakan program terkait dengan permasalahan yang sedang dialami peserta
didik

b) Kepala Sekolah diharapkan agar lebih memperhatikan kinerja guru BK dalam


melaksanakan program terkait dengan permasalahan yang terdapat pada peserta didik.

13
LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai